Austin-Sparks.net

Tanda-tanda milik Yesus

oleh T. Austin-Sparks

Pertama kali diterbitkan sebagai sebuah buku kecil oleh "Witness and Testimony Publishers" pada tahun 1940. Judul asli: "The Marks of Jesus". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Sebuah Pesan untuk Orang Kristen Muda

“Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” (Galatia 6:17)

Tanda-tanda milik Yesus; apakah ini tanda-tanda yang sesungguhnya pada tubuhnya, bekas luka dari penderitaannya, atau apakah ia sedang menggunakan suatu kiasan, suatu kiasan yang terkenal, kita mungkin tidak terlalu yakin. Ada kemungkinan bahwa Paulus bermaksudkan keduanya; yaitu bahwa ada tanda-tanda di tubuhnya, bekas luka dari tongkat yang dengannya ia dipukuli, bekas luka dari batu yang dengannya ia dilempari, tanda-tanda dari kesulitan yang telah ia lewati, dan kemudian, melihat tanda-tanda itu, ia berpikir tentang mereka dalam terang cap. Saudara tahu apa cap itu. Hewan dicap, dicap dengan besi panas. Dan ia melihat pada bekas luka-luka itu dan menganggapnya sebagai cap. Tetapi tidak masalah yang mana itu. Memang sungguh benar bahwa Paulus memiliki tanda-tanda milik Yesus pada tubuhnya sendiri. Itulah yang penting – bahwa akan ada tanda-tanda milik Yesus.

Saya ingin menyarankan kepada saudara bahwa tanda-tanda ini, bekas luka-luka ini yang dirujuk oleh Rasul sebagai cap pada tubuhnya ini, adalah tanda-tanda yang mewakili tiga hal. Pertama-tama, mereka adalah

1. Tanda-tanda Kepemilikan

Tanda-tanda itu menyatakan bahwa dia adalah milik Tuhan Yesus, dan semua orang dapat melihatnya. Saya pikir itu sangat banyak berada dalam pikiran rasul karena kiasan itu, atau kebiasaan terkenal yang kepadanya ia rujuk.

Cap – “Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” Setiap pemilik memiliki cap-nya sendiri, besi cap, dan semua orang yang melihat cap itu dapat mengetahui milik siapa yang dicap tersebut. Saya berpikir lebih jauh bahwa Rasul memiliki dalam pikirannya bukanlah pen-cap-an ternak, tetapi, apa yang di dunia Yunani pada zamannya adalah suatu kebiasaan yang terkenal, pen-cap-an budak. Sekarang saudara tahu, pada masa itu dan di dunia itu, budak dibeli dengan harga tertentu, menjadi milik tuannya, dan tidak ada kebebasan kecuali dengan cara tertentu, mereka dapat membayar harga yang telah dibayarkan untuk diri mereka, dan ini sangat diragukan. Jika mereka memperoleh upah sama sekali, ini akan menjadi seumur hidup sebelum mereka dapat menabung cukup untuk membeli kebebasan mereka sendiri. Tetapi ada jalan keluarnya, ada suatu kebiasaan. Mereka dapat pergi ke bait suci allah mereka dan bertemu imam-nya dan mereka bisa menjual diri mereka sendiri kepada allah itu untuk menjadi milik allah atau dewa-dewa itu – allah-allah kafir, tentu saja, yang bukanlah allah. Jika mereka berbuat demikian, imam mengambil besi cap yang memiliki tanda allah itu, dewa atau allah tertentu itu, dan ia menarik lengan budak dan mencap di lengannya tanda allah itu, dan sejak saat itu ia dianggap sebagai budak para allah itu, yang berarti bahwa ia bebas dari semua perbudakan lainnya. Ia bisa pergi keluar. Sekarang, seandainya tuan lamanya, atau penerus tuan lamanya, atau salah satu kerabatnya, mencoba membawanya kembali ke dalam perbudakan – sebagaimana mereka mungkin melakukannya; mereka mungkin mengejarnya, menyusulnya, berusaha membawanya kembali ke dalam perbudakan – ketika mereka berusaha melakukannya, yang harus ia lakukan hanyalah menarik lengan bajunya dan menunjukkan tanda cap allah itu, dan mereka tidak berani menyentuhnya. Jika mereka melakukannya, mereka menjadi musuh allah itu – allah itu melawan mereka, dan tidak ada yang berani melakukannya. Karena ia adalah budak allah, ia adalah orang merdeka di dunia.

