Austin-Sparks.net

Sekolah Kristus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 - Mempelajari Kebenaran

"Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:31-36).

"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44).

"Padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya." (Yohanes 8:55).

"Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14:6).

"Yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:17).

"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku." (Yohanes 15:26).

"Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman." (Roma 1:18).

"Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta" (Roma 1:25).

"Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus" (Efesus 4:21).

"Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Efesus 4:24).

"Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar" (Wahyu 3:7).

"Inilah firman dari Amin (=sesungguhnya), Saksi yang setia dan benar" (Wahyu 3:14).

Dalam meditasi kami sebelumnya, kami berbicara bersama tentang Sekolah Kristus, dan kami katakan bahwa setiap anak Allah yang benar akan dibawa ke dalam Sekolah Kristus di bawah bimbingan Roh Kudus, Roh urapan, dan disanalah pekerjaan besar pertama yang Roh Kudus kerjakan adalah menyajikan Kristus ke hati kita sebagai objek Allah dalam segala kepentingan Roh Kudus dengan kita. Dengan demikian Kristus pertama-tama disajikan dan dibuktikan oleh Allah sebagai objek kesenangan-Nya, dan kemudian Roh Kudus memperkenalkan kita kepada tujuan Ilahi sehubungan dengan penyataan Kristus secara batiniah, yaitu, bahwa kita seharusnya menjadi serupa dengan gambaran Anak Allah. Kemudian kami berbicara tentang dua atau tiga pelajaran dasar di Sekolah Kristus, hal-hal yang mendasari pendidikan kita. Pertama, Roh Kudus sungguh berusaha demi membuat semua yang berada di bawah disiplin ini (karena itulah arti kata murid) untuk mengetahui dalam pengalaman, secara batiniah di dalam hati mereka sendiri, ke ‘lain-an’ Kristus dari diri mereka sendiri. Kemudian Dia juga bekerja untuk membawa kita ke titik di mana kita menyadari bahwa betapa mustahilnya situasi itu di luar mukjizat Allah, bahwa diri kita tidak pernah bisa menjadi seperti Kristus. Inti dari semua itu adalah hal ini ada di luar jangkauan kita dan hanya dapat dikerjakan oleh Allah sendiri.

Nah, semua ini adalah pelajaran dasar di Sekolah Kristus, meskipun tampaknya pelajaran dasar ini terus berlangsung sampai akhir hari kita. Bagaimanapun, pelajaran ini sepertinya tersebar di sepanjang perjalanan hidup kita, meskipun seharusnya kita mencapai titik krisis, di mana fondasi ini diletakkan dan ketiga hal ini diakui dan diterima, dan mengertilah bahwa kita tidak dapat berjalan jauh sampai fondasi ini diletakkan. Orang yang benar-benar dapat mulai berjalan adalah orang yang telah putus asa atas dirinya sendiri untuk yang terakhir kali-nya, dan telah dapat melihat dengan jelas di bawah penerangan Roh Kudus bahwa “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus” – ‘Bukan siapa aku ini, ya Tuhan, tetapi siapa Engkau, bahwa itu saja dapat menjadi kelegaan jiwa aku yang sesungguhnya’: Cinta-Mu, bukan cinta-ku; damai-Mu, bukan damai-ku; kelegaan-Mu, bukan kelegaan-ku; segala-Mu, bukan dari-ku; Diri-Mu! Itulah fondasi utama untuk pertumbuhan rohani, pengetahuan rohani, pendidikan rohani.

“Akulah Kebenaran”

