Austin-Sparks.net

Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 - Salib Kristus Dasar Untuk Kerajaan

Bacaan: Ibrani 12:18-29.

“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut …”

Ada kesan bahwa kalimat ini merupakan ringkasan dari seluruh Surat Ibrani. Semuanya mengarah ke sana dan kata-kata ini adalah perwujudan dari semua yang sang Rasul terus ucapkan; memang, kita dapat katakan bahwa kalimat ini merangkum jauh melebihi surat ini; kalimat ini mewujudkan Perjanjian Baru. Tapi untuk sementara waktu ini, kita khususnya akan membahas surat kepada Ibrani, meskipun kita akan mengalih ke luar surat ini dalam rangka untuk kembali lagi ke sana.

Sementara memberikan keunggulan pada satu bagian dari Firman Allah di atas bagian lain dan mengatakan bahwa bagian ini lebih penting adalah sesuatu yang tidak akan pernah menjadi suatu yang benar, saya pikir saudara-saudari yang sudah mengenal surat ini akan setuju bahwa surat ini memiliki makna dan nilai yang unik untuk saat ini; sungguh, saya tidak tahu bagian lain dari Firman Allah yang akan lebih revolusioner daripada bagian ini jika bagian ini ditangkap dan ditanggapi dengan benar. Fragmen dari surat ini yang telah kami kutip tampaknya datang kepada kami dengan kemanunggalan dan ketajaman khusus. Saudara lihat bahwa konteks-nya berjalan seperti ini:

“Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.” Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan …”

Seluruh bagian surat itu datang dengan kekuatan sebagai pesan terarah di saat-saat seperti ini. Mungkin saya akan lebih akurat atau akan dapat menyatakan hal ini dengan lebih baik jika saya katakan bahwa saat-saat seperti ini memberikan dorongan untuk sebuah kata tersebut. Kata-kata ini memiliki kekuatan-nya dan makna-nya sendiri, tapi sering kali saudara-saudari membutuhkan suatu keadaan di mana kekuatan itu dapat terasakan.

Ada dua bagian dari sejarah yang disebut di sini.

(1) “Suara-Nya menggoncangkan bumi …” Hal ini memiliki pemenuhannya di Gunung Sinai.

(2) “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan … bumi.”

Tapi ada kata ini, “Satu kali lagi,” dan ini juga menjadi sejarah ketika bukan hanya bumi saja yang akan digoncangkan, melainkan langit juga.

Goncangan universal ini, dikatakan adalah, agar tidak akan ada yang tersisa kecuali apa yang Allah sendiri telah tetapkan. Surat ini merupakan perbandingan dan perbedaan yang komprehensif antara yang berlalu dan yang permanen, yang tergoncangkan dan yang tidak tergoncangkan; dan penting bagi kita untuk mengenali bahwa surat ini dituliskan kepada suatu umat yang telah lama menjabat posisi sebagai umat yang telah Allah pilih keluar dari dunia kepada diri-Nya, menunjukkan bahwa bahkan umat seperti mereka dapat menjadikan perpisahan mereka suatu hal duniawi dan harus diperingatkan bahwa jenis perpisahan itu bukanlah jenis perpisahan Allah. Allah membawa mereka keluar dari dunia untuk menjadi umat untuk diri-Nya, dan kemudian seiring perjalanan waktu mereka bercondong ke bumi, sehingga bukannya menjadi umat surgawi di bumi, mereka menjadi umat beragama di bumi, dan ada banyak perbedaan di antara kedua ini. Dan surat seperti ini harus dituliskan kepada mereka untuk memberitahu mereka, umat yang dulunya pernah dibawa keluar dari dunia untuk Allah oleh Allah, bahwa seluruh fondasi mereka harus digoncangkan dan seluruh sistem mereka, dalam goncangan tersebut, ditiadakan. Di sisi lain, surat ini adalah pernyataan akan hal-hal yang permanen dan terakhir, dan hal-hal yang merupakan Kerajaan yang tidak tergoncangkan.

