Austin-Sparks.net

Pesan dari Samuel

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "The Message of Samuel". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Meskipun kita telah sering di sini berbicara tentang Samuel dan hubungannya, dalam prinsip setidaknya, dengan masa kita, saya merasa bahwa Tuhan ingin agar kita meluangkan sedikit waktu untuk pertimbangan baru dengan pesan yang sentral dan luar biasa, yang tampaknya disampaikan oleh Samuel kepada kita. Jadi kita beralih kepada kitab-kitab pertama yang disebut dengan namanya tanpa membaca panjang lebar bagian tertentu mana pun, tetapi hanya memiliki kitab ini terbuka di awal.

Paralel antara Masa Samuel dan Masa Kita

Pertama-tama, kita mengingatkan diri kita sendiri tentang masa di mana Samuel datang dan keadaan hal-hal di antara umat Tuhan. Ini sangat jelas dari pernyataan yang pasti di sini bahwa hal-hal jauh dari yang mengekspresikan pikiran Tuhan mengenai umat-Nya. Ketika Samuel dilahirkan, segala sesuatu yang rohani berada dalam keadaan kacau dan lemah. Saudara akan ingat bahwa imamat telah dinajiskan, dan bahwa Eli, kepala rohani bangsa, dalam segala hal mengalami kemunduran, tidak mampu mengatasi situasinya dan bergerak dengan cepat menuju akhir yang tragis dan mengenaskan, yang kepadanya ia datang.

Kemudian pada tahun-tahun awal kehidupan Samuel, bahkan setelah ia menjalankan pelayanan masa mudanya di bait suci, segalanya berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Umat Tuhan dikalahkan oleh orang Filistin, dan kita tahu bahwa orang Filistin dalam Perjanjian Lama dalam prinsip mewakili Antikristus. Tabut perjanjian jatuh ke dalam tangan mereka, menjadi tawanan; dan jadi hal-hal secara rohani ada dalam keadaan yang sangat buruk. Kita diberitahu bahwa tidak ada penglihatan terbuka, Firman Allah sangat berharga, atau agak jarang, pada masa itu. Kita harus mengatakan bahwa ada ketiadaan wahyu, yang mengerikan. Firman Allah sebagian besarnya adalah buku yang tertutup, meskipun ada di sana. Tidak ada penglihatan terbuka.

Tidak ada otoritas atau suara otoritas, tidak ada yang menonjol dengan nada yang khas dalam kaitannya dengan pikiran Tuhan, dan dalam semua hal ini dan banyak kondisi menyedihkan lainnya, tidak diperlukan banyak pemahaman tentang masa-masa untuk mengenali sesuatu yang sangat mirip dengan masa kita sendiri. Tanpa memaksakan perbandingan itu dan kemiripan itu, tidak ada keraguan bahwa banyak dari kondisi-kondisi itu diperoleh secara rohani dalam masa kita sendiri. Ada kerapuhan rohani di antara umat Tuhan dalam cara yang sangat luas, dan umat Tuhan, dalam banyak kasus-kasusnya, sadar akan hal itu. Ada ketegasan di pihak kuasa jahat yang bekerja dengan prinsip Antikristus, membawa kesaksian Tuhan di bawah dominasi mereka. Ketika kita berbicara tentang Antikristus, kita berbicara tentang Antikristus pada prinsipnya, yaitu, hal yang meletakkan tangannya di atas hal-hal Allah dengan cara yang tidak disunat, untuk kemuliaannya sendiri; itu adalah Antikristus – selamanya untuk memuliakan manusia, memuliakan hal-hal manusia, mengambil kemuliaan dari Allah dan memiliki apa yang adalah milik Allah dengan maksud untuk meningkatkan prestise dan kemuliaan manusia. Itu bisa dilakukan dengan cara yang beragama, sama halnya dengan cara yang tidak beragama. Ya, itu adalah orang Filistin dan itu adalah Antikristus, dan ada banyak hal seperti itu pada hari ini, suatu pelampiasan pada hal-hal Tuhan untuk menggunakan mereka untuk mengagungkan dan memuliakan manusia, dan apa, setelah semuanya, yang adalah dari manusia di dalam perusahaannya.