Sekarang, dalam meditasi kali ini, kita akan melihat Tuhan Yesus dengan lebih dekat lagi sebagai objek Allah dan standar pekerjaan Roh Kudus di dalam kita, ke ‘lain-an’ ini yang Ia wakili, dan kita telah membaca beberapa bagian, semua seperti yang dapat kita lihat, menanggung kebenaran. Sesungguhnya bagian-bagian dalam Injil ini memiliki peranan dalam pendidikan para murid-Nya. Yang pertama, ada pernyataan atau deklarasi kepada orang Yahudi – hal yang sungguh luar biasa bagi para murid-Nya yang mendengarkannya. Kepada orang Yahudi yang mengaku percaya. Tuhan Yesus menimbulkan pertanyaan kemurid-an dengan mereka. Dia berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya (tidak dikatakan bahwa mereka percaya akan-Nya), “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Mereka segera menjawab kembali dengan gugatan, “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun.” Lalu Dia menekankan lagi kebenaran, kebenaran akan diri-Nya. “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Pertanyaan tentang benih asal usul mereka, terkait dengan pernyataan “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” Apakah anda dapat mengikuti hal itu? Mengetahui kebenaran adalah mengetahui Anak. Kemerdekaan yang berasal dari kebenaran berada dalam pengetahuan akan Dia.

Kemudian kepada orang-orang Yahudi – orang yang saya kira lebih keras adatnya – Dia mengucapkan kata-kata ini dengan kekuatan yang tak tertandingi: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran … ia adalah pendusta dan bapa segala dusta … apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri.” Perkataan yang sangat kuat, dan semua tertuju pada pertanyaan akan kebenaran, kebenaran yang hanya ada dalam diri-Nya.

Kemudian, di bab 14, saat Dia sendiri bersama para murid-Nya; Filipus berkata kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Jawaban-Nya adalah, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Dan ada pertanyaan lain yang timbul di sekolah ini: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” “Akulah jalan dan kebenaran …” Akulah kebenaran. Kebenaran bukanlah sesuatu; kebenaran adalah seorang Pribadi. Nah, semua ini dapat dipelajari di Sekolah Kristus, dimana semua tersandar pada Kristus sebagai Kebenaran.

Saya tidak tahu seberapa kuat perasaan anda terhadap masalah ini, tapi harapan kita pastilah agar anda dapat memiliki perasaan yang kuat terhadap hal ini. Apakah anda memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan suatu fondasi yang benar? Bagaimanapun juga, fitur tertinggi suatu fondasi adalah kebenaran, di mana fondasi ini sungguh-sungguh diletakkan secara benar. Fondasi ini mempunyai tanggung jawab yang cukup berat, tidak kurang dari tanggung jawab akan kesejahteraan dan nasib kekal kita, belaan dari Allah sendiri. Oleh karena itu fondasi ini harus sungguh-sungguh benar dan sungguh-sungguh kebenaran, dan hal ini akan meyakinkan kita akan di mana sesungguhnya kita berada, dengan kata lain, semua ketidaknyataan kita telah berlalu, dan apa pun yang tidak asli dan benar dalam posisi kita telah dituntaskan selamanya. Hal inilah yang akan kita tekankan dan analisasikan untuk sementara waktu ini. Karena dampaknya sangat besar, kita tidak sanggup untuk memiliki keraguan dalam posisi kita.

Begini, pada suatu hari nanti kau dan aku akan datang menghadap Allah. Kita akan bertatapan muka dengan Allah secara harfiah di dalam kekekalan dan kemudian pertanyaan ini akan timbul, Apakah Allah pernah gagal terhadap kita? Apakah kita dapat, dengan perincian, mengatakan, Tuhan, Engkau telah gagali aku, Engkau tidak benar terhadap kata-kata-Mu sendiri? Posisi itu tidak bisa terpikirkan, bahwa ada mahluk yang dapat mempersalahkan Allah seperti itu, untuk mempertanyakan kebenaran Allah, realitas Allah, kesetiaan Allah. Roh Kudus telah diutus sebagai Roh Kebenaran untuk membimbing kita ke dalam segala kebenaran, sehingga tidak akan ada keraguan apapun di antara Allah dan diri kita sendiri akan kesetiaan-Nya yang mutlak, kebenaran-Nya kepada diri-Nya sendiri, dan semua firman-Nya. Roh Kudus khusus datang untuk itu. Jika hal ini benar, maka Roh Kudus akan menangani semua murid di Sekolah Kristus dan memotong semua yang tidak benar, yang tidak asli, demi membangun fondasi benar yang kekal di mana setiap murid tersebut dapat berdiri diatasnya di hadapan Allah pada hari kebenaran-Nya.

