Austin-Sparks.net

Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan

oleh T. Austin-Sparks

Bab 5 - Pengudusan Dalam Kristus, Jalan Menuju Kuasa

Bacaan: Ibrani 2:1-18; 3:1; 12:25-29.

Kata-kata dari ayat 5 dalam pasal 2 dapat diberi terjemahan yang sedikit lebih baik, dan akan lebih tepat diterjemahkan jika dikatakan seperti ini: “Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini.” Sehingga apa yang sedang dibicarakan dalam surat ini adalah kuasa atas dunia yang akan datang, Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan. Kedua hal ini, yang satu pada awal surat ini dan yang satu lagi pada akhir surat ini, terkait dengan hal yang sama, dan semua yang terletak di antara kedua bagian ini merupakan dasar Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan di atas dunia yang akan datang.

Sekarang dalam koneksi yang inklusif ada empat hal dalam surat ini. Saya tidak akan mencoba untuk berbicara tentang mereka semua pada saat ini, tapi saya ingin menyebutkan mereka. Yang pertama adalah tujuan awal Allah, yang kedua adalah memperoleh tujuan itu oleh Anak melalui salib, yang ketiga adalah panggilan sorgawi dan kerja-sama dengan Anak orang kudus, dan yang keempat adalah pelatihan orang-orang kudus sebagai anak-anak untuk kuasa. Kita mengambil hal yang pertama:

Tujuan Awal Allah

“Sebab bukan kepada malaikat-malaikat … tapi ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: Apakah manusia?” Terjemahan lain yang sangat baik, dan, saya pikir, yang tepat, ketika dikatakan demikian: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau memberinya kuasa.”

Dalam sejarah dunia ini seperti yang tercatat dalam Kitab Suci, pertanyaan yang pertama dan terakhir adalah mengenai kuasa di alam semesta ini. Setiap faktor dan unsur dalam Kitab Suci terpusatkan ke dalam itu. Kejadian dan Wahyu mengikat sejarah itu, dan dua fitur komprehensif dalam Kejadian dan Wahyu adalah kuasa dan penebusan, dan semua kitab-kitab lain dari Alkitab adalah aspek dari dua hal ini, dan mereka semua harus dikumpulkan ke dalam dua hal ini, kuasa dan penebusan.

Di dalam kitab Kejadian, hal pertama dalam urutan adalah kuasa. “Engkau membentuk dia (manusia) untuk berkuasa”; itulah pernyataannya. Tujuan awal Allah dalam menciptakan manusia adalah untuk memberinya kuasa. Dan kemudian di Kejadian, karena kuasa itu hilang, hangus, program penebusan diperkenalkan.

Kemudian saudara pergi melalui Alkitab dan saudara temukan bahwa program penebusan ini ditetapkan dalam banyak hal, dalam jenis, gambaran, simbol, nubuat, representasi, dan kemudian dilaksanakan dalam kenyataannya dalam kedatangan, dalam pribadi, dan dalam pekerjaan Anak Allah, tentang siapa surat kepada orang Ibrani ini berkata pada awalnya: “Allah … tetapkan Ia sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Dan saudara datang ke akhir sejarah dunia ini, yang terkumpul dalam kitab Wahyu, dan di awal kitab itu saudara menemukan program penebusan terwujudkan: “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita …”; “… yang menebus kita kepada Allah oleh darah-Nya …”. Program penebusan telah terwujudkan, dan kuasa selama-lamanya ditetapkan.

Itulah Alkitab, tetapi ini adalah hal yang sangat indah untuk dapat melihat bahwa satu surat ini dalam seluruh Alkitab, mencakupi semua hal tersebut. Di sini surat ini di mulai dengan tujuan abadi itu, “Engkau membuat dia berkuasa”; dan kemudian terlihat bahwa kuasa itu hilang. Kemudian melalui bagian besar surat ini, program penebusan diuraikan, pribadi Imam Tinggi dan pekerjaan Tuhan Yesus; dan kemudian, “Menerima kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan …”; kuasa ditetapkan, tidak akan pernah lagi hilang atau hangus. Surat kepada orang Ibrani ini sesungguhnya adalah sebuah kitab yang luar biasa.