Apakah kita dapat menerima itu atau tidak, saya yakin kita semua akan setuju dengan ini, bahwa tidak ada suara otoritas untuk Tuhan pada hari ini. Ada suatu masa ketika Tuhan memiliki suara-suara di bumi ini yang merupakan suara otoritas rohani dan belum lama berselang. Itu bisa dikatakan dengan cara lain. Tuhan memiliki orang-orang di hadapan umat-Nya yang didengarkan oleh umat-Nya, yang adalah orang-orang yang memiliki pesan dari Allah dan umat mengetahuinya. Ini tidak demikian hari ini. Ada banyak orang-orang baik yang memberikan lebih atau kurang pesan-pesan yang baik, tetapi kita mencari dengan sia-sia untuk seorang atau orang-orang yang dikenal oleh umat Allah lebih atau kurang secara umumnya, yang memiliki pesan untuk hari ini, untuk saat ini, dari Allah. Hal ini tidak demikian pada hari ini. Tidak ada otoritas dengan cara sebuah suara dari Allah pada hari ini. Tidak ada yang akan membantah itu. Kita merana, jemaat merana, dunia merana, untuk suara yang seperti itu. Tidak ada yang akan mengatakan bahwa jemaat memiliki suara itu pada hari ini.

Yah, setidaknya itu adalah perbandingan yang tepat dengan masa Samuel, meskipun perjuangan sungguh-sungguh dan penuh semangat untuk penginjilan oleh kegiatan fundamentalis, kita dipaksa untuk mengatakan bahwa jika modernisme adalah ekspresi Antikristus yang sekarang beredar, kesaksian Yesus terletak sebagian besarnya di bawah dominasi modernisme.

Salah satu ciri modernisme adalah bahwa ia menghilangkan Ketuhanan yang absolut dan Kedaulatan Kristus, dan hari ini segala sesuatu merana untuk kebenaran itu untuk dikembalikan kepada tempatnya. Ini menempatkan kemanusiaan di tempat regenerasi, dan nada hebat hari ini, nada kuat di antara manusia, adalah tentang potensi manusia yang luar biasa, betapa baiknya manusia itu, betapa banyaknya kebaikan yang ada dalam diri manusia. Aneh bahwa kemanusiaan seperti itu seharusnya memiliki mode seperti itu, pada saat ini, ketika tidak pernah ada pameran yang lebih kejam tentang apa yang bisa keluar dari hati manusia, dan namun, demikianlah itu. Dan melawan penuntutan terhadap manusia untuk dilahirkan kembali dan pernyataan bahwa tidak ada hal baik yang dapat dihasilkan dari ciptaan lama ini, kebaikan hanya ada di dalam Kristus, melawan terhadap itu, ada ‘injil’ yang begitu tersebar di seluruh dunia tentang kebaikan sifat manusia, kebaikan melekat kemanusiaan yang luar biasa; itu adalah modernisme, itu adalah Antikristus. Itu adalah orang-orang Filistin di dalam Perjanjian Lama yang akan meletakkan tangan mereka di atas hal-hal rahasia Allah, dan membuat mereka menjadi tawanan untuk kemuliaan mereka sendiri. Ini perlu bagi kita untuk mengenali apa keadaan itu di masa kita sebelum kita dapat melihat apa yang harus dilakukan tentang itu dan apa kebutuhannya.

