Austin-Sparks.net

Pelayanan Nabi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 4 – Penglihatan yang Merupakan suatu Panggilan

“Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.” (Kisah Para Rasul 13:27).

Kami menunjukkan pada awal bab sebelumnya bahwa pernyataan di atas menandakan bahwa ada sesuatu yang lebih yang harus didengar daripada bacaan dengan keluar suara dari Firman Allah. “Perkataan nabi-nabi.” Apa yang nabi-nabi katakan sesungguhnya? – bukan, apa kata-kata, kalimat-kalimat, pernyataan-pernyataan aslinya yang digunakan oleh nabi-nabi, bentuk pernyataan mereka, tetapi apa akibat dari semua itu? Penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya ini bisa mengutip nabi-nabi tanpa kesulitan: mereka mungkin bisa mengutip semua isi kitab nabi-nabi. Mereka telah dibor dengan baik mengenai isi Kitab Suci Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak pernah berhenti dan bertanya pertanyaan yang sederhana ini: “Apa jumlah dari semua ini? Apa implikasi yang sebenarnya? Apa yang sedang dikejar oleh nabi-nabi ini?” Dan karena mereka tidak pernah melakukan itu, mereka tidak pernah berjalan lebih jauh dari sekedar surat.

PANGGILAN TERLEWATKAN KARENA PENGLIHATAN TELAH HILANG

Kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu sekarang. Apa yang ada di dalam dan di belakang dan lebih mendalam dari ucapan-ucapan yang ditulis dan diucapkan oleh nabi-nabi? Kita tahu bahwa nabi-nabi sedang berhadapan dengan suatu situasi yang sama sekali tidak mewakili pikiran Tuhan mengenai umat-Nya. Saya bisa membuatnya lebih kuat dari itu, dan mengatakan bahwa situasinya sangat jauh dari pikiran Tuhan; tapi saya sedang memikirkan kondisi hari ini dalam pikiran saya, bukan keadaan ekstrim hal-hal apa pun, dan jadi saya hanya akan mengatakan bahwa kondisi pada saat itu, maupun sekarang, benar-benar tidak mewakili pikiran dan kehendak Tuhan di mana umat-Nya bersangkutan, baik dulu dan juga hari ini. Nabi-nabi berhadapan dengan situasi seperti itu, dan, karena situasinya demikian, panggilan sebenarnya umat Allah tidak terpenuhi. Mereka gagal dalam apa yang Tuhan maksudkan dengan keberadaan mereka. Padahal mereka seharusnya menjadi satu bangsa yang memiliki kekuatan rohani yang luar biasa di tengah-tengah bangsa-bangsa, dengan dampak yang nyata dari Allah atas bangsa-bangsa, dengan nada kuasa yang besar, yang harus diperhitungkan – “Beginilah Firman Tuhan”, dinyatakan dengan sedemikian rupa sehingga umat-umat harus memperhatikannya – padahal seharusnya mereka seperti itu, tetapi mereka gagal. Ada kelemahan dan kegagalan. Nabi-nabi berusaha untuk mendapatkan sampai ke akar situasi itu, untuk dapat pergi ke belakang kondisi yang menyedihkan dan kegagalan yang tragis itu. Untuk dapat sampai ke sana, tentu saja, mereka harus bekerja mencari jalan melalui banyak faktor positif dalam kondisi itu. Semuanya adalah hal-hal yang nabi-nabi sebut – dosa dan sebagainya; Tapi nabi-nabi berpadu sebagai satu manusia pada satu hal tertentu, kembali dari kondisi-kondisi ini, yang mengakibatkan kegagalan utama ini, penyebabnya adalah penglihatan yang hilang. Umat-umat telah kehilangan penglihatan asli mereka, penglihatan yang telah pada satu waktu jelas ada di depan mereka.