Kepentingan memiliki suatu fondasi yang sejati

Tapi untuk mencapai hal itu, anda dan saya, di bawah pengajaran Roh Kudus, harus di tangani dengan setia, dan harus tiba di tempat di mana kita dapat diatur sesuai kehendak Allah, di mana kita menjawab panggilan Roh Kudus, dan tidak ada apa pun di dalam diri kita yang menolak Roh Kudus, tetapi di mana kita sangat terbuka dan siap menerima dampak terbesar dari sentuhan Roh Kudus pada semua hal yang patut ditangani dan disesuaikan dalam hidup kita. Untuk hal inilah Dia berada di sini.

Alternatif lain jikalau kita tidak memperbolehkan Roh Kudus untuk bekerja dalam diri kita adalah kita akan menemukan diri kita di dalam posisi yang salah, dan hal ini jauh terlalu besar biayanya dan terlalu disayangkan untuk terjadi, meskipun itu hanya terjadi pada di titik-titik tertentu. Kita hidup di dalam dunia palsu, dunia yang berada di atas kebohongan. Seluruh konstitusi dunia ini adalah sebuah kebohongan, dan manusia secara alami, meskipun banyak yang tidak menyadarinya, berpikir bahwa semua ini benar. Mereka berusaha menbangun segalanya di atas fondasi yang salah. Kerajaan Allah adalah sama sekali ‘lain’. Kerajaan Allah dibangun pada Yesus Kristus, yang adalah Kebenaran.

Nah sekarang, yang ingin saya tekankan adalah kebutuhan akan posisi yang benar di mana kita berdiri. Oh kepada pria dan wanita yang mengerti Kebenaran Kristus dan pada dia yang akan selalu berjalan dengan Allah, tanpa peduli akan seberapa besar biayanya. “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?” “Dia yang mengatakan kebenaran dalam hatinya … yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi” – yaitu, yang mengambil posisi kebenaran meskipun mengalami kerugian yang sangat besar. Kita terpengaruh dengan berbagai macam pertimbangan, terpengaruh oleh pikiran dan perkataan orang lain, terutama mereka yang ada di kalangan agama kita, tradisi kita; dan merekalah yang menjadi pertimbangan palsu dan pengaruh palsu. Mereka telah mengikat banyak pria dan wanita dari menjalankan perjalanan dengan Allah di jalan terang. Pada akhirnya, masalahnya terkait dengan posisi palsu.

Dapatkah anda menerima perkataan saya jika saya katakan bahwa tidak ada kebenaran di dalam diri kita? Hal ini adalah salah satu hal yang akan kita temukan saat Roh Kudus menangani kita, bahwa pada dasarnya tidak ada kebenaran dalam pikiran kita. Mungkin saja kita adalah orang yang paling yakin, dan paling siap mempersembahkan nyawa kita demi keyakinan kita dan siap menyerahkan segalanya dan siap bertindak demi kepercayaan kita dan kita menyangka bahwa semua ini benar dan di dalam hal inilah kita benar-benar keliru. Itulah yang terjadi dengan Saulus dari Tarsus – “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret” (Kisah 26:9). Sekali lagi, “Bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Yohanes 16:2); mereka sangat giat berbuat atas keyakinan mereka – Itu adalah kehendak Allah! Kehendak Allah! – sangat yakin bahwa ini adalah kehendak Allah; bahkan ada beberapa yang sanggup memberikan nyawanya karena keyakinannya yang sangat kuat, dan ada beberapa yang sedia mengambil nyawa orang lain karena keyakinannya yang sangat kuat. Seberapa jauhnya kita terus berjalan karena keyakinan kita yang kuat dan kita salah, keliru, benar-benar salah dan keliru, kita bersungguh-sungguh mengerjakannya tapi semuanya benar-benar salah dan kita keliru. Sebuah keyakinan palsu; dan tidak ada satu pun yang tidak dapat terjebak ke dalam posisi itu. Benih-benih itu berungsur di dalam sifat manusia, di dalam setiap orang, di dalam keyakinan pikiran kita, di dalam keinginan hati kita. Kita mungkin berpikir bahwa keinginan kita adalah keinginan yang sempurna, yang murni dan benar, dan semua itu mungkin hanyalah palsu; sama dengan kehendak kita, semuanya hanyalah palsu. Di dalam diri kita tidak ada kebenaran.

