Austin-Sparks.net

Kota-Kota Perlindungan

oleh T. Austin-Sparks

Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Cities of Refuge". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)

Bacaan: Ulangan 19:1-13.

Kami hanya ingin mempertimbangkan fitur-fitur luar biasa dari perkara kota-kota perlindungan ini. Saya pikir mereka terletak sangat dekat di permukaan dan tidak sulit untuk ditemukan, tetapi mereka adalah prinsip-prinsip rohani dan sesuatu yang mungkin sangat baik bagi kita untuk pertimbangkan.

Kita telah membaca kisahnya, kita tahu persis untuk apa kota-kota perlindungan itu, apa yang ada di latar belakang, dalam kasus pembunuh yang tanpa disadari telah melakukan kejahatan yang menyedihkan dan Tuhan membuat ketentuan ini untuknya.

Sekarang kita langsung di bawa ke depan oleh tipe-tipe ini kepada Anti-tipe agung di dalam Tuhan kita Yesus yang adalah Kasih Karunia Allah, sebab kota-kota perlindungan ini adalah pertanda dari kasih karunia Allah yang luar biasa di dalam Kristus itu dan apa yang merupakan antitipe, apa yang dipertandakan jauh lebih besar daripada tipenya, ini selalu demikian, ini pergi jauh di depan yang diilustrasikan. Dan ini dapat dilihat segera ketika saudara datang ke Kalvari dan saudara mendengar Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa dari salib, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dalam ketidakpercayaan, dalam kebutaan dan dalam ketidaktahuan mereka menjadi bersalah atas darah Anak Allah, mereka menjadi pembunuh, dan doa Tuhan Yesus itu bagi mereka mengamankan bagi mereka sebuah kota perlindungan, suatu tempat bagi pembunuh untuk dibebaskan dari pembalasan. Roh yang sama ditemukan dalam kata-kata Stefanus, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.”

Seberapa jauh di luar tipe adalah antitipenya; ini hampir sulit untuk mengikutinya dengan benar dan untuk menyelaraskan dua hal: kenyataan bahwa ada kebencian dan kedengkian, dendam, kepahitan namun juga ketidaktahuan. Kasih karunia Allah pergi begitu jauh untuk memastikan, bahkan dalam kebencian dan ketidaktahuan yang buta itu, untuk membuat ketentuan atas apa yang mereka lakukan dalam ketidakpercayaan dan ketidaktahuan. Ketentuan itu dibuat untuk mereka, tetapi hanya sedikit yang memanfaatkannya. Di antara sedikit orang itu adalah seorang Saulus dari Tarsus yang kemudian berbicara tentang melarikan diri untuk berlindung kepada Dia yang perkasa. Ada seorang yang pahit di sana. Ada seorang yang penuh dengan murka dan kebencian dan dendam di sana, tetapi kita tahu bagaimana ia kemudian mengakui bahwa ia melakukannya dalam ketidaktahuan, tetapi sangat percaya bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, bahwa ia harus melakukan banyak hal yang bertentangan dengan Nama Tuhan Yesus. Dan Tuhan memperhitungkan kegelapan itu, kebutaan itu, ketidaktahuan itu yang mengungkapkan dirinya bahkan dalam kebencian yang pahit terhadap-Nya itu, dan doa Tuhan di kayu salib di jawab, dan Saulus dari Tarsus menemukan Kota Perlindungan meskipun ia adalah seorang pembunuh: Kota Perlindungan di dalam Tuhan Yesus.

Kasih karunia Allah ini adalah hal yang akan baik bagi saudara dan saya untuk renungkan. Ada kedalaman dari kodrat kita yang belum pernah kita pahami atau mengerti, dan bagaimana Tuhan telah turun ke kedalaman yang paling dalam untuk kebutuhan bawah sadar kita. Ada kedalaman kebutuhan yang tidak disadari dalam hal dosa dari kodrat kita, kedalaman yang dalam, tetapi terpujilah Allah, Ia telah menyediakan ketentuan di dalam Anak-Nya untuk segala sesuatu hingga ke dasar kodrat berdosa kita yang paling bawah. Di luar jangkauan dan kisaran kesadaran kita, Tuhan telah menyediakan perlindungan, tempat perlindungan, sarana kasih karunia.