Apakah saudara tidak tergerak oleh keadaan ini, oleh hanya satu hal ini – kebutuhan mengerikan akan suara otoritas atas nama Allah di masa kita, sebuah nada jelas yang khas, yang memiliki wewenang, “Berfirmanlah Tuhan!” Saudara lihat, saudara hanya saja masuk ke dalam keadaan yang sama seperti yang diperoleh pada masa Hakim-Hakim; sebab Samuel, sementara ia menjembatani jurang antara hakim-hakim dan raja-raja, adalah seorang hakim. Ia menghakimi Israel, dan pada masa Hakim-Hakim, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Tidak ada raja di Israel; dan apakah tidak benar bahwa, sejauh mana kebenaran Allah bersangkutan, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri pada hari ini? Maksud saya bahwa ada ratusan, mungkin ribuan penafsiran yang berbeda, dan setiap-tiap darinya adalah otoritasnya sendiri, benar menurut pandangannya sendiri, dan pemerintahan absolut dari Firman Allah oleh Roh Kudus dikesampingkan. Firman Allah tidak memerintah pada hari ini, melainkan penafsiran manusia tentang Firman Allah yang memerintah, dan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri, dan oleh karena itu, pandangannya atau penalarannya adalah otoritasnya. Ini adalah otoritas akal budi manusia dalam kaitannya dengan Firman Allah, dan jadi manusia berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri, “Ini adalah penafsiran-ku tentang Firman Allah, oleh karena itu, ini berarti demikian dan aku mengambil garis ini karena aku percaya inilah artinya!” Dan oleh semua yang telah mengambil posisi itu, tidak ada penundukkan kepada Roh Kudus dalam kekosongan dan pengakuan bahwa tidak ada yang bisa mengetahui Firman Allah kecuali dengan wahyu dari Roh Kudus. Itulah bagaimana Firman Allah datang ke tempat pemerintahannya, dan sampai hal itu demikian, saudara mengambil Kitab Suci dan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri; tidak ada raja. Dengan kata lain, Roh Kudus tidak berdaulat dalam hal mengenal kebenaran. Itulah yang terjadi dahulu. Itulah yang terjadi pada hari ini, sebagian besarnya, dengan cara yang sangat umum, dan dengan cara yang lebih ke dalam; tidak ada penglihatan terbuka. Bahkan anak-anak Allah yang lebih setia kepada Tuhan memiliki sedikit wahyu rohani yang nyata. Itu adalah hari yang menyedihkan ke dalam apa Samuel datang. Itu adalah tambalan gelap dalam sejarah Israel, dan begitu juga pada hari ini. Menyadari keadaan hal-hal, kita dapat bergerak untuk mengenali pentingnya Samuel, dan hal-hal yang benar tentang Samuel, mewakili kebutuhan akan hari seperti miliknya dan keadaan hal-hal seperti ke dalam apa ia datang.

Sebuah Alat Samuel

Nah, Samuel datang masuk; pertama-tama, dalam segala kemurnian dan kesederhanaan. Ia mewakili awal yang bersih. Itu sangat sederhana, tetapi sangat mendasar – awal yang sederhana dan bersih. Ada seluruh tatanan yang telah ada, suatu sistem hal-hal, suatu tatanan yang kacau balau, kekacauan dicatat berulang kali dalam banyak hal-hal. Tampaknya hampir sebuah pernyataan yang tidak disadari ketika dikatakan, “… Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah,” “… lampu rumah Allah belum lagi padam.” Suatu pengakuan tidak disadari tentang kekacauan yang mengerikan. Allah telah berfirman bahwa lampu tidak boleh padam, kesaksian itu tidak boleh dibiarkan mereda. Hanya dalam narasi, itu menyatakan segalanya – “Lampu rumah Allah belum lagi padam.” Ada banyak petunjuk lain tentang seperti apa hal-halnya pada saat itu. Ada kekacauan, ada sistem hal-hal yang telah ada, kebingungan dan kekacauan dan kelemahan ini, tetapi Samuel tampaknya datang masuk sebagai yang sama sekali terpisah darinya, murni, bersih dan jelas, sebagai sesuatu yang tidak tersentuh, tidak terkontaminasi, tidak rusak oleh ini; semurni seorang anak kecil.