Paulus tahu semuanya tentang itu, dan saya pikir itulah yang ia maksud ketika ia berkata “Janganlah ada orang yang menyusahkan aku.” Janganlah ada orang yang mencoba membawaku ke dalam perbudakan! Janganlah ada orang yang memegangku untuk menjadikanku milik mereka! Aku adalah milik Tuhan Yesus, dan “pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” Sedikit jauh sebelumnya ia telah berkata – “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Ia berkata, pada dasarnya, “Hai dunia, kepada siapa aku pernah menjadi budaknya, kepada siapa aku pernah berada dalam perbudakannya, yang pernah mengklaim aku dan memegang-ku dan menggunakan aku; Hai dunia, aku telah dibebaskan dari-mu karena aku telah dijadikan budak tawanan Yesus Kristus oleh Salib-Nya. Ia telah membebaskan aku dari belenggu dan penahanan-mu. Perbudakan-ku kepada-Nya berarti kebebasanku dari dunia. Hai dunia, janganlah berusaha mendapatkanku kembali. Janganlah letakkan tanganmu di atasku. Kehidupan lama, yang pernah aku miliki, janganlah berusaha menangkap-ku lagi. Aku adalah milik Tuhan Yesus. Pada tubuhku ada tanda-tanda milik-Nya.” Saya pikir pesan itu di sana sangatlah jelas. Tanda-tanda milik Yesus, untuk dilihat semua orang, untuk ditunjukkan kepada semua orang, berbicara tentang kita yang adalah milik-Nya, tentang-Nya yang menjadi Tuan kita, dan ini berarti kesetiaan dan berbakti dalam kepatuhan kepada-Nya sebagai Tuan kita. Kesetiaan dan berbakti kepada DIA.

Kita semua tahu ujian kesetiaan kepada Tuhan di dunia ini. Dunia seolah-olah mengulurkan tangan untuk datang dan mengganggu kesetiaan kita kepada Tuhan Yesus; - hanya janganlah sampai diketahui bahwa kita adalah milik-Nya. Begitulah standarnya hari ini, standar mental kehidupan, bahwa ini secara luas dianggap sebagai hal yang tidak jantan dan tidak sopan untuk menjadi seorang Kristen. Ini tidak tegap, ini tidak kuat, saudara harus dari jenis yang lebih rendah jika saudara adalah seorang Kristen. Begitulah keadaanya, kita mengetahuinya dengan cukup baik. Dunia ini membenci orang Kristen, dan godaan bagi semua orang Kristen adalah untuk dalam beberapa cara menjadi seorang Kristen tanpa “diketahui”, tanpa membiarkannya menjadi terlalu jelas, dan sehingga kita bersembunyi di balik banyak hal-hal. “Kita tidak ingin menunjukkan agama”; “kita tidak ingin memaksakan agama ke dalam tenggorokan orang”; kita tidak ingin menyinggung perasaan orang dan mengganggu kesempatan kita untuk mempengaruhi mereka dengan memberitakannya terlalu cepat.” Segala macam hal seperti itu, bersembunyi di tikungan-tikungan, berpikir kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik, kita benar-benar akan melayani kepentingan Tuhan jauh lebih baik dengan berjalan hati-hati, berjalan perlahan, dan sepanjang waktu berlindung dan menyamar.

Nah, “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” dan semua orang dapat melihatnya. Saya cukup yakin itulah yang ada di sini, itulah yang dimaksudkan; ciri-ciri dan tanda-tanda yang nyata dari kepemilikan-Nya, bahwa kita adalah milik-Nya. Dan saya benar-benar percaya, bagaimana pun juga, bahwa dunia jauh lebih menghormati dan menghargai orang Kristen yang membiarkannya diketahui “langsung dari bahu” daripada seorang yang menutupinya.

