Austin-Sparks.net

Pelayanan Nabi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 – Pembuatan Seorang Nabi

Pelayanan nabi adalah sesuatu yang tidak datang dengan waktu, tetapi yang adalah kekal. Pelayanan nabi telah keluar dari nasihat-nasihat yang kekal.

Mungkin saudara bertanya-tanya apa artinya itu. Yah, kita ingat bahwa, tanpa penjelasan atau definisi, sesuatu datang masuk tepat pada awalnya dan mengambil tempat yang memerintah dalam ekonomi Allah, dan melibatkan fungsi ini sendiri. Ketika Adam jatuh dalam dosa dan diusir dari taman, Firman hanya mengatakan, Allah “menempatkan beberapa kerub di sebelah timur taman Eden … untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” (Kejadian 3:24).

Siapakah atau apakah Kerub itu? Dari mana mereka datang? Kita belum mendengar apa pun mengenai mereka sebelumnya; tidak ada penjelasan yang diberikan tentang mereka. Ini hanyalah merupakan sebuah pernyataan. Allah menempatkan mereka di sana untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Mereka telah menjadi penjaga kehidupan, untuk menjaga hal-hal sesuai dengan rancangan Allah. Karena pikiran hati manusia telah menyimpang dari pikiran Allah dan telah menjadi jahat; semuanya telah dirusak; dan sekarang penjaga rancangan Ilahi mengenai yang terbesar dari segala sesuatu bagi manusia – hidup Ilahi, bukan hidup ciptaan – penjaga hidup itu, Kerub-Kerub, ditempatkan di sana.

Tapi kemudian kita diberikan untuk memahami seperti apa Kerub-Kerub itu: representasi yang simbolis dan komposit ini memiliki aspek empat ganda – singa, lembu, manusia, burung nasar; dan kita diberikan untuk memahami dengan sangat jelas bahwa sifat yang dominan adalah manusia. Ini adalah seorang manusia, sesungguhnya, dengan memiliki tiga aspek lain, yang dari singa, lembu, dan burung nasar. Singa adalah simbol dari kerajaan atau kekuasaan; lembu, dari pelayanan dan pengorbanan; burung nasar, dari kemuliaan dan rahasia sorgawi. Manusia, aspek dominan dari Kerub – apakah itu?

Kita tahu bahwa di seluruh Kitab Suci, manusia mengambil tempat, dalam urutan hal-hal Ilahi, nabi, sebagai wakil dari Allah. Representasi rancangan Allah adalah seorang manusia. Itu adalah niat dari penciptaan Adam dalam gambaran yang serupa dengan Allah – untuk menjadi perwujudan dan ekspresi pribadi akan semua rancangan Allah. Untuk itulah manusia diciptakan. Itulah yang kita temukan dalam Manusia, Manusia yang adalah Allah dalam daging. Ia adalah ekspresi sempurna dari segala pikiran Allah.

Dari manakah simbolisme Kerub ini berasal? Ini hanyalah dibawa masuk. Hal ini keluar dari kekekalan. Ini adalah rancangan Ilahi yang kekal, dan ini mengambil alih hal-hal, untuk menjaga hal-hal untuk Allah. Sehingga manusia – dan kita tahu kalimat itu “Anak Manusia” – secara khusus terkait dengan tugas nabi, dan fungsi nabi adalah suatu hal yang kekal, yang hanya datang masuk. Ini, dalam sifatnya sendiri, adalah representasi rancangan Ilahi, dan ini adalah untuk menjaga pikiran Allah dalam kemurnian dan kepenuhannya. Inilah ide-nya yang berhubungan dengan manusia, nabi, dan ini adalah fungsi dan sifat nabi.

