Austin-Sparks.net

Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 - Finalitas - Faktor Penguasa Di Kerajaan

Bacaan: Ibrani 1, 12:26-29

Kita harus ingat bahwa Kerajaan selalu dimaksud sebagai sesuatu yang sudah ada dan bahwa Kerajaan telah genap. Kerajaan bukanlah sesuatu yang sekarang sedang dibentuk, dirupa, atau dibangun. Kerajaan adalah sesuatu yang sudah memiliki keberadaannya, yang datang untuk diterima, untuk dimasukki: “Datanglah Kerajaan-Mu.” Menerima Kerajaan: “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Di sini kata ini, seperti apa yang telah kita tunjukkan, menunjukkan bahwa, sejauh mana kita berkaitan, bagi umat Tuhan, ini adalah masalah menerima Kerajaan terus-menerus sedikit demi sedikit semakin membanyak. Kerajaan ini telah genap, telah penuh, Kerajaan ini adalah sesuatu yang telah dinyatakan, tapi bagi kita ini adalah masalah penerimaan Kerajaan itu dalam kepenuhan yang semakin berkembang.

Faktor penguasa tentang Kerajaan adalah unsur finalitas, fakta yang telah dicapai, hal yang telah ditetapkan, kebenaran dan kenyataan yang tidak tergoncangkan; sehingga anak-anak Kerajaan harus ditandai dengan fitur dominan tertentu ini, yaitu, kepastian. Jika kita telah memahami dan menanggapi arti Kerajaan dengan benar, kita akan menjadi orang yang paling yakin di alam semesta Allah, karena pemahaman dan penanggapan spiritual yang nyata akan Kerajaan akan menghancurkan semua ketidakpastian, akan mengesampingkan semua keraguan dan pertanyaan, akan membebaskan kita dari segala kelemahan dan kelumpuhan yang diakibatkan oleh pertanyaan dan suatu ketidakpastian. Ini akan menjadikan kita, di pusat batin kita, sesuatu yang telah ditetapkan: kita akan mengambil karakter rohani kita dari Kerajaan yang kita miliki, dan inilah artinya untuk berada di Kerajaan, dan menjadi anak-anak Kerajaan. Kita mengambil karakter kita dari-Nya, dan unsur finalitas inilah yang dominan dalam hal Kerajaan.

Walaupun hal ini telah kita katakan, kita masih harus menjelaskan apa unsur finalitas ini, dan surat kepada orang Ibrani menetapkan unsur finalitas ini dalam tiga arah atau koneksi. Kita mungkin hanya bisa mendapatkan sedikit saja penglihatan akan hal ini saat ini; jika kita bisa menetapkan setiap langkah-langkahnya, semuanya akan berarti. Finalitas ditunjukkan dalam tiga koneksi di dalam surat ini: yang pertama, sebagai yang bersangkutan dengan Pribadi; yang kedua, sebagai yang bersangkutan dengan pekerjaan-Nya; yang ketiga, sebagai yang bersangkutan dengan panggilan dan posisi umat Tuhan.

Pribadi Tuhan Yesus sebagai Penetapan Akhir Allah

Saudara tahu bagaimana seluruh surat ini menyandang hal ini, tapi bahkan ini harus dilihat dari lebih dari satu sudut. Beralih ke awal pasal 1 kita memiliki sebuah deklarasi mengenai finalitas Pribadi dalam penetapan Allah. Anak adalah penetapan terakhir Allah: “Yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Ia menetapkan Anak sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Semua adalah warisan-Nya. Saudara tidak bisa keluar dari segala yang ada, dan tidak ada apa pun setelah itu. Pada akhirnya Kristus mewarisi segala yang ada dari penetapan abadi Bapa, Allah. Di atas ini semua iman kita bertumpu. Seluruh pertanyaan tentang iman langsung dikemukakan karena finalitas pertama ini. Apakah kita percaya bahwa akhir yang tetap, dan hal yang tidak terdapatkan pertanyaan sama sekali adalah bahwa Yesus akan mewarisi segala yang ada? Apakah kita percaya itu, meskipun semua yang berlangsung dalam sejarah dunia ini sebelumnya, dan yang sekarang, semua tampaknya begitu bertentangan; meskipun semua usaha tertujukan pada kepemilikan dan kekuasaan dunia; meskipun semua bersengketa dan bertengkar atas warisan di bumi ini; meskipun Iblis jelas-jelas memiliki cengkeramnya akan segala hal; meskipun hal-hal tampaknya sangat berakar dan berbentuk, yang terkadang tampak hampir begitu mustahil untuk diubah, untuk dibasmi, untuk dihancurkan? Inilah pertanyaan pertama akan iman. Ini selalu menjadi tantangan iman sepanjang jalan.

