Austin-Sparks.net

Kasih-Nya yang Tak Kunjung Padam

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "His Unfailing Love". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Yohanes 13:1-19,21.

Ada beberapa hal yang menjadi pesan bagi kita dalam pasal ini, tapi kita semua akan setuju bahwa kejadian ini adalah contoh yang besar akan kasih – “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” (Yohanes, 13:1).

Saudara menyadari bahwa kejadian ini terjadi menjelang akhir kehidupan Tuhan Yesus di bumi, yang berartikan bahwa Ia telah memiliki semua pengalaman orang-orang ini dan mengetahui jenis manusia seperti apa mereka itu. Tentu saja, Ia tahu siapa yang Ia pilih ketika Ia memilih mereka: “sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia(Yohanes 2:25). Ia tahu betapa miskinnya mereka dan semua kesalahan dan kelemahan mereka. Ia tahu persis bagaimana mereka akan bersikap dan bagaimana tahap hubungan mereka dengan Dia ini akan berakhir. Ia tahu dari sebelumnya apa yang akan dilakukan Yudas, dan memang, persisnya apa yang akan mereka semua lakukan. Ya, Ia mengenal mereka sebelum Ia memilih mereka – dan kemudian Ia memilih mereka. Dan dikatakan: “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi … demikianlah Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” Bukan hanya Ia mengasihi mereka sampai akhir. Firman berkata: ‘Ia mengasihi mereka tanpa syarat’; ‘Ia memberi mereka kasih sepenuh hati’. Ini adalah hal terindah yang dapat saudara pikirkan.

Itu berarti bahwa kasih-Nya tidak pernah dipadamkan oleh kejahatan. Ia tahu semuanya tentang orang-orang ini, semua tentang Yudas, tapi kejahatan tidak pernah memadamkan kasih-Nya. Kasih-Nya lebih kuat dari semua kejahatan, semua kesalahan, dan semua kegagalan. Betapa banyaknya yang saudara dan saya berhutang pada kasih itu! Di mana kita akan berada pada hari ini jika kasih-Nya bisa tersinggung dan disingkirkan oleh karena siapa kita ini? Ia mengenal mereka; Ia memilih mereka; Ia mengasihi mereka; dan tidak ada yang muncul di dalam mereka yang mengubah kasih-Nya.

Itu adalah hal pertama tentang kasih-Nya: kasih itu tidak berubah oleh kejahatan. Memang, ini adalah kejahatan yang membawa keluar kasih.

Hal yang kedua adalah: betapa merendahkannya kasih-Nya! Saudara perhatikan apa yang tertulis di sini. Yohanes telah membaca hati Tuhan Yesus dan berkata: “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” (ayat 3). Bapa telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya; oleh karunia Bapa Ia memiliki segalanya. Ia ditempatkan ke dalam posisi yang besar itu di mana Ia memiliki segala sesuatu yang diberikan kepada-Nya oleh Bapa. Saya ingin tahu apa yang kita akan lakukan jika hal itu benar tentang kita! Saya takut kita akan menjadi orang yang sangat unggul dan saling memandang rendah satu sama lain. Kita akan memikirkan orang lain sebagai yang tidak layak dipertimbangkan! “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan … mengambil sehelai kain lenan.” Sungguh kelemahlembutan apa yang ada dalam kasih ini! Sungguh turunnya ke tingkat manusia! Itulah kasih Kristus: turun dari ketinggian tertinggi untuk melayani orang-orang seperti itu demi keselamatan mereka.

Kemudian hal lain terlihat di sini: kasih ini berada di atas semua perbedaan kelas-kelas. “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (ayat 13). Dan sekarang Ia akan mengatakan tentang mereka: ‘Hamba’ … “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya” (ayat 16). Semua perbedaan kelas hilang di mana ada kasih Kristus. Ia tidak bertindak sebagai Tuan dan Tuhan, tapi sebagai seorang hamba. Kasih Kristus tidak mengenal perbedaan kelas, dan dengan Dia semuanya berada pada tingkat yang sama. Kasih Kristus menempatkan kita semuanya di dasar yang sama, dan ini adalah dasar yang Ia sendiri telah ambil.

Hal yang lain: kasih Kristus ini adalah kasih yang praktikal, bukan hanya kasih yang sentimental. Tuhan Yesus tidak berkata, ‘Aku mengasihi kamu’ atau meletakkan tangan-Nya di atas bahu mereka dan berkata, ‘Saudara-Ku yang terkasih’. Ia tidak hanya dipenuhi dengan kasih sentimental; Ia menempatkan kasih itu ke dalam tindakan. Kasih Kristus selalu adalah kasih yang aktif, kasih yang melakukan hal-hal, tidak hanya mengatakan hal-hal. Kita semua telah memiliki saudara-saudara yang memanggil kita ‘saudara yang terkasih’ atau ‘saudari yang terkasih’, dan kita telah hidup dengan sangat menyesal karena beberapa orang-orang tersebut telah paling melukakan kita dalam kehidupan. Ya, mereka memanggil kita ‘saudara terkasih’, tapi mereka menyakitkan kita. Kasih Kristus tidak seperti itu. Kasih-Nya adalah kasih yang aktif; dan Ia membuktikan bahwa itu adalah kasih yang sejati oleh apa yang Ia lakukan, dan ‘tindakan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata’.