Ketika Allah meletakkan tangan-Nya atas mereka dan membawa mereka keluar dari Mesir, mereka memiliki penglihatan. Mereka melihat tujuan dan maksud Allah. Ini menjadi nada gembira lagu mereka di sisi jauh Laut Merah. Saya tidak akan tinggal untuk saat ini pada apa tujuan itu. Tapi mereka adalah satu bangsa yang Allah telah berikan penglihatan akan tujuan-Nya mengenai mereka, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk panggilan mereka. Mereka telah kehilangan itu, dan ini adalah hasilnya; dan nabi-nabi, dalam menghadapi hal itu, berdiri dengan kokoh pada satu hal ini: “Panggilanmu, dalam kepenuhan realisasi dan prestasinya, bergantung pada penglihatanmu, dan kepenuhan panggilan membutuhkan kepenuhan penglihatan.” Itu berarti bahwa jika penglihatan saudara menjadi kurang dari kepenuhan Allah, saudara hanya akan pergi sejauh ini, dan kemudian saudara akan berhenti. Jika saudara terus berjalan dan melalui semua yang Allah maksudkan dalam merupakan saudara, Alat-Nya, saudara harus memiliki kepenuhan penglihatan; Allah tidak pernah puas dengan apa pun yang kurang dari kepenuhan. Kenyataan ini bahwa saudara tidak bisa pergi lebih jauh dari apa yang dipimpin oleh penglihatan saudara adalah cara Allah untuk mengatakan, “Engkau harus memiliki kepenuhan penglihatan jika engkau akan datang pada kepenuhan tujuan dan realisasi.”

Sekarang, itu adalah dasarnya hal yang kita perhatikan sekarang. Nabi-nabi selalu berbicara tentang hal ini. Kami sebelumnya mengutip Hosea 4:6: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku.” Kata-kata itu hanya mengatakan dengan kata lain, “Umat-Ku hancur berkeping-keping karena tidak memiliki penglihatan; engkau telah menutup mata-mu pada tujuan-Ku yang telah Ku-sajikan kepada engkau; engkau tidak lagi berguna bagi-Ku”; dan itu adalah pernyataan yang sangat keras. Kata-kata itu berkaitan dengan bagian lain: “Israel sudah ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.” (Hosea 8:8).

Jika saudara ingin mendapatkan kekuatan penuhnya dari semua itu, lihatlah satu kata-kata dalam nubuat Yeremia. “Adakah Konya ini suatu benda yang hina, yang akan dipecahkan orang, atau suatu periuk yang tidak disukai orang? Mengapakah ia dicampakkan dan dilemparkan ke negeri yang tidak dikenalnya? Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman Tuhan! Beginilah firman Tuhan: “Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak, sebagai laki-laki yang tidak pernah berhasil dalam hidupnya; sebab seorang pun dari keturunannya tidak akan berhasil duduk di atas takhta Daud dan memerintah kembali di Yehuda.” (Yeremia 22:28-30). “Israel … di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.” “Konya … suatu periuk yang tidak disukai orang … Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak.” Tidak ada masa depan untuk alat yang seperti itu. Kita bisa saja mengatakan tentang Israel seperti tentang Konya, “Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak.” Itu adalah akhir. Kelanjutan, terus menembus melalui tanpa keberhentian itu, menuntut kepenuhan penglihatan.

PENGLIHATAN, BUKAN PENGETAHUAN FAKTA-FAKTA, MEMENUHI SYARAT UNTUK PANGGILAN

Pastikan saudara perhatikan ini, terutama adik-adik saya dalam Kristus. Pemenuhan apa yang saudara telah dipanggil oleh kasih karunia Allah – apa yang saudara sebut pelayanan bagi Allah, pekerjaan Tuhan; apa yang akan kami ringkas sebagai panggilan Ilahi – harus bersandar pada penglihatan yang telah Tuhan berikan kepada saudara: penglihatan, tentu saja, itu bukan hanya sesuatu dalam dirinya sendiri tetapi penglihatan yang telah Ia berikan mengenai Jemaat-Nya. Saudara harus memiliki itu. Kemudian ukuran di mana saudara akan pergi berjalan terus sampai ke kepenuhan akan menjadi ukuran penglihatan saudara – ukuran di mana saudara telah datang secara pribadi untuk memiliki penglihatan Ilahi itu. Ada segala macam hal yang kurang dari itu yang dapat membawa saudara ke dalam pekerjaan orang Kristen. Saudara mungkin mendengar permohonan untuk pekerja, permohonan untuk misionaris, permohonan untuk pelayanan, yang didasarkan pada beberapa kata-kata dari Kitab Suci – “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil” – dan sebagainya. Dan dengan semua yang menyertai permohonan itu, saudara mungkin menjadi terharu, terhasut, merasa sangat serius; sesuatu mungkin terjadi di alam emosi saudara, perasaan saudara, akal budi saudara, dan saudara mungkin menganggap itu sebagai panggilan Ilahi. Sekarang, saya tidak mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melayani Tuhan dengan baik dan sungguh-sungguh atas dasar itu: jangan salah paham: tetapi saya ingin mengatakan bahwa semua ini bisa ada secara demikian, dan dalam bentuk yang sangat intens, namun ini mungkin bukanlah penglihatan saudara sendiri melainkan penglihatan orang lain yang telah diwariskan kepada saudara, dan itu tidak cukup demikian.