IDENTITAS NABI BESERTA PESAN-NYA

Tapi apa yang dibawa dengan itu? Di sini kita sampai pada titik yang paling penting dari seluruhnya. Ini adalah identitas mutlak dari alat dengan pelayanan alat itu. Pelayanan nabi bukanlah sesuatu yang dapat saudara ambil. Pelayanan nabi adalah sesuatu dari pribadi saudara. Tidak ada akademi yang dapat membuat saudara menjadi seorang nabi. Samuel melembagakan sekolah-sekolah nabi-nabi. Ini adalah untuk dua tujuan – yang satu, adalah untuk penyebaran pengetahuan agama, dan yang lainnya, adalah untuk menuliskan tawarikh sejarah-sejarah agama. Di hari-hari kehidupan Samuel tidak ada penglihatan terbuka; umat-umat telah kehilangan Firman Allah. Mereka harus diajarkan Firman Allah lagi, dan tawarikh dari jalan Allah harus dituliskan dan dicatat untuk generasi-generasi mendatang, dan sekolah-sekolah nabi-nabi dilembagakan terutama untuk tujuan itu. Tapi ada banyak perbedaan antara nabi-nabi akademik itu dengan nabi yang hidup dan diurapi. Nabi-nabi akademik menjadi anggota dari sebuah profesi dan dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang tidak layak. Semua nabi-nabi palsu berasal dari sekolah-sekolah nabi-nabi, dan diterima secara umum atas dasar itu. Mereka telah mendapatkan gelar perguruan tinggi dan telah diterima. Tapi mereka adalah nabi-nabi palsu. Belajar di sebuah perguruan tinggi agama tidak dengan sendirinya menjadikan saudara seorang nabi Allah.

Maksud saya adalah ini – identitas alat dengan pelayanannya adalah inti dari pikiran Ilahi itu sendiri. Seorang manusia dipanggil untuk mewakili pikiran Allah, untuk mewakili mereka dalam apa dia itu sendiri, tidak dalam sesuatu yang ia ambil sebagai bentuk atau garis pelayanan, bukan dalam sesuatu yang ia lakukan. Alat itu sendiri adalah pelayanannya dan saudara tidak bisa membagi antara keduanya.

KEBUTUHAN UNTUK PENGOSONGAN DIRI

Hal itu menjelaskan segala sesuatu dalam kehidupan nabi-nabi besar. Hal itu menjelaskan kehidupan Musa, nabi yang Tuhan Allah bangkitkan dari antara saudara-saudaranya (Ulangan 18:15, 18). Musa bermaksud untuk mengambil pekerjaan-hidupnya. Ia adalah seorang laki-laki yang memiliki kemampuan yang luar biasa, “dididik dalam segala hikmat orang Mesir” (Kisah Para Rasul 7:22), dengan kualifikasi dan bakat-bakat alami yang hebat, dan kemudian entah bagaimana ia mendapatkan beberapa konsepsi mengenai pekerjaan-hidup-nya untuk Allah. Hal itu cukup benar; itu adalah konsepsi yang benar, sebuat ide yang tepat; ia sangat jujur, tidak ada keraguan sama sekali tentang motifnya; tapi ia bermaksud untuk mengambil pekerjaan itu berdasarkan apa dia itu secara alami, dengan kemampuan, kualifikasi dan semangatnya sendiri, dan pada dasar itu, bencana diizinkan untuk menimpa di atas seluruh hal itu.

Nabi-nabi tidak dibuat dengan demikian; tugas nabi tidak dapat dilaksanakan dengan demikian. Musa harus pergi ke padang gurun dan selama empat puluh tahun ia harus dikosongkan, sampai tidak ada yang tersisa dari semua, atas dasar apa ia dapat memiliki keyakinan untuk melakukan pekerjaan Allah atau memenuhi komisi Ilahi apa pun. Ia secara alami adalah seorang laki-laki “yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya”; namun sekarang ia berkata, “Aku ini tidak pandai bicara … aku berat mulut …” (Keluaran 4:10). Telah ada pelemahan luar biasa akan semua fasilitas dan sumber daya alami, dan saya tidak berpikir bahwa Musa hanyalah hendak berselisih dengan Allah dalam jawabannya. Ia tidak mengatakan pada dasarnya, “Engkau tidak mengizinkan aku untuk melakukannya saat itu, maka aku tidak akan melakukannya sekarang.” Saya pikir ia adalah seorang laki-laki yang berada di bawah disiplin Ilahi namun berdiri di atasnya. Seorang manusia yang benar-benar berada di bawah hal-hal dan yang telah menjadi pemarah tidak akan merespon pada peluang kecil untuk membantu orang. Kita dapat melihat Musa dengan sekilas di awal waktunya di padang gurun (Keluaran 2:16, 17) yang menunjukkan bahwa ia bukan orang yang seperti itu. Ketika ada kesulitan di sumur, mengenai pemberian minum kambing domba, jika Musa sedang mengalami suasana hati yang buruk, sedang membantah, berselisih karena Tuhan tidak tampak sedang berdiri di samping dia di Mesir, ia mungkin akan duduk di suatu tempat terpisah dan memandang dan tidak melakukan apa-apa untuk membantu. Tapi ia pergi siap untuk membantu, dalam roh yang baik, melakukan segala yang dapat ia lakukan. Ia berdiri di atas percobaannya. Hal-hal kecil menunjukkan di mana seorang laki-laki berada.