Hidup dibimbing oleh kebenaran

Saya akan segera membawa kalian ke ujung semua ini. Siapakah sebenarnya orang Kristen? Orang Kristen adalah seseorang yang dulunya pemarah, tapi sekarang telah berubah menjadi sangat sabar; yang dulunya bukan orang yang ramah, tapi sekarang telah menjadi jauh lebih ramah; orang yang dulunya tidak terlalu bersemangat, tapi sekarang sangat giat; seseorang yang sangat berbeda dari yang sebelumnya. Apakah itu definisi sebenarnya seorang Kristen? Berikan saya kabinet obat. Lalu bawalah kepada saya seorang yang sangat mudah marah. Berikan dia dosis obat nux-vomica; dalam dua atau tiga jam ia akan menjadi orang yang sangat sabar. Apakah ia seorang Kristen? Berikan dia sesuatu yang lain; dan dia berubah kembali seperti sebelumnya. Apakah dia telah diselamatkan, tetapi sekarang dia murtad? Obat-obatan dapat mengubah emosi seseorang dalam beberapa jam. Dari seseorang yang lesu, ceroboh, acuh tak acuh, menjadi hidup, bergairah, aktif; dari sengsara, tidak puas, murung, melankolis, tidak menyenangkan, mudah marah, menjadi ramah, menyenangkan, dan lega dari semua ketegangan saraf yang membuat anda seperti itu, ataupun masalah pencernaan yang membuat anda seperti orang yang kurang sopan untuk ditinggal bersama. Dalam sekejab, anda telah membuat seorang Kristen dengan obat! Apakah anda dapat mengerti inti semua ini?

Dimanakah letaknya kebenaran? Jika kebenaran akan keselamatanku terletak di dalam perasaan saya, sistem percernaan saya, organisme saraf saya, saya akan menjadi seorang Kristen yang miskin; karena semua itu dapat berubah dari hari ke hari sesuai dengan cuaca atau hal lain. Oh tidak! Kebenaran; di manakah letaknya kebenaran? “Bukan siapa aku, tetapi siapa Engkau.” Itulah kebenaran, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” Merdeka dari apa? Perbudakan? Perbudakan apa? Iblis mempersalahkan dan mengancam hukuman kepada anda karena hari ini anda memiliki perasaan yang kurang baik. Hari ini anda merasa tidak baik, dan tertekan, anda merasakan kematian ada di sekitar, anda merasa mudah marah, dan Iblis datang dan berkata, Anda bukan seorang Kristen! Bukan Kristen yang baik! Dengan begitu, anda langsung terjebak jatuh ke dalam perbudakan. Apakah itu kebenaran? Bukan, itu adalah dusta! Satu-satunya cara untuk lepas dan merdeka dari semua itu adalah, “Bukan siapa aku, tetapi siapa Dia; Kristus tetap sama.” Dia tidak seperti aku, berganti terus menerus dari jam ke jam dan hari ke hari: Dia sama sekali ‘lain’ dari padaku.

Mohon maaf jika anda tersinggung karena saya dengan kuat terus menekankan hal ini, tapi saya merasa ini adalah satu-satunya cara di mana kita benar-benar mendapatkan keselamatan. Yesus, anda lihat, berkata, “Akulah kebenaran.” Apakah kebenaran itu? Kebenaran itu adalah Ia yang berdiri di hadapan argumen sang Iblis yang adalah “pendusta dan bapa segala dusta.” Kebenaran itu adalah Ia yang menyelamatkan kita dari diri palsu kita; dan mengertilah bahwa diri kita sebenarnya adalah palsu. Kita adalah sebuah kontradiksi. Kita tidak pernah dapat yakin bahwa pemikiran kita akan tetap sama dalam jangka panjang, bahwa keyakinan kita tidak akan tiba-tiba berubah. Oh tidak! Bukan kita; melainkan Kristus. Lihatlah posisi salah seperti apa yang akan mungkin jika kita berdiri di sisi lain. Permainan seperti apa yang dapat Iblis mainkan dengan kita.

