Austin-Sparks.net

Marilah Kita Beralih Kepada Perkembangannya Yang Penuh

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Let Us Press on unto Full Growth". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

“Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh” (Ibrani 6:1).

Saya telah membagi kata-kata ini menjadi dua bagian. Yang pertama adalah: “Marilah kita beralih,” dan bagian yang kedua adalah: “kepada perkembangannya yang penuh.” Kata-kata ini berarti bahwa kita tidak hanya akan terus berlanjut sebagai sekedar orang Kristen. Saya tidak berbicara kepada saudara tentang hanya sekedar terus menjadi seorang Kristen dalam arti bahwa saudara hanya tidak menyerah menjadi seorang Kristen dan berpaling kembali. Itu mungkin adalah hal yang sangat penting, tapi itu bukanlah apa yang bagian dalam Ibrani ini sedang bicarakan.

Kita mungkin hanya sekedar meneruskan menjadi seorang Kristen, atau pekerja Kristen, atau menjadi misionaris, tapi itu bukanlah apa yang dimaksudkan di sini. Rumah masa kecil saya adalah di Skotlandia dan dari jendela ruang saya, saya bisa melihat beberapa gunung. Ketika saya masih cukup kecil, saya melihat keluar dari jendela itu dan melihat gunung-gunung itu. Saya ada di sana dua minggu yang lalu dan saya sudah tua sekarang. Saya lihat dan melihat gunung-gunung yang sama itu dan mereka belum berpindah atau bertumbuh atau berubah bentuk. Tidak ada perbedaan antara mereka dari dulu sampai sekarang. Hal itu seperti beberapa orang Kristen. Mereka telah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun, tetapi mereka sama saja sekarang seperti di awal. Ya, mereka masih orang Kristen, tetapi mereka tidak pernah berpindah atau bertumbuh selama bertahun-tahun ini. Hal itu baik-baik saja untuk gunung-gunung, tapi pasti ada sesuatu yang sangat salah ketika orang Kristen menjadi seperti itu.

Jadi pasal kita berkata demikian: “Marilah kita beralih …” tidak hanya sebagai sekedar orang Kristen, tetapi “kepada perkembangannya yang penuh” – yaitu, kepada tujuan di mana kita telah menjadi orang Kristen. Sebab, ketika Tuhan membawa kita kepada diri-Nya sendiri, itu bukanlah akhir dari segalanya, tetapi hanya permulaan. Ini adalah hal yang indah untuk menjadi seorang Kristen. Allah harus mengerahkan daya tenaga yang sangat besar untuk membuat kita menjadi orang Kristen. Tapi ada hal yang masih lebih indah bagi kita dalam menjadi orang Kristen.

Saudara harus terlebih dahulu melihat di mana surat kepada orang Ibrani ini berada. Surat ini ditulis kepada orang Kristen, tetapi di mana orang-orang Kristen ini kepada siapa surat ini dituliskan? Mereka berada dalam posisi di mana umat Israel berada ketika mereka dibawa keluar dari Mesir. Apakah saudara ingat betapa besar mukjizat yang terjadi untuk membawa Israel keluar dari Mesir? Bacalah kisah itu lagi. Ini adalah kisah tentang kuasa Allah yang sangat besar. Sebab, untuk sepuluh kali segalanya berusaha untuk berdiri melawan di jalan Allah. Allah melakukan satu hal besar, tetapi Firaun tidak membiarkan mereka pergi. Kemudian Allah melakukan hal kedua yang besar, tapi Firaun masih tidak membiarkan mereka pergi. Dan jadi sembilan kali Allah melakukan hal-hal yang besar dan ketika saudara datang kepada yang kesembilan, saudara berkata pastinya ia akan membiarkan mereka pergi kali ini, tapi Firaun berkata “Tidak!” Sungguh luar biasa perlawanan terhadap kehendak Allah ini. Dan kemudian Allah melakukannya untuk yang kesepuluh kalinya dan kali ini Ia mematahkan kehendak Firaun. Ia mematahkan kekuatan Mesir dan kemudian harus menenggelamkan seluruh tentara Mesir di Laut Merah. Semua ini diperlukan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Betapa besar kuasa itu!