“Tapi”, saudara katakan, “ada kata-kata dari Kitab Suci – “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil”.” Ingatlah, mereka, pada siapa kata-kata itu ditujukan, memiliki semua faktanya tentang Kristus – inkarnasi, kelahiran dara, Hidup-Nya, ajaran-Nya, mujizat-mujizat-Nya, Salib-Nya, dan semua pengesahan sorgawi yang menyertainya. Beberapa dari mereka sendiri – murid-murid Yohanes – berada di sana ketika suara dari sorga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi.” Yang lainnya berada di gunung ketika suara itu berkata lagi, “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi.” Mereka melihat perubahan rupa Yesus, dan mereka melihat Dia dalam kebangkitan. Apakah semua itu tidak cukup untuk pergi ke dunia – semua fakta-fakta perkasa yang begitu banyak? Tentunya mereka dapat pergi dan menginjilkan apa yang mereka ketahui? Tapi tidak – “Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini Yerusalem.”

Apa akhirnya yang membentuk mereka menjadi orang-orang yang dapat memenuhi dan mematuhi perintah itu untuk pergi ke dunia? “Nah”, saudara berkata, “tentu saja itu adalah kehadiran Roh Kudus.” Sungguh sempurna benar. Tapi apakah tidak ada lagi yang lain? Mengapa empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya? Apakah saudara tidak berpikir bahwa mereka sedang melalui yang eksternal, peristiwa-peristiwa, dan melihat sesuatu – melihat apa yang tidak dapat dilihat mata manusia, apa yang tidak akan pernah bisa dilihat dengan sebanyak demonstrasi objektif apa pun? Jika Rasul Paulus adalah apa pun untuk dapat diikuti dalam hal ini, ia akan memberitahu kita dengan sempurna jelas bahwa seluruh hidupnya dan pelayanan-nya dan komisi-nya didasarkan pada satu hal: “Tetapi waktu Ia … berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi.” “Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.” (Galatia 1:15,16; 11, 12).

Semua hal-hal lain mungkin adalah fakta yang kita miliki dengan membaca Perjanjian Baru. Kita memilikinya semua dan kita mungkin mempercayainya sebagai substansi Ke-Kristenan. Semua itu tidak merupakan kita misionaris untuk pergi keluar dan menyatakan fakta-fakta tentang Kristus – meskipun mereka adalah fakta. Bukan begitu. Berapa banyak yang telah melakukannya secara demikian! Seberapa jauh mereka pergi? Mereka pergi sejauh ini dan kemudian berhenti. Kami tidak bisa menetap untuk membahas keterbatasan ini. Teman-teman, ada keterbatasan yang mengerikan dalam Jemaat sekarang, keterbatasan pengetahuan tentang Tuhan, bahkan pada bagian dari mereka yang telah menjadi hamba Tuhan untuk jangka waktu yang panjang selama bertahun-tahun. Ada banyak orang Kristen, bahkan mereka yang telah berdiri selama bertahun-tahun, kepada siapa sesungguhnya hal ini sangatlah sulit untuk berbicara tentang hal-hal mengenai Tuhan.