Sementara kita berpaling untuk beberapa saat ke luar surat ini, biarkanlah saya mengingatkan saudara bahwa Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh buku, yang sebagian besar ditulis untuk memerangi beberapa bentuk upaya universalitas untuk menghancurkan apa yang telah datang dengan Kristus. Saya ingin saudara memahami hal ini. Perjanjian Baru adalah perlawanan yang komprehensif dari upaya berbagai sisi untuk menumbangkan gereja dan memutarbalikkan cara Tuhan yang benar, dan titik utama serangan itu dan makna salib Kristus untuk Ketuhanan-Nya sendiri dan untuk makna Kerajaan-Nya. Mengingat upaya perkasa ini, maka sebelumnya dan sekarang juga diperlukan, untuk memberitahukan dasar atas mana keamanan dan kemenangan bertumpu, dan itu adalah, tentu saja, sisi positif dari tulisan-tulisan ini.

Sekarang saya telah membuka satu bidang yang dapat melibatkan kita untuk waktu yang lama. Bukan maksud-ku untuk membawa saudara tepat melalui semua buku-buku Perjanjian Baru demi menunjukkan bagaimana semua yang telah saya katakan adalah demikian, tapi saya hanya bisa membawa saudara melalui sebagian-nya saja dalam rangka untuk menunjukkan masalah ini, dan ini, tentu saja, sangat tidak sempurna.

Saudara mengambil ke-empat Injil itu, dan mereka ditulis untuk menetapkan empat-kali-lipat klaim akan siapa Kristus, yang pertama, Raja yang berhak; yang kedua, yang dikirim Tuhan; yang ketiga, Anak Manusia, dan, yang keempat, Anak Allah. Empat hal inilah yang diperdebatkan. Di setiap koneksi masing-masing klaim ini Ia ditolak; untuk semua klaim tersebut salib menantikan-Nya; dan setelah Ia bangkit dan ada cukup bukti di dunia bahwa tantangan yang disengketakan tidak cukup beralasan, ke-empat Injil ini ditulis sebagai sarana untuk menetapkan klaim tersebut. Sekarang, tentu saja, dalam terang dari apa yang kita ketahui tentang Dia sebagai Tuhan yang bangkit, dan semua yang telah dihasilkan dari kebangkitan-Nya dan permuliaan-Nya, kita dapat membaca Injil dalam penerangan baru dan kita dapat melihat bagaimana Injil ini mengkonfirmasikan semua klaim-Nya.

Saudara berlalu ke buku Kisah Para Rasul, dan di sana saudara memiliki Kerajaan yang diperkenalkan dari surga dan Tuhan yang bangkit melanjutkan aktivitas Kerajaan-Nya, dan sebagian besar buku ini berpusat pada perluasan, pembentukan dan pertentangan. Dan pertentangan ini menjadi beraneka-macam ganda, berbagai sisi. Ada antagonisme universalitas terhadap apa yang telah datang melalui salib Tuhan Yesus, dan selebihnya dari tulisan-tulisan Perjanjian Baru berurusan dengan berbagai sisi antagonisme itu, dan setiap surat-surat Perjanjian Baru dituliskan untuk menghadapi beberapa bentuk pertentangan itu terhadap apa yang telah datang dengan Kristus melalui salib-Nya.

Kami sekarang akan meninjau beberapa tulisan-tulisan Paulus sendiri. Dengan surat kepada jemaat di Roma, tidak diragukan lagi, kita mendapatkan tantangan terhadap salib, karena titik penekanan dalam surat itu adalah salib. Semua yang terdapatkan di sana sampai dengan pasal 6 mengarah ke salib dalam setiap cara langsung, dan segala sesuatu dari pasal 6 datang kembali ke salib. Salib adalah pusat. Namun tantangan-nya adalah dalam kaitannya dengan dosa dan kebenaran, dan alat tantangannya adalah hukum Taurat, atau kewajiban luar. Dan apa yang muncul di sana hanyalah masalah mengenai nilai salib Tuhan Yesus. Jika hukum Taurat berlaku, maka salib keluar. Jika salib berlaku, hukum Taurat keluar. Jika hukum Taurat berlaku, dosa tetap dan kebenaran tidak ditemukan di alam semesta Allah. Jika salib berlaku, dosa digulingkan dan kebenaran didirikan. Inilah tantangan saudara.

