Austin-Sparks.net

Hukum Penderitaan

oleh T. Austin-Sparks

Pertama kali diterbitkan di dalam majalah "A Witness and A Testimony" Juli-Agustus 1961, Jilid 39-4. Judul asli: "The Law of Travail". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

“Firman-Nya (Allah) kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu … Lalu firman-Nya kepada manusia itu … terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah (kesedihan) engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu; … dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu” (Kejadian 3:16, 17, 19).

“Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan … Sebab kita tahu bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin …” (Roma 8:20, 22).

Kehadiran hukum penderitaan di seluruh ciptaan tidak dapat diperdebatkan. Bahwa itu adalah sesuatu yang dipaksakan oleh Pencipta karena dosa, adalah kebenaran fundamental dari Alkitab. Bahwa itu adalah sesuatu yang tidak ada dalam pikiran semula Allah, tetapi sesuatu yang berlawanan dengan sifat manusia, adalah pengalaman yang umum. Tetapi kita dibiarkan mengambil dari tindakan Allah dan ajaran Alkitab arti dan perlunya penderitaan. Apa makna itu terletak di jantung meditasi saat ini.

Hal ini dapat dijelaskan dengan sangat tepat dengan cara ini: Apa yang berbiaya sedikit dihargai sedikit. Apa yang datang dengan mudah dilepaskan dengan mudah. Apa yang kita deritakan menjadi berharga. Apa yang kita bersusah payah, tidak dihina, tapi dijaga dengan kecemburuan. Dan seterusnya.

Itu membawa kita pada dugaan dan kesimpulan tentang pengenalan hukum ini. Tapi perhatikan, hukum itu tidak didirikan dengan keberpihakan. Tidak hanya perempuan itu harus ditaklukkan kepadanya, tetapi manusia itu juga. Kemudian kita diberitahu bahwa “segala makhluk sama-sama … menderita.”

Dugaan dan kesimpulan kepada apa kita dibawa adalah bahwa perilaku Adam dan Hawa di taman menyiratkan atau menunjukkan kurangnya penghormatan dan penghargaan yang serius. Segala sesuatu dibuat untuk mereka dan diberikan kepada mereka sebagai kepercayaan dan tanggung jawab. Mereka adalah penjaga kepentingan Ilahi. Tidak ada yang adalah akhir dalam dirinya sendiri; segalanya penuh dengan potensi yang mulia, untuk dijaga dengan suci dan dibiarkan mencapai perwujudan penuhnya. Tampaknya bahwa segalanya dianggap terlalu remeh dan sebagai perkara perjalanan hidup belaka. Rasa nilai yang memadai dan mengatur kurang, dan mereka hanya melihat segala sesuatu dalam terang bagaimana hal itu melayani kesenangan mereka. Kelemahan dan kekurangan ini sepenuhnya dimanfaatkan oleh penggoda yang cerdas, dan dijadikan dasar serangannya. Oleh karena itu, hukum penderitaan ditetapkan untuk melawan disposisi ini. Manusia harus dibuat untuk menyadari bahwa Allah menghargai karunia-Nya, dan bahwa segala sesuatu yang ada dalam pikiran-Nya itu mahal dan berharga. Apa yang kita tidak siap untuk menderita karena kita hargai dengan enteng. Ini pastinya dan sangat jelasnya terlihat dalam penebusan. Apakah itu penebusan dasar di Salib Kristus, atau penebusan progresif dalam kehidupan Kristen, atau penyempurnaan penebusan dalam ‘pembebasan ciptaan dari belenggu kerusakan’, dan ‘perwujudan anak-anak Allah’, semuanya adalah dengan biaya yang sangat mahal dan melalui penderitaan yang dalam dan pahit. Kristus melihat benih-Nya melalui penderitaan jiwa-Nya. Jemaat dan orang Kristen sejati mencapai kepenuhan rohani melalui “persekutuan penderitaan-Nya.” Ciptaan itu sendiri akan dimuliakan melalui pergolakan dan penderitaan yang besar. Alkitab mengatakan dan menunjukkan semua ini.

Tetapi untuk kembali ke titik tertentu dan penerapannya. Jika Allah memberi dengan cuma-cuma dan penuh kekayaan, Ia akan mencari dan mengharapkan penghargaan dan penghormatan dan penilaian yang takzim dan serius atas karunia-Nya, seperti kepercayaan dan tanggung jawab yang kudus. Penyajian keselamatan seringkali terlalu murah, dan hal yang sangat tak terkatakan mahalnya itu dibuat menjadi perkara untuk menyenangkan penerimanya. Hasilnya adalah bahwa ketika nilai sebenarnya terlibat dalam ujian cobaan dan kesulitan, banyak yang kecewa dan pergi. Mereka belum melihat bahwa itu adalah sesuatu yang berharga sehingga layak untuk diderita.

Jika Tuhan memberikan pelayanan yang kaya dan mahal kepada umat-Nya, cepat atau lambat mereka akan melewati waktu yang tidak kurang dari penderitaan dan putus asa yang dalam, dan pelayanan itu akan diuji tentang seberapa besar artinya bagi mereka, kepada siapa pelayanan itu telah diberikan. Hal yang sama berlaku tentang mereka yang melayani. Seorang hamba Allah yang sejati adalah seorang yang melalui penderitaan dan gairah, apa yang ia berikan adalah apa yang telah lahir. Pelayanannya harus membawa kesan sejarah yang dalam dengan Allah. Pelayanan yang hanyalah peribadatan dan tata cara keagamaan, betapapun salehnya dilakukan, tidak akan menghasilkan laki-laki dan perempuan rohani. Itu mungkin membuat orang menjadi keagamaan, tetapi itu bisa benar di alam selain agama Kristen.

Penderitaan Kristus bukanlah karena tidak ada agama. Agama ada berlimpah-limpah di Yerusalem dan di tempat lainnya. Tetapi hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali perasaan tentang mahalnya karunia Allah. Dua ribu tahun penderitaan dalam kasus Israel adalah cara Allah untuk menunjukkan bahwa Karunia terbesar-Nya – Yesus Kristus, Anak-Nya – tidak dapat dianggap remeh dan dibuang begitu saja seperti yang dipikirkan Israel.

Penderitaan seorang ibu banyak berkaitan dengan kasihnya kepada anak-anak-nya, kecuali ia sepenuhnya tidak wajar dan di bawah normal. Ketika petani atau tukang kebun telah bekerja keras dan bersusah payah, dan menghabiskan siang dan malam dengan gelisah atas panennya, ia tidak meremehkan benih atau tanahnya, tetapi menghargainya dan memeliharanya.

Marilah kita melihat pada penderitaan dan kesulitan sebagai cara Allah dalam berusaha membawa kita kepada perkiraan-Nya tentang apa yang telah Ia berikan. ‘Ia yang paling menderita, memiliki yang paling banyak untuk diberikan.’


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.