PENGLIHATAN – TUJUAN PENUH ALLAH DALAM PENEBUSAN

Tetapi kembali pada Israel: saudara tidak menemukan apa pun tentang Israel yang menyarankan atau menunjukkan bahwa mereka telah keluar dari Mesir, dan telah berada di padang gurun dan kemudian di negeri-negeri, untuk menyatakan sebagai Injil mereka bahwa Allah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Itu bukanlah pesan yang disampaikan mereka. Tentu saja, hal itu diceritakan berkali-kali, tapi itu bukanlah pesan mereka, itu bukanlah apa yang mereka beritakan. Apa itu yang selalu ada di dalam pandangan mereka? Itu adalah untuk apa mereka dibawa keluar. Itu adalah penglihatan Allah dalam membawa mereka keluar. Begitu banyak dari kita telah merelakan untuk berkhotbah mengenai sisi “pergi keluar” – nya saja – keselamatan dari dosa, dari dunia. Hal ini berlanjut dengan sedemikian jauhnya, tapi Jemaat tidak dapat berjalan jauh dengan itu. Hal ini baik, hal ini benar, tentu saja; ini adalah bagian dari keseluruhan; tapi ini hanya sebagian. Penglihatan penuhlah yang diperlukan untuk dapat terus berjalan dan melalui. Oh, rasa kesedihan yang terkait dengan kehidupan banyak hamba-hamba Tuhan! Mereka sampai ke kemacetan, dalam alam keterbatasan hidup dan kuasa dan pengaruh, karena penglihatan mereka sangatlah kecil. Apakah hal itu tidak benar?

Apa yang sedang saya katakan kepada saudara? Pertama-tama, jika saudara sedang berjalan melalui, untuk melayani Tuhan dengan cara yang penuh, saudara harus memiliki tujuan Allah mengenai Anak-Nya diungkapkan ke dalam hati saudara sendiri. Saudara harus bisa mengatakan bahwa Allah telah “menyatakan Anak-Nya di dalam aku,” dalam pengertian ini, bahwa saudara melihat, tidak hanya pembebasan saudara sendiri dari dosa, tetapi tujuan Allah mengenai Anak-Nya, yang adalah untuk apa saudara diselamatkan – hal yang besar, hal yang penuh. Saudara hanyalah sebuah fragmen di dalamnya. Itu adalah dasar pelayanan, panggilan; dan Rasul-Rasul ini sendiri ditahan sampai terang datang di atas mereka, kobaran menyala-nyala yang penuh akan makna dari Kristus yang bangkit dan naik – penglihatan akan Kristus yang dimuliakan dan semua itu yang ditandai dalam tujuan Allah yang kekal. Lalu mereka keluar, dan kita menemukan bahwa pesan mereka selalu, bukan Injil Allah tentang keselamatan pribadi, tetapi “Injil Allah … mengenai Anak-Nya,” Yesus Kristus. Mereka telah melihat, bukan Yesus yang ada di dalam sejarah, tetapi Kristus Allah yang dimuliakan; dan mereka tidak hanya melihat Dia sebagai penglihatan objektif, tetapi arti penting-Nya yang sejati telah datang masuk ke dalam mereka.

Hal itu sungguh mewakili suatu perubahan dari masa lalu, ketika mereka selalu berpikir dalam hal Seseorang yang diurapi yang akan datang yang akan mendirikan sebuah kerajaan sementara di bumi ini, dengan diri mereka sendiri yang duduk di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya! Mereka akan menjadi orang-orang penting di sini di bumi ini, dan akan mengusir orang-orang Romawi dari negara mereka! Hal ini di bumi ini adalah penglihatan penuh dan satu-satunya mereka – berjuang dengan senjata harfiah, memberontak melawan perampas-perampas harfiah dari negara mereka.

Tapi oh, perubahan besar seperti apa yang ada ketika mereka melihat kerajaan-Nya! Sekarang, hal yang telah menahan mereka dalam genggamannya menghilang begitu saja, tidak lagi dianggap. Melihat kerajaan-Nya! Dia telah berkata, “Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya” (Matius 16:28). Apa kerajaan itu? Kerajaan itu adalah Kristus, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan kekuasaan, pusat dan tujuan dari semua nasihat Ilahi dari kekekalan. Ini adalah bahasa, tentu saja – sekedar kata-kata; tetapi impor-nya perlu ditangkap. Saudara harus memiliki penglihatan dalam hati saudara sendiri sebelum saudara bisa menjadi seorang hamba Allah yang akan berjalan sangat jauh, dan saudara harus memiliki penglihatan yang terus berkembang dalam rangka untuk dapat terus melalui. Kembalilah ke Hosea. “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah” (Hosea 4:6). Apa yang ia katakan tidak lama kemudian? “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan” (Hosea 6:3). Ini adalah penglihatan yang terus bertumbuh dan progresif yang membawa kita melalui sampai akhir penuh Allah. Ini harus seperti itu – tidak menjadi puas dengan dua atau tiga fakta tentang Kristus dan keselamatan, tetapi supaya Ia menjadikan mata hatimu terang untuk melihat-Nya.