Dalam surat pertama kepada jemaat Korintus, saudara mendapatkan tantangan terhadap salib sepanjang garis lain. Ini adalah tantangan kedagingan di orang percaya, sifat duniawi dalam umat Allah. Alat tantangan terhadap salib itu hanyalah alam dan dunia yang bekerja sama; yaitu, orang percaya melanjutkan kehidupan Kristen mereka semata-mata atas dasar duniawi dan daging. Salib diperkenalkan di sana, atau Kristus disalibkan, dan jika salib berlaku sifat daging keluar dan dunia ini dihancurkan. Jika orang percaya berterus dalam kedagingan dan keduniawian, maka salib telah dirampok dari kekuatannya. Ini, singkatnya, adalah pernyataan dari surat ini. Ini merupakan tantangan terhadap salib dari sudut yang lain.

Saudara berlalu ke Galatia, dan sekali lagi di sana terdapatkan tantangan terhadap salib. Amatilah berapa banyak salib disebut dalam surat itu, dan di sini saudara tidak hanya memiliki hukum Taurat tetapi seluruh sistem agama Yahudi bangkit untuk menghancurkan nilai salib Kristus. Ini bukanlah hanya soal dosa dan kebenaran, kebenaran oleh hukum Taurat atau oleh iman. Ini bukanlah yang diperdebatan di Galatia seperti yang terjadi di Roma. Di sini terdapatkan seluruh sistem agama Yahudi, seluruh jajaran agama bersejarah itu dalam ungkapan luarnya, dan ini bangkit untuk membawa orang percaya kembali lagi ke dalam perbudakan; dan jika agama Yahudi berlaku, salib, sekali lagi, dihancurkan dalam makna dan nilainya; dan jika salib menang, agama Yahudi keluar.

Kemudian saudara berlalu dari Galatia ke Efesus. Sekali lagi di sini terdapatkan tantangan terhadap salib, dan kali ini tantangannya adalah dalam kaitannya dengan karakter atau sifat gereja Kristus. Gereja Efesus, dan mereka yang termasuk dalam istilah yang agak umum ini (karena surat ini tidak diragukan adalah surat edaran untuk suatu daerah), memiliki latar belakang misteri, upacara, inisiasi, perkumpulan rahasia penyembah berhala, sebuah sistem mistis secara keseluruhan. Bahayanya di sana adalah untuk menjadikan kekristenan, dan apa yang telah datang dengan Kristus, sebuah agama mistis saja. Saudara ingat bahwa di Efesus sanalah di mana mereka membuat api unggun besar dan membakar buku-buku tentang sihir mereka dan hal-hal lainnya yang bersangkutan. Semua buku-buku itu terdapatkan pemujaan dan peraturan dan sistem hal mistis itu, dengan upacara inisiasi untuk masuk ke dalam perkumpulan rahasia, dan sebagainya. Sekarang saudara dapat melihat tempat surat ini kepada gereja Efesus.

Saya selalu takut pada frase ini “gereja mistis,” dan namun kata ini memberikan poin tertentu pada surat ini ketika saudara mengingat latar belakang orang-orang sana. Ya, gereja adalah sesuatu yang mistis, tetapi bukan dalam arti penyembah berhala. Ada inisiasi, tapi bukan seperti peraturan. Gereja adalah surgawi, gereja adalah spiritual dalam kenyataannya, gereja bukanlah sesuatu yang dapat dilihat, yang berwujud, yang duniawi. Pengetahuan tentang hal-hal Allah bukanlah sepanjang garis pelatihan dan kemampuan intelektual biasa; melainkan hanya oleh inisiasi, “Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar …” Apakah saudara dapat melihat bahayanya?