Kita pergi melalui masa pencobaan dan ujian di bawah tangan Allah, dan ini adalah hal yang sangat mudah untuk masuk ke kerangka pikiran yang mengatakan pada dasarnya, “Tuhan tidak menginginkan kita, Ia tidak perlu memiliki kita!” Kita melepaskan segalanya, kita tidak peduli tentang apa pun; kita telah jatuh ke bawah pencobaan kita dan kita menjadi tidak berguna. Saya tidak percaya bahwa Tuhan pernah datang ke orang seperti itu untuk mengambil mereka. Elia, putus asa, melarikan diri ke padang gurun, dan ke sebuah goa di pegunungan; tapi ia harus datang ke tempat lain sebelum Tuhan dapat melakukan apa pun dengannya. “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” (1 Raja-Raja 19:9). Tuhan tidak pernah datang ke seorang laki-laki dan mengkomisi dia ulang ketika ia sedang putus asa. “Allah akan mengampuni engkau seluruhnya kecuali putus asa-mu” (F.W.H. Myers, “St. Paul”) – karena putus asa adalah kehilangan iman dalam Allah, dan Allah tidak pernah bisa melakukan apa pun dengan seseorang yang telah kehilangan iman.

Musa dikosongkan sampai tetes terakhir, namun ia tidak marah atau tidak berselisih dengan Allah. Apa yang sedang Tuhan lakukan? Ia sedang membuat seorang nabi. Sebelumnya, laki-laki itu akan mengambil suatu jabatan, ia akan membuat fungsi nabi melayaninya, ia akan menggunakannya. Tidak ada hubungan batiniah yang vital antara laki-laki itu dan pekerjaan yang akan ia lakukan; mereka adalah dua hal yang terpisah; pekerjaan itu objektif bagi laki-laki itu. Pada akhir dari empat puluh tahun di padang gurun ia berada dalam keadaan untuk hal ini menjadi subjektif; sesuatu telah terjadi. Telah dibawa masuk suatu keadaan yang membuat laki-laki itu cocok untuk menjadi ekspresi hidup dari rancangan Ilahi. Ia telah dikosongkan dari rancangannya sendiri untuk memberikan ruang bagi rancangan Allah: ia telah dikosongkan dari kekuatannya sendiri, bahwa seluruh energinya harus dari Allah.

Bukankah itu mungkin arti dari api dan semak duri yang tidak dimakan api? Ini adalah sebuah perumpamaan, mungkin sebuah perumpamaan yang lebih besar, tapi saya pikir dalam aplikasi langsungnya, hal itu mengatakan sesuatu kepada Musa. “Musa, kau adalah makhluk yang sangat lemah, semak duri umum di padang gurun, sedikit kemanusiaan yang biasa, tidak ada sama sekali sumber daya dalam dirimu sendiri; tapi ada sumber daya, yang dapat membawa kau terus berlanjut, dan kau dapat dipertahankan, tanpa dimakan api, oleh sebuah energi yang bukanlah energimu sendiri – Roh Allah, energi Allah.” Itu adalah pelajaran besar yang harus dipelajari oleh nabi ini. “Aku tidak bisa!” “Baiklah,” kata Tuhan, “tapi AKU-LAH AKU.”

Banyak yang terbuat dari sisi alami dari banyak hamba-hamba Tuhan, dan biasanya dengan hasil yang tragis. Banyak yang terbuat dari Paulus. “Betapa besarnya Paulus secara alami, betapa pintarnya dia, betapa terlatihnya dia, betapa luar biasanya kemampuannya!” Semua itu mungkin benar, tetapi tanyalah dia apa nilai dari semua itu baginya ketika ia sedang berhadapan dengan situasi rohani. Ia akan menangis, “Siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? … kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah” (2 Korintus 2:16; 3:5). Paulus dibawa melalui pengalaman di mana dia, seperti Musa, putus asa akan hidup itu sendiri. Dia berkata, “Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2 Korintus 1:9).

