Austin-Sparks.net

Jalan Transfigurasi

oleh T. Austin-Sparks

Ditranskripsikan dari pesan yang diberikan pada bulan Januari 1965. Judul asli: "The Transfigured Road". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Lukas 24:13-33.

Pasal ini adalah kisah perjalanan yang ber-transfigurasi. Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus ini tidak diragukan lagi diambil oleh kedua murid itu dalam roh kebingungan penuh atas situasi mereka. Itu terbukti menjadi titik balik yang hebat dalam hidup mereka; tetapi pada saat itu, ketika mereka memulai perjalanan-nya, mereka pastinya telah mencapai titik perasaan bahwa mereka telah datang pada akhir segalanya. Semua yang telah terjadi berbicara tentang sebuah akhir. Di masa lalu, telah ada banyak yang memiliki unsur harapan dan pengharapan yang besar; dan pada harapan itu, mereka telah memberikan diri mereka dalam komitmen yang tulen dan tulus. Memang benar, telah ada banyak juga yang sangat membingungkan, mungkin yang mengadakan pertanyaan-pertanyaan pada waktu-waktu tertentu, dan beberapa ketakutan – bahkan sampai mengambil mereka sepenuhnya keluar dari kedalaman mereka. Semuanya begitu banyak dan sangat besar. Tapi, pada umumnya, itu telah menstimulasikan harapan yang besar.

Sekarang, semua itu telah berakhir dengan kekecewaan dan kekecewaan yang besar; semuanya jelas-jelas dalam reruntuhan. Satu-satunya jalan tampaknya adalah untuk segera keluar dari semuanya itu, untuk mencari kesendirian di kampung negeri ini, sungguh jauh dari kota. Dan jadi kedua orang ini memutuskan untuk mengambil jalan itu. “Mari kita segera pergi keluar dari segalanya; mungkin kita akan mendapatkan perspektif yang lebih baik jika kita melakukan itu. Mari kita pergi!”

Jalan Keluar

Kita dapat membayangkan dialog dalam perjalanan itu – mungkin enam setengah mil terpanjang yang pernah dijalani oleh dua lelaki. Yang seorang mungkin berkata: “Baiklah, Kleopas, apa yang engkau pikir tentang semua ini? Apakah kita telah membuat kesalahan besar? Apakah kita telah tertipu? Apakah kita telah berada di jalan yang salah? Ini tampaknya demikian bagi-ku.” Dan yang lainnya akan berkata: “Yah, saudara, itu memang tampak seperti itu, memang benar. Tapi kita tidak bisa lupa, kan? Kita tidak bisa melupakan segalanya; kita tidak bisa begitu saja menghapuskan segalanya. Apakah engkau ingat …” dan kemudian ia akan mengingat salah satu saat yang indah bersama dengan sang Guru – firman-Nya dan pekerjaan-Nya. Dan jadi mereka berbicara, mencoba untuk mendapatkan jawaban dari misteri ini, untuk menjelaskan masalah besar ini.

Kita tahu sisa kisah-nya. Semakin mereka melanjutkan perjalanan mereka, mereka tiba-tiba sadar akan Orang Lain yang bergabung dengan mereka di tengah jalan, seorang orang asing, yang kehadirannya mereka tidak sadari, sampai Ia datang berjalan di samping mereka dan menginterogasi mereka tentang subjek pembicaraan mereka, yang jelas-jelasnya satu subjek yang menyebabkan mereka banyak kesusahan. Kemudian mereka diam berdiri, dan memandang Dia. “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Namun, Ia tetap menarik mereka keluar. Itu kadang-kadang adalah salah satu gerakan-unggul dari Guru besar kita, untuk menarik kita keluar. Ini merupakan hal yang luar biasa untuk ditarik keluar, untuk harus menjelaskan kesulitan dan masalah kita sendiri. Mari kita anggap itu sebagai sebuah pelajaran. Dan demikianlah Ia menarik mereka keluar, sampai mereka tidak lagi memiliki kata-kata untuk dikatakan.