Disini saudara lihat ada sebuah tantangan terhadap apa yang telah datang melalui salib Kristus, sifat gereja yang benar, abadi, spiritual, surgawi yang adalah Tubuh-Nya, dan bagaimana gereja itu dimasuki, apa dasar dari keanggotaan Tubuh itu, apa saja fitur dari kehidupan gereja itu sebagai yang berada di tempat surgawi dengan wahyu surgawi, sesuatu yang telah keluar dari keabadian dan berjalan melalui sampai kekekalan, di mana waktu hanya sebuah peristiwa. Oh, ada lapangan besar untuk mistisisme, tapi mistisisme bukanlah spiritualitas dalam arti Perjanjian Baru: ini adalah tiruan, hal yang palsu, gereja palsu Iblis, dan banyak sekali umat Tuhan yang telah jatuh ke dalam perangkap yang berbaring di tengah jalan penyembah berhala yang telah dikonversi, dan berpikir bahwa mistis kekristenan dan agama pada dasarnya adalah spiritual. Kita harus mendapatkan pemahaman yang benar tentang makna dari kata “spiritual” menurut Perjanjian Baru, dan tidak masuk ke rawa kematian yang hanyalah sekedar mistisisme.

Saudara mungkin berpikir bahwa semua ini mengambang di udara, jauh di atas kita semua, tapi, jangan salah, ini adalah perangkap untuk setiap salah satu dari kita. Ada orang yang telah sangat mendekati, yang selalu menyelidiki hal-hal untuk mencoba mendapatkan sesuatu yang tidak jelas, sesuatu yang jauh, dan mereka berpikir bahwa jika mereka bisa mendapatkan sesuatu di balik hal tersebut dan menemukan beberapa interpretasi yang luar biasa, bahwa mereka telah mendapatkan rahasia dalam dari Firman Allah; dan jadi kita menemukan banyak interpretasi yang luar biasa, yang fantastis dari Firman Allah dengan menyelidiki ke dalamnya dan berusaha untuk menarik keluar beberapa interpretasi fantastis. Hal ini disebut spiritualitas, dan pengetahuan yang lebih besar dan lebih dalam, dan hal ini tidak menuju ke mana-mana, hanya ke maut. Ini semua adalah perbedaan antara interpretasi mistis dan wahyu ilahi.

Salib adalah yang merupakan dasar gereja, dan jika salib disisihkan saudara bisa mendapatkan suatu jenis gereja palsu dan mistis, tetapi bukan gereja Allah. Jadi ini adalah sebuah tantangan terhadap salib.

Melewati surat kepada jemaat di Kolose, saudara memiliki tantangan lain terhadap salib, dan kali ini adalah dalam kaitannya dengan supremasi Kristus. Saudara tahu seluruh baris dari surat itu, bagian yang luar biasa dari bab pertama dalam presentasi akan-Nya. Di sini sekali lagi tantangan datang, kali ini melalui apa yang disebut gnostisisme, orang-orang yang mengaku tahu dan memiliki pengetahuan ekstra. Mereka percaya bahwa sistem pemikiran yang melihat alam semesta yang gaib seperti yang diatur dan diperintahkan dalam hirarki besar makhluk malaikat, semua dalam jajaran dan perintah yang berbeda, dari malaikat tertinggi turun ke lingkaran yang terus melebar dan jajaran malaikat-malaikat, turun ke bawah sampai ke roh yang paling rendah. Ini adalah apa yang ada di balik alam semesta yang terlihat dan yang mengaturnya, dan dalam penafsiran, Yesus hanyalah malaikat tertinggi dalam sistem spiritual. Dia hanyalah itu dan tidak lebih lagi. Mereka membiarkan Dia menempati tempat tertinggi di sana, tapi itu sejauh mana mereka bisa tempuh.