PESAN DITEMPA SECARA BATINIAH OLEH PENGALAMAN YANG NYATA

Saudara lihat, prinsipnya bekerja sepanjang waktu, bahwa Allah akan membuat pelayanan dan pelayan-nya identik. Saudara dapat melihatnya dalam semua nabi-nabi. Tuhan tidak berdiam pada apa pun. Ia bersusah payah tanpa batas. Ia bekerja bahkan melalui kehidupan rumah tangga, hubungan paling dekat kehidupan. Pikirkanlah tragedi kehidupan rumah tangga Hosea. Pikirkanlah tentang Yehezkiel, yang isterinya Tuhan ambil dalam kematian dengan satu pukulan. Tuhan berkata, “Bangunlah di pagi hari, urapi wajahmu, jangan biarkan ada sedikitpun yang menyarankan bahwa engkau sedang berkabung atau tragedi telah terjadi untuk terdeteksi; pergi keluar seperti biasanya, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi; tunjukkan dirimu kepada umat-umat, pergilah ke sana ke mari dengan wajah yang cerah, mancinglah mereka untuk bertanya apa yang engkau maksudkan dengan perilaku yang keterlaluan seperti itu.” Tuhan membawakan situasi yang mematahkan hati ini kepadanya dan kemudian mengharuskan dia untuk bertindak demikian. Mengapa? Yehezkiel adalah seorang nabi; ia harus mewujudkan pesannya, dan pesan itu adalah ini: “Israel, isteri Allah, telah menjadi hilang kepada Allah, mati bagi Allah, dan Israel tidak memperhatikan itu; ia berlanjut sama seperti sebelumnya, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi.” Nabi itu harus membawa pesan ini masuk ke dalam hati dengan pengalamannya sendiri. Allah sedang mempekerjakan hal itu masuk ke dalam batin. Ia mengerjakannya ke dalam dengan cara yang mendalam dan mengerikan dalam kehidupan hamba-Nya untuk menghasilkan pelayanan.

Allah tidak mengizinkan kita untuk mengambil hal-hal dan mata pelajaran. Jika kita berada di bawah naungan Roh Kudus, Ia akan membuat kita menjadi nabi-nabi; yaitu, Ia akan membuat nubuat suatu hal yang telah terjadi dalam diri kita, sehingga apa yang kita katakan hanyalah membuat menjadi vokal sesuatu yang telah terjadi, yang telah dilakukan di dalam diri kita. Allah telah melakukannya selama bertahun-tahun dengan cara yang aneh, mendalam, dan mengerikan dalam hidup beberapa orang, tidak berhenti pada apa pun, menyentuh segala sesuatu; dan alat itu, ditempa dengan demikian, menjadi pesan itu sendiri. Orang-orang tidak datang untuk mendengarkan apa yang saudara akan ajarkan. Mereka telah datang untuk melihat apa saudara itu, untuk melihat hal itu yang telah ditempa oleh Allah. Sungguh besar harga yang harus dibayar oleh alat profetik!

Jadi Musa pergi ke padang gurun, pada kehancuran yang mengerikan dari kehidupan alaminya, mentalitas alaminya; dibawa sampai ke nol; untuk memiliki hal itu ditempa di dalam dirinya. Dan apakah Allah dibenarkan? – karena setelah semua itu, ini adalah pertanyaan tentang sumber daya untuk masa depan. Oh, tekanan yang akan ditanggungkan di atas kehidupan itu! Kadang-kadang Musa hampir-hampir hancur; dari waktu ke waktu ia retak di bawah tekanan itu. “Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku” (Bilangan 11:14). Apakah sumber dayanya? Oh, jika ini adalah sumber daya lama dari Mesir, ia tidak akan dapat berdiri selama setahun. Ia tidak akan dapat menghadapi provokasi di Mesir, ia harus bangkit dan melawannya. Ia hancur secara moral dan rohani di bawah tekanan kecil itu dulu empat puluh tahun sebelumnya. Apa yang akan dilakukannya dengan pemberontak-pemberontak ini? Berapa lama ia harus menanggung mereka? Tekanan yang hebat sedang ditanggungkan di atasnya, dan hanya hal yang telah ditempa secara mendalam, sesuatu yang telah dilakukan di dalam, akan cukup untuk mengatasi hal ini ketika ini menjadi suatu kasus berdiri melawan arus demi pikiran penuh Allah.

