Austin-Sparks.net

Penjelasan mengenai Kodrat dan Sejarah “Pelayanan Ini”

oleh T. Austin-Sparks

Pertama kali diterbitkan sebagai Surat Penerbit di dalam majalah "A Witness and A Testimony" Mar-Apr 1956, Vol. 34-2. Lalu diterbitkan sebagai buku kecil pada tahun 1956. Judul asli: "An Explanation of the Nature and History of 'This Ministry'". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Dengan berkembangnya dan penguatan pelayanan ini, ada permintaan untuk keterangan dan permohonan yang semakin meningkat untuk beberapa pernyataan singkat mengenai sejarah dan kodrat rohani pelayanan ini. Kebutuhan ini tampaknya juga semakin ditekankan oleh kesalahpahaman dan kekeliruan yang terus bertumbuh mengenai pelayanan ini. Di bawah tekanan yang cukup besar, oleh karena itu, dan dengan keinginan untuk membantu semua pihak yang bersangkutan, saya sedang berusaha, dalam kompas yang sekecil mungkin, untuk membuat menjadi tersedia penjelasan ini.

“Saksi dan Kesaksian” adalah sebuah majalah kecil di mana kami berusaha untuk melayani umat Tuhan setiap bulan kedua dengan berbagai macam pelayanan, seperti makanan rohani, terang rohani, dan instruksi sebagaimana yang diberikan-Nya. Pada saat penulisan ini, majalah ini telah mendekati akhir tahun ketiga puluh tiganya penerbitan. Sangat banyak dasar yang telah dibahas dalam periode yang panjang ini, dan apa yang kami tulis di sini hanyalah pemberitahuan yang sangat singkat dari sifat-sifat utamanya dari pelayanan ini.

Di balik pelayanan tertulis dan tercetak ini, ada setubuh umat yang telah berkembang dari sebuah kelompok kecil menjadi sebuah keluarga yang sangat besar. Hal ini benar secara lokal dan di seluruh dunia. Sebagian besar dari apa yang telah diterbitkan telah pertama diberikan dalam pelayanan khotbahnya, baik kepada kelompok lokal atau kepada konferensi periodik yang diadakan biasanya lima kali dalam setahun. Beberapa buku, namun, telah ditulis langsung.

Hal ini diperlukan untuk dikatakan, karena kami ingin dimengerti bahwa segala sesuatu terkait secara vital dengan kebutuhan sesungguhnya yang terus berkembang dari kehidupan rohani dari sebuah tubuh perwakilan umat Allah. Memang, umat-umat-lah yang telah membuat pelayanan ini diperlukan, memberikan makna kepada-nya, dan yang menariknya keluar. Ini tidak lain lagi, adalah cara Allah memberi! Ini, maka, bukan hanya sekedar materi pelajaran yang bersifat berbuku, dipelajari dan tertutup, melainkan pelayanan ini selalu adalah panggilan dan jawaban dari kondisi hidup.

Selama bertahun-tahun ini, telah terjadi perubahan dan perkembangan dalam ukuran dan bentuk, dalam penekanan dan presentasi, karena di mana terdapatkan hidup dan pertumbuhan, hal ini harus selalu ada, asalkan fondasi pentingnya tetap benar dan tidak berubah. Penyesuaian di hadapan cahaya yang semakin penuh atau pemahaman yang lebih baik adalah hal yang penting demi pertumbuhan yang benar dan tepat, dan kami terus mencari kasih karunia ini, dan akan terus mencarinya sampai akhir. Ini bukanlah hak kami untuk berbicara tentang apresiasi yang telah tumbuh dan telah diberikan ekspresi yang begitu luas, tapi kami dapat berbicara tentang bantuan yang telah kami terima dari Tuhan dan oleh apa kami telah disanggupkan untuk berlanjut terus sampai hari ini. Ketika kami mengatakan itu, kami mengatakan sangat banyak, karena, jika hal ini tidak demikian, kami tidak mungkin selamat dari upaya banyak sisi Iblis untuk mengakhiri pelayanan ini, dan antagonisme yang begitu besar dari banyak orang yang berpikir bahwa mereka melayani Allah dalam menentang pelayanan ini dan kami.

Sebelum kami berlanjut untuk menguraikan pesan ini, perbolehkanlah saya untuk membuat penekanan lebih lanjut ini. Ini bukanlah kebenaran yang hanyalah dalam arti teknis atau ajaran yang kami ingin sebarkan. Kami benar-benar dapat mengatakan dengan Paulus, meskipun sekarang hanya dalam arti sekunder-nya (yaitu, melalui Kitab Suci), “Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.” Ini hanyalah setelah dibawa ke pengalaman yang dalam dan menyakitkan bahwa kami telah datang untuk melihat Anak Allah dalam kepenuhan kepentingan-Nya yang lebih besar, dan bahwa kami benar-benar dapat mengatakan bahwa setiap sinar segar cahaya hidup telah lahir dari penderitaan yang gelap dan pahit. Jadi demikianlah kami akan memilikinya; sebab jika ada satu hal yang lebih dari yang lain dari apa kami akan diselamatkan, ini adalah dari memiliki ajaran kami tidak dalam kaitan pentingnya dengan pengalaman kami. Jangan sampai kami harus pernah turun sampai ke apa yang hanyalah “pelajaran” belaka! Kami tidak ingin mengetahui lebih banyak kebenaran selain melalui pengalaman. Ini adalah aksioma atau prinsip yang tetap bahwa nilai-nilai rohani dan kekal hanya dapat dilayani sebagaimana mereka telah terbukti menjadi kuasa hidup dalam mereka yang melayaninya. Kami hanya sanggup menghibur orang lain dengan penghiburan yang kami sendiri telah terima dari Allah. Orang lain hanya benar-benar dapat dibantu dengan apa yang telah menjadi kuasa hidup dalam calon penolong. Hanya informasi itu sendiri, sebagaimana benar dan ortodoks-nya, seberapa sangat dipegangnya dalam keyakinan dan diteruskan dalam gairah, akan kekurangan kualitas atau nilai konstitusi rohani yang penting dan sangat diperlukan. Oleh karena itu, ini selalu adalah cara Allah untuk membangkitkan sebuah alat, secara perseorangan atau perkumpulan, di mana pesan-Nya telah ditempa oleh nyala api siksaan. Utusan-Nya tidak hanya harus memiliki pesan dalam dirinya, melainkan ia harus ada di dalam pesan itu: tidak hanya dalam pikiran dan perasaan, tetapi dalam pengalaman dan keberadaan.

Ini, yang menjadi cara hidup, dalam menetapkan kodrat dan isi dari, khususnya, pelayanan ini, saya akan mengikuti sejarah perjalanan dan pertumbuhan rohani kami sendiri, daripada bekerja mundur ke belakang dari posisi saat ini. Seperti yang telah kami katakan, berbagai buku yang telah menjadi selama bertahun-tahun ini, tidak lain adalah ekspresi penekanan yang progresif dan banyak sisi dalam hati kami, dan ini mewujudkan sejarah penanganan Allah dengan kami dalam pengalaman dan pencahayaan. Nilai-nilai mereka hanya terbaring dalam seberapa banyaknya mereka mampu menyentuh umat Tuhan pada titik pengalaman dan kebutuhan itu, yang merupakan kesempatan diproduksinya mereka. Kecuali ada kebutuhan yang dirasakan seperti itu, buku-buku ini tidak akan menjadi lebih dari sekedar kata-kata.