Di sanalah tujuan Allah, dan tujuan Allah itulah yang menentukan segala urusan Allah dengan manusia, dan tujuan itu ada di balik setiap aktivitas ilahi, dan tujuan itulah yang seharusnya menentukan dan berada di belakang segala kepentingan rohani kita baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Tujuan Allah dalam dispensasi ini, karena pekerjaan penebusan telah dipenuhi dalam Kristus dengan salib-Nya, adalah untuk memanggil keluar manusia dari seluruh bangsa, untuk dipersiapkan dan dijadikan layak untuk memerintah. Hal ini tidak hanya untuk memanggil orang-orang untuk diselamatkan. Keselamatan hanyalah hal yang berkaitan. Keselamatan hanyalah sekeping, yang merupakan langkah penting dan sangat diperlukan menjelang akhir, tetapi bukan akhir dalam dirinya sendiri. Pesan Injil bukan hanya sebuah pesan di mana manusia dapat diampuni dan diselamatkan dari dosa-dosanya. Pesan penuh dari Injil adalah bahwa manusia dipanggil untuk menempati tempat kekuasaan di masa yang akan datang, bahwa manusia dipanggil ke tempat yang Allah maksudkan untuk manusia tempati selama-lamanya, yang adalah alasan utama Allah membentuk manusia, yaitu untuk diberikan kuasa. Inilah pesannya, dan pesan ini harus memerintahkan semua kepentingan kita, perhatian kita dan aktivitas kita, dan pesan ini harus membentuk mentalitas kita sehubungan dengan urusan Allah dengan kita.

Itu, tentu saja, adalah fase yang akan kita bahas dalam pertimbangan kita nanti, tetapi jika kita ingin penjelasan akan jalan Allah, metode Allah dengan umat-Nya, dan objektif yang memadai dalam mencari keselamatan manusia, itu adalah ini: Allah memiliki tujuan, sebuah tujuan yang tinggi, yang besar, yang mulia dalam menciptakan manusia. Penjelasan akan kehadiran manusia ada di rancangan kekal Allah, dan hal ini diperlihatkan dalam kata-kata ini: Sebab bukan kepada malaikat-malaikat, tetapi kepada manusia, telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Jika kita ingin memahami mengapa Allah berurusan dengan kita seperti yang Dia lakukan, mengapa umat Allah dibiarkan oleh Allah sendiri untuk mengalami pencobaan yang begitu sengat dan perjalanan yang begitu sulit dan penuh penderitaan, penjelasannya ada di sini: dia dipilih untuk memerintah, dan dia harus belajar bagaimana cara memerintah dan apa pemerintahan itu. Oh, Injil adalah suatu hal yang besar, dan itulah sebabnya di sini pada akhir surat ini, sebagaimana yang pertama-tama tujuan besar Allah dari kekekalan mengenai manusia diperkenalkan dan disajikan, dan kemudian diungkapkan dengan kepenuhan pekerjaan penebusan yang besar, dengan semua biayanya, dengan segala keajaibannya, dengan segala kekuatannya, semuanya diringkas dengan cara ini: “Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-yiakan keselamatan yang sebesar itu?”

Apa keselamatan yang sebesar itu? Ini bukan hanya keselamatan kita dari dosa kita, bukan hanya keselamatan kita dari neraka. Ini adalah hal yang besar, tetapi keselamatan yang besar itu adalah keselamatan kita untuk kembali ke dalam pikiran perkasa Allah sebelum dunia ada, ketika Dia mengatakan – atau ketika Mereka mengatakan – “Mari Kita ciptakan manusia …”; “Engkau membuat dia berkuasa.” Itu adalah keselamatan yang besar itu. Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita secara sukarela menentang, menolaknya secara positif, dan berkata dengan keras, Kita tidak menginginkannya? Tidak! Semua itu tidak diperlukan – kelalaian! Gagal untuk menuruti keselamatan yang besar itu! Itulah tujuan, objek besar Allah dari kekekalan, bahwa umat Allah akan bersama-sama dengan Anak Allah menjadi umat yang memerintah di Kerajaan-Nya yang adalah selama-lamanya. Saudara amati bagaimana pertama-tama Anak dan Kerajaan-Nya diperkenalkan, dan kemudian manusia dibawa masuk: “Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; - lihat mahkota Kerajaan-Nya, mahkota peninggian-Nya; yang disebabkan oleh apa yang telah Ia lakukan di salib-Nya – sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.” Dia dibawa sebagai yang berhak menerima segala yang ada, ditetapkan oleh Bapa, dan diberikan Takhta yang selama-lamanya, dan Kerajaan kebenaran. Dan kemudian: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau membuat dia berkuasa?” Saudara lihat, orang percaya, umat Allah, dibawa ke sana, ke dalam hubungan dengan Anak dalam Kerajaan-Nya, untuk berkuasa, dan jadi pasal dua berlanjut dengan keterkaitan itu: “Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah – yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan – yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara …”. Mereka satu dengan Dia, dalam hubungan keluarga, akan berkuasa. Ini membawa kita tepat pada pasal 12: “Oleh karena itu, menerima kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan …”.