Dengan kami juga, tekanan ini mungkin menjadi gencar; sering kali akan datang godaan yang sangat kuat – “Lepaskan sedikit, kompromi sedikit, jangan terlalu seluruh; kau akan mendapatkan lebih banyak pintu terbuka jika kau hanya memperluas keluar sedikit; kau dapat memiliki lebih banyak lagi jika kau melonggarkan sedikit!” Apa yang akan menyelamatkan saudara dalam jam-jam pencobaan itu? Satu-satunya adalah bahwa Allah telah melakukan hal ini di dalam diri saudara. Ini adalah bagian dari diri saudara sendiri – bukan sesuatu yang dapat saudara serahkan; ini adalah saudara sendiri, hidup saudara sendiri. Itulah satu-satunya. Allah tahu apa yang sedang Ia lakukan dengan Musa. Hal itu harus menjadi begitu menyatu dengan laki-laki itu sehingga tidak ada pemisah di antara mereka. Manusia itu sendiri adalah pelayanan nabi.

Ia ditolak oleh saudara-saudaranya; mereka tidak mau dia. “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?” (Keluaran 2:14). Itu adalah sisi dari manusia. Tapi ada sisi Ilahi. Ini adalah dari Allah bahwa ia pergi ke padang gurun selama empat puluh tahun. Hal ini harus terjadi, dari sisi Allah. Hal itu tampaknya seolah-olah perbuatan manusia. Tapi tidak demikian. Kedua hal ini berjalan bersama-sama. Penolakan oleh saudara-saudaranya itu semuanya sejalan dengan tujuan kedaulatan Allah. Itu adalah satu-satunya cara di mana Allah mendapatkan kesempatan yang Ia butuhkan untuk membentuk ulang manusia ini. Persiapan nyata nabi ini berlangsung pada waktu saudara-saudaranya menolak-nya. Oh, kedaulatan Allah, kedaulatan Allah yang indah! Waktu yang gelap, waktu yang dalam; waktu untuk menghancurkan, meremuk-kan, menggiling; dikosongkan. Tampaknya seolah-olah semuanya berjalan, sampai tidak akan ada apa pun yang tersisa. Namun semua itu adalah cara Allah membuat pelayanan nabi.

SEORANG PENGUTUS DIBUKTIKAN SECARA ILAHI

Saya mengira bahwa Musa pada awalnya akan menjadi sangat legalistik, meletakkan hukum – “Kau harus melakukan ini dan itu” – dan seterusnya; seorang penguasa mutlak atau despot. Ketika, setelah bertahun-tahun itu, kita menemukan dia keluar dari kemudi, keluar dari tangan Tukang Periuk, ia dikatakan “ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (Bilangan 12:3), dan Allah bisa berdiri di sampingnya saat itu. Ia tidak bisa berdiri di sampingnya pada hari itu ketika ia bangkit dengan semangat kebanggaan, kesombongan dan ketegasan diri. Allah harus membiarkan hal itu bekerja sampai konsekuensi yang tak terelakkan itu keluar. Tapi ketika Musa, sebagai manusia yang paling lembut hatinya, manusia yang telah hancur, rendah hati dan tanpa pamrih, ditantang oleh yang lainnya mengenai jabatannya – pada waktu itu Musa tidak membela posisinya, hak-haknya; ia hanya menyerahkan masalah itu kepada Tuhan. Sikapnya adalah, “Aku akan membiarkan Tuhan untuk memutuskan. Aku tidak mempunyai posisi pribadi untuk dilestarikan: jika Tuhan telah membuatku nabi-Nya, biarkan Dia menunjukkannya. Aku siap untuk pergi keluar dari jabatan ini jika ini bukanlah dari Tuhan. “Sungguh sebuah roh yang berbeda! Dan Tuhan sungguh berdiri di sampingnya dengan mengagumkan dan perkasa pada kesempatan-kesempatan itu, dan dengan sangat mengerikan kepada mereka yang menentang dirinya (Bilangan 12:2ff; 16:3ff.).