Awal yang baru! Saudara tidak akan pernah bisa mengubah keadaan hal-hal yang murtad, korup atau rusak dengan menetapkan untuk bekerja padanya dari luar. Itu telah terbukti berulang kali. Tidak ada gunanya datang masuk ke dalam suatu hal yang telah menyimpang dari perintah Tuhan dan mencoba untuk membuatnya kembali terbentuk. Allah harus membuat permulaan yang bersih dan segar dengan sesuatu – Samuel mulai, seolah-olah, dari awal, dalam kemurnian murni pemikiran-Nya. Itu drastis, tetapi itu adalah sesuatu yang cukup jelas dalam Firman Allah dan sesuai dengan sejarah pekerjaan Allah. Saudara cobalah dan lihatlah apa yang dapat saudara lakukan dengan sesuatu yang telah terkontaminasi, tercampur aduk dan tidak teratur. Saudara dapat menghabiskan hidup saudara dengan berusaha meluruskan hal itu dan saudara akan mati karena patah hati. Allah harus mendapatkan pegangan atas sesuatu yang terpisah. Allah harus mulai lagi dengan sesuatu yang di luar dari itu; sesuatu yang murni. Ini mungkin sangat kecil seperti seorang anak kecil. Perintah Allah tidak pernah untuk menyembuhkan suatu penyakit ketika penyakit itu adalah moral, tetapi untuk memiliki kelahiran baru. Ia tidak pernah menyembuhkan seorang Lazarus, tetapi membiarkannya mati dan memulai dengan kebangkitan. Itu adalah hukum Allah. Ia tidak menyembuhkan ciptaan lama.

Yah, itu adalah langkah pertama dan ketika kita berdoa untuk hal baru Allah, itulah yang kita maksudkan. Hal baru Allah adalah sesuatu yang bebas, jelas dan tidak terjerat.

Mengenal Suara Tuhan

Ketika Allah mendapatkan itu, Ia mulai mendidiknya, dan hal pertama yang Allah ajarkan alat itu, yang dengannya Ia akan berurusan dengan situasi ini, adalah untuk mengenal suara-Nya. Hanya untuk mengenal suara-Nya. Pelajaran pertama yang Samuel harus pelajari di tempat kudus adalah untuk mengenal suara Allah, untuk membedakan antara suara Allah dan suara manusia. Ia pertama-tama mengira bahwa itu adalah Eli, tetapi ia harus mempelajari perbedaannya. Sebuah pelajaran dasar, tetapi pelajaran yang sangat vital.

Kita tidak akan pernah menjadi berguna bagi Tuhan dalam situasi seperti ini sampai dalam cara batiniah, kita telah belajar mengenal suara Tuhan. Ini bukanlah apa yang Tuhan katakan, itu adalah langkah lain, tetapi perbedaan antara suara Tuhan dan setiap suara lainnya – suara penalaran kita sendiri, suara keinginan dan dorongan kita sendiri, suara kehendak dan kecenderungan kita, suara-suara orang lain; setiap suara lainnya, dan Suara ini saja – bahwa kita secara batiniah memiliki persepsi, perasaan, ketajaman, “Itu adalah suara Tuhan!” Sehingga kita dapat berkata, “Ya, aku tahu itu sebagai suara Tuhan, aku tahu itu sebagai Tuhan yang berbicara!” Ada sesuatu tentang pembicaraan Tuhan yang berbeda. Saudara tidak dapat mendefinisikannya, saudara tidak bisa menjelaskannya, tetapi saudara tahu itu adalah Tuhan. Ketika Ia berbicara – “Itu adalah Tuhan!” Dan ketika Ia tidak berbicara dan ada banyak orang lain yang berbicara, saudara tahu itu bukan Tuhan. Ada semacam kemampuan batin yang tidak dapat didefinisikan yang hanya mencatat kesimpulan itu dalam kesadaran saudara, “Itu adalah Tuhan; itu bukan manusia, itu bukan kuasa lain, aku tahu itu adalah Tuhan!”