Kemudian Ia mulai berbicara. Dan saat Ia mengambil Kitab Suci, ada gerakan baru di dalam: bara yang sekarat mulai bersinar; secercah harapan menerjang mereka. Cahaya baru datang masuk, hati mereka memanas; mungkin juga beberapa rasa malu merayap di dalam karena kebodohan mereka. Mari kita catat, sepintas, bahwa terjemahan Authorised kita tidak benar di sini: “Hai kamu orang bodoh, betap lambannya hatimu…” Yesus tidak mengatakan itu. Itu adalah kata-kata yang digunakan oleh-Nya pada kesempatan lain: “Siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” (Matius 5:22; juga 23:17); tetapi itu bukanlah kata-kata yang digunakan Yesus di sini. Kata-katanya adalah kata-kata yang digunakan Paulus kepada jemaat di Galatia: “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?” (Galatia 3:1). Versi Revisi kita benar: “Hai kamu orang-orang bodoh dan lamban hati untuk percaya.” Ini bukanlah keras, kejam, tidak ada pengertian – itulah intinya.

Akhirnya mereka tiba di Emaus, ketika sudah larut; dan kedua lelaki ini tidak dapat membiarkan Dia pergi seperti itu. “Tinggallah bersama-sama dengan kami,” kata mereka. “Sebab hari telah menjelang malam; berbahaya untuk terus melanjutkan perjalanan malam hari ini, dan kami menginginkan lebih lagi dari-mu.” Jadi Ia masuk, dan duduk untuk makan bersama dengan mereka. Dan ketika mereka duduk untuk makan bersama, dan Ia mengambil roti, dan memecahkannya, dan memberikannya kepada mereka … “terbukalah mata mereka …”!

Sekarang, apakah itu adalah tindakan berdaulat-Nya dalam membuka mata mereka, atau pengingatan secara tiba-tiba tentang apa yang telah terjadi sebelumnya, kita tidak tahu. Jangan sampai kita membaca ke dalam ini apa yang tidak akan ditanggungnya. Kedua lelaki ini bukanlah dari dua belas rasul; mereka tidak berada di perjamuan terakhir Tuhan dan melihat Dia memecahkan roti, dan memberi. Tetapi, tidak diragukan lagi, mereka telah bersama-sama dengan-Nya pada suatu waktu makan, atau mungkin pada saat memberi makan ribuan orang, ketika Ia mengambil roti dan memecahkannya, dan mengucap berkat; dan mungkin pada kesempatan lain mereka telah memberi makan banyak orang bersama. Ada sesuatu tentang tindakan ini yang mengingatkan – itu mengingatkan mereka. Atau itu mungkin adalah tindakan berdaulat-Nya dari menyingkap tudung, dan membiarkan mereka melihat. Namun, bagaimanapun itu mungkin, intinya adalah, “mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.”

Jalan Kembali

Jalan Kembali! Betapa sungguh jalan yang ter-transfigurasi! Segalanya berubah. Mereka telah pergi di siang bolong tetapi berada dalam kegelapan. Mereka kembali pada malam hari, dan semuanya terang! Ya, seluruh situasinya telah berubah – ini adalah jumlah-nya – dari yang alami ke yang rohani. Siang dan malam yang alami hanyalah sebuah perumpamaan.