PELAYANAN NABI SEBUAH HIDUP, BUKAN AJARAN

Nah, apa nabi itu? Apa fungsi dari pelayanan nabi? Ini adalah ini. Allah menangkap alat (mungkin ini seorang individu atau mungkin sekutu: fungsi pelayanan nabi mungkin bergerak melalui seumat manusia, seperti yang terjadi melalui Israel), dan Ia mengambil alat itu melalui sejarah yang mendalam, mematahkan dan menghancurkan, menghapus segala ilusi, merevolusikan seluruh mentalitas, sehingga hal-hal yang dipegang dengan sengit dan tegas, tidak lagi dipegang secara demikian. Ada pengembangan kelenturan, penyesuaian, dapat diajarkan. Segala sesuatu yang hanyalah objektif dalam kaitannya dengan pekerjaan Allah, dengan kebenaran Ilahi, dengan ortodoks atau fundamentalisme, semua itu dipegang dengan begitu kuat, secara objektif dan legalistik, seperti apa yang benar dan salah dalam metode – semua itu telah ditangani, semuanya telah dihancurkan. Ada konsepsi baru sepenuhnya, pandangan baru akan hal-hal; tidak lagi sebuah sistem yang formal, sesuatu yang berada di luar saudara yang saudara ambil, tetapi sesuatu yang ditempa secara batiniah di dalam alat itu. Apa alat itu adalah pelayanannya. Ini bukanlah apa yang telah diterima alat itu dari ajaran dan sekarang ia berbalik ajarkan.

Oh, untuk mendapatkan kebebasan dari semua alam hal-hal yang mengerikan itu! Ini adalah alam celaka, yang mengadopsi ajaran, mengambil penafsiran, yang dikenal karena ini dan itu adalah garis hal-hal saudara. Oh, Allah membebaskan kita! Oh, untuk dibawa ke tempat di mana ini adalah masalah hidup – tentang apa yang telah benar-benar Allah lakukan dalam diri kita, membuat kita menjadi! Pertama-tama, Ia telah menumbuk kita, dan kemudian Ia telah merekonstruksi kita pada prinsip rohani yang baru, dan hal itu mengungkapkan dirinya sendiri dalam pelayanan: apa yang dikatakan berasal dari apa yang telah terjadi di balikannya, mungkin selama bertahun-tahun dan bahkan sampai pada dini hari.

Apakah saudara dapat melihat hukum fungsi nabi? Ini adalah bahwa Allah menjaga alat-alat yang diurapi tetap mengikuti kebenaran dengan pengalaman. Setiap sedikit kebenaran yang mereka berikan dalam perkataan mereka adalah sesuatu yang telah memiliki sejarahnya. Mereka turun sampai ke kedalaman dan mereka diselamatkan oleh kebenaran itu. Itu adalah hidup mereka dan oleh karena itu, itu adalah bagian dari diri mereka sendiri. Itulah sifat dari pelayanan nabi.

SEORANG NABI, TOLERAN TAPI TANPA KOMPROMI

Kembali lagi kepada apa yang saya katakan tentang perubahan Musa: saudara dapat melihat pantulannya dalam kasus Samuel. Saya pikir Samuel adalah salah satu karakter yang paling indah dan dicintai dalam Perjanjian Lama, dan ia disebut seorang nabi. Apakah saudara menyadari bahwa meskipun hatinya sendiri benar-benar setia seluruhnya pada rancangan tertinggi dan terpenuh Allah, dan secara batiniah ia tidak memiliki kompromi apa pun, namun ia menunjukkan amal yang luar biasa terhadap Saulus pada awal bulan-bulan itu? (Sepertinya hal ini tidak berlanjutan lebih dari setahun, tahun pertama pemerintahan Saulus, pada saat di mana tampaknya Saulus benar-benar berusaha untuk menunjukkan beberapa kebaikan yang sesuai). Namun saudara harus ingat bahwa Saulus merupakan penolakan dari segala sesuatu yang tertinggi – pemerintahan langsung dan segera dari Allah. Pemerintahan semacam itu ditolak oleh Israel yang mendukung seorang raja – “Angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain” kata mereka. Allah berkata kepada Samuel: “Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak.” (1 Samuel 8:5-7).