Tidak ada siapa pun yang harus membayangkan bahwa kami berpikir tentang apa yang berikut di sini sebagai “wahyu khusus,” atau menganggap pengalaman kami sebagai yang unik. Kami secara positif menolak tuduhan bahwa kami mengklaim untuk memiliki wahyu khusus. Tidak ada yang kami dapat tetapkan yang adalah baru dalam dirinya sendiri, tetapi semuanya dapat ditemukan dalam Firman Allah. Hal ini hanyalah baru sebagaimana hal-hal adalah baru ketika mereka datang dengan segala dampak sebuah wahyu kepada mereka yang bersangkutan, meskipun orang lain mungkin telah melihatnya dari jauh sebelumnya. Ini bukanlah hal-hal dalam diri mereka sendiri, tapi kuasa dan hidup saat mereka datang pada kita seolah-olah melalui wahyu, yang merupakan sebuah pelayanan. Oleh karena itu, tidak ada yang dapat berharap untuk menemukan di sini “wahyu” baru, tapi mungkin saja bahwa apa yang ada di sini akan datang kepada beberapa – seperti hal ini datang kepada kami – seperti sebuah wahyu baru. (Dalam menggunakan bentuk jamak, “kami” dan “kita,” dalam pernyataan ini, maksud saya adalah perkumpulan-perkumpulan, yang ada di sini dan yang tersebar di seluruh dunia, mengenai siapa saya tahu bahwa hal-hal ini adalah kenyataan).

Ini adalah setelah bertahun-tahun pengajaran Alkitab, pelayanan penginjilan, perusahaan misionaris, dan kegiatan-kegiatan Kristen bervariasi bahwa Tuhan membawa kami, dengan cara yang efektif-Nya sendiri, untuk melihat, seperti yang tidak pernah kita lihat sebelumnya –

Arti Yang Lebih Penuh Tentang Salib

Ini adalah tahap pertama dalam kehidupan yang sama sekali baru di bawah langit terbuka. Seperti kami yang telah kemudian datang melihat, Salib (atau sejenisnya – Mezbah) selalu adalah titik permulaan baru Allah dalam perwujudan pikiran penuh-Nya. Titik mulai, kami katakan; karena Kalvari bukanlah akhir dalam dirinya sendiri, melainkan awal dari segalanya. Mengenai arti objektif Salib, tidak diperlukan penyesuaian apa pun. Nilai besar akan Anak Domba yang telah tersembelih, yang terkait dengan tahap atau tingkat pertama pengalaman orang Kristen, puji Tuhan, ada di sana. Pembebasan dari hukuman beristirahat di atas dunia; pembebasan dari hukuman dan kematian; pembebasan dari kezaliman atau belenggu dari hati nurani yang jahat – semua dalam kebajikan dari kebenaran, sesuai dengan iman pada Yang Benar itu yang mempersembahkan diri-Nya sendiri tanpa cacat kepada Allah bagi kita: inilah di mana kami berdiri, oleh kasih karunia-Nya. Apa Kristus bagi kami dulu dan sekarang, oleh Salib-Nya, adalah jangkar pengikat kita. Penangkapan dan apresiasi semua itu tidak pernah berhenti bertumbuh, dan menjadi lebih dalam, lebih lengkap, lebih kuat hari ini dari pada hari-hari sebelumnya.

Selain itu, kami tahu dengan cukup baik bahwa posisi dasar ini merupakan obyek serangan tak berujung dan antagonisme pahit Iblis. Dan hal ini akan tetap demikian sampai akhir. Ia tahu betul bahwa segala sesuatu yang lain akan dibahayakan dan difrustrasikan jika ia bisa menggoncang posisi seorang percaya mengenai apa Kristus itu baginya. Siapa yang berguna bagi Allah atau manusia, dalam nilai kekal, yang tidak pasti mengenai penerimaannya dalam Kekasih? Siapa yang bisa terhitung dalam alam apa pun secara rohani, yang belum memiliki jaminan yang pasti bahwa dalam Kristus Yesus, mereka dianggap benar, apa pun mereka itu mungkin dalam diri mereka sendiri? Setiap panah api dari si jahat akan tusuk masuk jika baju ziarah keadilan dan perisai iman ini tidak tegas ditangkap dan diterapkan. Ya, arti objektif dari Kalvari – Kristus yang disalibkan – sangatlah penting tak terkatakan dalam hal pendirian seorang percaya, dan kami tidak pernah bisa berhenti untuk menjaga ini tetap dalam pandangan penuh dan memartilkannya sampai masuk ke dalam.

Tapi, setelah kami memperhitungkan hal ini dan telah menerapkannya dengan baik, ini mungkin hanya berhubungan dengan pembebasan dari “Mesir.” Karena sudah jelas bahwa semua yang telah kami katakan dan sebutkan sejauh ini terhubung dengan “peralihan” (atau pemindahan) keluar dari kuasa kegelapan ke dalam Kerajaan Kasih Anak Allah. Itu adalah hal yang perkasa yang terjadi di Mesir, dalam kebajikan Anak Domba yang disembelih dan darah yang ditumpahkan dan ditaburi, dan itu memiliki unsur-unsur dan nilai-nilai yang tetap. Tapi ada masih banyak lagi yang dibutuhkan. Sementara perbudakan lahiriah telah dihancurkan, yaitu, ikatan yang berarti terlibat dalam azab dunia, masih tetap ada perbudakan batiniah. Israel di padang gurun merupakan kuasa hidup alami, hidup diri, “daging”. Umat Allah, ya! Ditebus, ya! Di dalam Kerajaan, ya! Ahli waris dari janji-janji, ya! Tapi tidak berjalan jauh; tidak efektif, tidak berbuah, naik turun dan terus berkeliling: dan selalu mengandalkan belas kasihan dari hidup indera. Mereka bahkan, kadang-kadang, membayangkan bahwa mereka mungkin memiliki waktu yang lebih baik saat mereka masih berada di Mesir. Sebuah kondisi yang aneh dan berkontradiksi bagi mereka yang, di saat-saat yang lebih baiknya mereka, mereka telah begitu yakin bahwa mereka telah ditebus oleh Allah! Hidup di padang gurun ini mewakili banyak pengeluaran energi, banyak usaha yang melelahkan, banyak kerinduan dan aspirasi, banyak pelayanan dan ketaatan dan kegiatan beragama, tapi tidak pernah berhasil melewati, dan itu hanya menjadi satu lingkaran besar, kembali lagi, pada dasarnya, ke tempat di mana mereka berada sebelumnya.