Tentu saja, kita sebagian besar hanyalah penonton. Kita telah hampir melebih sekedar penonton, dan kita menemukan diri kita dalam posisi di mana sejumlah besar umat Tuhan berada pada hari ini, dalam malapetaka ini, dalam kekacauan, akibat buruk kejahatan, yang tidak lain adalah pekerjaan Iblis sendiri; dalam posisi ketidakmampuan, ketidakberdayaan, didorong, tidak punya rumah, tidak ada tempat beristirahat, tidak ada apa pun di sini selain tekanan berat dari kejahatan di sekeliling, dominasi kelalimanan. Di sinilah tantangan iman datang. Di kondisi seperti inilah pertanyaan besar itu muncul. Tapi surat ini, dan, tentu saja, lebih banyak lagi dalam Firman Allah, pada awalnya membawa hal ini ke hadapan umat Allah karena iman mereka, bahwa dalam penetapan Allah, Anak-Nya adalah yang berhak menerima segala yang ada, dan Dia akan memiliki warisan-Nya tidak peduli apa pun yang mencoba mengganggu gugat. Presentasi pertama akan iman ini bersangkutan dengan seluruh pasal 11, karena dalam pasal ini terdapatkan pengamatan iman yang besar selama berabad-abad, yang terkait dengan masalah utama bagi umat Allah, dan masalah ini adalah kedaulatan Tuhan Yesus Kristus yang genap dan universal, Anak Allah. Inilah warisan.

Inilah faktor pertama dari Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan. Kepada orang-orang percaya Yahudi ini, yang sedang melewati penganiayaan, percobaan, penderitaan karena iman yang begitu mendalam, karena kesaksian tersebut, menerima kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan berarti bahwa mereka harus beristirahat di atas dan didirikan di atas kenyataan sebagai sesuatu yang hidup dalam hati mereka sendiri, bahwa finalitas terikat dengan Yesus sebagai yang berhak menerima segala yang ada, dan hal ini disajikan kepada kita dengan cara yang sama. Mari kita ingat bahwa semua konflik dalam sejarah mengelilingi dan mengamuk di sekitar satu hal ini, dan semakin sejarah berkembang dan waktu hampir genap, akhir semakin mendekat, satu hal yang akan muncul keluar dengan jelas dari semua hal-hal lain adalah masalah finalitas ini: Siapakah Tuhan di alam semesta Allah? Siapakah Raja abadi yang ditetapkan Allah? Siapakah pewaris bumi ini? Dan masalah ini sedang terus didesak saat ini. Pertanyaan akan kekuasaan dunia ini dipusatkan bukan di sejumlah besar bangsawan tetapi di dalam satu. Hal ini sedang dipersempit, hal ini telah datang ke hanya beberapa, dan pertanyaannya adalah salah satu yang sangat, sangat panas; pengejaran hal ini sangatlah ganas. Mari janganlah sampai kita tertipu. Oh, kita bersyukur kepada Allah atas kelegaan, kita berterima kasih kepada Allah atas sedikit penundaan, tapi jangan sampai kita tertipu. Kita mungkin, pada hari ini, berada pada titik keseriusan yang jauh lebih besar dari beberapa waktu yang lalu, karena kita jelas sedang berada di waktu yang sangat jauh lebih dekat ke saat di mana: “Mereka mengatakan, Semuanya damai dan aman – maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan …” Allah telah berusaha untuk membangkitkan kita ke kedalaman dengan membiarkan segala hal mencapai titik sejauh ini, demi membawa kita keluar dan membuat kita sadar bahwa setiap saat kesaksian kita dapat ditangguhkan. Oleh karena itu marilah kita memberikan ketekunan yang lebih besar karena waktu sangatlah singkat. Kapan saja kita mungkin harus mengatakan, Ini adalah akhir, tidak ada lagi yang dapat dilakukan. Kemudian untuk keseluruhan Allah sampai saat itu datang!