Sekarang ada satu hal lain yang dijelaskan oleh ini. Ini adalah upaya gigih dan mantap berbagai sisi dari seluruh kerajaan Iblis untuk mencegah umat Allah dari mencapai akhir ilahi mereka yang dimaksudkan. Upaya itu dimulai dengan Tuhan Yesus sendiri; yaitu, dalam merampas dari-Nya ketuhanan-Nya. Kau dan aku harus semakin terkesan dengan satu hal yang luar biasa ini, bahwa nada utama, nada yang kuasa, fitur tertinggi akan hidup dan pelayanan kita, kesaksian kita dan posisi kita sebagai umat Tuhan, berkaitan dengan Ketuhanan mutlak Yesus Kristus. Pernyataan besar akan permulaan dispensasi ini yang dibuat oleh Petrus pada Hari Pentakosta adalah: “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus, Pangeran dan Juruselamat.” Ini adalah nadanya, tandailah, yang membuka dispensasi; ini adalah nada dan proklamasi yang, di satu sisi, mengakibatkan pertemuan manusia, kegiatan perkasa Roh Kudus dalam kaitannya dengan gereja; dan, di sisi lain, yang menyebabkan amarah musuh untuk tertuju pada gereja. Ini adalah nada tertinggi dispensasi, dan jika saudara mengikuti terus melalui kitab Kisah Para Rasul, saudara akan dapat melihat bahwa pada nada itu, Roh Kudus datang dan melakukan pekerjaan besar-Nya. Sekali lagi, di Kaisarea dengan Petrus, di antara bangsa-bangsa lain, bukan bangsa orang Yahudi, teriakan Petrus di tengah-tengah perkumpulan itu adalah: “Dia adalah Tuhan dari segalanya”, dan Roh Kudus turun ke atas semua orang yang berkumpul bersama-sama di sana. Itulah nada Roh Kudus untuk dispensasi ini. Kejuruselamatan-Nya adalah sesuatu yang besar, tetapi Ketuhanan-Nya lebih besar lagi. Kejuruselamatan-Nya pada umumnya hanyalah insidentil, sebab hal ini berlaku karena apa yang telah terjadi dalam dosa; tapi Ketuhanan-Nya adalah abadi, kembali ke kekekalan dan berlanjut ke kekekalan. Inilah Ketuhanan Yesus Kristus di mana musuh selalu menentang, dan kita tahu dengan cukup baik bahwa sampai kita datang ke tempat di mana Ketuhanan Yesus Kristus ditetapkan dari pusat sampai sekeliling hidup kita barulah kita benar-benar tiba pada kemenangan.

Begitu banyak umat Tuhan mengenal Dia sebagai Juruselamat; yaitu, mereka telah datang ke dalam sukacita akan jaminan keselamatan, tetapi mereka menjalani kehidupan yang naik turun, hidup yang terisi dengan banyak kekalahan dan banyak kelemahan dan banyak pertentangan, dan yang didalamnya terdapatkan banyak inkonsistensi. Seluruh masalahnya adalah bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Ketika hal perkasa itu terjadi yang mengakibatkan Dia ditetapkan sebagai Tuhan, maka ada kekuatan, maka ada kebebasan, maka ada kemuliaan.