Nah, ini adalah pada beberapa titik tersebut bahwa makna yang lebih lengkap dari Salib dibuat terdamparkan pada kebutuhan kita yang lebih besar. Ini adalah bagian dari sifat hal-hal bahwa kita tidak pernah belajar dengan cara yang penting melalui informasi. Kita hanya benar-benar masuk ke yang baik dari hal-hal dengan “menanggung beban yang begitu besar dan begitu berat.” Jadi Tuhan harus mengambil banyak waktu untuk membuat sejarah rohani. Ketika akhirnya mata kita terbuka, kita berseru, O, mengapa kami tidak melihat itu sebelumnya! Tapi segala sesuatu yang lain harus terbuktikan tidak cukup sebelum kita bisa benar-benar diperlihatkan, dan hal ini membutuhkan waku. Demikianlah kita dipalingkan pada jam-jam gelap itu pada Roma pasal enam, dan, hampir seolah-olah Ia berbicara dalam bahasa yang dapat didengar, Tuhan berkata: “Ketika Aku mati, kamu turut mati. Ketika Aku pergi ke kayu Salib, Aku tidak hanya mengambil dosa-dosa-mu, tapi Aku mengambil-mu. Ketika Aku mengambil kamu, Aku tidak hanya mengambil-mu sebagai orang berdosa, sebagaimana kamu mungkin menganggap diri-mu sendiri, tapi Aku mengambilmu sebagai segala yang kamu adalah dalam kodrat-mu; yang baik (?) juga yang buruk; kemampuan-mu serta kecacatan-mu; ya, setiap sumber daya-mu. Aku mengambil-mu sebagai seorang “pekerja,” seorang “pengkhotbah,” seorang yang mengatur! Salib-Ku berarti bahwa bahkan tidak bagi-Ku, kamu dapat menjadi atau berbuat apa pun dari diri-mu sendiri, tetapi jika harus ada apa pun yang berarti, hal itu harus datang dari-Ku, dan itu berarti hidup dengan ketergantungan dan iman yang mutlak.”

Pada titik ini, oleh karena itu, kami terbangun pada prinsip dasar kehidupan Tuhan kami sendiri sementara Ia hidup di sini, dan ini menjadi hukum segala sesuatu bagi kami sejak saat itu. Prinsip itu adalah: “sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,” tapi “segala sesuatu datang (keluar dari) Allah.”

“Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).

“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri: Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar” (Yohanes 5:30).

“Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16).

Kami melihat bahwa kata-kata ini menjelaskan begitu banyak hal-hal yang aneh dan – secara alami – membingungkan dalam perilaku-Nya: bertindak dan menolak untuk bertindak; pergi dan menolak untuk pergi; berbicara dan menolak untuk berbicara. Kemudian, kami datang untuk melihat bahwa ini adalah seluruh makna hidup dalam Roh, dan bahwa ini adalah hidup yang sama sekali berbeda dari jalan-jalan alami manusia, bahkan dari orang-orang Kristen (lebih lanjut lagi tentang ini nantinya). Pada saat penglihatan ini, ini adalah masalah hukum ini menjadi dasar, mutlak, dan mutakhir, dan ini adalah sesuatu yang sama sekali berbeda dari apa yang telah ada di semua ide-ide dan kegiatan-kegiatan kita dalam kehidupan dan pekerjaan orang Kristen.

Wahyu yang demikian, jika ini akan menjadi hal yang mengejutkan dan memecahkan, sehingga tidak ada lagi kekuatan yang tersisa dalam diri kita, membutuhkan latar belakang yang penuh dengan banyak usaha yang sia-sia. Tapi kemudian, hal ini membawa dengan-nya implikasi yang besar. Sementara suatu akhir ditulis dengan besar pada Salib, dan sementara akhir itu harus diterima memang sebagai akhir kita, sehingga tidak akan ada apa pun lagi sejauh mana kita bersangkutan, Yesus hidup! dan itu berarti kemungkinan yang tak terbatas.

Jadi kami datang untuk melihat bahwa Laut Merah dan sungai Yordan hanyalah dua sisi dari satu Salib yang sama. Keduanya melambangkan kematian rohani dan kebangkitan orang percaya, tetapi yang terakhirnya membawanya ke dalam alam lain. Yordan melihat pembebasan dari hukuman, maut, dan azab, dibawa sampai ke pembebasan dari diri sendiri; ini adalah pemutusan praktikal dari apa yang sudah mati dan apa yang telah bangkit. Pada bagian pertama, ini adalah dosa-dosa saya; pada bagian kedua ini adalah diri saya sendiri. Pada penyeberangan sungai Yordan monumen dua belas batu, sejenis orang Israel itu sendiri, dibiarkan terkubur di tengah-tengah sungai, seolah-olah untuk menandakan bahwa hidup diri padang gurun adalah untuk selanjutnya diperhitungkan sebagai yang telah dihakimi dan diakhiri secara sepenuhnya seperti perbudakan kepada Firaun. Dan kemudian peringatan lain dari dua belas batu diambil dari tengah-tengah sungai dan diletak-kan di tepi tanah Kanaan, sebagai jenis diri mereka sendiri, yang bangkit tidak hanya pada hidup yang baru, tetapi juga pada pemisahan yang abadi dan praktikal dari diri mereka yang telah mati dan dikuburkan. Semua ini adalah oleh persatuan dengan Kristus yang disalibkan dan bangkit: sebab para imam berdiri di pertengahan perairan sungai Yordan dengan Tabut Perjanjian dan Tutup Pendamaian yang bernoda darah di atas bahu mereka, sejenis Kristus dalam maut, namun menang atas maut dalam kebajikan darah-Nya: sebab batu-batu pertama diletakkan tepat di mana kaki para imam telah berdiri.

Israel menurut daging di padang gurun, dan Israel menurut Roh di Kanaan, sedangkan keduanya telah mengetahui berkat keselamatan dari penghakiman, mereka seperti dua orang yang berbeda. Jadi demikianlah dengan kita. Perbedaannya tak terkatakan besar. Seseorang yang telah menonjol dalam pekerjaan Kristen selama bertahun-tahun menjelaskan perbedaannya – ketika akhirnya ia mengetahuinya – bahkan lebih besar dari saat pertama kali ia mengenal keselamatan, dan itu amatlah besar. Kami tidak akan mencoba untuk meletakkan semua perbedaannya, tapi ada satu kalimat yang menempatkan begitu banyak dari semua itu ke dalam ekspresi – “langit terbuka.” Bagaimana kehidupan alami menghalangi jalan menuju hidup dalam Roh! Bagaimana melakukan, atau berusaha untuk melakukan, pekerjaan bagi Allah dalam energi alami kita sendiri menutup jalan ke energi Roh! Bagaimana aspirasi mental dan usaha intelektual kita untuk menangkap kebenaran rohani mengunci pintu menuju penerangan oleh Roh! Ya, kami tahu sesuatu tentang ini, tapi, terpujilah Allah, kami tahu sesuatu tentang “manusia duniawi” yang disingkirkan, dan kebangkitan yang lebih besar dan kepenuhan yang menaik Kristus mengambil tempatnya.