Saya menggunakan ilustrasi seperti ini untuk mencoba membawa kita ke inti dari semua ini. Apakah kebenaran itu? Apa sesungguhnya yang benar? Hal ini tidak dapat ditemukan di dalam diri kita. Kita tidak benar dalam setiap bagian keberadaan kita. Hanya Kristus sendirilah kebenaran, dan kita harus belajar bagaimana untuk hidup dari Kristus karena sampai kita belajar akan hal itu, Roh Kudus tidak dapat melakukan pekerjaan selanjutnya. Mungkin anda akan berkata, Bukankah orang Kristen tidak mudah marah? Apakah tidak akan ada perbedaan sama sekali? Apakah seorang Kristen mempunyai hak untuk mudah marah dan lainnya? Saya tidak bermaksud demikian, saya tidak akan mengizinkanmu untuk bebas dari hal itu; saya hanya ingin menekankan bahwa di Sekolah Kristus, sampai anda dan saya belajar untuk berpegang pada Kristus dengan iman, Roh Kudus tidak mempunyai pegangan untuk dapat bekerja menjadikan kita serupa dengan gambaran Kristus. Jika kita bersikeras untuk hidup atas dasar palsu diri kita, Roh Kudus akan meninggalkan kita sendirian. Ketika kita menerima kehidupan dengan iman pada Kristus, maka Roh Kudus dapat datang dan membuat Kristus baik di dalam kita, dan mengajarkan kita kemenangan dan penguasaan, dan mengajarkan bagaimana agar kita melalui kemerdekaan tidak menjadi mangsa perasaan kita, baik ataupun buruk, tapi agar dapat hidup pada tingkatan yang lain. Apa yang saya maksudkan adalah jika anda benar-benar berada di atas fondasi Kristus, maka anda akan dapat sungguh-sungguh merdeka.

Misalnya, karakter mudah marah. Mungkin beberapa dari anda tidak pernah menderita akan hal ini, tetapi ada yang mengerti pertempuran ganas akan hal ini. Nah, mari kita ikuti kasus ini. Hari ini kita merasa seperti itu, gelisah, tegang dan cepat marah. Apa yang akan kita lakukan tentang hal ini? Apakah kita akan menjadikan ini bagian dari kehidupan Kristen kita atau kita akan menganggap ini sebagai kekurangan dari kehidupan Kristen kita? Kalau kita berpegang pada pendirian itu, maka Iblis dengan cepat dapat mempergunakan itu sepenuhnya dan membawa kita ke dalam perbudakan yang mengerikan dan yang dapat benar-benar membunuh semua kehidupan rohani. Tetapi jika anda mengambil posisi, ‘Ya, itulah yang saya rasakan saat ini, inilah kelemahan saya hari ini, tetapi Tuhan Yesus, Engkau adalah ‘lain’ dari saya, dan saya akan beristirahat pada Engkau, berpegang pada Engkau, dan membuat Engkau hidupku’, lihatlah apa yang terjadi setelah ini. Anda telah memotong seluruh ikatan Iblis, dan anda akan menemukan bahwa ada kedamaian di sepanjang garis itu, dan juga ada istirahat, dan walaupun anda mungkin masih merasa tidak enak di luar, tapi di dalam diri anda sedang beristirahat. Musuh anda telah dikeluarkan dari dalam anda, dia tidak lagi mempunyai tempat dalam diri anda. Damai sejahtera Allah berdiri di atas hati dan pikiran anda melalui Kristus Yesus; benteng telah diamankan. Apa yang Iblis selalu coba lakukan adalah untuk masuk ke dalam roh kita melalui tubuh atau jiwa kita dan mencoba menangkap benteng, roh, dan membawanya ke dalam perbudakan. Tapi hati kita bisa tetap merdeka meskipun secara lahiriah kita merasa sangat buruk. Itulah kemerdekaan dari kebenaran. Itulah kebenaran! Bukan hal, bukan penegasan, tapi seorang Pribadi. Itulah Kristus, dan Ia sama sekali ‘lain’ dari kita. Nah, Roh Kudus, sebagai Roh Kebenaran, akan mengajarkan kita, bahwa yang berarti adalah kita menetap di dalam Kristus. Alternatif lain adalah kita terus menetap di dalam diri kita sendiri, atau di dalam orang lain, atau di dalam dunia, secara mental. Sekalian, bertetaplah di dalam Kristus karena hanya di dalam-Nya ada istirahat, ada damai, ada kemerdekaan.