Apa yang saya katakan, tentu saja, adalah pernyataan fakta. Saya tidak bisa memberikan saudara apa pun, saya tidak bisa membawa saudara ke dalamnya; tapi saya bisa, saya percaya, mempengaruhi saudara sedikit ke arah di mana saudara pergi kepada Tuhan dan berkata, “Sekarang, Tuhan, jika Engkau membutuhkan-ku, aku tersedia, aku milik-Mu; tapi Engkau harus meletakkan dasarnya, dan membuka mata-ku, dan memberikan-ku penglihatan yang diperlukan yang akan berarti bahwa aku tidak hanya pergi keluar dan memberitakan hal-hal tentang Kristus.” Ada sesuatu yang sangat jauh lebih banyak dari itu yang diperlukan.

Itu adalah hal pertama, dan hal itu berlaku untuk kita semua, tidak hanya untuk mereka yang akan pergi keluar ke dalam apa yang kita sebut “pelayanan penuh-waktu.”

PANGGILAN ISRAEL – UNTUK MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN ALLAH DI ANTARA BANGSA-BANGSA

Dengan mengatakan itu, saya dapat datang ke hal berikutnya untuk saat ini. Apa penglihatan yang Israel telah kehilangan dan kepada apa nabi-nabi berusaha membawa mereka kembali? Penglihatan itu adalah ini – panggilan itu sendiri, maksud Allah dengan meletakkan tangan-Nya atas Israel, makna keberadaan mereka sebagai Israel. Apa itu?

Gerakan Allah adalah seperti ini. Berikut adalah bangsa-bangsa dan umat-umat yang tersebar di seluruh bumi. Dari bangsa-bangsa itu Allah mengambil satu individu soliter, Abram, dan menempatkannya, dapat dikatakan, tepat di tengah-tengah bangsa-bangsa. Itu adalah geografi rohani dari semua itu. Dan kemudian Allah membangkitkan dari laki-laki itu keturunan, dan membentuk keturunannya satu bangsa tepat di tengah-tengah bangsa-bangsa lain; berbeda dari bangsa-bangsa lain, sangat tepat berbeda, tetapi berada di tengah-tengah. Kemudian Allah membentuk bangsa itu berdasarkan prinsip-prinsip sorgawi – suatu badan hukum yang dirupakan berdasarkan prinsip-prinsip sorgawi, Ilahi dan rohani, dengan Allah sendiri di tengah-tengah – dengan hasil bahwa semua bangsa-bangsa lain berkumpul mengelilingi untuk melihatnya.

Dan apa yang bangsa-bangsa lain itu perhatikan? Bukan pemberitaan mengenai bangsa ini di tengah-tengah mereka; saudara tidak memiliki apa pun tentang pemberitaan mereka sama sekali – yaitu, pernyataan ajaran-ajaran dan kebenaran. Tapi penonton-penonton menjadi sadar bahwa Allah, satu-satunya Allah yang benar dan hidup, ada di sana. Tidak dapat diragukan lagi, mereka tidak bisa menjauh dari itu, mereka harus mengakuinya: Allah ada di sana, karena bangsa ini begitu dilantik, Allah ada di sana, dan ada pendaftaran Allah di sekitar, di mana pun umat-umat ini datang. Ah, bahkan sebelum mereka datang, sesuatu mulai terjadi. Dengarkan Rahab! Apa yang ia katakan kepada mata-mata? Israel belum datang, tapi ia berkata, “Kami tahu segalanya tentang engkau. Kami tahu apa yang ditandakan oleh engkau. Kami telah mendengar semuanya tentang engkau.” Ketakutan akan bangsa ini sudah ada di depan mereka. Ada sesuatu akan kekuatan rohani yang ada di sana yang tidak harus diberitakan dengan kata-kata. Bangsa itu ada di sana, dengan Allah di tengah-tengah mereka – karena Allah memiliki pikiran dan prinsip-prinsip sorgawi-Nya sebagai konstitusi hidup mereka sendiri, Ia ada di sana; sisanya mengikuti.

Sekarang, saya telah mengumpulkan ke dalam pernyataan itu seluruh Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Menurut Perjanjian Lama, apa panggilan Ilahi Israel? Tidak yang terutama untuk mengatakan hal-hal tentang Allah, tetapi untuk menjadi seperti Allah di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. “Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang” (Mazmur 46:6). “Tuhan ada di sini!” Berapa banyak yang terhitung! Itu adalah panggilan mereka. Saudara mungkin berkata bahwa dalam Perjanjian Lama itu adalah satu jenis; tapi oh, itu lebih dari jenis, hal itu sangat nyata; itu adalah fakta.