Ada tragedi ganda yang mungkin terkait dengan arti subjektif atau eksperimental dari Salib ini. Di satu sisi, ada tragedi kebodohan begitu banyak umat Tuhan, yang menyebabkan atau mengakibatkan sejarah padang gurun dalam hidup dan pelayanan. Sejumlah besar energi, pengeluaran, usaha, dan ketegangan, dengan hasil rohani yang begitu tidak sepadan. Padang gurun selalu akan menjadi tempat yang dibatasi; dibatasi oleh cakrawala indera; tidak pernah ditandai dengan realisasi kepenuhan tak terbatas emansipasi sorgawi dari yang alami.

Di sisi lain, ada tragedi bahwa makna atau penerapan Salib ini secara positif ditolak dan ditampik oleh begitu banyak umat Tuhan. Ada tubuh orang Kristen yang sangat besar yang hanya tidak mau memiliki Salib dalam sisi subjektif atau eksperimental-nya. Hal ini mengherankan kami, tetapi hal ini menjelaskan sangat banyak. Jika manusia “duniawi” (bukan berarti orang yang belum dilahirkan kembali) masih mengerahkan pengaruh dalam alam hal-hal Ilahi, pastinya akan ada terjadi sebuah sistem pengajaran yang statis, cakrawala penglihatan yang tetap, perbudakan pada tradisi yang legal, ketakutan manusia, dominasi yang mematikan akan “surat” sebagai yang lepas dari “roh,” dan banyak situasi tidak membahagiakan lainnya dari kematian rohani, pemecahbelahan yang tak berujung, dan kebanggaan rohani. Obat Paulus untuk tradisionalisme dan legalisme dalam kaitannya dengan orang-orang Kristen, adalah Kristus yang disalibkan, seperti yang dapat terlihat di “Roma” dan “Galatia.” Obat yang sama harus dikenakan untuk semua buah yang menyakitkan dari kedagingan di antara orang-orang percaya, seperti yang dapat terlihat di “Korintus.”

Mungkin penolakan penerapan Salib ini adalah karena ketakutan akan subjektivitas yang terlalu besar: yaitu, membuat orang-orang balik ke dalam diri mereka sendiri. Memang benar bahwa introspeksi adalah tanda kelemahan dan dapat menyebabkan kelumpuhan tertentu – memang, introspeksi dapat berkembang biak-kan sangat banyak hal-hal yang jahat; tapi introspeksi adalah kesalahpahaman mengenai sisi subjektif dari Salib. Ini memang akan menjadi tidak aman dan mendatangkan bencana bagi siapa pun untuk “mengambil” “pengajaran” seperti itu, jika mereka belum menetap dan didirikan pada aspek objektif itu, yang menyelesaikan sekali untuk selamanya segala pertanyaan mengenai “segala kebenaran” dan penerimaan dalam Kristus melalui iman dalam kesempurnaan-Nya bagi kita. Tidak; Israel di Kanaan tidak mewakili introspektif sibuk-akan-diri dan keterlibatan mengerikan mengenai berapa banyak lagi mereka secara pribadi harus disalibkan. Mereka bebas, dan bebas untuk melakukan bisnis Tuhan. Arti Salib bagian “Yordan,” membawa, sebagaimana dibawanya, aspek “Laut Merah”-nya ke dalam alam hidup-diri, yang berarti pembebasan dari diri, dan ini hanyalah kontradiksi terhadap Salib jika seorang Kristen masih terpikat dengan penyaliban-diri. Tapi “Yordan” adalah krisis besar, dengan aplikasi yang taat dan pekerjaan yang progresif.

Krisisnya seperti sentuhan pada otot paha Yakub. Kekuatan alam pastinya dan secara permanen lumpuh, sehingga “Yakub” akan membawa veto itu sampai hari terakhirnya, ketika ia masih akan “bersandar pada bagian atas tongkatnya.” Pekerjaan yang progresif akan berada dalam penemuan akan berapa banyaknya yang kita tidak dapat lakukan – tidak diperbolehkan untuk lakukan – dari diri kita sendiri, karena dasar larangan Salib itu. Hal ini mungkin akan membawa kita sejauh hal ini membawa Paulus, yang dalam satu pengalaman yang tak tertandingi berkata:

“Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami” (“putus asa” di sini berarti “tampaknya tidak ada jalan keluar untuk hidup”): “Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2 Korintus 1:8-9).

Kerja Salib di sini adalah masalah subjektif-objektif, dan tidak ada hubungannya dengan pendirian atau penerimaan kita, melainkan dengan kepenuhan Kristus. Karena pentingnya krisis dan proses ini harus ditekankan kepada orang Kristen, banyak yang telah membiarkannya untuk masuk ke dalam alam yang salah dan hampir membawa mereka kembali ke perbudakan “Mesir.” Jika Tuhan membawa kita ke keputus-asaan Kadesh-Barnea dan kemudian menunjukkan kepada kita Roma 6, atau Galatia 2:20, kita harus menyerah pada posisi kematian kita dengan Kristus mengenai diri kita sendiri, seperti yang kita lakukan terhadap dosa-dosa kita; dan kita harus memiliki pemahaman iman dengan Tuhan, pertama-tama bahwa hal ini demikian, apakah kita segera menyadarinya atau tidak; dan kemudian bahwa Ia akan membawa kita dengan cara yang akan mengungkapkan apa posisi baru itu dan apa yang disiratkan oleh posisi baru itu. Kita pastinya akan menemukan bahwa ada jauh lebih banyak yang termasuk dalam “kematian” daripada apa yang kita ketahui; tetapi posisi baru akan berarti pemberdayaan untuk merelekan.

Kami telah katakan bahwa pengalaman “Yordan” Salib ini adalah sebuah krisis – dan sungguh sebuah krisis! Ini tidak hanya akhir satu alam, ini adalah pembukaan dan pemasukkan ke dalam alam yang baru. Jadi terbukti dengan kami, sama seperti dengan Israel. Melalui pengalaman ini, kami masuk ke hamparan besar kehidupan, cahaya dan kebebasan rohani. Tapi kemudian beberapa hal utama mulai datang ke pandangan. Tentu saja, yang pertama dari ini adalah –

Hidup Dalam Roh

Kami tidak bermaksud bahwa tidak ada pengetahuan atau pengalaman Roh sebelum ini. Seperti dengan Israel, pembebasan dari Mesir itu sendiri dan pemerintahan di padang gurun adalah dalam Tiang Awan dan Api; jadi kita sudah tahu kedaulatan dan kasih karunia itu. Tapi Yordan menandai perkembangan dalam hal ini. Yosua berdiri untuk selamanya sebagai satu jenis energi dari Roh Kudus dalam kaitannya dengan pemikiran penuh dari Allah. Energi-energi ini berdiri di atas menghadapi energi sia-sia tak berbuah yang miskin dari jiwa manusia sendiri.