Yah, saya diselamatkan dengan kuasa yang sangat besar; dan Allah telah menggunakan kuasa yang sangat besar-Nya dalam menyelamatkan tiap-tiap dari kita semua. Ia telah mematahkan seluruh kekuatan Iblis untuk menyelamatkan kita. Ini adalah hal yang indah untuk menjadi milik Tuhan. Namun ketika semua yang telah terjadi, dalam kasus Israel, semua kecuali dua dari seluruh bangsa mati di padang gurun. Itu bukanlah maksud Allah dengan membawa mereka keluar. Allah telah bekerja dengan kuasa besar-Nya untuk sesuatu yang lebih dari sekedar memiliki orang-orang yang diselamatkan. Tujuan Allah adalah bahwa mereka harus masuk dan menduduk-ki negeri-negeri. Ketika mereka keluar dari Mesir mereka berada dalam gambaran dan tipe “Dalam Kristus.” Tapi pikiran Allah bagi mereka adalah untuk memasuk-ki negeri – tipe kepenuhan Kristus. Mereka tidak datang ke dalam kepenuhan Kristus karena mereka tidak terus berlanjut. Mereka dalam tipe adalah orang-orang Kristen; mereka adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Tapi Allah memiliki tujuan besar dalam menyelamatkan mereka. Dan itulah maksud dari surat kepada orang Ibrani ini. Ini tidak hanya tentang orang-orang yang diselamatkan. Saya akan berkata kepada semua orang yang berada di sini hari ini yang masih belum diselamatkan bahwa saudara kehilangan hal yang paling indah yang telah Tuhan lakukan bagi manusia. Sebab ini adalah hal yang sangat besar. Tetapi ketika kita telah mengatakan semua yang dapat kita katakan tentang keselamatan, ada pesan ini yang ditujukan kepada mereka yang telah diselamatkan. Ada sesuatu yang jauh lebih besar dari pada apa yang saudara pertama bayangkan dalam keselamatan saudara dan itu adalah apa yang Allah telah memanggil saudara kepada. Ketika Firman Allah berkata: “Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh …,” maka harus ada sesuatu yang sangat jauh lebih banyak dalam kehendak Allah bagi kita. Jika Ia berkata “perkembangannya yang penuh,” maka perkembangan yang penuh adalah kehendak-Nya bagi kita.

Sekarang, jika saudara mengambil Alkitab saudara, saudara akan menemukan bahwa itulah semua yang terkandung dalam Alkitab. Saudara memulai Alkitab dengan kisah Adam. Meskipun Adam adalah makhluk yang indah ketika ia diciptakan, ia tidaklah sempurna, tetapi mampu diperkembangkan. Ia bisa menjadi seorang manusia yang sangat jauh lebih besar dari pada apa ia itu sebelumnya. Jadi Allah mengujinya. Apakah ia akan percaya dan menaati Allah? Semuanya tergantung pada itu. Dan karena ia tidak percaya dan taat kepada Allah, ia tidak pernah datang menjadi manusia yang Tuhan kehendaki-nya untuk menjadi. Apakah saudara ingin tahu manusia seperti apa yang Allah maksudkan Adam untuk menjadi? Nah, kita memiliki dua gambaran manusia itu. Yang pertama adalah di gunung Perubahan Rupa dengan Tuhan Yesus. Yesus disebut oleh Paulus sebagai “Manusia Kedua.” Adam terakhir, Paulus berkata, mengambil rupa seorang hamba. Dan Ia menyebut diri-Nya Anak Manusia. Sekarang, lihatlah Dia di gunung Perubahan Rupa. Ini adalah Anak Manusia yang dimuliakan, Adam terakhir seperti yang Allah kehendaki Adam pertama untuk menjadi.