Tidak akan ada penyerahan akan genggaman ini, atau peninggalan program-program. Ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang bekerja dari pada apa yang terlihat. Ada dorongan kepada yang satu itu yang harus menghasilkan anti-Kristus. Hal ini ada di dalam Firman Allah. Hal ini akan terjadi. Akan ada seorang yang duduk di bait suci Allah yang mengumumkan bahwa ia adalah Allah, dan yang disembah sebagai Allah, mengklaim kesetiaan dan penyembahan dunia. Semuanya akan dipimpin ke dalam yang satu itu, dan kemudian pertanyaan akan berada hanya di antara dua ini, antara yang satu ini dan Dia yang telah duduk di sebelah kanan yang Mulia di langit. Tidak ada pertanyaan tentang masalah ketika bentrokan ini datang: “Tuhan Yesus akan memusnahkannya dengan cahaya kemuliaan-Nya saat Ia datang kembali.” Allah akan memastikan bahwa semuanya menuju ke yang satu itu, dan kemudian Dia yang berhak untuk memerintah akan datang dan akan memusnahkan dengan cahaya kemuliaan-Nya saat Ia datang kembali, semua hasil Iblis di dalam yang satu itu. Menerima ini, sekarang menerima hal ini! Inilah dasar dari Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan.

Finalitas terikat dengan Anak Allah sebagai yang berhak menerima segala yang ada, dan inilah di mana Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan dimulai dan berakhir – Kristus Anak, penetapan final Allah.

Pribadi Tuhan Yesus sebagai Perkataan Akhir Allah

Kemudian hal kedua mengenai pribadi adalah Kristus, Anak, sebagai perkataan terakhir Allah: “… maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan Anak-Nya …” Dia yang pada zaman dahulu berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara, akan menghimpunkan semuanya pada akhir-akhir ini, dan telah berbicara dalam kegenapan dan finalitas dalam Anak-Nya. Sehingga Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan adalah masalah kekuasaan penuh Tuhan Yesus Kristus dalam apa yang Dia wakili sebagai perwujudan dari pikiran dan ekspresi Allah. Saya dapat menjelaskan ini dengan lebih sederhana. Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan, yang akan kita terima, adalah masalah pengetahuan lengkap akan Tuhan Yesus. Saudara dan saya tidak harus mempelajari semua jenis kebenaran dan doktrin, ajaran dan interpretasi. Ini bukanlah bisnis kita, bukan kewajiban kita untuk mengenal semua jenis kebenaran doktrinal dalam Firman Allah. Tentu saja, ada kegunaan tertentu dalam mengetahui hal-hal ini, tapi jika kita mengetahui semuanya, hal-hal ini hanyalah akan menjadi pengetahuan intelektual, dan hal-hal ini kemudian dapat menjadi dasar banyak perdiskusian, argumentasi, dan sengketaan; tetapi hal-hal ini tidak membawa saudara jauh melebihi batas ini secara spiritual. Hal-hal ini tidak akan pernah merupakan kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan bagi kita: hal-hal ini merupakan kerajaan yang tidak pernah stabil; kerajaan doktrinal ini, kerajaan sudut-pandang, bahkan dalam hal-hal di Kitab Suci. Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan adalah mengetahui Yesus Kristus di dalam hati kita sendiri, Allah berbicara di dalam diri kita di dalam Anak-Nya.

Saya harus mengingatkan saudara kembali bahwa inilah yang Rasul Paulus katakan dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus. Ketika Allah memberikan ekspresi pikiran-Nya dalam dispensasi lama Ia melakukan-Nya dengan menulis pada loh batu: yaitu, ini adalah presentasi akan kewajiban yang lahiriah dan objektif yang ditanggung di atas umat-Nya. Ini adalah dispensasi lama: yang masa lalu. Sekarang, kata Rasul, pada zaman ini hal ini bukanlah demikian, tapi ada perjanjian, ada ekspresi, ada wahyu akan pikiran Allah, akal Allah, kehendak Allah bagi umat-Nya; tapi sekarang ini ada pada loh dari hati, yang ditulis oleh Roh Allah yang hidup. Dan tepat sehubungan dengan apa yang sang rasul katakan: “Allah telah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” Allah telah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya, dan sekarang masalahnya menjadi pengetahuan Kristus secara batiniah melalui wahyu oleh Roh Kudus. Ini adalah Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan.