Bagi kami, hal ini memiliki arti subjektif yang pasti: hal ini berarti bahwa pedang atau pisau Roh memotong bersih amat dalam “sampai memisahkan jiwa dan roh.” Ada muncul pengakuan dari kenyataan bahwa jiwa adalah satu hal dan roh adalah hal lain, dan bahwa melalui yang terakhirlah Roh Kudus menyatakan seluruh tujuan Allah. Jiwa adalah diri kita sendiri dalam kecerdasan, kehendak, perasaan dan energi. Ini bukanlah dalam jiwa atau diri kita sendiri bahwa Roh Kudus berdiam, tetapi dalam roh kita, dan roh yang diperbarui dan yang berdiam adalah organ pengetahuan, tujuan dan kuasa Ilahi. Hidup dalam Roh hanya mungkin ketika perbedaan ini dibuat. Kami telah membahas dasar perbedaan ini dalam buku berjudul “Apa itu Manusia?” dan tujuan kami sekarang adalah hanya untuk menunjukkan langkah-langkah kemajuan rohani. Hidup dalam Roh ini, maka, berarti sebuah dunia baru penuh pengetahuan dan pemahaman rohani, yang ditutup, sangat sebagian besarnya, bahkan kepada orang-orang Kristen, jika mereka tidak tahu arti persatuan dalam kematian dan kebangkitan dengan Kristus dalam hubungannya dengan manusia duniawi, manusia dalam konstitusi alaminya. Mereka mungkin memiliki informasi yang diberikan oleh Kitab Suci mengenai segala hal, dan bahkan mengajarkan hal-hal ini – begitu juga kami; tapi ada segala perbedaan hidup dan mati antara ini dan berada dalam kebaikan kebenaran yang hidup. Hidup dalam Roh, maka, berarti hidup yang lain, pengetahuan yang lain, energi yang lain, kapasitas yang lain.

Kemudian, dari sifat-sifat yang luar biasa dari lingkungan baru, satu yang sangat cepat datang masuk ke hadapan adalah kenyataan yang inklusif bahwa hidup sejak itu adalah “di sorga,” dan ini bukanlah hal-hal yang abstrak dan mitos. Ini adalah demi melibatkan kita dalam hal-hal yang paling praktikal.

Sekali lagi, sejarah Israel sedang dalam perjalanan menuju pengulangan secara rohani. Dalam kasus mereka ada perkembangan, bahkan dengan Yosua. Benar, ia mewakili – dan terus mewakili – energi-energi Roh Kudus, tapi sekarang sifat lain muncul yang terkait secara khas dengan tempat baru. Hal ini dijelaskan demikian:

“Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pedangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: “Kawankah engkau atau lawan?” Jawabnya: “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang.” Lalu bersujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: “Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?” Dan Panglima Balatentara Tuhan itu berkata kepada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian.” (Yosua 5:13-15_.

Sifat baru yang dibawa masuk pada saat ini adalah tentang Kepemimpinan Berdaulat di sorgawi dalam kaitannya dengan peperangan rohani. “Pasukan Tuhan,” “Panglima Balatentara,” dan “pedang yang terhunus” adalah kata-kata yang sangat signifikan. Apa yang ditandai adalah bahwa Roh Kudus bukan hanya abstrak atau kuasa yang tidak terkait, juga Ia tidak hadir dalam nama-Nya sendiri. Ia dan energi-Nya terkait dengan, dan adalah hamba dari, suatu Kedaulatan, suatu Takhta. Tuhan Yesus telah ditinggikan ke tangan kanan yang Mahabesar di langit. Ia dikatakan telah diberikan tempat itu sampai musuh-Nya telah dijadikan tumpuan kaki-Nya. Segala otoritas telah diberikan kepada-Nya di sorga dan di bumi. Ada perjenjangan yang perkasa akan kejahatan yang menempati sorga dan membuat peperangan dengan cara yang tak terhitung jumlahnya melawan Kerajaan sorgawi Anak Allah. Keterangan Paulus yang terkenal adalah:

“Pemerintah-pemerintah, … penguasa-penguasa, … penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, … roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12).

Justrus dalam kaitannya dengan kehancuran dan pengusiran keluar terutama dari sistem kuasa dan kecerdasan jahat ini bahwa Roh Kudus ada di sini. Roh Kudus dan Anak Allah adalah satu dalam Ketuhanan, dan oleh karena itu dalam Pribadi Ilahi, dan Ia ada di sini sebagai Kristus dalam kepanglimaan balatentara Tuhan. Ia adalah energi perkasa dari “semua otoritas” itu, Takhta itu. ini adalah hak-Nya untuk memimpin dan menguatkan umat Allah terhadap lawan rohani dari tujuan Allah.

Dengan demikian, tidak lama setelah kami datang ke dalam makna yang lebih lengkap dari Salib, dalam kaitannya dengan hidup diri, bahwa ada terdamparkan pada kami kenyataan besar ini bahwa hidup dalam Roh adalah hidup di sorga dan hidup di sorga dimaksudkan untuk menjadi hidup yang memerintah dan berkuasa. Sekali lagi, ini adalah hidup peperangan; tetapi dalam dunia ini dan dalam pekerjaan ini, ini adalah kasus, bukan untuk menarik perhatian kepada Takhta, tapi untuk beroperasi atau berfungsi sebagai yang dari Takhta. Ini adalah hal membawa Takhta untuk menanggung atas musuh dalam pegangan dan perangkat-nya.

Kapanpun Tuhan telah membawa masuk secara hidup sesuatu dari aturan sorgawi-Nya, baik pada awalnya atau dengan pemulihan, Ia telah melakukannya dengan token yang begitu jelas bahwa hal ini adalah dari diri-Nya sehingga saudara tidak pernah lupa. Bagi kami, ketika hal ini datang kepada kami, ada saat di mana token-tokennya begitu jelas dan begitu banyak sehingga menjaga kami dalam keadaan penuh takjub. Dampak dari Takhta dibawa – melalui doa – untuk menanggung atas semua jenis situasi di mana musuh sangat jelas terlibat, dan situasi mereka dibebaskan. Kami prihatin sekarang dengan prinsip-prinsip rohani, tidak dengan contoh-contoh. Selama bertahun-tahun telah ada banyak pendidikan rohani, dan pertempuran telah dibawa ke alam yang lebih dalam, lebih jauh dan lebih jauh lagi dari permukaan ke masalah rohani tertinggi yang besar akan hidup dan mati, tapi kebenaran dan prinsip tetap sama, dan kami tetap di sana dalam kesaksian positif terhadap Ketuhanan mutlak Kristus di alam semesta.