Gambaran kedua ada di dalam 1 Korintus 15. Ini adalah salah satu pasal yang paling indah di dalam Alkitab. Di sana kita melihat seperti apa yang Allah maksudkan manusia untuk menjadi dan apa yang Ia kehendaki Adam pertama untuk menjadi. Di sana kita diberitahu seperti apa kita akan menjadi dalam Kristus. Saatnya akan datang ketika tubuh yang fana akan disingkirkan dan kita akan dipakaikan dengan tubuh seperti tubuh-Nya yang mulia, persis seperti tubuh Tuhan Yesus ketika Ia berubah rupa. Itu adalah hal yang sangat indah. Apakah itu terlalu indah bagi saudara? Hal ini tidak begitu indah bagi saudara seperti yang saudara pikirkan. Saudara lihat anak Allah mana pun yang telah dilahirkan kembali. Sebelum mereka diselamatkan, betapa menyedihkan wajah yang mereka miliki! Sekarang lihatlah wajah mereka. Sekarang lihatlah wajah saudara sendiri! Saya tidak pernah melihat wajah seperti ini pada orang-orang yang belum diselamatkan. Jadi sesuatu yang memuliakan tubuh kita yang fana telah dimulai. Bukankah itu hanyalah apa yang saudara katakan tentang orang-orang Kristen? Sungguh suatu kemuliaan tentang yang satu ini! Sesuatu tentang penampilan mereka itu sendiri berbeda! Sesuatu tentang kemuliaan ada di wajah mereka. Sekarang itu hanyalah awalnya. Tidak mungkin bagi kita untuk menggambarkan seperti apa kita akan menjadi kelak. Yohanes menulis: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah … tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia” (1 Yohanes 3:1-2). Artinya, kita akan menjadi sama seperti Tuhan Yesus di atas gunung Perubahan Rupa, sama seperti Yesus dengan tubuh kemuliaan-Nya.

Tapi kita harus segera pergi kembali ke Adam pertama. Itulah apa yang dikehendaki Allah baginya dan ia kehilangan semua itu karena ia tidak pergi dengan Allah. Ia berhenti, ia tidak terus berlanjut sampai perkembangannya yang penuh. Alkitab, seluruhnya, adalah semuanya tentang itu. Allah sedang mencoba untuk mendapatkan umat-Nya untuk datang sampai kepada kekedewasaan. Ia mengutus imam-imam kepada mereka untuk membawa anak-anak Allah sampai kepada perkembangannya yang penuh. Ia mengutus raja-raja untuk tujuan yang sama. Dan ketika mereka juga gagal, Ia mengutus nabi-nabi kepada mereka. Pekerjaan mereka adalah untuk membawa umat Tuhan terus berlanjut sampai kepada pikiran-Nya yang penuh bagi mereka. Dan kemudian Ia mengutus Anak-Nya dan Yesus mewakili pemikiran penuh Allah bagi kita. Tujuan Allah adalah bahwa kita harus berubah, menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Akan ada banyak orang yang akan datang kepada itu. Tujuan Allah tidak bisa dikalahkan. Dan ketika Allah memiliki hal-hal sebagaimana Ia maksudkan mereka untuk menjadi, seperti apa hal-hal akan menjadi? Di mana-mana kita melihat, kita akan melihat Tuhan Yesus Kristus. Semua orang akan mengingatkan kita pada Tuhan Yesus. Kita tidak akan melihat apa pun selain Dia di dalam orang-orang. Bukankah itu akan menjadi saat yang indah? Firman Allah berkata bahwa Yesus akan mengisi segalanya. Kita tidak akan bertemu dengan semua hal yang tidak menyenangkan yang kita temui sekarang di satu sama lain. Kita hanya akan bertemu dengan Tuhan Yesus di satu sama lain. Seluruh alam semesta Allah akan penuh akan-Nya. Sekarang, Ia telah memuji untuk melakukan itu di dalam saudara dan saya.

Ketika kita bertemu sekarang kita bertemu dengan sesuatu dari Tuhan Yesus di satu sama lain, tapi celakanya, hal ini juga benar bahwa saudara tidak hanya bertemu dengan Tuhan Yesus dalam diri saya. Masih ada sangat banyak diri saya sendiri di sana dan masih sangat banyak diri saudara sendiri di sana, sangat banyak yang bukanlah Kristus sama sekali. Tapi, puji Tuhan, Ia telah mulai melakukan sesuatu dalam kita dan Ia berkata: “Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh.” Jangan pernah menjadi puas dengan hanya memiliki sedikit dari Tuhan Yesus, dengan hanya sekedar diselamatkan. “Marilah kita berjalan terus.”