Sekarang saudara dapat melihat maksud surat ini. Sang Rasul mengoyak teori itu menjadi fragmen, dan berkata bahwa di dalam Dia, oleh Dia, untuk Dia telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga, yang ada di bumi, yang ada di bawah bumi; malaikat dan pemerintah diciptakan oleh Dia, dan Dia ada terlebih dahulu, segala sesuatu ada di dalam Dia, segala sesuatu diselenggarakan bersama-sama di dalam Dia. Dia ditentukan oleh Allah untuk menjadi yang lebih utama dalam segala sesuatu. Dan itu, semua tergantung di kayu salib-Nya. Itulah sebabnya sedemikian surat seperti surat kepada jemaat Kolose, saudara memiliki bagian-bagian tegas seperti yang di pasal 2 ayat 12 tentang sunat Kristus, di mana terdapatkan penanggalan akan tubuh daging dalam baptisan. Jika saudara tidak memiliki penerapan salib terhadap pikiran kedagingan saudara, saudara menjadi fantastis, dan fantastisme saudara berarti bahwa Kristus diberikan tempat yang kurang dari apa yang telah diberikan Allah kepada-Nya. Saudara mungkin meninggikan Dia, tetapi ke tempat yang lebih rendah dari tempat Dia yang sebenarnya. Harus ada persunatan pikiran dan hati manusia; ia harus tahu apa artinya untuk dikuburkan dengan Kristus dalam baptisan. Apakah saudara dapat melihat apa yang menggantung di atas kayu salib? Begitu banyak!

Saudara berlalu ke Filipi, dan lagi tantangan datang dalam kaitannya dengan obyek utama, hadiah panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Pasal tiga dari surat kepada jemaat Filipi itu adalah salah satu yang di mana terdapatkan tujuan Allah tertinggi untuk orang-orang kudus.

“Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan …”, dan ini berhubungan dengan hadiah. Dan apakah hadiah panggilan sorgawi? Hadiah ini adalah takhta. Orang-orang Kudus dipanggil untuk bergabung dengan-Nya di takhta-Nya. “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Aspirasi Paulus adalah untuk itu, hadiah panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus, dan sebagai aspirasi sejati ia berkata, “tetapi ini yang kulakukan … berlari-lari kepada tujuan … supaya aku akhirnya …”

Ada serangan terhadap salib, karena itu adalah masalah terunggul bagi orang-orang kudus. Bagaimana serangan itu datang? Sepanjang jalan menuju takhta. Dalam bahasa yang sederhana, yang biasa: “Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.” Apakah saudara dapat melihat hubungan-nya? Jika musuh dapat menyelinap di antara orang-orang kudus dan membuat mereka berselisih dalam pikiran dan hati, membuat mereka terbagi, merusak dan menganggu kasih Tuhan di dalam mereka untuk satu sama lain, ia telah berhasil menghantam hadiah itu, ia telah menahan perjalanan mereka menuju takhta. Yesus, walaupun dalam rupa Allah, mengosongkan diri-Nya sendiri, dan dalam keadaan sebagai manusia, mengambil rupa seorang hamba, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, ya, bahkan sampai mati di kayu salib; Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia. Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri untuk turun, untuk taat sampai mati, agar Dia berada di sana, tidak sendirian tetapi bersama dengan gereja-Nya, Ia telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sekarang di sinilah tantangan-nya. Dipanggil untuk satu dengan Dia dalam kemuliaan-Nya. Apa yang akan mengalahkannya? Bagaimana hal ini dapat ditahan, dicegah, dihalang? Hanya dengan cara ini: Euodia dan Sintikhe – dan semua yang mereka wakili – berselisih satu dengan yang lain. Saudara tidak akan pernah sampai ke takhta dengan cara itu. Apakah obatnya? Obat ini adalah salib. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang … mengosongkan diri-Nya sendiri …” Mengapa Euodia dan Sintikhe berselisih? Karena ada kebanggaan yang mencegah mereka untuk berkata, Aku minta maaf! Akulah yang bersalah! Mereka berdiri di atas martabat mereka. “Ia mengosongkan diri-Nya sendiri, Ia mengambil rupa seorang hamba, Ia taat sampai mati, ya, bahkan sampai mati di kayu salib” – malu, aib, penghinaan, degradasi. Kadang-kadang dalam rangka untuk mendapatkan takhta, kita harus menurunkan diri kita sendiri (jika saudara akan menggunakan kata itu, karena kebanggaan sering kali menggunakan kata itu dan berkata bahwa ini adalah degradasi). Dia lakukan! Ada tantangan terhadap salib sepanjang garis orang Kristen yang berselisih, serangan atas masalah salib, Takhta.