Saya ingat suatu hari bertahun-tahun yang lalu, ketika saya masih seorang anak muda, sebuah kesan yang mendalam tertanam dalam diri saya. Saya berada di sebuah toko; saat itu adalah hari para pelancong komersial di toko itu dan dua pelancong komersial datang masuk. Yang seorang masuk, melihat di sekeliling untuk melihat siapa yang ada di toko, melihat beberapa orang di sana, dan melangkah ke sudut dan menunggu. Kemudian ia melanjutkan ke bisnisnya dengan cara yang memberi kesan di benak masa muda saya bahwa ia malu untuk berbisnis; bahwa ia tidak ingin orang tahu siapa dia. Itu semuanya begitu tertutup. Mungkin saya tidak akan terlalu menyadarinya jika bukan karena episode berikutnya. Pintu terbuka, dan masuklah seorang laki-laki muda yang baik, besar dan tegap. Ia melihat manajernya – “Selamat pagi, Tuan. Aku punya barang yang bagus untuk tuan hari ini,” dan segera mulai berbisnis. Semua orang di toko itu mendengar segalanya. Ia langsung melakukannya dan menangkap bisnisnya, ia segera mendapatkannya. Ia fokus pada bisnis. Itu sangat terkesan bagi saya. Saat kita keluar dari toko, seseorang yang bersama saya berkata, “Begitulah cara berbisnis.” Maafkan saya jika tampaknya itu menurun kepada tingkat yang sangat rendah. Saya benar-benar merasa ada banyak manfaat dalam bersikap terbuka dan membiarkannya diketahui di mana saudara berdiri. Tidak ada penyembunyian capnya.

Kita adalah milik Tuhan; kita bersyukur bahwa kita adalah milik Tuhan; kita sangat bersyukur dapat memanggil Dia “Tuan”; kita tidak memiliki kompromi tentang itu. Kita adalah milik Tuhan dan kita mengatakan itu kepada-Nya, dan kita akan memberi tahu setiap orang Kristen lainnya tentang itu, tetapi apakah itu hanya di alam di mana kita diterima, di mana kita tahu kita diterima, di mana kita tahu bahwa itu cukup aman dan cukup nyaman untuk dibiarkan diketahui? Bagaimana dengan dunia ini? Tanda kepemilikan-Nya. Ingatlah Paulus dan peristiwa kapal karam itu. Betapa luar biasanya dia! Ia memperingatkan mereka, dan kemudian tiba saatnya ketika mereka berada di ujung akal mereka, dan ia mendatangi Tuan kapal itu dan ia berkata, “Tabahkanlah hatimu. Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya …” Itulah dia – tidak ada menutup-nutupi di sana. Ia membiarkannya diketahui. Saya rasa saya tidak perlu mencoba menegaskan itu ke dalam hati saudara. Itu terletak di sini, tepat di awal – tanda-tanda kesetiaan dan berbakti dalam kepatuhan kita kepada-Nya, kepada Siapa kita dengan senang hati sebut Tuan dan Tuhan; kepada siapa kita benar-benar berhutang segalanya. Bukankah ini sedikit tidak adil, setidaknya, ketika kita dipersiapkan secara rahasia dengan-Nya untuk mengakui bahwa kita berhutang segalanya kepada-Nya, untuk malu untuk membiarkannya diketahui di dunia milik Siapa-kah kita itu?

“Malu akan Yesus, Teman terkasih itu
Pada Siapa harapan-ku akan sorga bergantung?”

Ini juga adalah

2. Tanda-tanda Pengabdian dalam Pelayanan

Tanda-tanda, bukan hanya tanda kepemilikan, tetapi tanda pengabdian dalam pelayanan. Paulus telah mendapatkan banyak luka dalam pengabdiannya kepada Tuhan. Pelayanan kepada Tuhan baginya berarti penderitaan, dan tanda-tanda itu adalah tanda-tanda kesetiaan kepada pengorbanan. Mungkin tidak semua dari kita yang akan dipanggil ke dalam bentuk pelayanan yang dikenal sebagai “pelayanan misionaris” yang adalah panggilan Paulus, dan banyak lainnya. Tapi itu tidak bermasalah dalam hubungan ini.