Ada kebutuhan untuk kata-kata ini untuk dikatakan kepada kita. Ketika Israel berada di padang gurun ada banyak hal yang dapat menghentikan mereka dari memasuk-ki negeri yang dijanjikan, hal di luar dan di dalam diri mereka sendiri.

Ungkapan kecil ini “Marilah kita” sering muncul dalam kitab Ibrani. Dua kali di pasal 12 kita temukan: “Marilah kita menanggalkan semua beban … dan berlomba dengan tekun.” Penulis ini merangkumnya dalam gambar perlombaan. Sekarang, orang-orang muda bisa menghargai ini. Saudara semua tahu apa yang diperlukan untuk memenangkan perlombaan. Jika seorang laki-laki datang untuk berlomba dalam perlombaan dengan semua pakaiannya dan bundelan di bawah lengan masing-masing dan satu lagi di atas kepalanya, saudara akan berkata bahwa ia tidak akan pernah bisa menang. Tidak akan ada harapan baginya. Kita akan berkata, “Sekarang, anak muda, singkirkan bundelan-bundelan itu dan semua pakaian yang engkau bisa luangkan.” “Tanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi-mu.”

Itulah apa yang rasul sedang bicarakan. Pertama, mari kita berlanjut dan untuk berlanjut, kita harus menanggalkan semua beban. Dan kemudian, mari kita berlomba. Ketika orang-orang berlari, mereka biasanya memiliki suatu alasan. Jika saudara melihat seorang laki-laki atau perempuan muda berlari, saudara mungkin bertanya-tanya apa semua itu. Tetapi jika saudara melihat seorang laki-laki atau perempuan berusia berlari, saudara akan berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang sangat penting atau serius. Dan ketika Rasul Paulus berkata, “Mari kita berlomba” ia berarti bahwa ada sesuatu yang sangat penting dan kita harus menyadari betapa pentingnya hal itu. Ini adalah hal yang sangat penting bahwa kita harus datang ke kepenuhan Kristus. Jadi kita harus menjadi seperti orang-orang ini yang berlomba dan yang berkata bahwa mereka tidak akan membiarkan apa pun mencegah mereka dari berlomba.

Ini adalah lari cepat – lari cepat orang-orang yang berarti bisnis. Kita akan memiliki tidak kurang dari semua yang Allah maksudkan dengan keselamatan kita. Sekarang ini adalah hal yang sangat serius dan saya pikir saya bisa menggambarkan seberapa seriusnya hal ini dapat menjadi.

Kita memiliki ilustrasi yang besar dan menyedihkan di dunia saat ini. Kita melihat tanah besar Cina. Ada sangat banyak orang Kristen di tanah Cina ketika Komunis datang dan penganiayaan terhadap orang Kristen dimulai. Banyak yang dijebloskan ke dalam penjara dan sejumlah besar dibunuh. Hampir di mana-mana orang-orang Kristen dibuat menderita. Dan hal ini demikian sekarang. Nah, apa yang terjadi? Hal yang menyedihkan adalah bahwa sejumlah besar telah melepaskan cinta mereka terhadap Tuhan. Di sisi lain ada orang-orang yang telah terus berlanjut dan telah berdiri teguh. Apa yang membuat perbedaan itu? Mereka yang telah berpaling dari Tuhan adalah mereka yang tidak terus berlanjut dengan-Nya. Pada satu titik mereka berkata bahwa mereka tidak akan berjalan dengan-Nya lebih jauh. Mereka mencintai kehidupan mereka sendiri lebih dari Tuhan. Tapi yang lainnya berkata, bahwa itu tidak bermasalah jika mereka kehilangan nyawa mereka; mereka akan berjalan terus dengan-Nya.

Hal ini bermasalah apakah kita berjalan terus dengan Tuhan atau tidak. Hari seperti itu mungkin sangat dekat bagi kita, ketika ini mungkin akan menjadi jauh lebih mahal untuk menjadi milik Tuhan daripada sekarang. Itulah bagaimana keadaannya ketika rasul menulis surat ini. Orang-orang Kristen ini kepada siapa ia menulis, sedang menderita karena mereka adalah milik Tuhan. Kehinaan Kristus datang kepada mereka.