Tapi kami harus belajar lebih banyak lagi tentang pikiran Ilahi, dan jadi, sesuai dengan Kitab Suci, kami menemukan Tuhan membawa masalah lebih lanjut untuk ditanggungkan atas kami. Setiap langkah segar termasuk apa yang terjadi sebelumnya dan membawanya lebih lanjut. Hal berikutnya, ke dalam nilai dan signifikan rohani yang kami temukan diri kami sendiri dipimpin ke dalamnya, adalah:

Kodrat Sorgawi, Panggilan,

Dan Takdir Jemaat

Sebagai Tubuh Kristus

Apa yang telah Tuhan lakukan di dalam kami melalui karya dari Salib yang lebih dalam telah, antara lain, mengakibatkan pelepasan dalam roh yang aneh dari aspek duniawi hal-hal agama. Kami menemukan diri kami sendiri terangkat secara rohani dari bentuk-bentuk dan sistem-sistem, gelar-gelar, sebutan-sebutan, pembagian-pembagian, dan peraturan-peraturan Kekristenan seperti yang dikenal di sini di antara manusia; dan perhatian kami adalah untuk “semua orang kudus” tanpa diskriminasi. Tetapi Tuhan sangat jelas telah membawa kami dalam tangan demi menunjukkan kepada kami dengan cara yang positif makna dari apa yang telah Ia lakukan. Kami melihat kemudian berapa banyak hal ini sesuai dengan Firman-Nya pada keseluruhannya. Mezbah selalu mengarah ke Rumah; menunjuk pada fakta bahwa Kalvari mengarah ke Jemaat. Tidak akan ada Jemaat sampai telah ada Mezbah, tetapi objek Mezbah itu sendiri – Salib – adalah Jemaat. Jadi, dengan kejelasan dan kepenuhan yang dengan pasti terus meningkat, ada terbuka bagi kami, kenyataan tentang Jemaat sebagai Tubuh Kristus. Aspek-aspek atau makna-makna-nya ada berbagai macam.

Pertama-tama, ada kenyataan bahwa peninggian dan pemerintahan Kristus bukan hanya masalah pribadi di mana Ia bersangkutan. Ketika, panjang lebar, Iblis dan pasukan-Nya direbut dari sorga dan dilemparkan turun ke bawah, ini akan dilakukan melalui dan oleh Jemaat dalam persatuan dengan Kristus sebagai Kepala Berdaulat-Nya, dan ini akan menjadi Jemaat itu – Kepala dan Anggota-Anggota – yang akan mengambil tempat kerajaan yang telah digulingkan itu untuk memenuhi tujuan pemerintahan yang telah mereka rampas dan secara keji dilaksanakan di alam semesta Allah. Tuhan Yesus akan memerintah dan mengatur melalui Jemaat-Nya pada zaman yang akan datang itu.

Kemudian, sebagai bagian dari satu dengan tujuan inklusif ini, beberapa hal-hal lain menjadi jelas bagi kami.

Ini adalah Jemaat yang menjadi perhatian utama bagi Tuhan dalam dispensasi ini. Semuanya terkait dengan itu dalam pikiran dan kegiatan-kegiatan-Nya. Ini berarti, antara lain, bahwa segala ketidaksangkutpautan dan kemandirian, semua yang hanyalah sekedar pribadi, bersekat-sekat, eksklusif atau terpisah harus dipastikan gagal untuk mencapai akhir penuh Allah atau memiliki segel-Nya melampaui titik tertentu. Itu pasti harus berhenti pendek dan terbatas secara rohani. Setiap perlengkapan Ilahi adalah demi pengamanan dan penyempurnaan Tubuh (Efesus 4:14), dan individu-individu hanya dapat mencapai kepenuhan dengan cara yang terkait. Jika hal ini benar maka hal-hal lain mengikuti.

Jemaat harus berada pada dasar sorgawi, bukan dasar duniawi. Dasar duniawi akan memberikan beberapa macam kontradiksi. Apa pun yang, oleh posisinya, minat-nya, hubungan atau gelar-nya, pada dasar duniawi, seperti membedakan antara umat Tuhan, adalah sebuah kontradiksi tentang Jemaat sebagai Tubuh Kristus. Tak satu pun dari ini memperoleh di sorga, dan keberadaannya di sini berarti kelemahan rohani dalam menghadapi kuasa roh jahat di sorga. Hal ini ditanggung atas kami dengan kejelasan dan kekuatan yang semakin meningkat bahwa konsisten dengan cahaya ini menuntut bahwa kami harus meninggalkan semua dasar partisan atau sektarian – memang, segala dasar selain dasar Kristus yang universal dalam semua anak-anak Allah yang telah dilahirkan kembali – dan mengambil posisi, dengan semua hambatan buatan diturunkan, bahwa semua itu adalah “satu manusia baru dalam Kristus.” Bagaimana kami bisa jujur berdiri di atas dan untuk kenyataan yang telah ditegaskan itu dan kemudian mengharapkan orang untuk “bergabung” ke dalam beberapa bagian sejarah tertentu orang Kristen, ketika Jemaat tidaklah bersejarah tetapi kekal, yang datang dari rancangan Allah yang kekal dan berterus sampai “selama-lamanya?”

Perubahan posisi melibatkan kami dengan segera dalam kesalahpahaman, salah pengertian, kekeliruan, pengucilan, dan “laporan jahat,” “menjadi “ditentang di mana-mana.” Hal pertama yang dikatakan, dan yang berbiaya kehilangan-nya beberapa teman kami yang dihargai, adalah bahwa jalan yang kami ambil menempatkan semua orang yang tidak mengambil jalan yang sama di posisi yang salah. Ini, tentu saja, adalah cara yang dangkal dan murah untuk keluar dari kesulitan, sebab hal yang sama dapat dikatakan mengenai siapa pun atau apa pun yang berangkat dari tradisi atau penerimaan umum dalam bidang apa pun, dan tidak sedikit mengenai Tuhan dan rasul-rasul-Nya.

Selama bertahun-tahun kami berpegang pada keheningan dan penolakan yang dikenakan untuk mencoba untuk menjelaskan, supaya jangan sampai jalan tersebut harus tampak seperti pembenaran diri atau pembelaan diri.

Semakin waktu berlalu dan pelayanan telah menyebar begitu luas, membuat kami begitu sangat dikenal secara luas, kesalahpahaman ini telah semakin membesar dalam ukuran dan kekuatan. Oleh karena itu, sebagian besar dalam menanggapi banding teman-teman dan keperluan situasi, kami mencoba dengan ini setidaknya untuk memperjelaskan posisi, dan, jika mungkin, membenarkan kesimpulan-kesimpulan yang keliru, pada apa beberapa telah datang, baik dengan alasan ketidakmampuan mereka sendiri untuk memahami situasi yang sebenarnya, atau, mungkin, karena cara di mana kami sendiri telah menempatkan beberapa hal.

Jadi kami kembali pada, atau mengejar, masalah mengenai Jemaat ini. Diambil keluar dari konteks yang umum atau langsung, paragraf-paragraf tertentu dalam buku-buku kami dapat dibuat untuk berarti cukup bertentangan dengan niat kami sesungguhnya. Untuk memulainya, kami selalu membuat perbandingan menjadi dasar pernyataan apa pun. Artinya, kami selalu membuat hal-hal menjadi masalah perbandingan dan kontras dengan apa yang Allah benar-benar akan miliki jika Ia mendapatkan jalan penuh-Nya. Sedikit yang akan berpendapat bahwa situasi dalam agama Kristen adalah sebagaimana yang Allah ingin miliki. Jika Ia mendapatkan pikiran-Nya dinyatakan, apa yang begitu banyak pemimpin Kristen sebut “pemecahbelahan tak bahagia kami,” dan apa yang “Dewan Gereja-Gereja Dunia” telah gambarkan sebagai “pemecahbelahan buatan manusia ini” dan “penyakit-penyakit manusia,” tidak akan ada.