Saya tidak tahu mengapa Tuhan harus mendesak seseorang untuk mengatakan itu di awal pesan ini, tetapi apakah itu memiliki aplikasi dan tujuan tertentu dalam pikiran-Nya untuk beberapa orang, pastinya itu harus menarik kita masing-masing dengan cara baru ke dalam pujian dan pembesaran kasih karunia Allah. Kadang-kadang sulit untuk masuk di antara kesalahan yang kita lakukan kepada Tuhan (kepada satu sama lain, yang adalah kepada Tuhan) dan pengakuan dan pengetahuan tentang betapa salahnya itu. Maksud saya adalah bahwa di satu sisi mungkin ada kesalahan dan di sisi lain mungkin tidak ada kesadaran yang nyata tentang kesalahan itu. Kita mungkin terbangun kepadanya suatu saat atau lainnya dan kemudian melihat, karena mengenali kedalaman kesalahan itu, betapa besarnya kasih karunia Allah bahwa kita tidak dihakimi menurut apa yang Allah lihat. Kasih karunia Allah adalah hal yang lebih besar daripada yang kita sadari, hal yang lebih dalam daripada yang kita sadari; ukuran dosa dan kesalahan kita selalu lebih kecil daripada ukuran Allah, tetapi Allah pergi ke kedalaman penghakiman-Nya sendiri atas dosa, bukan atas manusia.

Saudara dan saya suatu hari akan melihat betapa berdosanya dosa itu, betapa jahatnya kejahatan itu pada prinsipnya dan sifatnya itu sendiri, dan kemudian kita akan melihat betapa besarnya kasih karunia Allah itu. Dan jika kita memahami apa pun tentang apa yang mendorong nyanyian orang-orang yang ditebus, ini adalah bahwa mereka sekarang telah melihat betapa hebatnya penebusan itu, seberapa dalamnya kebutuhan untuk penebusan itu, dan betapa indahnya kasih karunia Allah itu. Kita akan menyanyikan kemudian tentang Penebus kita dan kasih-Nya yang ajaib kepada kita karena kita tidak dapat bernyanyi sekarang sebab kita belum sampai di tempat di mana kita dapat mengenali betapa berdosanya dosa itu sebagaimana yang dilihat Allah, tetapi ketika berada di sisi-Nya, kita melihatnya sebagaimana Ia melihatnya, maka kita tidak akan tahu bagaimana mengungkapkan apresiasi kita terhadap kasih karunia Allah. Artinya, jalan hidup orang percaya harus menjadi satu dari apresiasi yang meningkat terhadap kasih karunia Allah, dan itulah ujiannya. Jika ada kemajuan apa pun yang kita pikir kita buat secara rohani, tetapi itu gagal untuk membawa kita ke dalam kesadaran yang lebih kuat dan semakin kuat tentang betapa berdosanya dosa itu, dan oleh karena itu tentang besarnya kasih karunia Allah, itu bukanlah kemajuan rohani yang sebenarnya. Jika kemajuan rohani bagi kita tidak berarti bahwa dosa menjadi semakin keji, lebih mengerikan, maka itu adalah kemajuan yang palsu. Kemajuan sejati menuju terang adalah untuk mengenali betapa hitamnya kegelapan itu dan pengenalan itu seharusnya semakin mendalam di hati kita. Kasih karunia Allah – itu berarti bahwa kota-kota perlindungan bagi kita harus menjadi sangat berharga atau untuk memasukkannya ke dalam istilah Perjanjian Baru, Tuhan Yesus dalam pekerjaan universal-Nya bagi kita harus menjadi semakin indah dan berharga dalam perlindungan yang telah Ia sediakan, kasih karunia Allah sebagaimana yang ditetapkan di kota-kota perlindungan ini.

Bagi saya tampaknya ada faktor lain yang datang masuk, selain diri Tuhan Yesus sendiri menjadi kota perlindungan dalam arti tertingginya, tetapi kota-kota ini bagi saya tampaknya juga mewakili sesuatu dari sifat kebersamaan Tuhan Yesus di dalam jemaat-Nya. Memang benar bahwa Saulus dari Tarsus menemukan perlindungannya di dalam Kristus, tetapi pembunuh itu, ia yang telah memberikan persetujuannya untuk membunuh apa yang berasal dari Kristus, ia yang telah menentang Tuhan Yesus bahkan sampai mati, ia menemukan perlindungannya di dalam Kristus. Tetapi saudara perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak memberinya jawaban penuh, kepuasan penuh apa pun sampai ia telah pergi ke pertemuan di Damsyik, “Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.” Dan ketika ia pergi ke Damsyik di antara umat Tuhan, firman Tuhan menemukannya dan ia bangkit dan dibaptis, dosa-dosanya dihapuskan dan Tuhan memeteraikan damai dan pengampunan baginya di sana di Damsyik. Dan apa yang saya maksud dengan ini adalah untuk mengikuti ke dalam kitab Yosua di mana orang Lewi memiliki kota-kota perlindungan, dan untuk melihat bahwa Tuhan akan menyediakan di dalam umat-Nya pelayanan imamat di mana ada ditemukan sebuah penutup, ada ditemukan tempat perlindungan, ada ditemukan pembebasan, keamanan: Tuhan di tengah-tengah umat-Nya untuk membebaskan yang dilecehkan, yang terdesak, yang didorong, untuk melepaskan dari pendakwa.