Saya telah sering mengagumi Paulus, dan saya rasa saudara juga pernah. Saya telah berkata berulang kali bahwa saya tidak tahu bagaimana Paulus berhasil berjalan terus. Bagaimana ia melewatinya? Bagaimana kau melaluinya, Paulus? Kau menceritakan semua hal yang menimpamu, kau berikan semua daftar kejadian-kejadian, dan kemudian saya melihat bahwa, setelah seluruh panjang umur hidupmu dihabiskan sampai tetes terakhir untuk Tuhanmu, dan digunakan begitu dahsyatnya, dengan berbagai macam, saya melihatmu pada akhirnya terkurung, dikenakan rantai, dalam penjara, dan saya tahu bahwa kau memperoleh berita dari seluruh bidang kegiatan hidupmu bahwa pekerjaanmu sedang dihancurkan; semuanya jatuh hancur berkeping-keping, dan mereka semua yang telah dibawa kepada Tuhan melaluimu, semuanya menjauhkanmu. Saya mendengar kau berkata: “Semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku.” Paulus, bagaimana kau bisa melewatinya? Bagaimana kau bisa memperoleh kemenangan? Bagaimana kau bisa menulis begitu banyak tentang semua yang di langit, dan semua berkat rohani di langit dalam Kristus Yesus, dengan kondisi seperti yang disekitarmu? Dan jawabannya kudapatkan di surat pertamanya kepada jemaat Galatia: “Ia berkenan … menyatakan Anak-Nya di dalam aku.” Ini adalah Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan. Semua pengetahuan Tuhan lainnya akan menemukan kita beringin di hari cobaan, ketika langit dan bumi digoncangkan. Kita akan hancur berkeping-keping; kita akan runtuh di bawah tekanan. Perhatikanlah hal ini.

Akan ada goncangan bagi setiap anak Allah. Allah telah menetapkannya; hal ini harus. Goncangan ini dapat terjadi dalam hidup kita tanpa pergolakan besar di dunia. Kita dapat melewati cobaan, melalui pengujian, kita dapat dimasukkan ke dalam api dengan cara pribadi, tapi percayalah kata-kataku bahwa kita semua akan masuk ke dalam api dengan satu cara atau yang lain. Allah telah tetapkan bahwa kita tidak akan berada dalam posisi yang salah.

Pertanyaannya adalah: Apakah kita memiliki Kerajaan yang tidak tergoncangkan di dalam kita? Artinya, dalam kata, apakah kita mengenal Anak Allah yang hidup dengan cara yang hidup di dalam diri kita? “Allah telah berfirman!” Apakah kita memiliki kemajuan dalam pengetahuan Allah dalam Kristus? Karena Ia, Sang Anak, mencakupi seluruh kepenuhan Allah. Semua yang akan pernah dapat kita ketahui, yang akan kita peroleh dari Allah, ada di dalam Kristus. Allah telah mengaruniakan kepada-Nya, dan dengan Dia diberikan segala yang ada. Kita harus belajar Kristus, dan belajar Dia dengan cara batiniah, dan saat kita belajar Dia secara batiniah, siapa Dia, bagaimana Dia mengungkapkan pikiran, kehendak, keinginan, tujuan, sifat Allah sendiri, Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan akan mengambil akar di dalam kita, jadi kita menerima Kerajaan itu. Untuk menerima Kerajaan adalah untuk maju dalam pengetahuan batiniah akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, di dalam semua kegenapan dari kepenuhan Allah yang berhuni di dalam Dia.

Pribadi Tuhan Yesus sebagai Finalitas Tanggung Jawab kita

Sekarang kita akan tutup dengan kata ini terhadap Pribadi. Dia adalah finalitas dari penetapan Allah; Dia adalah finalitas perkataan Allah; dan pelajaran kita hanyalah pelajaran akan Kristus. Kristus adalah finalitas tanggung jawab kita. Hal ini bukanlah, Apa yang Musa katakan? Apa yang Elia katakan? Apa yang Yesaya dan semua nabi-nabi dalam siapa dan melalui siapa Allah berfirman pada zaman dahulu berkata? Sekarang hanyalah Tuhan Yesus. Tanggung jawab kita adalah untuk-Nya. Tanggung jawab dimulai dan diakhiri dengan-Nya. Kita bertanggung jawab atas Tuhan Yesus.