Apakah saudara tidak akan mengatakan bahwa itu adalah langkah besar pertama dalam otoritas? Saudara dan saya tidak akan pernah berbicara dengan otoritas apa pun sampai kita tahu dalam diri kita sendiri otoritas suara Tuhan sebagai yang sama sekali berbeda dari semua suara lainnya. Sekarang, saudara mungkin berpikir bahwa itu sulit. Ini tidak terlalu sulit seperti yang saudara pikirkan, tetapi ini sangat banyak dalam bidang pengalaman. Segera saudara membawanya ke dunia mental, atau teoretis, atau doktrinal, kemudian itu menjadi sangat sulit dan rumit. Segera saudara mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah aku benar-benar tahu bedanya?” kemudian saudara mungkin menemukan saudara tidak dapat mengatakan, tetapi saya berani menyarankan kepada saudara bahwa jika dua orang mengatakan hal yang sama dan satu mengatakan hal itu oleh Roh Kudus dan yang lain mengatakan hal itu karena mereka telah membacanya, saudara pasti tahu bedanya. Mereka telah membaca hal yang sama di dalam Kitab yang sama. Kepada yang satu, itu telah datang dari Tuhan sebagai sebuah wahyu ke dalam hatinya dan ia mengatakannya dalam Roh Kudus. Yang lainnya telah membacanya dan berpikir itu bagus dan mengatakannya, dan saat mereka mengatakannya, saudara akan tahu. Saudara tidak tahu bagaimana, saudara tidak bisa menjawabnya, tetapi saudara akan tahu. Itulah yang saya maksudkan, dan sampai saudara dan saya memiliki kemampuan itu untuk membedakan antara apa yang dikatakan oleh manusia, bahkan dengan semua kekuatan keyakinannya sendiri, dan apa yang Allah katakan dalam kuasa Roh Kudus, kita belum mempelajari rahasia pertama tentang kebergunaan nyata bagi Tuhan, sebuah pelayanan Samuel. Itu adalah langkah pertama. Saya ingin saudara memikirkan hal itu dalam Perjanjian Baru.

Mengenal Pikiran Tuhan

Langkah selanjutnya adalah bahwa Samuel diajar untuk mengenal pikiran Tuhan. Itu adalah sesuatu yang lebih jauh – pikiran Tuhan. Pertama, pembedaan suara – bolehkan kita katakan nadanya, suaranya – kemudian pikiran Tuhan. “Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Samuel …” dan kemudian saudara memiliki semua yang Tuhan katakan, “dan Samuel tidur sampai pagi.” Berapa jam ia tidur? Kita tidak tahu, mungkin berjam-jam ia tidur menunggu pagi. Ia telah datang untuk mengenal pikiran Tuhan tentang situasinya, tentang umat-Nya, apa yang akan Ia lakukan, dan alat apa pun yang seperti itu harus datang ke tempat di mana ia tahu bahwa ia tahu apa yang dipikirkan Tuhan tentang hal-hal, dan apa pikiran Tuhan tentang umat-Nya, dan apa yang akan dilakukan Tuhan.

Jangan biarkan kita maju terlalu jauh dengan itu, dan mengatakan bahwa, sebab saudara tahu pikiran Tuhan, sebab saudara sangat yakin bahwa saudara mengetahuinya, bahwa akan ada jalan yang jelas bagi saudara, bahwa itu adalah sekaligus jaminan akan perjalanan yang lurus saja. Tidak demikian halnya dengan Samuel. Itu adalah awal masalah bagi Samuel, awal dari kesedihan. Sejak saat itu, berbagai hal mulai mengambil langkah baru menuju bencana; sejak saat itu, orang Israel jatuh ke bawah musuh mereka; sejak saat itu bait suci menjadi tawanan. Mungkin kita akan berpikir, “Oh, seandainya Allah mendapatkan pegangan atas sebuah alat dan memberikan alat itu wahyu dari pikiran-Nya dan pikiran-Nya tentang hal-hal, sekarang hari baru kemuliaan datang!” Tidak, belum tentu. Bisa jadi bahwa alat itu akan memegang dalam hatinya dengan keyakinan dan pengetahuan terdalam ini bahwa itu adalah pikiran Allah, dan harus menunggu lama sebelum nilai-nilai nyata dari itu mulai muncul. Mungkin saja bahwa semua tahap mengerikan dari pemerintahan Saul itu sebelum masalah mulai muncul, dalam membawa masuk Daud, hari baru pemerintahan Allah. Ini mungkin jalan yang gelap, sulit dijalankan.