Apa yang mengubah jalan itu? Apa yang membuat perjalanan kembali itu begitu berbeda dari perjalanan ke luar itu? Mari kita perhatikan bahwa itu adalah perjalanan “keluar” – pergi keluar, jika saudara berkenan. Ada cukup banyak di dalam itu. ‘Mari kita lolos; mari kita keluar; mari kita pergi!’ Itu adalah ‘perjalanan keluar’, tidak direncanakan oleh Tuhan. Semua perjalanan keluar yang tidak ada di dalam Tuhan pasti akan menjadi hal yang sangat suram, setidaknya. Apa yang membuat perbedaan dalam dua perjalanan itu? Nah, apa yang akan mengubah jalur suram seperti itu yang mungkin kita tapaki? Apa yang membuat mereka menelusuri kembali langkah mereka? Saya sangat yakin bahwa laki-laki itu tidak pernah berpikir bahwa, pada akhirnya, mereka akan kembali ke tempat di mana mereka berada pada awalnya! Saya cukup yakin akan hal itu; itu tidak pernah dimaksdukan. Tetapi sesuatu terjadi! Sesuatu terjadi yang menemukan mereka kembali lagi. Apa itu?

Sekarang, tentu saja, meninggalkan kenyataan yang mencakupi semua ini, bahwa mereka telah menemukan bahwa Yesus, setelah semuanya, hidup (ini selalu adalah apa yang kita telah kita amati ketika kita telah membaca dan bermeditasi pada pasal ini), ada beberapa hal yang lainnya, saya pikir, yang terletak tepat di jantung kisah ini, yang mungkin berguna bagi kita.

Yesus Tahu Semua Tentang Masalah Kita

Pertama-tama, mereka menemukan bahwa Yesus tahu segalanya tentang mereka dan masalah mereka, dan bahwa, meskipun mereka sangat bertanggung jawab atas situasi mereka sendiri, Ia tidak melepaskan mereka. Itu adalah awal yang sederhana dari perjalanan yang berubah. Jika saja, pada saat kebingungan kita, dan kegagalan kita, ketika hati kita bergerak ke arah yang salah, kita akan menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan siapa pun yang tulus, jujur dan benar-benar bingung dengan Dia dan jalan-Nya. Ia tahu semuanya tentang itu.

Ini mungkin adalah sebuah kata untuk seseorang: Ia tahu semuanya tentang itu. Saya cukup yakin bahwa laki-laki ini tidak sedang mengambil perjalanan ini dalam roh pengabaian Tuhan yang disengaja. Itu hanya karena mereka tidak bisa mengerti, dan mereka menjangkau untuk memahami; dan kemudian mereka menemukan bahwa Ia mengerti. Mari kita ambil kenyamanan itu tepat di awal. Ia tidak membiarkan mereka pergi karena mereka mengalami waktu yang sulit dan gelap dan membingungkan; Ia tidak pernah melakukannya.

Sisi Lain dari Situasinya

Kemudian lagi, mereka menemukan bahwa ada sisi yang sama sekali lain dari seluruh situasinya, sisi yang tidak pernah mereka duga. Selalu ada sisi lain! Jika kita melihat semuanya, kita akan banyak diselamatkan. Banyak defleksi kita adalah karena kita hanya melihat satu sisi dari masalahnya. Memang benar apa yang terjadi di jalan itu, dan itu membuat segala perbedaannya. Tuhan Yesus menunjukkan kepada mereka bahwa ada sisi lain dari semua ini, kepada apa mereka buta. Dan kita harus selalu percaya itu tentang situasi-situasi, betapa pun sulitnya dan membingungkannya mereka, dan berapa banyak pun bukti yang ada untuk perjalanan kita saat ini. Kita harus selalu ingat bahwa Tuhan melihat sisi lain – dan ada sisi lain – dan kita harus mencari sisi lain itu. Apa yang Tuhan ketahui tentang ini? Apa yang Tuhan maksudkan dalam hal ini? Jika kita adalah anak-anak Tuhan, ada sesuatu yang lebih di dalam ini daripada apa yang dapat kita lihat.