Rasul Paulus menarik perbedaan antara Allah yang berbicara di bumi melalui Musa, dan bangsa Israel bertanggung jawab atas Allah yang berbicara melalui Musa di bumi. Sekarang Dia berkata, Betapa lebih beratnya ketika Allah berbicara dari langit, dan melalui perantaraan Anak-Nya. Betapa besar tanggung jawab itu ketika Allah berbicara dari langit dengan perantaraan Anak-Nya. “Allah … telah berbicara … dengan perantaraan Anak-Nya.” Tanggung jawab kita terletak di sana. Allah telah berbicara, dan Allah telah berbicara dengan perantaraan Kristus. Sekarang semua tanggung jawab disimpulkan dan terikat dengan hal ini dalam pengertian ini: kita tidak akan harus menjawab untuk setiap hal lain di hadapan Allah kecuali tanggapan kita sendiri terhadap suara-Nya dalam Yesus Kristus. Saya pikir banyak orang memiliki gagasan bahwa ketika mereka berdiri di hadapan Allah dan berada dalam penghakiman, seluruh pertanyaan akan dasar penghakiman mereka akan tersebar di berbagai banyak lapangan. Berapa banyak dosa yang saudara lakukan? Apakah saudara lebih baik atau lebih buruk dibanding orang lain! Mereka tampaknya berpikir bahwa mereka akan memiliki kesempatan yang lebih baik dalam penghakiman jika mereka tidak melakukan dosa sebanyak orang lain, jika mereka tidak pernah melakukan hal-hal tertentu yang telah dilakukan orang lain. Jika mereka telah mendapatkan perbaikan dari jenis orang miskin tertentu, maka penghakiman mereka akan sesuai dengan tingkat kebaikan atau keburukan mereka: dan jika, oleh karena itu, mereka dapat mengurangi perbuatan buruk mereka dan membawanya ke minimal, mereka akan memiliki lebih banyak kesempatan dalam penghakiman.

Saudara mungkin akan tersenyum pada hal ini, tapi ini adalah kebiasaan lazim dari sifat kita, dan itulah sebabnya ada begitu banyak yang memasang muka cemas. Sebagai orang Kristen, mereka selalu mencari-cari di dalam diri mereka untuk menemukan sesuatu yang baik, dan karena mereka menemukan begitu banyak keburukan mereka, mereka sengsara; dan mereka tidak pernah datang ke akhir Allah tentang seluruh masalah akan siapa mereka, bahwa di dalam mereka tidak ada yang baik, dan mereka selalu berusaha untuk menemukan beberapa hal yang baik, dan, tidak menemukan itu, mereka sengsara. Kita telah berada dalam roh dan berdiri di depan kursi penghakiman Allah, membawa diri kita ke bawah penghakiman, ke bawah penghukuman, dan ini adalah kursi penghakiman palsu. Ini adalah sesuatu dari imajinasi kita sendiri atau proyeksi Iblis. Biarkan saya katakan sekarang, dengan cukup jelas dan tepat: dasar semua penghakiman adalah reaksi kita terhadap presentasi Allah akan Anak-Nya, bukan berapa banyak dosa, baik itu sedikit atau banyak, atau berapa banyak keburukan, sedikit atau banyak. Hal ini adalah begini: Allah telah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya, dan apa yang telah saudara lakukan? Inilah di mana tanggung jawab dimulai dan berakhir. Penghakiman hanyalah masalah respon kita terhadap Allah dalam Kristus. Hal ini telah menyederhanakan seluruh persoalan ini dan menyingkirkan banyak kesulitan yang besar.

Apakah sifat hati saudara terhadap Tuhan Yesus? Jika saudara dapat menjawab itu, maka saudara sudah mendapatkan jawaban akan keberadaan saudara di hadapan Allah. Di sanalah tanggung jawab dimulai dan berakhir; hal ini adalah final. Saudara dan saya dapat berkata, Oh ya, dalam diriku, yaitu, dalam dagingku tidak ada yang baik, saya adalah orang yang paling berdosa; tapi biar bagaimanapun, hati saya hanyalah seluruhnya terpaku pada Kristus Allah, dan oleh kasih karunia Allah saya akan maju berjalan untuk merespon terhadap segala sesuatu yang Allah akan ungkapkan kepadaku akan kehendak-Nya dalam Kristus. Ini adalah satu-satunya dasar tanggung jawab yang terletak di depan pintu kita, dan di sanalah ini berakhir. Inilah semua persyaratan Allah. Hal ini sangatlah sederhana, sangatlah diberkati. Harap diingat bahwa hanya pada saat kita menolak untuk menanggapi suara Allah dalam Yesus Kristus, kita harus mengambil tanggung jawab, tapi jika kita memberikan respon penuh dan hangat terhadap Tuhan Yesus, Allah mengambil semua sisa tanggung jawab, dan, tentu saja, ini merupakan pintu gerbang ke bagian berikutnya dari pertimbangan ini: finalitas dalam pekerjaan Pribadi.

Ini adalah Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan. Semoga Tuhan menemukan kita tidak tergoncangkan di hari-hari ini.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.