Maksud saya adalah bahwa Samuel tidak melihat, untuk waktu yang lama, sebuah perubahan sebab ia telah dibawa ke dalam persekutuan hati yang sedemikian rupanya dalam pemberontakan dan reaksi Allah terhadap situasinya. Ia harus menunggu lama sebelum ia melihat hasil yang sangat mulia dari persekutuan dengan Allah itu. Ia harus melalui terowongan yang gelap. Jadi jangan biarkan kita membayangkan bahwa wahyu hati seperti itu berarti perubahan yang segera tentang situasi. Intinya adalah bahwa sebelum Allah dapat beralih ke keadaan yang lebih mulia itu, hari itu ketika umat-Nya akan keluar ke tempat yang lebih baik, Ia harus telah mendapatkan alatnya yang, di tempat pertama, mengenal suara-Nya, dan kemudian mengenal pikiran-Nya, pemikiran-Nya; Ia tahu dengan cara ini bahwa, apa pun kondisinya dan apa pun biayanya, alat itu tidak dapat mengubah posisinya, tidak pernah dapat berkata, “Ya, aku akan mengambil jalan lain, ini terlalu sulit, terlalu membingungkan, terlalu mahal!” Oh tidak, apa pun posisinya, betapapun mahalnya dan gelapnya serta mengerikannya, alat itu hanya tahu bahwa Allah telah mengungkapkan pikiran-Nya; ia memiliki pikiran Tuhan tentang umat-Nya dari Tuhan sendiri. Ini adalah pelajaran yang luar biasa dan hal yang hebat untuk datang ke sana. Nah, itu adalah hal yang kedua.

Firman Kekuasaan

Hal ketiga tentang Samuel adalah bahwa ia memiliki firman kekuasaan. Ada pernyataan ini dalam pasal 3:19 – “Tidak ada satu pun dari Firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.” Itu berarti bahwa apa yang dikatakan Samuel ditakdirkan untuk menjadi kenyataan. Cepat atau lambat itu akan terbukti berasal dari Allah. Ia memiliki firman kekuasaan. “Tidak ada firman Allah yang tidak memiliki kuasa.” Ia memiliki Firman Allah. Itu adalah karakteristik dari alat yang seperti itu, sebagaimana yang dibutuhkan Allah pada hari seperti ini, bahwa ia memiliki Firman yang, apakah mereka akan mendengar atau apakah mereka akan bersabar, adalah firman Allah yang ditakdirkan untuk terbukti kebenarannya. Mungkin ada periode yang panjang antara ucapan kata itu dan pembenarannya. Mungkin ada banyak sejarah.

Ambillah kasus Saul. Umat berkata, “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami seperti bangsa-bangsa lain!” Mereka berteriak dan bersikeras. Samuel memperingatkan mereka, Samuel menegur mereka: “Kamu telah menolak Tuhan, ini adalah langkah malapetaka yang kamu ambil, ini tidak akan menuntunmu ke tempat lain selain tragedi!” Itu adalah efek dari peringatan Samuel, tetapi mereka bersikeras. Samuel harus mondar-mandir di negeri itu dari Gilgal ke Mizpa, pergi ke wilayahnya beberapa kali sebelum kata-katanya terwujudkan. Hari itu tiba ketika Saul diekspos kepada semua orang sebagai kejatuhan Israel. Tentu saja, mereka tidak percaya itu, mereka tidak akan memilikinya, mereka benar; tetapi Samuel telah mengatakan firman Tuhan tentang ini. Saudara mungkin menunggu selama bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya semua sejarah itu telah terus bekerja menuju apa yang telah dikatakan. Saudara lihat, orang tidak selalu dapat menerima apa yang saudara katakan. Mungkin mereka tidak akan, mungkin mereka tidak berada dalam posisi untuk menerima ketika itu adalah kebenaran, jadi mereka menganggapnya ringan, mengesampingkannya, menolaknya, dan Allah membawa mereka melalui sejarah dan sejarah itu terus bekerja menuju posisi di mana akhirnya mereka harus berkata, “Kamu benar!” Sekarang, itu tidak dikatakan dengan maksud untuk mengucapkan selamat atas pembenaran, tetapi kebutuhannya adalah bahwa sebuah alat, untuk digunakan di saat seperti ini, memiliki firman Allah, firman kekuasaan, yang tidak dapat gugur. Akhirnya harus dibuktikan benar. Samuel memiliki firman kekuasaan.