Yesus tidak dicintai oleh dunia maupun oleh bangsa Yahudi, dan mereka yang adalah milik-Nya menderita dengan-Nya. Jadi, “Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya” (Ibrani 13:13). Namun banyak yang berkata bahwa mereka tidak tahu apakah mereka akan berjalan lebih lanjut. Hal itu terlalu mahal bagi mereka dan mereka pikir mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri dari banyak masalah jika mereka tidak berjalan lebih lanjut. Dan kepada orang-orang inilah surat ini dituliskan.

Bacalah surat ini dan perhatikan berapa kali kalimat “Marilah kita” terjadi. “Baiklah kita waspada” (Ibrani 4:1), “Marilah kita … menanggalkan semua beban” (Ibrani 12:1), “Marilah kita berlomba” (Ibrani 12:1), “Marilah kita beralih” (Ibrani 6:1). Carilah mereka dan saudara akan melihat berapa banyak dari kitab ini diringkas dalam kalimat “Marilah kita” itu.

Jadi, mari kita berjalan terus!

Ada sedikit kata kecil lain yang digunakan. Saya tidak akan mengambil waktu untuk beralih ke semua referensi-referensinya sekarang, tetapi saudara akan menemukannya di mana-mana dalam kitab ini, jadi saya akan menyebutkannya. Kata ini adalah kata “supaya jangan.” Pelajarilah kata itu untuk diri saudara sendiri. “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan … supaya kita jangan” (Ibrani 2:1). Kita harus sangatlah berwaspada. Ayat ini adalah gambar kata sebuah kapal yang sedang datang memasuk-ki pelabuhan. Saya pernah memiliki perahu dan masuk ke pelabuhan di dalamnya. Saya pernah mengarahkan ke arah tambatan dan ketika saya sampai di dekat tambatan itu, saya mengambil pengait-perahu dan mencoba untuk mengait tambatan saya. Mungkin air pasang dengan cepat dan angin mungkin menjadi kuat dan saya mungkin hanyut melewati tambatan saya dan tidak mendapatkan mereka. Dan betapa besar masalah yang diartikan dari itu. Saya harus memulai mesin lagi dan pergi ke laut dan balik kembali dan mencoba semuanya lagi. Itulah gambarnya di sini. Bertekunlah supaya jangan saudara lewatkan apa yang Allah telah memanggil saudara untuk dan harus memulai dari awal lagi. Mereka yang telah hanyut menjauh dari Tuhan adalah orang-orang yang paling sengsara, sehingga kata-kata ini berkata: jangan menjadi orang yang paling sengsara. Pergilah, jalan terus dengan Tuhan. Dan jika saudara telah kelewatan jalan, kembalilah; Ia menunggu untuk menerima saudara dan belum menyerah terhadap saudara. Ia berkata kepada kita semua: “Mari kita berjalan terus.”

Kita dapat mengatakan semua yang telah dikatakan dalam beberapa kata dan dalam waktu singkat, tetapi hal ini akan membutuhkan seluruh hidup kita untuk menjalankannya. Kita pergi berjalan terus selama hidup kita, tapi kepenuhan hanya di akhir. Tapi akan ada lebih banyak Kristus di sepanjang jalan. Itu adalah hal yang indah yang dapat dikatakan.

Bolehkan saya berikan kesaksian saya? Apa yang kita katakan harus benar dalam diri kita sendiri. Ada waktu dalam hidup saya ketika saya banyak berkhotbah dan banyak orang memanggil saya untuk berkhotbah. Dan semuanya itu menjadi sebuah beban yang sangat berat. Saya bekerja siang dan malam untuk menemukan sesuatu untuk diberitakan. Saya memiliki perpustakaan dua ribu buku – semuanya yang terbaru – dan bisnis berkhotbah ini adalah beban yang besar bagi saya. Saya merasa seperti orang-orang Israel yang kasihan ketika Firaun mengatakan bahwa mereka harus mencari jerami untuk membuat batu bata mereka sendiri; saya mencari di mana-mana untuk jerami itu.