Tapi ingatlah bahwa, jika kita bersungguh-sungguh dengan Roh Kudus, Ia tidak akan membiarkan kita tertipu. Maksudku adalah Roh Kudus akan memperlihatkan diri kita yang sebenarnya. Ia akan membongkar kita dan menunjukkan kita secara keseluruhan bahwa tidak ada apapun yang baik dalam diri kita, tidak ada apapun yang dapat diandalkan dalam diri kita, dan dengan begitu, Ia baru dapat memperlihatkan dengan jelas bahwa hanya di dalam Kristus, Anak Allah, terdapat keamanan, keselamatan, dan kehidupan.

Saya merasa gagal dalam mencoba menyampaikan kepada anda apa yang ada di dalam hati saya. Begitu banyak orang berpikir bahwa kehidupan rohani, kehidupan seorang anak Allah, terkait pada hal-hal. Hal yang disebut ‘pesan Salib’. Hal yang disebut ‘pengudusan’. Hal yang disebut ‘pembebasan’. Hal yang disebut ‘mati dengan Kristus’ – hal-hal. Mereka giat mencoba untuk mendapatkannya, dan sama sekali tidak ada kemerdekaan dengan cara itu. Itu tidak akan bekerja. ‘Hal-hal’ tidak akan bekerja! Ini semua adalah masalah Pribadi, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus tidak akan pernah menyelamatkan kita dengan ‘hal-hal’. Ia akan selalu membawa kita kepada sang Pribadi, dan menjadikan Kristus sebagai dasar kehidupan kita, kemerdekaan kita, segalanya kita. Jadi kata-kata kita seharusnya adalah “Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita” (1 Kor 1:30).

Kebutuhan tetap akan iman yang taat

Demikian, saya akan tutup. Pekerjaan Roh Kudus adalah untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus, supaya kita terbentuk seperti Kristus, untuk membentuk Kristus dalam kita; tetapi Kristus akan selalu tetap ‘lain’ dari kita, sehingga panggilan akan iman tidak akan pernah tiada. Apakah anda berharap untuk mencapai suatu titik dalam ziarah duniawi di mana iman bisa ditiadakan? Ini adalah harapan palsu. Iman akan selalu dibutuhkan bahkan semakin dibutuhkan pada saat-saat terakhir hidup anda, bahkan mungkin lebih dari waktu-waktu lain. Iman adalah hal yang tetap selama hidup ini. Jika anda mengerti itu benar, anda akan dapat membuang semua harapan untuk dapat memiliki hal ini dalam diri kita sendiri. Itulah dosa pertama Adam karena dia memilih untuk tidak memiliki segalanya dalam Allah, tetapi untuk memilikinya dalam dirinya sendiri terpisah dari Allah dan untuk menyingkirkan iman. Jadi dia berdosa karena ketidakpercayaan, dan semua dosa yang ada sejak mula dapat dilacak kepada satu hal – ketidakpercayaan. Iman adalah faktor besar dalam penebusan, keselamatan, pengudusan, kemuliaan; semuanya melalui iman. Iman membatalkan semua pekerjaan Iblis. Dan iman berarti bahwa kita telah ditempatkan ke dalam posisi dimana kita tidak memiliki hal itu di dalam diri kita sendiri, kita hanya memilikinya di dalam Yang Lain, dan kita hanya dapat mengetahuinya dan menikmatinya oleh iman di dalam Yang Lain. Maka dari itu, Galatia 2:20 selalu hadir dengan kekuatan baru – “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Aku hidup di dalam daging oleh iman dalam Anak Allah.

Tuhan menafsirkan firman-Nya kepada kita.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.