Seperti apa yang telah kita katakan, masalah tentang Ketuhanan-Nya ini telah menjadi semakin akut dalam sejarah dunia ini semakin dunia mendekati akhirnya; sehingga, panggilan kepada umat Allah, panggilan kepada orang percaya, panggilan kepada gereja bahwa kebutuhan mereka pada akhir dispensasi seharusnya adalah kebutuhan akan kedaulatan-Nya, Ketuhanan-Nya yang berdaulat. Tuhan akan bekerja sama dengan kita untuk membawa kita ke sana, bukan hanya ke suatu tempat terpencil di alam semesta ini, yang disebut sorga, Yesus yang ditinggikan, yang bertakhta; bukan, tetapi ketakhtaan itu, Ketuhanan itu merupakan faktor yang bekerja secara praktikal dalam hidup kita secara batiniah dan lahiriah; bahwa ini adalah hal yang dinyatakan, hal yang diwujudkan, hal yang dilayani; bahwa hal ini tertanggung pada situasi-situasi, pada keadaan, pada kebutuhan; bahwa Yesus datang dalam kuasa Kerajaan-Nya harus memiliki dampak keperkasaan-Nya pada hal-hal di sini sekarang. Ketuhanan Yesus Kristus harus menjadi hal praktikal yang bekerja.

Ini adalah hal yang bekerja, dan, tandailah, ini adalah dasar dari banding pada sisi gereja. Dia adalah Raja dari pangeran-pangeran bumi, Dia adalah Tuhan atas segala tuan dan Raja di atas segala raja, kepentingan-Nya telah menentukan jalan segala hal. Ini adalah posisi banding, dan ini adalah posisi yang dijunjung tinggi di sorga. Allah menjunjung tinggi posisi ini. Yesus adalah Tuhan. Allah menjawab tantangan terhadap Ketuhanan itu. Ada banyak tantangan yang Dia abaikan, tetapi Dia menanggapi setiap tantangan terhadap Ketuhanan itu. Hal ini membuka bidang yang luas, dan kita tidak akan melangkah lebih jauh dengan hal ini.

Sekarang hal berikutnya yang saya rasa harus disebutkan sehubungan dengan tujuan awal Allah dalam Kristus tentang manusia, adalah bahwa manusia harus dipersiapkan untuk kenyataan tujuan itu. Pekerjaan penebusan telah terpenuhi dalam Kristus. Di sini kita diperkenalkan pada hal ini sekaligus: “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk selama-lamanya di sebelah kanan Allah.” Dia mengalami maut bagi semua manusia. Pekerjaannya telah dilakukan di dalam Dia. “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu.” Atas dasar apa yang telah Ia lakukan, dan apa yang telah dilakukan di dalam Dia, sesuatu harus dilakukan di dalam orang-orang kudus untuk membawa mereka ke tempat yang Ia sekarang tempati. Harus ada kenyataan dalam diri kita akan apa yang telah terpenuhi di dalam-Nya dan oleh-Nya.

Saya ingin mengumpulkan semua itu ke satu titik: “Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu.” Intinya adalah, apa pengudusan dalam kaitannya dengan Kerajaan, Takhta, kuasa? Semua hal ini sangatlah berkaitan. Tidak ada pemerintahan tanpa pengudusan; tidak ada kuasa tanpa pengudusan. Pengudusan dalam Kristus adalah jalan menuju kuasa, menuju pemerintahan, menuju kenyataan tujuan kekal Allah. Kemudian, apakah pengudusan dengan arti luar biasanya untuk tujuan Allah? Ini adalah pemisahan dengan semua yang datang dan, dengan kedatangannya, berarti hilangnya kuasa yang Allah maksudkan itu.