Sekarang itu bekerja dengan dua cara. Untuk seorang yang seperti itu, Tuhan akan menyediakan di antara umat-Nya yang benar-benar rohani suatu pelayanan syafaat, pelayanan imamat di mana mereka dapat dibebaskan dari penindas, pengejar, penghukum, pendakwa, seorang yang akan melecehkan dan menganiaya dan menjatuhkan ke bawah penghakiman, penghukuman dan kematian; Tuhan akan menyediakan bagi seorang yang seperti itu di antara umat-Nya sendiri sarana kasih karunia untuk pertolongan dan perlindungan mereka. “Pergilah ke Damsyik,” carilah pelayanan imamat itu, carilah pertolongan itu di antara umat Tuhan. Jika saudara duduk di luar, jika saudara melepaskan diri, jika saudara menjauh, jika saudara pergi, pengejar akan mengejar, pendakwa akan mendakwa. Tetapi masuklah, tepat di tengah-tengah dan panggillah untuk pelayanan orang Lewi itu di antara umat Tuhan dalam kebajikan darah yang dicurahkan itu, sebab orang Lewi telah memiliki pelayanan itu dipercayakan kepada mereka dalam kebajikan darah yang dicurahkan untuk dosa-dosa, untuk berdoa bagi saudara.

Kita tahu beberapa dari anak-anak Tuhan yang datang di bawah dakwaan, dan kecenderungannya adalah untuk memisahkan diri, untuk mengembara sendirian. Mereka telah berjalan seperti itu dari bulan ke bulan dalam rangkaian tuduhan yang tiada habisnya, penghukuman, ditekan, dibunuh, dan jika saja mereka mau masuk ke dalam dan membiarkan orang-orang kudus mengelilingi mereka, itu mungkin menjadi jalan pembebasan bagi mereka dari sang pendakwa. Sekarang, ingatlah bahwa, jika saudara pernah dicobai seperti itu, dan jika itu mungkin menjadi sikap dari salah satu umat Tuhan, itulah ketentuan Tuhan, “Pergilah ke Damsyik.” Tuhan memenuhi pelayanan imamat-Nya melalui orang-orang kudus-Nya, untuk membebaskan dari sang pendakwa. Dan ini bekerja sebaliknya juga, yang terkasihi; harus ada pelayanan yang kuat untuk kepentingan mereka yang demikian. Kita harus mengenali hal itu. Ini diberikan kepada kita untuk menjadi, seperti Dia, kota perlindungan bagi yang tertindas, bahwa kita dipercayakan dengan pelayanan untuk pembebasan orang-orang yang dilecehkan, yang pendakwa telah tekan keras, untuk menerima mereka ke dalam tempat tinggal rohani kita, dan menolong mereka, dan mengelilingi mereka di dalam Tuhan. Ingatlah bahwa pelayanan yang diberikan kepada kita itu, pelayanan itu ada di dalam Tuhan, ini ada di dalam kekuatan kita untuk menyelamatkan banyak orang dari diseret sampai mati karena beberapa dakwaan, sesuatu yang tidak pernah mereka maksudkan, tidak direncanakan tetapi yang ke dalam apa mereka telah jatuh, dan segera si pendakwa menerkam dasar itu untuk menghancurkan. Ini telah diberikan kepada kita untuk menjalankan pelayanan untuk kepentingan mereka yang demikian. Tuhan memberi kita kasih karunia untuk memenuhi, untuk mempertahankan pelayanan itu, sebab kota-kota perlindungan ini adalah kota-kota orang Lewi, mereka adalah milik para imam Tuhan.

Ada kebenaran lebih lanjut ini dan kata nasihat dalam hubungan ini, bahwa kasih karunia Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, harus ada juga di dalam kita dengan cara yang sama: “Bapa, ampunilah mereka.” Saya sangat senang bahwa setidaknya ada satu orang di dalam Perjanjian Baru yang memiliki kasih karunia yang sama itu di dalam hatinya seperti yang ada di dalam hati Tuhan Yesus, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.” Rasul, yang memiliki alasan yang baik untuk mengingat kebenaran ini, menulis kepada orang-orang percaya di Roma berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” Itu adalah gema dari kasih karunia Allah di dalam Kristus di dalam hati kita.