Kita tidak akan melangkah terlalu jauh dalam pengabdian kita kepada kepentingan Tuhan Yesus di dunia ini tanpa menemukan bahwa itu akan berarti pengorbanan, penderitaan kepada pengorbanan. Ini akan memakan biaya. Ini mungkin berbiaya sesuatu dalam soal posisi, pengakuan; hal-hal terbaik mungkin tidak diizinkan untuk menghampiri kita. Kita mungkin tidak diberikan pintu terbuka ke lingkungan tertentu, lingkungan tertentu itu mungkin tertutup bagi kita. Mungkin ada banyak yang persahabatannya ingin kita miliki, tetapi yang persahabatannya akan ditahan dari kita. Dalam banyak hal, kita mungkin harus menderita kerugian, menderita kepada pengorbanan jika kepentingan Tuhan Yesus akan dikejar dan dikembangkan melalui kita. Saya ragu apakah itu mungkin untuk kepentingan nyata Tuhan Yesus untuk dilayani tanpa pengorbanan di pihak kita. Saya tidak berpikir itu mungkin, dan mungkin saja saudara dan saya pada penutupan perjalanan kita di sini akan melihat ke belakang dan melihat banyak hal yang mungkin menjadi milik kita, posisi, dan penerimaan, dan penghargaan, tetapi yang tidak pernah kita dapatkan, tidak pernah miliki. Kita harus membiarkan mereka pergi demi Yesus, dan kita mungkin pada saat itu, menyandang tanda-tanda milik Tuhan Yesus dalam hubungan ini. Mengapa? Mengapa begini? Mengapa demikian? Mengapa ini telah berartikan seperti ini? Mengapa ini telah berbiaya itu? Mengapa aku tidak pernah mendapatkan tempat yang dimiliki beberapa orang? Itu adalah tanda-tanda milik Tuhan Yesus, tanda Yesus.

Ada keuntungan yang tersembunyi dari pandangan yang akan lebih dari sekedar mengimbangi itu. Laki-laki ini, yang menulis kata-kata ini, menulis di tempat lain, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Tetapi yang kelihatan sungguh sangat menahan kita, bukankah demikian? Ini sangatlah sulit untuk mengalihkan pandangan kita dari hal-hal yang kelihatan; yaitu, hal-hal yang terwujud, hal-hal yang dapat diperhitungkan, mereka begitu hadir dalam pandangan. Kerugian, penderitaan, pencobaan, kesulitan, kemalangan, ini adalah hal-hal yang kelihatan. Hal-hal yang tidak kelihatan – apa mereka itu sebenarnya? Nah, sejauh mana kita bersangkutan, hal-hal yang tak kelihatan adalah janji-janji. Itulah jumlahnya. Mereka nyata di dalam Allah, tetapi bagi kita, mereka tidak lebih dari janji-janji. Kita belum mendapatkannya, mereka tak kelihatan. Untuk tujuan praktikal saat ini, mereka hanyalah janji-janji, namun jauh lebih besar dan kekal, jauh lebih baik, kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya – kemuliaan yang melebihi segala-galanya. Itu ada di sana tak kelihatan, sementara kita menanggung tanda-tanda kerugian di sini, kehilangan apa yang mungkin kita miliki, dapat miliki. Itu ada di sana untuk kita, tetapi, karena kepentingan Tuhan Yesus, hal itu harus dilepaskan. Tanda-tanda milik Tuhan Yesus – kesetiaan kepada pengorbanan, jalan yang tidak populer dengan segala biayanya.

Kemudian yang terakhir, tanda-tanda pada Rasul ini adalah

3. Tanda-tanda Keserupaan dengan Yesus

Tanda-tanda-nya, jika mereka memiliki tujuan sama sekali, adalah sesuatu untuk dilihat orang lain, untuk diperhatikan, sesuatu yang menjelaskan kepada semua orang yang dengan cara apa pun tertarik bahwa yang satu itu didefinisikan dan ditetapkan sebagai milik orang lain. Ini adalah sesuatu untuk ditunjukkan. Dan tanda-tanda milik Tuhan Yesus bukan hanya tanda kepemilikan dan tanda pengabdian dalam pelayanan, tetapi mereka juga adalah tanda-tanda keserupaan. Saya selalu berpikir bahwa nasihat untuk keserupaan dengan Kristus bukanlah hal yang menyenangkan. Saya harus mengaku bahwa, setiap kali saya mendengar orang menasihati kita untuk menjadi serupa dengan Kristus, saya belum menemukan banyak tanggapan. Ini tidak ada gunanya bagi saya untuk memberitahu saudara untuk menjadi serupa dengan Kristus, jadi saya tidak akan melakukannya, namun saya mengatakan bahwa untuk saudara dan saya, harus ada keserupaan dengan Kristus sebagai tanda kepemilikan-Nya atas hidup kita. Bagaimana keserupaan dengan Kristus terjadi? Nah, tanda pengabdian dalam pelayanan muncul dari ukuran di mana kita siap menderita untuk-Nya, membuat pengorbanan untuk-Nya. Tanda-tanda keserupaan dengan Kristus muncul dari ukuran di mana kita bersekutu dengan-Nya, sehingga tanda-tanda keserupaan dengan Kristus adalah hasil dari kesetiaan dalam persekutuan.