Dalam keterbatasan manusia kita ini, kita hanya melihat satu sisi saja; tetapi jika saja kita bisa melihat yang lain, kita akan diselamatkan. Itu mengubah segalanya untuk laki-laki ini: mereka menemukan bahwa ada sisi lain dari seluruh masalah ini, dan sisi lain itu adalah sisi yang jauh lebih indah – sisi yang mencoret seluruh sisi mereka sebagai yang sangat rusak memang. Mereka menemukan bahwa ada, yang mendasari masalah terdalam kita, makna yang terkubur yang, ketika kita melihatnya, membuat menjadi kebodohan jalan yang kita renungkan dan jalani. ‘Hai orang-orang bodoh …’. Ada makna tersembunyi dalam penderitaan dan cobaan dan kesulitan, makna Ilahi. Kalau saja kita bisa mendapatkan itu; jika saja Tuhan mau menunjukkan itu kepada kita, itu akan membuat menjadi kebodohan hal ini yang kita anggap sangat benar, dan mungkin benar, di mana kita bersangkutan.

Kebutuhan untuk Kebenaran yang Hidup

Lebih lanjut lagi, mereka menemukan bahwa meskipun mereka memiliki sejumlah besar pengetahuan, dan kebenaran, dan pengajaran – baik akan Alkitab, Perjanjian Lama, yang mereka miliki, dan dalam ajaran yang Tuhan Yesus telah berikan kepada mereka selama bulan-bulan dan tahun-tahun terakhir ini – ada sesuatu yang kurang dalam pemahaman mereka tentang kebenaran, sesuatu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka di hari cobaan itu. Itu adalah sesuatu untuk dipelajari. Ujian besar datang, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk semua yang telah mereka terima di masa lalu; dan ujian Salib pada waktu itu adalah apakah kebenaran yang mereka miliki ada di dalam pikiran mereka, di dalam kepala mereka, atau apakah itu adalah hidup mereka sendiri. Laki-laki ini menemukan bahwa mereka memiliki sangat banyak, tetapi ada sesuatu yang membutuhkan sentuhan Tangan yang Hidup, Tangan Tuhan yang Bangkit, sentuhan Roh kehidupan di atasnya, agar semua yang mereka miliki harus lompat menjadi hidup, dan menyelamatkan mereka.

Apa yang kita butuhkan adalah bahwa kebenaran yang kita miliki tidak hanya menjadi sekedar kebenaran seperti itu, tetapi kebenaran yang hidup, bahwa itu harus menjadi hidup diri kita sendiri. Sejarah-selanjutnya orang-orang ini adalah bahwa semuanya telah menjadi hidup! Tapi itu hanya menjadi hidup melalui cobaan yang sangat dalam. Seluruh kisah ini melingkari kata-kata yang kuat-Nya itu: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu?” (ayat 26, A.V.). “Apakah ini bukan Mesias yang harus menderita semuanya itu …” (R.V.). Di dalam itu, Ia mengumpulkan semua wacana-Nya dari Perjanjian Lama, menunjukkan bahwa Kristus harus menderita – Ia harus! Salib sangat penting untuk segalanya. Ini tidak sampai mereka sendiri mengalami pengalaman Salib yang dalam dan mengerikan itu bahwa jalan-nya dibuka untuk semua yang mereka pegang dalam pikiran mereka untuk menjadi keselamatan mereka.

Pengalaman Salib

Begini kerjanya. Di sini mereka: semuanya ada dalam kehancuran; ini adalah pengalaman yang sangat mendalam. Tapi, melalui pengalaman Salib itu sendiri di dalam hati dan hidup mereka, mereka dapat berkata: “Sekarang aku melihat apa yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Dalam segala yang aku ketahui, aku belum pernah melihat ini! ‘Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu?’” Salib sangat penting bagi penglihatan kita. Tapi Salib tidaklah objektif; Salib bukan hanya bersejarah; Salib harus datang tepat masuk ke dalam pengalaman kita, dan menghancurkan segala sesuatu yang tidak benar. Tidak ada keraguan bahwa ada beberapa macam campuran dalam posisi mereka. “Padalah kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” (ayat 21). Kita tahu dari Injil itu sendiri apa yang terikat dengan harapan itu: sebuah tempat di kerajaan itu, sesuatu untuk melayani diri mereka sendiri dan ambisi mereka sendiri. Jadi Salib harus menyingkirkan mereka dari semua yang tercampur dan salah dalam posisi mereka. Salib melakukannya dengan, pertama-tama, mengambil semuanya. Ketika Salib datang, baik yang benar maupun yang salah pergi, dan mereka harus mulai dari awal lagi. Tetapi kali ini, mereka mulai di atas dasar yang bersih, di atas dasar yang murni, mereka telah melihat makna dari Salib.