Saya tidak tahu betapa perlunya kata seperti itu. Saya tidak tahu apakah saudara pernah didorong untuk memberikan kembali sesuatu yang setara dengan apa yang saudara dapatkan, untuk menjawab dengan nada yang sama dan roh yang sama, untuk mengadopsi senjata duniawi. Saya sedang memikirkan hari ini, tentang seorang laki-laki terkasih yang saya kenal bertahun-tahun yang lalu di Amerika, kepada siapa Tuhan berbicara sangat banyak dan sangat sungguh-sungguh, untuk menarik dia ke dalam pengetahuan yang lebih penuh tentang diri-Nya dan kehidupan rohani yang lebih tinggi. Saya tahu bahwa laki-laki itu adalah objek khusus dari firman dan kegiatan Tuhan di sana bertahun-tahun yang lalu. Saya bertemu dengannya tahun lalu ketika kami berada di sana, dan saya tahu bahwa ia tidak pergi berjalan bersama Tuhan secara rohani, dan saya sedih menemukan bahwa sekarang ia telah mengambil perkara laki-laki lain yang, apakah ia telah disalahpahami atau secara benar diwakili dalam semua warna (itu bukan bagi saya untuk katakan), ia telah mengambil kasus laki-laki ini dan pergi ke pengadilan melawan orang-orang Kristen dan berjuang mati-matian dengan senjata duniawi, dan mencoba menarik saya ke dalam pertarungannya. Saya harus berkata, “Senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah.” Dan apa mereka itu? Mereka bukanlah pengadilan hukum; mereka bukanlah cara manusia, cara manusia untuk dibenarkan. Mereka adalah kasih – apakah ada senjata yang lebih kuat di alam semesta selain itu? Apa yang telah menaklukkan saudara dan saya? Kasih Allah. Apa yang telah memenangkan kemenangan terbesar yang pernah dilihat dunia ini? Bukan pedang, tetapi kasih Allah. Mereka diperlengkapi dengan kuasa Allah: kesabaran, ketabahan … ini adalah senjata-senjata yang sulit untuk dibiasakan, tetapi mereka perkasa. “Semua orang yang mengambil pedang akan binasa oleh pedang,” kata Tuhan Yesus. Yang terkasihi, yakinlah bahwa jika kita mengambil senjata duniawi, kita akan dibunuh dengan senjata duniawi, kita akan jatuh kepada senjata duniawi.

Mengapa Tuhan mengatakan ini? Saya tidak tahu; ini sudah ada di hati saya. Saya telah memikirkan tentang Nabal, Abigail dan Daud. Nabal, kepada siapa Daud telah sangat baik dan sangat murah hati dan dalam saat kebutuhan Daud mengirim kepadanya untuk meminta bantuan, dan Nabal, laki-laki yang semacam itu – isterinya berkata, “Ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia” – berbalik melawan Daud, menolak permintaannya, menolak kewajiban apa pun. Dan Daud menyandang pedangnya, memanggil orang-orangnya dan berangkat untuk membalas dendam pada Nabal. Tetapi isteri Nabal, Abigail, mendengarnya dan ia mengumpulkan semua perbekalan yang ia bisa dan dimuatkannya semua pada binatang-binatang itu dan berangkat menemui Daud dalam menyapa menggantikan suaminya. Ia mengakui semua kesalahan tentang suaminya dan namun (oh kebijaksanaannya!) mengatakan kepada Daud kata-kata yang pada dasarnya adalah ini, “Daud, kamu akan lebih merugikan dirimu sendiri daripada yang akan kamu lakukan pada Nabal jika kamu mengambil jalan itu. Jika kamu menuai pembalasanmu pada Nabal, kamu sendirilah yang akan menyesalinya; ini akan membuatmu jauh lebih terluka daripada Nabal. Sebab untuk sepanjang hari-hari hidupmu, kamu tidak akan bahagia karena telah menjadi murka. Kamu memiliki alasan yang bagus untuk menjadi murka, itu benar, setiap hal-hal buruk yang dapat kamu katakan tentang suami-ku adalah benar, namun engkau memiliki kepentingan yang jauh lebih tinggi yang harus dilayani daripada memuaskan dendam-mu sendiri; kamu dipanggil untuk sesuatu yang lebih tinggi dari itu, Daud.” Dan kebijaksanaan perempuan ini menang dengan Daud. Ia berkata, “Jika kamu tidak berbicara kepadaku seperti itu, tidak akan ada yang tersisa dari Nabal”, dan kemudian Daud berterima kasih kepada Tuhan atas hikmat Abigail. Ia bersyukur kepada Tuhan bahwa ia telah dibebaskan dari itu.