Tapi saya akan mengutarakan hal itu dengan cara lain. Hal ini adalah pemecahan kekuatan dan pelucutan seluruh kehidupan alami. Seluruh kehidupan alami manusia sekarang sejak jatuhnya manusia – sejak gangguan Iblis dan respon manusia terhadap gangguan Iblis – dalam hal itu sendiri adalah halangan besar dalam jalan menuju tujuan Allah di dalam dia dan untuk dia; dan ketika saya berbicara tentang seluruh kehidupan alami, saya tidak hanya berbicara tentang kehidupan berdosa yang semua orang sadari dan akui sebagai yang jahat. Saya berbicara tentang manusia sebagai manusia. Menurut standar dunia ini, dan sesuai dengan standar terbaik manusia, ia dapat disebut orang baik, tapi Allah berkata: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” Dan rasul besar sendiri mengatakan: “Bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.” Hal ini begitu sering berada di balik kehidupan keagamaan kita. Hidup keagamaan kita dapat dikuatkan oleh alam. Minat kita terhadap Tuhan mungkin diakibatkan oleh energi kehidupan alami kita sendiri, dan jadi kita temukan kedagingan menyelami dirinya sendiri dalam hal-hal Allah, semacam ketertarikan alami terbawa ke dalam hal-hal ilahi: bahwa sama seperti saudara yang mungkin mengambil minat dengan hal-hal menarik di dunia ini, dan mempelajari mereka, dan menerapkan mereka, dan menggunakan mereka, dan mengubah mereka menjadi hal-hal tertentu demi kelanjutan minat-minat tertentu, sehingga saudara mengayunkan semua aplikasi pikiran dan hati dan kebijaksanaan kepada hal-hal yang ilahi, dan saudara mulai memanipulasi hal-hal untuk Allah, dan mengatur hal-hal untuk Allah, dan memerintah hal-hal untuk Allah, dan menjadi sesuatu dalam hal-hal Allah. Ini semua hanyalah manusia duniawi yang dibawa ke dalam hal-hal ilahi, yang bisa menarik perhatian, yang sangat mengagumkan. Ya, hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah membuat banding kepada apa yang ada di dalam kita, yang bisa begitu terpesona, hal-hal seperti nubuat, hal-hal yang akan datang. Oh, daya tarik nubuat!

Saya tidak akan pernah dapat melupakan kejutan yang datang sekali kepada saya di sisi lain Atlantik. Saya dijadwalkan untuk berbicara di satu kota di sana, dan saya tiba pada malam penutupan serangkaian pertemuan tentang nubuat dan berada di pertemuan terakhir. Saya seharusnya membuka serangkaian pertemuan saya sendiri pada akhir pertemuan terakhir itu, dan saya mendengarkan pesan-pesan mengenai nubuat, mengenai tanda-tanda zaman dan sebagainya, dan saya melihat semua orang sibuk dengan buku catatan mereka, menulis secepat mereka dapat menulis, mencatat semua hal-hal yang dikatakan, mentabulasi semua fakta-fakta menarik yang dibicarakan, semua data tentang nubuat. Mereka sangat tertarik dan sangat sibuk, dan kemudian semuanya selesai. Saya sudah sangat menanti-nantikan Tuhan untuk pesan-Nya, dan Dia memberikannya kepada saya, saya percaya, dan ketika saya mulai berbicara di akhir pertemuan itu, pesan saya adalah: “Dan dia yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri”; hasil praktikal dari zaman-zaman yang dipenuhi dan kedatangan Tuhan dalam pandangan; hasil praktikal dari hidup yang kudus dan suci. Mereka semua kehilangan minat, dan mereka melemparkan buku catatan mereka ke bawah, dan menutup Alkitab mereka, dan tidak tertarik lagi sedikit pun. Tidak ada daya tarik tentang hal itu sama sekali.

Saudara lihat ke mana kita dapat berjalan. Semuanya adalah ketertarikan yang alami, yang menyibukkan, yang menarik, yang menggebu-gebu dengan hal-hal untuk Tuhan, namun semuanya mungkin hanyalah dorongan dari kehidupan alami ini.

Sekarang, apa yang saya ingin katakan, dan poin yang saya ingin berikan dengan penekanan special dalam kasih, namun dengan segala kesetiaan, adalah ini: Yang terkasih, kau dan aku tidak akan pernah datang ke tempat yang Allah maksudkan untuk kita dalam keabadian di Kerajaan sorga sampai semuanya yang dari kehidupan duniawi telah dimusnahkan, telah dihancurkan. Kita harus menjadi pria dan wanita yang hancur di sisi alami ini; kita harus tahu arti salib sebagai yang ditanam tepat di tengah-tengah seluruh kehidupan alami ini, untuk membawanya menjadi tiada, sehingga kita tidak dapat melakukan apa pun lagi dari diri kita sendiri, kita tidak dapat berbicara dari diri kita sendiri, kita tidak dapat bekerja dari diri kita sendiri, kita tidak dapat mengatur dari diri kita sendiri, kita tidak dapat menjalankan apa pun dari diri kita sendiri, kita dibawa ke tempat di mana kita tidak tahu apa pun dari diri kita sendiri – dan kita tahu itu; dan jika akan terjadi sesuatu, dan jika akan ada sesuatu sama sekali, semuanya terjadi dan ada karena Tuhan sendiri yang melakukannya – melakukannya pada saat itu, dan kemudian biasanya meninggalkan kita kosong dan habis dan tak berdaya, sampai Dia datang lagi. Hal ini sangatlah berbeda dari daging yang terus-menerus dan selama-lamanya berjalan, lagi, lagi dan lagi. Ini adalah ketergantungan tak berdaya pada Tuhan karena salib telah ditanam di sana tepat di pusat semua kekuatan alam, dan sekarang khotbah kita tentang Tuhan yang disalibkan harus dilakukan oleh manusia yang disalibkan, pekerjaan kita dalam kaitannya dengan Kerajaan sorgawi harus dikerjakan oleh manusia sorgawi; yaitu, mereka yang menarik daya hidup mereka dari sorga, dari Allah: mereka yang menjadikan Kristus dan hanya Kristus sendiri sebagai hidup dan sumber daya mereka, dan mereka tahu itu. Keperluan untuk Kerajaan sorgawi adalah kehancuran dari apa yang duniawi secara sepenuhnya dan tuntas.