Kita tutup dengan suatu kata tentang Tesalonika, karena di sini adalah tantangan salib dalam kaitannya dengan krisis utamanya, kedatangan Tuhan, harapan dan dinamis gereja.

Kita telah mencapai Ibrani 12:28, Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Apakah saudara dapat melihat apa Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu? Kerajaan ini adalah semua hal-hal yang telah kita bicarakan. Ibrani merangkum semua surat-surat Paulus:

- Roma. Pertanyaan akan dosa ditangani dan kebenaran diterapkan. Hal ini berjalan seiring seluruh surat kepada orang Ibrani; imamat Tuhan Yesus, pengorbanan-Nya.

- Korintus. Kehidupan dalam Roh, bukan dalam daging.

- Galatia. Emansipasi dari sistem agama duniawi ke dalam Kristus. Ini adalah Galatia, dan Ibrani.

- Efesus. Persatuan sorgawi dengan Tuhan yang bangkit dan telah naik. Ini adalah Ibrani lagi: “Saudara-saudara yang kudus,” kata rasul kepada orang Ibrani, “yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi.”

- Filipi. “Hadiah”, sesuai dengan: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau memberikannya kuasa?”

- Kolose. Kepemimpinan berdaulat mutlak Tuhan Yesus. Nah, baca lagi bab pertama dari surat kepada orang Ibrani: “Yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Ini adalah ringkasan dari Kolose.

- Tesalonika. Harapan sorgawi. “Menerima Kerajaan yang tidak tergoncangkan.” Ini merangkum semuanya.

Sekarang, tentu saja, kita harus kembali dan melihat unsur-unsur dari Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kita tidak akan melakukan hal ini pada saat ini. Ini hanyalah sebuah kata pengantar, tetapi yang merupakan panggilan yang telah diperkuat pada hari-hari ini dengan kemanunggalan yang luar biasa. Apakah kita yakin bahwa kita saat ini menerima Kerajaan yang tidak tergoncangkan? Perhatikan bahasa, perhatikan tata kata. “Jadi, karena kita menerima (kata aktif) Kerajaan yang tidak tergoncangkan.” Tidak dikatakan Kerajaan itu akan datang; Kerajaan itu telah diperkenalkan, dan Kerajaan itu akan dinikmati: hal ini adalah progresif dan spiritual. Pertanyaannya, jika dikatakan secara blak-blakan adalah ini: apakah kita yakin bahwa kita didirikan dan didasarkan pada realitas spiritual dan sorgawi dari Kristus dan salib-Nya, atau kita hanya terkait dengan beberapa sistem kebenaran, doktrin, praktek? Apakah kita tergantung pada eksternalitas dari iman kita, atau kita memiliki Tuhan yang bangkit dan hidup berhuni dalam hati kita, dan apakah Dia menjawab semua kebutuhan kehidupan rohani kita, yang diwakili oleh sistem yang telah disisihkan? Apakah pertanyaan akan dosa telah selama-lamanya diselesaikan dalam kita oleh satu persembahan-Nya? Apakah pertanyaan akan pengudusan telah dituntaskan dalam kita? Apakah pertanyaan akan kemuliaan diselesaikan dalam kita? Apakah pertanyaan akan kemenangan dituntaskan dalam kita?

Bagaimana praktisnya Kerajaan itu, seperti yang terlihat dalam terang dari surat Filipi! Bagaimana praktisnya itu seperti yang terlihat dalam terang dari surat Efesus! Saudara bertanya kepada saya apa Kerajaan itu. Saya katakan bahwa Kerajaan itu adalah pesan dari semua surat-surat ini. Apakah kita menerima dengan cara spiritual dan hidup apa yang ada di dalamnya? Saudara mulai dengan Matius: Yesus adalah Raja. Menerima Kerajaan yang terutama berarti menerima Dia sebagai Raja, sebagai Tuhan, dan sebagainya.

Semoga Tuhan sendiri membawa daya tarik-Nya sendiri ke dalam hati kita.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.