Kuasa dengan Allah

Selanjutnya, Samuel berkuasa dengan Allah. “Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya” (Mazmur 99:6). “Sekalipun Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini” (Yeremia 15:1). Allah berkata, “Samuel, Samuel telah membuat-Ku berbalik berkali-kali, Samuel telah memiliki kuasa seperti itu dengan-Ku dari waktu ke waktu sehingga membuat-Ku berubah pikiran, tetapi, sekalipun ini adalah Samuel – tidak kali ini!” Sungguh suatu tempat kekuasaan dengan Allah. Ia memiliki kuasa dengan Allah. Seperti itu seharusnya alatnya.

Ujian dan Objek dari Segalanya

Dan akhirnya untuk saat ini, semua ini harus dikumpulkan menjadi satu hal, dan satu hal ini adalah ujian dan buktinya. Cukup banyak dari kita bisa menjadi sangat angkuh-yakin dan kita dapat berbicara tentang wahyu kita; kita tahu, dan kita memiliki pikiran Tuhan, dan menetap pada dasar kita dan menolak untuk bergerak bagi siapa pun! Siapa pun dapat berada di posisi itu dan dapat sepenuhnya ditipu. Ujian dan buktinya adalah ini, hal yang menjadikan Samuel sebagai yang tertinggi, serba-inklusif dan akhirnya terwujudkan: penobatan Raja Allah, penetapan otoritas absolut dan kedaulatan yang diurapi Tuhan. Samuel dibawa masuk tanpa diragukan lagi untuk tujuan ini – untuk membawa masuk Daud, “Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus” (Mazmur 89:20). Siapa yang menemukan Daud, siapa yang mengurapi Dia? Di tempat pertama itu adalah Samuel, ini adalah melalui perantaraan Samuel bahwa Daud ditemukan, ini adalah melalui perantaraan Samuel bahwa Daud diurapi, dan itu adalah yang hal yang tertinggi dan mencakupi-segala-hal dari keberadaan Samuel: untuk membangun kedaulatan absolut Raja yang diurapi Allah.

Apakah pengetahuan kita tentang suara, pikiran, firman, apakah semua ini memiliki efek ini, bahwa Tuhan Yesus datang ke dalam hak-hak-Nya, tempat-Nya? Apakah masalah bahwa Ketuhanan-Nya yang berdaulat benar-benar dibawa ke dalam operasi? Saya mengajukan tantangan itu supaya jangan sampai ada dari antara kita yang merasa bahwa kita sangat yakin, kita tahu. Sifat jaminan kita ditentukan oleh masalah ini. Masalahnya bukanlah untuk membenarkan kita, tidak untuk mendirikan kita, tidak untuk memberi kita tempat di mana semua orang berkata, “Kamu benar!” Allah melarang bahwa harus ada yang seperti itu tentang kita! Allah melarang kita mencari hal-hal seperti itu dan memiliki mata kita tertuju pada hari ketika kita akan dibenarkan! Tidak sama sekali. Hal yang indah tentang Samuel di sepanjang hidupnya adalah kerendahan hatinya. Apa yang ia alami, apa yang ia izinkan! Sikapnya, bahkan terhadap Saul, adalah sikap yang paling patut dicontoh. Ia menyadari bahwa, untuk sementara waktu, tidak ada alternatif. Bahkan Allah harus memberi jalan kepada orang-orang ini untuk sementara waktu sebelum mereka belajar. Tidak ada gunanya Allah bertindak secara berdaulat dalam hal ini dan memaksa datang masuk; tidak akan ada buah dengan cara itu. Allah harus membiarkan Saul untuk sementara waktu dan memberinya kesempatan, dan Samuel datang dan berkata, “Baiklah, Tuhan! Aku tidak percaya pada laki-laki ini, tetapi baiklah, Tuhan, ini perlu untuk sementara waktu, jadi aku akan bekerja! Aku tidak akan menjadi seorang yang selalu merasa tidak puas!” Jadi ia mengurapi Saul dan mencium Saul. Itu bukan ciuman Yudas, tetapi sebuah tindakan pengunduran diri yang luhur. Apakah saudara tidak berpikir bahwa Samuel tahu yang sebenarnya tentang Saul? Tentu saja ia tahu!