Kerajaan adalah prinsip Ilahi sebanyak nubuat adalah prinsip Ilahi. Singa itu ada di sana dengan manusia itu. Raja, mewakili pikiran Allah akan kekuasaan, ada di sana. Tetapi dengan Saulus hal ini ada pada tingkat yang lebih rendah. Kedatangannya merupakan penurunan pikiran Ilahi ke tingkat dunia: “seperti pada segala bangsa-bangsa lain” – sebuah pikiran Ilahi dipegang oleh orang-orang duniawi, diseret ke bawah sampai ke tingkat duniawi; dan Samuel mengetahuinya. Dalam hatinya ia tidak bisa menerima hal itu, dan ia mengeluh kepada Allah tentang hal itu; ia menentang hal ini, karena ia melihat apa artinya itu. Tapi betapa amalnya dia kepada Saulus selama dia masih bisa!

Mengapa saya mengatakan itu? Karena ada kondisi seperti itu di saat ini. Hal-hal ilahi telah ditangkap oleh manusia-manusia duniawi, dan dibawa turun ke tingkat bumi; pemerintahan langsung dari Roh Kudus telah ditukar dengan komite-komite dan dewan-dewan dan sebagainya. Manusia telah menetapkan pemerintahan dalam hal-hal Ilahi dan sedang menjalankan hal-hal untuk Allah. Jalan Perjanjian Baru, bahwa dalam doa dan puasa pikiran Tuhan didapatkan, hampir tidak dikenal. Nah, mereka yang rohani, yang mengerti, yang melihat, yang memahami, tidak bisa menerima itu. Tapi mereka sangat amal. Seorang nabi yang sejati, seperti Samuel, akan tetap amal selama mungkin, sampai hal yang salah itu mengambil bentuk ketidaktaatan yang nyata dan positif terhadap cahaya yang diberikan. Tuhan datang kepada Saulus melalui Samuel dan memberinya dengan jelas untuk memahami apa yang harus ia lakukan. Hal ini dibuat untuk diketahui dia dengan kejelasan yang tidak dapat tersalahkan apa yang Allah wajibkan dari dia, dan dia tidak taat. Lalu Samuel berkata, “Tidak ada lagi amal dengan itu!” Dia kepala batu. “Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja” (1 Samuel 15:23). Samuel pergi sejauh mana dia bisa sementara laki-laki itu melakukan apa yang terbaik yang bisa ia lakukan. Itu adalah amal.

Tentu saja, jenis-jenis selalu lemah dan tidak sempurna, tapi saudara dapat melihat kebenaran yang ada di sana. Nabi Samuel menunjukkan banyak kesabaran dengan hal-hal yang adalah salah, bahkan saat ia tidak bisa menerimanya di dalam hatinya sendiri. Ia berharap bahwa cahaya akan datang masuk dan ketaatan mengikuti dan situasi dapat diselamatkan. Kita harus sangat amal pada semua hal itu yang tidak kita setujui.

Intinya adalah ini – Musa harus belajar hal itu; ia harus dibuat seperti itu. Kita akan menjadi lebih cocok untuk melayani tujuan Tuhan, kita akan menjadi nabi-nabi yang lebih nyata, ketika kita bisa bertahan dengan hal-hal yang tidak kita setujui, daripada ketika dalam semangat kita, kita menjadi orang yang menentang pemujaan patung berhala, dan hanya berusaha untuk menghancurkan hal yang menyinggungkan itu. Beginilah firman Tuhan: “Tidak baik demikian.”

Dalam semua yang telah kita katakan, kita telah menekankan hanya satu hal – bahwa pelayanan nabi adalah fungsi. Fungsinya adalah untuk menjaga segala sesuatu dalam kaitannya dengan pikiran penuh Allah – tetapi bukan dengan maksud memegang satu “garis” hal-hal, secara objektif dan legalistik. Saudara tidak mengambil sesuatu. Saudara hanya dapat benar-benar melakukannya sebagaimana Allah telah menempa ke dalam diri saudara hal itu, akan apa saudara akan berdiri, dan sejauh mana hal ini telah terungkapkan dalam diri saudara melalui pengalaman, melalui penanganan Allah – Allah telah membawa saudara melaluinya, dan saudara mengetahuinya dengan demikian. Ini bukanlah bahwa saudara telah memperoleh sesuatu, melainkan bahwa saudara telah dihancurkan dalam proses itu. Sekarang saudara telah menjadi sesuai untuk sesuatu di dalam Tuhan.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.