Saudara dan saya akan menjadi penderitanya jika kita membiarkan roh pembalasan kita membawa kita keluar dengan cara apa pun kepada kepuasan ini; kita akan menderita jika kita mengadopsi cara-cara duniawi. Memang benar bahwa jika kita mengambil pedang untuk hidup dengannya, kita akan binasa karenanya. Ia memberi tempat untuk murka. “Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum.” Itulah kemenangan. Itulah kemenangan. Itu menempatkan Roh Tuhan Yesus ke dalam hati kita, dan hasilnya adalah, apa? Begitu sering hanya hal yang luar biasa ini, bahwa orang yang kepadanya kita mungkin telah menuai pembalasan, diselamatkan, dan bukannya menjadi pembalas darah, kita sendiri telah menjadi kota perlindungan. Ini jauh lebih baik untuk menjadi kota perlindungan daripada pembalas darah. Di posisi manakah kita berdiri? Seorang yang mengejar, atau kota perlindungan? Tuhan Yesus, seandainya Ia menggunakan kuasa penghakiman-Nya terhadap musuh-musuh-Nya, akan menjadi pembalas darah, tetapi Ia lebih memilih untuk berdoa memohon pengampunan bagi mereka dan menjadi Kota Perlindungan. Yang manakah kita itu?

Sekarang saya tidak akan mengatakan lebih banyak lagi daripada sekedar ini, tetapi apa yang saya rasakan membutuhkan bagi diri saya sendiri, apa yang saya rasakan sebagai kebutuhan dalam cara yang jauh lebih besar bagi anak-anak Tuhan, khususnya kelompok khusus anak-anak Tuhan yang berkumpul bersama dalam persekutuan dan majelis-majelis di sana-sini agar mereka dapat mendekati dengan lebih penuh dengan rupa Tuhan Yesus, kebutuhan yang besar itu adalah untuk lebih banyak kasih. Apakah saudara tidak merasa perlunya itu? Saya merasakan itu untuk diri saya sendiri, dan saya mendambakan untuk umat Tuhan di atas segala sesuatu lainnya, roh kasih yang luar biasa.

Kritik, kecurigaan, pertanyaan, keraguan, jarak, sikap acuh tak acuh, semua ini dan banyak hal lainnya hanya menghancurkan kebergunaan kita bagi Tuhan dan merampas banyak kesempatan berharga dari kita, dan sepenuhnya menghalangi kemajuan rohani kita sendiri. Kita mungkin memiliki banyak pengetahuan luar biasa, tetapi pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong. Kasih membangun, dan jika kita benar-benar ingin dibangun, kita tidak akan dibangun oleh pengetahuan, kita akan dibangun oleh kasih. Itu berarti Tuhan dapat memberi kita lebih banyak lagi dari penyingkapan-Nya yang berharga. Jika kita memiliki lebih banyak kasih, yakinlah bahwa wahyu akan datang di sepanjang garis kasih, dan kemudian Tuhan dapat memberi kita untuk memenuhi pelayanan yang jauh lebih kuat dan ampuh atas nama jiwa-jiwa lain jika kita memiliki kasih. Ada perbedaan antara memiliki kebenaran tentang membebaskan jiwa-jiwa dan mencoba menjalankan kebenaran itu dan tidak mendapatkan apa-apa, dan memiliki kasih yang melakukannya. Ini bukanlah kita yang bertekuk lutut dengan kasus yang sulit di tengah-tengah dan mulai melatih diri kita sendiri dalam banyak doktrin tentang membebaskan jiwa dari iblis. Tuhan tidak melakukannya seperti itu. Kota perlindungan adalah kota kasih karunia, dan bagi orang untuk mendapatkan pembebasan bukanlah berarti mendatangi tempat di mana terdapatkan banyak pengajaran yang indah; ini adalah untuk datang ke tempat di mana ada banyak kasih karunia yang indah. Oh, semoga kita bisa menjadi kota perlindungan yang sejati! Artinya, mereka yang benar-benar dilecehkan mungkin tahu bahwa ini adalah tempat pertolongan dan pembebasan mereka, bukan karena kita memiliki terang tetapi karena kita memiliki kasih karunia. Apa yang benar tentang perkumpulan harus benar tentang kita secara individu.

Tuhan hanya ikuti itu ke dalam hati kita, dan jika kita berseru untuk apa pun, biarlah itu untuk lebih banyak kasih, untuk kasih karunia. Kasih karunia adalah hal yang dengannya Tuhan telah menyelesaikan tujuan-Nya dan ini akan selalu demikian.


Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.