Namun demikian, untuk saat ini, ia melepaskan dan bekerja dengan metode Tuhan dalam mewujudkan akhir-Nya. Intinya adalah ini: kerendahan hati yang indah dari Samuel ini. Dari awal hingga akhir hidupnya Samuel kuat, tetapi tidak menonjolkan diri; dan kita tidak pernah bisa membayangkan Samuel hidup untuk pembenarannya sendiri. Tidak, ia dilahirkan dan ia hidup untuk satu hal – untuk Ketuhanan Raja Allah. Itu adalah ujiannya di tempat pertama, tetapi itu adalah objek dari pelayanan seperti itu – untuk membawa masuk yang Diurapi Tuhan untuk mendapatkan tempat-Nya, tempat-Nya yang sah. Itulah kepada apa hati Tuhan ditetapkan dan itulah arti persekutuan yang nyata dengan Allah. Kita harus cepat-cepat tutup.

Hubungan Hana dan Samuel

Ada instrumennya, alatnya, kita melihat sifatnya. Bagaimana alat seperti itu terbentuk? Nah, kita harus kembali sedikit dalam kisahnya dan kembali kepada ibu Samuel, kepada Hana. Ini adalah kisah yang indah, tetapi kita dapat menyimpulkan semuanya dalam ini. Melihat bahwa Hana ada di sini sebagai seorang perempuan, ia harus mewakili beberapa prinsip rohani, sebab perempuan melalui Kitab Suci selalu mewakili prinsip-prinsip rohani, dan dalam sebuah kalimat, ini adalah begini: Hana mewakili bagian dari jemaat yang berduka atas keadaan umat Tuhan dan menderita untuk sebuah alat yang dengannya keadaan tersebut akan ditemui dan diubah. Itu saja; itu meringkas Hana. Di sini ia ditemukan di tempat pertama berkabung. Ia ada dalam kepahitan roh, dan apa yang ia minta? Seorang anak-lelaki. Apakah saudara menyadari itu? Ini bukan hanya anak-anak yang ia inginkan, ia tidak menyesali keadaannya. Tidak, ia menginginkan anak lelaki. Mengapa ia menginginkan anak lelaki? Ia melanjutkan untuk memberitahu saudara, atau setelah itu, hal itu keluar dengan cukup jelas. Ia mendapatkan seorang anak lelaki dan anak lelaki itu adalah untuk Tuhan. Ia telah memberinya dan mendedikasikannya kepada Tuhan. Itulah yang ada di dalam hatinya. Jika ia hanya menginginkan seorang anak, ia akan menyimpan anak itu untuk dirinya sendiri, ia tidak akan pernah membiarkan anak itu keluar dari pandangannya, anak itu akan sangat berharga, tetapi tidak, ia memiliki sesuatu yang lebih dari itu dalam pandangan – Tuhan dan kepentingan Tuhan. Ia berkabung dalam kepahitan dan kesedihan jiwa untuk anak lelaki ini, alat yang dengannya Takhta harus datang ke dalam pandangan dan ditegakkan.

Saudara tidak membutuhkan saya untuk membawa saudara ke Perjanjian Baru – seorang anak lelaki yang diangkat oleh Allah, kepada Takhta-Nya. Itu semuanya jelas, tetapi dalam penerapannya, dalam roh dan prinsip, Hana dan Samuel mungkin adalah satu. Samuel tidak bisa tanpa Hana, dan Hana tidak dapat direalisasikan tanpa Samuel. Maksud saya ini: bahwa jika ada bagian dari jemaat yang ada dalam latihan yang sama ini untuk tujuan yang sama ini, bagian dari jemaat itu akan menjadi anak lelaki. Pemenuhannya akan melalui penunjukan lain ini. Ini akan menjadi kepada takhta.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.