Harinya datang ketika saya berkata bahwa saya tidak bisa berjalan terus seperti itu lagi. Orang-orang mungkin berpikir saya adalah seorang pengkhotbah yang baik, tetapi mereka tidak pernah tahu sebagaimana sengsaranya pengkhotbah itu. Jadi suatu hari saya pergi ke kamar saya dan menutup pintu. Saya berlutut dan berkata kepada Tuhan bahwa saya tidak bisa berjalan lagi, kecuali Ia melakukan sesuatu untuk saya lebih besar dari pada apa yang pernah Ia lakukan sebelumnya. Jika tidak, saya akan menyerah menjadi pengkhotbah. Dan saya serius. Saya seharusnya mengirim surat pengunduran diri saya sebab saya adalah seorang pelayan dari sebuah jemaat.

Tuhan sesungguhnya melakukan sesuatu. Ia membawa saya ke Alkitab saya, kepada Roma 6. Dan saya membaca empat ayat pertama. Ini bukanlah kata-kata yang baru bagi saya; saya mengenal mereka dengan cukup baik. Sebagai seorang guru Alkitab, saya bisa memberitahu saudara apa yang ada di kitab apa pun dari Alkitab dan saya tahu Roma dan bisa mengutip ayat-ayat itu. Tapi Tuhan berbicara kepada saya pada hari itu dan itu seolah-olah Ia meletakkan jari-Nya pada kata-kata itu dan berkata: “Apakah engkau tahu bahwa ketika Aku mati, engkau mati, dan tidak hanya sebagai orang berdosa, tetapi sebagai seorang manusia dan tidak hanya sebagai seorang manusia, tetapi sebagai seorang pengkhotbah. Engkau sendirilah yang telah melakukan semua khotbah-khotbah itu, dan bukan Aku yang telah melakukannya. Engkau telah melakukan semuanya sendiri. Engkau mencari subjek tertentu dan berpikir bahwa itu adalah subjek yang baik untuk dikhotbahkan dan sehingga engkau berkhotbah mengenainya. Jadi Aku telah membiarkan engkau sendiri melakukannya. Tapi ketika Aku mati, engkau pun mati. Ini tidak lagi seharusnya engkau, tetapi Aku. Akulah yang harus memutuskan apa yang engkau harus khotbahkan; Akulah yang harus memberikan pesan-pesan-mu; Akulah yang harus menjadi kebijaksanaan dan kuasa engkau dalam pelayanan engkau.”

Mereka terdengar seperti kata-kata, tetapi jika saudara telah berada dalam kondisi saya, itu akan menjadi lebih dari sekedar kata-kata. Ayat-ayat itu yang telah saya ketahui dengan sangat baiknya menjadi baru bagi saya. Saya berkata: “Ini tidak bisa lagi menjadi aku, Tuhan, tetapi ini harus Engkau. Aku tidak akan pernah berkhotbah lagi kecuali Engkau memberikan-ku pesannya!” Dan Tuhan melakukan itu. Itu lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Saya telah melakukan lebih banyak khotbah dalam tiga puluh tahun itu dari pada tahun-tahun sebelumnya. Kesaksian saya dalah bahwa tidak pernah dalam tiga puluh tahun saya harus bekerja untuk mendapatkan pesan. Ya, saya telah mempelajari Alkitab dan bekerja keras dengan Firman Allah, tetapi Allah-lah yang memberikan pesan-pesannya. Sering kali saya mulai dan saya dapat berlanjut terus dan terus dan itu akan menjadi sukacita untuk melakukannya. Saudara lihat, kita dapat memiliki kepenuhan Kristus di sepanjang jalan.

Di dalam Perjanjian Baru saya, ada satu bagian yang lebih ditandai dari pada bagian-bagian lainnya dan itu adalah surat kepada Jemaat di Efesus. Saya telah berbicara lebih banyak tentang surat itu daripada bagian lain apa pun dari Alkitab. Namun sementara hal itu benar, dan saya telah berpikir tentang surat itu selama bertahun-tahun, saya merasa seolah-olah saya tidak mengetahui apa pun tentang surat itu. Sesuatu yang lebih datang kepada saya setiap kali saya kembali kepadanya. Dan saudara tahu bahwa ini adalah surat mengenai kepenuhan Kristus. Kita tidak akan pernah bisa menghabiskan itu. Kita bisa mengetahui sesuatu yang lebih akan Dia di sepanjang jalan. Itulah bagaimana hal itu seharusnya. Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh. Ada jauh lebih banyak lagi di hadapan kita daripada apa yang dapat kita bayangkan.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.