Kami telah menyatakan situasi ini sebagai salah dan tidak sesuai dengan pikiran Allah, dan telah mengatakan – dan sekarang juga katakan – bahwa pembagian denominasi ini adalah ancaman bagi kepenuhan rohani dan halangan untuk tujuan penuh Allah. Mereka berarti keterbatasan rohani yang positif. Kami percaya bahwa situasi ini tidak akan pernah terjadi selain karena tingkat kehidupan rohani yang rendah dan lemah. Ketika air pasang penuh, pemisah “pemecahan air” menghilang dan kehilangan makna-nya. Ketika air rendah, mereka mencolok menonjol. Perbedaan antara yang alami dan yang rohani adalah bahwa dalam yang satu, mereka adalah suatu keharusan, dalam yang lain, mereka adalah paparan tragedi. Jika, untuk beberapa alasan – kampanye penginjilan, atau konvensi hidup rohani – air pasang naik, maka kita lupa, untuk beberapa saat ini, pembagian kita. Ketika Kristus menjadi Objek yang paling mendominasi, maka “hal-hal” kehilangan kepentingan mereka. Kami telah katakan bahwa inilah bagaimana yang secara normal-nya seharusnya terjadi dan tidak secara luar biasa.

Tetapi setelah kami mengatakan hal ini, dan semua yang bisa kami katakan menurut jenis ini, masih ada beberapa poin lain yang meminta penjelasan. Mereka sebagian besar datang di bawah dan keluar dari masalah peraturan Jemaat.

Kami telah mengisyaratkan bahwa di balik pelayanan ini, dan sebagian besar sebagai kesempatan dan tempat itu, ada sekelompok umat Tuhan yang secara rutin bertemu di Honor Oak, London. Kami percaya bahwa “peraturan” perkumpulan, prosedur, dan pelayanan adalah yang sangat dekat dengan apa yang Rasul-Rasul berusaha untuk miliki sebagaimana cahaya terang kami sekarang izinkan. Kami tidak mengklaim untuk “telah mencapai,” juga kami tidak menjelaskan diri sebagai yang “telah sempurna,” tapi, bersikap terbuka kepada Tuhan, kami dapat disesuaikan pada setiap pimpinan lebih lanjut dari Roh Kudus. Tapi di sini lagi adalah masalah yang bagi kami sangatlah penting, meskipun hal ini menandakan perbedaan yang lain.

Kami tidak pernah mengikuti pola yang ditemukan di bumi. Entah kami berada dalam ketidaktahuan yang bersalah, kebutaan berbahagia, atau kepolosan bernasib baik, tapi kami tidak tahu peraturan yang sama telah memperoleh. Sejauh mana kami bersangkutan, ini seolah-olah Tuhan memulai dengan kami dari nol. Kami juga tidak pernah mempelajari Perjanjian Baru dengan tujuan mencoba untuk merumuskan sebuah jemaat Perjanjian Baru atau peraturan-peraturannya. Kami telah sejak itu datang untuk percaya bahwa Perjanjian Baru tidak memberikan pola yang penuh dan tuntas untuk direproduksikan dan diimitasikan.

Dengan demikian, setelah menyisihkan segala mantan sistem Kekristenan terorganisir, kami berkomitmen pada prinsip organik. Tidak ada “peraturan” yang “ditetapkan,” tidak ada petugas atau pelayan yang ditunjukkan. Kami meninggalkannya kepada Tuhan untuk membuat nyata dengan “hadiah” dan urapan siapakah yang dipilih-Nya untuk pengawasan dan pelayanan. Pelayanan bersifat satu orang tidak pernah muncul. “Penilik” tidak pernah dipilih oleh suara atau seleksi, dan tentu saja tidak oleh keinginan yang diungkapkan oleh setiap pemimpin apa pun. Tidak ada komite atau badan-badan resmi yang pernah ada di setiap bagian dari pekerjaan ini. Hal-hal di utama telah dikeluarkan dari doa. Kami sangat sadar bahwa kesalahan telah dibuat, tetapi hasil dari kesalahan tersebut hanya telah melayani untuk menekankan kembali prinsip-prinsip di atas.

Baptisan orang percaya dengan menyelam telah jelas menjadi satu-satunya cara dengan apa kesaksian persatuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan dapat benar-benar dan dengan benar diberikan. Perjamuan Tuhan terlihat menjadi kombinasi dari semua kesaksian Kristen, yaitu, kematian Kristus bagi kita; kematian kita di dalam Dia; kesatuan semua orang percaya di dalam dan dengan Dia sebagai “satu roti” (1 Korintus 10:17); dan “harapan yang diberkati” akan kedatangan-Nya lagi.

Kami juga merasa bahwa cara Roh menjadi saksi untuk kesatuan Tubuh Kristus adalah dengan tindakan sederhana “penumpangan tangan” oleh anggota perwakilan (“penatua”) Jemaat, terutama dalam kasus mereka yang baru dibaptis. Ini adalah apa yang kami percaya Kitab Suci artikan dalam hubungan ini.

Kembali ke soal asosiasi atau koneksi “Jemaat”, biarkan dua hal dikatakan dengan penekanan kuat. Satu: kami sangat mengakui kedaulatan Allah atas semua yang kami tidak percaya adalah kehendak-Nya yang pertama dan penuh. Sementara “sekte” dan denominasi, “misi” dan lembaga adalah keberangkatan dari cara dan niat yang asli Roh Kudus. Allah, pastinya, telah memberkati dan menggunakan semua ini dalam cara yang sangat nyata dan telah secara berdaulat melakukan pekerjaan yang besar melalui laki-laki dan perempuan-perempuan yang setia. Kami berterima kasih kepada Tuhan bahwa hal ini demikian, dan berdoa bahwa setiap cara yang mungkin digunakan memiliki berkat-Nya atasnya. Ini tidak dikatakan dengan semangat yang menggurui atau lebih unggul; jangan sampai demikian. Setiap reservasi hanyalah karena kami merasa bahwa telah ada banyak penundaan, keterbatasan dan kelemahan karena keberangkatan dari posisi yang pertama dan penuh dari tahun-tahun pertama kehidupan Jemaat, dan karena beban hati untuk kembali padanya. Kami tidak bisa menerima “gangguan” saat ini sebagai semua yang Tuhan akan atau bisa miliki, dan ini mungkin akan melibatkan kami dalam tuduhan menjadi “reaksioner.”