Jadi jalan pengalaman spiritual sejati orang percaya adalah, di satu sisi, pengosongan, pengosongan, pelemahan, pelemahan; di sisi lain adalah pengetahuan yang bertumbuh tentang Dia sebagai kepenuhan, sebagai kekuatan, sebagai hidup, sebagai segalanya. Kerajaan yang tidak dapat tergoncangkan adalah Yesus Kristus dalam kepenuhan-Nya dalam orang kudus, dalam jemaat, dan bukan yang lain. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan.” Biarkan buah dari usaha saya datang melawan goncangan dahsyat langit dan bumi itu, dan apa yang akan tertinggal? Biarkan kekuatanku berhadapan dengan goncangan Allah, dan di mana saya akan berdiri? Biarkan pekerjaan saya untuk Allah bertemu dengan dampak goncangan itu, dan apa yang akan tetap? Biarkan apa pun dari saya datang ke dalam dunia pergolakan yang luar biasa itu, dan apa yang akan berada di sana? Semuanya akan masuk ke dalam kategori hal-hal yang dibuat, “Apa yang dapat digoncangkan tidak akan tinggal tetap, seperti apa yang dibuat,” kata rasul. Hal-hal yang tidak dapat tergoncangkan adalah hal-hal yang dilakukan-Nya, dan hanya hal-hal itu, hal-hal yang tidak tergoncangkan. Apakah kita hari ini ditopang oleh Tuhan Yesus? Apakah Dia hidup kita, energi kita? Apakah Dia kekuatan kita? Apakah Dia sumber daya kita dalam segala hal? Apakah kita mengenal Dia? Hanya dengan demikian barulah kita dapat datang ke akhir Allah, karena Kristus adalah akhir Allah. Semua hal dikumpulkan dalam Dia oleh Allah. Dia adalah yang berhak menerima segala yang ada. Ini adalah demi mengenal-Nya, dan karena sifat hal-hal, kita hanya dapat mengenal Dia dengan cara hidup sebagaimana kita harus mengenal Dia. Kita tidak mengenal Tuhan hanya sebagai kita harus mengenal Dia. Saudara tidak dapat belajar Tuhan Yesus dengan sebuah buku. Saudara tidak dapat mengenal Tuhan Yesus dengan informasi. Satu-satunya cara untuk mengenal Dia adalah saat kita harus mengenal Dia, hancur kepada-Nya, dijadikan sedemikian rupa sehingga saudara harus mendapatkan penemuan baru tentang Dia; dan sehingga Dia membawa kita ke tempat ketidakberdayaan agar kita dapat menemukan lagi sumber daya kita di dalam Dia. Itulah jalan menuju kuasa, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah, di hadirat-Nya tidak ada seorang pun yang akan berdiri di sana dan mengambil pujian untuk dirinya sendiri. Semua kemuliaan akan datang kepada Kristus. Setiap kemuliaan akan diberikan kepada Kristus, namun kita akan berbagi kemuliaan-Nya. Bagaimana? Karena Dia telah menjadi segala sesuatu bagi kita, dan tidak ada apa pun di dalam kita yang dapat kita megahkan. Ini akan menjadi kemuliaan-Nya di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya, Amin.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.