Itulah kisahnya: kebutuhan Salib dalam hidup kita, untuk membawa kita ke dasar yang sejati, dasar yang aman; untuk menjelaskan kepada kita masalah kita sendiri dan kesulitan kita sendiri. Pemahaman yang benar tentang itu adalah hal yang benar-benar mengubah dan meng-transfigurasikan.

Faktanya adalah bahwa mereka telah mendapat pemahaman yang sepenuhnya salah atau tidak memadai tentang makna Salib. Tetapi ketika Ia membuka kepada mereka masalah penderitaan Kristus ini, dan mereka melihatnya dengan benar, seluruh situasinya berubah. Ketika mereka melihatnya dengan benar; ketika mereka sendiri dengan semua kepentingan mereka telah keluar dari gambarannya sepenuhnya, semuanya ditransfigurasi. Mereka dapat pergi dan memberitakan Salib setelah ini, dan berkata: ‘Di dalam Salib aku bermegah’; sedangkan, pada hari itu, Salib mengeja apa pun kecuali kemuliaan. Sungguh suatu perubahan!

Simpati Tuhan dengan Kebingungan yang Jujur

Mungkin ada beberapa yang membaca kalimat-kalimat ini, yang telah memutuskan untuk meninggalkan situasinya. Mungkin saudara sedang berjalan di jalan kebingungan, kekecewaan, dan membingungkan, dan, saudara berpikir, mengecewakan. Atau mungkin saudara akan tergoda pada suatu waktu untuk melakukan itu. Baca lagi kisah ini; lihatlah ke dalam hatinya dan melihat. Jika ini adalah kesulitan yang jujur dan tulus yang saudara alami, Tuhan Yesus memiliki setiap simpati dengan itu. Ia hanya akan menjauh jika saudara memberontak dan dengan sengaja meninggalkan Dia. Jika ini adalah dalam kebingungan dan ketidakmampuan untuk memahami yang paling mendalam, Ia bersimpati penuh dan tidak akan menyerah tentang saudara; Ia akan mengikuti saudara melaluinya. Ia akan menarik saudara keluar; Ia akan meminta saudara untuk memberi tahu Dia apa masalahnya. Mungkin ketika saudara melakukan itu, saudara akan mulai melihat bahwa itu tidak begitu padatnya seperti yang saudara duga. Dan kemudian Ia akan kembali dan dengan sentuhan tangan-Nya sendiri Ia akan mulai menunjukkan kepada saudara bahwa ada sesuatu yang lebih di dalamnya daripada yang pernah saudara lihat; itu memiliki rahasia yang lebih dalam daripada yang saudara ketahui. Dan dalam pengungkapan rahasia itu, saudara akan diselamatkan.

Tapi saudara akan tahu ini: bahwa pengalaman saudara adalah, setelah semuanya, apa yang telah saudara bicarakan begitu seringnya – Salib ... Salib … Salib! Saudara lihat, kita dapat berbicara tentang ‘salib’ sebagai sebuah ajaran; kita bisa tahu semuanya tentang ‘identifikasi dengan Kristus’ sebagai sebuah ajaran; tetapi ketika Tuhan membawa kita ke dalam pengalaman yang benar-benar dahsyat menghancurkan – itulah kenyataannya! Ini adalah untuk menemukan kenyataan – dan ini akan memberi kita manfaat yang baik di hari cobaan itu.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.