Hal yang kedua adalah bahwa, percaya dengan begitu kuatnya, seperti yang kami lakukan, bahwa segala sesuatu harus keluar dari Tuhan oleh Roh dan tidak dari manusia, kami tidak pernah bisa menyarankan atau mempengaruhi orang-orang untuk meninggalkan “gereja” mereka, “misi” atau koneksi. Hal ini tidak pernah kami perbuat, melainkan telah hati-hati menghindari untuk lakukan. Beberapa telah keliru merasa bahwa kami berarti bahwa mereka harus melakukan demikian, dan telah melakukannya. Yang lainnya telah bertindak di bawah latihan yang sangat pasti di hadapan Tuhan. Kami merasa dengan sangat kuat bahwa hal ini harus menjadi satu yang melibatkan kehidupan rohani, dan bahwa hal ini harus memiliki tidak kurang masalah yang dipertaruhkan daripada masalah berjalan dengan Allah. Pada prinsip yang sama, kami tidak pernah merasa bahwa ini adalah bisnis kami untuk mencoba untuk meniru atau mereproduksikan “peraturan” rohani ini dengan membangun jemaat di tempat-tempat lain. Hal ini bisa dengan mudah dilakukan, tapi kami telah menahan diri. Jemaat-jemaat, kami percaya, harus menjadi hasil spontan dari pekerjaan Roh dan harus “dilahirkan” seperti setiap masing-masing orang percaya dilahirkan dari atas. Kami mungkin masih harus memiliki cahaya yang lebih jelas dan kepemimpinan yang lebih lanjut mengenai hal ini, tapi ini adalah sejauh mana kami telah melihat pada saat ini.

Satu titik praktikal lain yang harus menerima penyebutan. Memang benar bahwa kami telah selalu percaya bahwa tujuan utama mengapa pelayanan ini telah dibangkitkan adalah untuk memberi makan, instruksi, dan membantu umat Tuhan, sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan-Nya dengan lebih efektif. Hal ini telah terbukti benar, dan Tuhan telah dengan sangat mengagumkan melengkapi dan menyediakan untuk pelayanan ini. Tapi biarlah jelas dipahami bahwa, bagaimanapun benarnya ini mungkin, kami menyadari tanpa pertanyaan bahwa bagian besar dan penting dari bisnis Jemaat adalah untuk membawa Kristus kepada orang-orang yang belum diselamatkan. Jika orang-orang yang belum diselamatkan tidak terus menerus dibawa “ke dalam Kerajaan” di antara kami dan melalui pelayanan ini, kami haruslah menjadi yang paling tertekan, dan harus mencari dengan sungguh-sungguh agar Tuhan akan menunjukkan kepada kita alasannya. Oleh karena itu, kami mencari, oleh cara dan jalan yang sangat pasti, baik di rumah maupun di negeri-negeri lain, untuk membawa jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Banyak yang telah pergi dari kami, selama bertahun-tahun, ke berbagai banyak bagian dari dunia dengan beban tertentu ini di hati mereka. Tapi, meskipun demikian, penginjilan adalah masalah yang terkait dan bukanlah tujuan dalam dirinya sendiri. Kami ulangi: ini adalah Jemaat yang merupakan perhatian utama dan inklusif Tuhan pada zaman ini.

Semakin tahun-tahun telah berlalu, kami telah menemukan bahwa, tanpa direncanakan terlebih dahulu, kami telah semakin sibuk dengan satu ujung Allah – kepenuhan Kristus, dan pelayanan dalam segala aspeknya telah memiliki ini sebagai pusat fokus. Sungguh betapa besarnya dan kekayaan yang ada dalam ayat ini: “untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu!” Ya, ini adalah Kristus dan kepenuhan-Nya! Penangkapan yang memadai akan Dia akan membebaskan kita dari segala kekecilan, kecondongan ke bumi, dan melayani-waktu.

Ada aspek-aspek lain dari pelayanan ini yang telah menimbulkan kesalahpahaman, tapi saya percaya bahwa sebanyak ini yang telah ditulis di sini akan – setidaknya – menunjukkan bahwa ada arti untuk itu yang tidak diberikan oleh beberapa, dan arti yang tidaklah tidak penting bagi semua orang yang mencari kebenaran.

Singkatnya, kami merasa sangat kuat dan positif bahwa Firman Allah di seluruhnya menunjukkan bahwa Allah akan memiliki, pada akhirnya, apa yang sesuai dengan pikiran-Nya pada mulanya. Selalu ada segera panggilan kembali ke “kasih semula”, “perbuatan-perbuatan semula” dan “awal-awalnya.” Dengan Israel, ini adalah beban yang jelas dari para nabi. Sebelum para Rasul pergi, mereka berada di bawah kewajiban untuk menekankan kembali prinsip-prinsip pertama dan memperingatkan mengenai keberangkatan. Ini, tentunya, adalah beban dari begitu banyak yang mereka tulis. Ini adalah hal yang tidak mungkin untuk membaca surat-surat Yohanes dan pasal-pasal pertama dari Wahyu, dan untuk kehilangan makna ini. Tuhan tidak pernah akhirnya meninggalkan posisi pertamanya dan pikiran penuh-Nya yang terungkapkan. Ia mungkin, dalam kedaulatan-Nya, menggunakan semua yang Ia bisa, sepenuhnya Ia bisa, tetapi jika apa yang diperoleh adalah kurang atau lain dari apa yang Ia telah tunjukkan sebagai pikiran-Nya, akan ada keterbatasan dan kelemahan yang amat parah.

Keterbatasan tersebut harus memberikan latihan hati yang dalam dan menyebabkan penyelidikan yang serius, dan kami percaya bahwa sebenarnya ada banyak indikasi dari latihan dan perhatian tersebut pada saat ini. Jika Alkitab akan menjadi pemandu kita, dan jika kita mengambil sejarah Jemaat dengan serius, maka kedua hal ini membuat satu hal jelas. Ini adalah bahwa, berapa lama pun Tuhan mungkin bersabar dengan atau secara berdaulat menggunakan yang kurang, Ia panjang lebarnya, memaksa masalah kemutlakan oleh penderitaan dan goncangan dan menggulingkan, dan dengan menarik ke yang penting, yang rohani, yang intrinsik, dan yang penuh. Ini mungkin adalah pelajaran besar yang Cina harus ajarkan, dan akan – pada akhirnya – dampaknya akan menjadi lebih jauh. Kepenuhan Kristus; pikiran yang lengkap dan akurat Allah; jalan yang benar Roh – ini semuanya bukanlah akhirnya opsional. Pembenaran mungkin menunggu waktu pengujian dan goncangan besarnya, tapi ini pastinya akan datang, seperti yang terjadi dengan Yeremia, Paulus, dan lainnya; beberapa bahkan di generasi kita sendiri.

Apa yang telah kami tulis di atas adalah tidak lain kesaksian kami. Kami tidak memberikannya sebagai Pernyataan ajaran, “Prinsip dan Praktek,” pada apa kami mengharapkan orang-orang untuk menyesuaikan diri, atau sebagai dasar persekutuan. Roh Allah harus menjadi saksi pada kebenaran dalam hati yang tidak berprasangka dan terbuka, dan kami cukup puas hanya untuk memiliki itu.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.