Saudara lihat, tanda kepemilikan adalah hasil dari kesetiaan dalam berbakti; tanda pengabdian dalam pelayanan adalah tanda kesetiaan dalam penderitaan dan pengorbanan; tanda keserupaan dengan Kristus muncul dari kesetiaan dalam persekutuan dengan Tuhan. Bagaimana aku bisa menjadi serupa dengan Kristus? Bagaimana saudara akan menjadi serupa dengan Kristus? Bagaimana orang lain akan melihat tanda-tanda milik Yesus di dalam diri kita? Sejauh mana kita setia dalam persekutuan kita. Saudara tahu itu dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah hari tanpa waktu teduh saudara, tanpa doa saudara, dan tidak akan lama lagi sebelum ada tanda-tanda lain di dalam hidup saudara selain tanda-tanda Yesus. Abaikan doa, abaikan persekutuan dengan Tuhan saudara, dan jejak Tuhan akan segera menghilang dari pandangan. Di sisi lain, jagalah perkara persekutuan, pertahankan saat teduh itu, saat-saat teduh itu, jagalah waktu doa saudara, pastikanlah bahwa Ia memiliki tempat di dalam hati saudara, tempat yang besar di dalam hati saudara setiap hari dan saudara tidak perlu khawatir tentang menjadi serupa dengan Tuhan Yesus. Semua kekhawatiran untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus tidak akan membuat perbedaan apa pun. Orang-orang yang berjalan dekat dengan-Nya, tetap berhubungan dengan-Nya, menjaga kehidupan doanya, sungguh membawa tanda-tanda ketenangan-Nya itu, kedamaian-Nya itu, kesabaran-Nya itu, kelemah-lembutan-Nya itu, kebaikan-Nya itu, kasih-Nya itu; - tanda-tanda milik Yesus. Begitulah hal itu terjadi. Saya tidak meminta saudara untuk berjuang dan saya tidak meminta saudara untuk berjuang dan bersusah payah untuk menjadi serupa dengan Kristus. Saya berkata, tetap berhubungan dengan Yesus. Percayalah, sebab saya telah menempuh jalan ini. Saya tahu, oh! Saya tahu, di satu sisi keberkahan, dan di sisi lain kepahitan penderitaan yang terikat dengan hal ini sendiri. Keberkahan dari menjaga saat-saat teduh, waktu-waktu doa, hidup persekutuan dengan Tuhan! Oh ya! Dalam bisnis, di dunia, betapa besar perbedaannya! Di sisi lain, hal-hal yang merusak, hal-hal buruk yang mengganggu kehidupan persekutuan dengan Tuhan, dan akibatnya-! Oh, hasil yang menyedihkan dan malang! Izinkan saya mendorong saudara untuk menjaga kesetiaan dalam persekutuan dengan Tuhan saudara, dan, mungkin tanpa menyadarinya (dan akan lebih baik begitu), saudara akan menyandang tanda-tanda milik Tuhan Yesus, keserupaan dengan-Nya. Saya tidak ingin saudara untuk dapat menunjukkan kepada orang-orang betapa saudara serupa dengan Kristus. Kami ingin itu ada di sana namun untuk tidak mengetahuinya. Itu akan ada di sana jika saudara menjaga kehidupan persekutuan. Jadi setialah dalam hal ini. Lalu? Nah, apa yang penting? “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku.” Itu semuanya akan sia-sia. Mereka akan datang dan mencoba untuk menarik keluar, untuk memikat; dunia akan berusaha untuk memikat. Mereka akan mencoba untuk membuat kesal dan jengkel, tetapi aku adalah milik Yesus. Aku puas dengan Yesus. Aku memiliki segala yang aku inginkan di dalam Dia. “Janganlah ada orang yang menyusahkan aku; sebab pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” Semoga bisa seperti itu dengan kita semua!

“Milik-Nya selamanya, hanya milik-Nya, Siapa yang akan memisahkan Tuhan dan aku?”

Milik-Nya, untuk kepentingan-Nya di atas kepentingan-ku sendiri dan semua orang lainnya, hamba-Nya – milik Siapa aku ini dan Siapa yang aku layani. Milik-Nya, dalam persekutuan yang diberkati dan tak terputus, sehingga melalui aku, keserupaan-Nya dapat dilihat. Tanda-tanda milik Tuhan Yesus.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.