Kemudian, kasih Kristus adalah kasih yang membersihkan. Dalam kasih-Nya kepada murid-murid-Nya Ia membasuh kaki mereka, dan saya pikir kaki rohani mereka membutuhkan lebih banyak pembasuhan daripada kaki fisik mereka! Ia mengetahui itu dan itulah sebabnya Ia berkata: ‘Apakah engkau tahu apa yang telah Aku lakukan kepadamu? Nah, engkau tidak tahu sekarang, tapi engkau akan tahu sesudahnya’. Kasih-Nya yang besar dalam salib adalah kasih membersihkan yang besar. Kasih sejati adalah kasih yang membersihkan; kasih ini membantu orang untuk menyingkirkan debu dari bumi ini yang ada di kaki rohani mereka.

Hal yang lain: kasih Kristus ini penuh dengan makna rohani. Ia berkata: ‘Apakah engkau tahu apa yang telah Aku lakukan?’ Mereka mungkin berkata: ‘Ya, tentu saja kami tahu. Engkau telah membasuh kaki kami’. Dan Ia akan berkata: ‘Oh, tidak, Aku telah melakukan lebih dari itu. Aku telah mengajarkan kamu sebuah pelajaran besar untuk kehidupan. Aku telah mengajarkan kepada kamu bahwa kasih Ilahi adalah seperti ini, dan engkau telah datang untuk mempelajari sesuatu oleh roh-Ku, dengan disposisi-Ku. Inilah kasih. Aku hanya telah melakukan kebenaran rohani yang besar. Ada lebih banyak dari kain lenan dan basi ini dan air ini dari apa yang engkau dapat lihat dengan mata alami. Ini adalah kasih di balik semua ini, ini adalah kasih yang mengandung makna rohani yang besar.’ Kasih sejati Kristus selalu merupakan kasih yang instruktif.

Sekarang hal yang terakhir. Apakah saudara memperhatikan posisi di mana Yohanes menempatkan kisah ini? Penulis Injil lainnya telah menempatkan hari Paskah tepat pada akhir dan kemudian, segera semuanya selesai, mereka pergi ke Getsemani, lalu ke kayu salib. Tapi Yohanes tidak melakukan itu. Ia menceritakan sesuatu yang lebih daripada yang lainnya, bahwa setelah hari Paskah ini, Yesus mulai mengajarkan murid-murid-Nya banyak hal-hal. Dan apa hal pertama yang Ia akan ajarkan kepada mereka? Kita melalui ke pasal empat belas, lima belas dan enam belas yang sebagian besarnya adalah tentang kedatangan Roh Kudus. Ia berbicara tentang ‘hari itu’ – “Pada hari itu” (Yohanes 16:23). Hari apa? Hari ketika Roh Kudus akan datang. “Jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7). Saya pikir ini sangatlah indah bahwa Yohanes telah meletakkannya di sana.

Apa reaksi saudara terhadap apa yang telah saya katakan? Saya yakin saudara berkata, seperti saya: “Ya, itu semuanya benar akan Tuhan Yesus dan kasih-Nya. Kasih itu benar-benar berlaku untuk Dia dalam segala hal: kasih itu tidak pernah disisihkan oleh kejahatan atau oleh kesalahan atau kegagalan orang lain.” Semua hal ini berlaku untuk kasih-Nya, tapi bagaimana dengan aku? Aku harus segera turun di hadapan ini dan berkata: “Tidak, itu bukanlah gambaran dari diriku. Itu bukanlah kasih yang aku miliki. Aku gagal dalam semua hal ini. Jika seseorang menyakitiku, kasihku tidak hanya mengatasinya. Aku gagal di semua titik di mana Yesus menang.” Namun Ia mengatakan bahwa hal itu harus benar bagi kita seperti hal itu benar akan diri-Nya. Oh, bagaimana bisa begitu? Yohanes segera melanjutkan untuk mengatakan bahwa Roh Kudus akan datang – “Dan ketika Ia datang, apa yang sekarang tidak mungkin bagimu akan menjadi mungkin”, karena Roh Kudus adalah Roh Yesus dan segala sesuatu mungkin jika Roh Kudus ada di dalam kita. Saya tidak terkejut bahwa Ia pergi dengan nama ‘Penghibur’! Ketika saya melihat Tuhan Yesus dan kasih-Nya, dan kemudian melihat diri saya sendiri, saya membutuhkan penghibur lebih dari apa pun. Yesus berkata: ‘Penghibur akan datang. Ia akan berada di dalam kamu dan Ia akan menyertai kamu selama-lamanya. Apa yang sekarang tidak mungkin bagimu akan menjadi mungkin.’

Saya pikir itu adalah kata yang baik dengan apa untuk datang ke Perjamuan Tuhan: pesan tentang kasih yang tak kunjung padam-Nya.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.