PANGGILAN JEMAAT – UNTUK MENGUNGKAPKAN KETUHANAN KRISTUS

Ketika kita datang ke Perjanjian Baru kita menemukan diri kita di hadapan perkembangan ganda. Allah ada di sini hadir dalam Pribadi Anak-Nya, Yesus Kristus. Namanya adalah Imanuel – “Allah menyertai kita” – dan semua yang berhubungan dengan-Nya harus berhubungan dengan Allah dengan cara yang sangat pribadi dan langsung. Ia mengklaim bahwa tubuh fisik-Nya Dia sendiri adalah bait Allah. Kemudian, melalui kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya, Ia kembali dalam Pribadi Roh Kudus dan menempati tempat tinggal-Nya di dalam Jemaat, yang merupakan Tubuh-Nya. Hal-hal kemudian mulai terjadi secara spontan, keluar dari dunia kecerdasan rohani – bukan hanya karena ajaran-ajaran tertentu yang diberitakan, tetapi karena kehadiran Ilahi itu.

Ada kecerdasan dalam kesadaran di sekitar, di belakang manusia-manusia dan bangsa-bangsa, dan pertentangan telah mulai; bukan karena apa yang umat Allah katakan, tetapi karena mereka berada di sini. Biarkan hal itu menjadi korporasi, dan saudara akan memiliki ide Allah mengenai panggilan. Ini bukanlah dispensasi pengubahan aliran bangsa-bangsa. Saya bertanya-tanya bahkan jika ini adalah dispensasi penginjilan penuh bangsa-bangsa. Kami berharap Tuhan akan datang kapan pun. Setengah dari dunia ini masih belum pernah mendengar nama Yesus, setelah dua ribu tahun. Jika Tuhan datang malam ini, sesuatu harus terjadi jika dunia harus diinjili sebelum Ia datang! Ini tidak dikatakan untuk menghentikan atau melemahkan penginjilan. Mari kita terus mengerjakannya dan melakukan semua yang mungkin; tapi, ingat, Tuhan telah memberi kita makna-Nya untuk dispensasi ini. “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14).

Lihatlah Perjanjian Baru saudara. Dikatakan, “Suara mereka sampai ke seluruh dunia” (Roma 10:18). Dikatakan bahwa seluruh dunia tersentuh. Tapi dunia telah berkembang banyak sejak saat itu. Apa yang terjadi pada saat itu? Tuhan menanam inti, representasi korporasi Jemaat-Nya, pertama-tama di satu bangsa dan kemudian di bangsa lain, dan dengan kehadiran mereka, perlawanan terjadi. Satu hal yang Iblis terus berusaha untuk lakukan adalah untuk mengeluarkan apa yang diinokulasi dalam kerajaannya dengan kedaulatan Tuhan; untuk mengeluarkannya, menghancurkannya, memecah-beraikannya, entah bagaimana untuk meniadakannya; mengubah mereka yang bersangkutan menjadi bertentangan satu sama lain, menciptakan pemecahbelahan – apa pun untuk merampas, merusak, untuk menghancurkan representasi mereka akan ketuhanan mutlak Kristus; untuk menetralisirkannya, untuk mengeluarkannya, untuk mendorongnya keluar, untuk melakukan apa saja demi menyingkirkan hal ini dalam kerajaannya. Kerajaan Iblis telah bertindak dengan cara ini, seolah-olah mengatakan: “Sementara hal itu ada di sini, kita tidak pernah bisa yakin pada diri kita sendiri; sementara hal itu ada di sini kerajaan kita terbagi, tidak seluruh: mari kita mengeluarkannya, dalam rangka untuk memiliki kerajaan kita yang solid.”

Tujuan Allah adalah untuk memasuk-kan ke dalam bangsa-bangsa ekspresi korporasi dari ketuhanan Anak-Nya – untuk memiliki tempat-Nya di sana. Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak berkhotbah; ya, kita harus memberitakan, menjadi saksi, bersaksi; tapi hal yang penting adalah bahwa Tuhan harus ada di sana. Ada saat – dan ini akan ditanggung oleh banyak hamba-hamba Allah – ketika saudara tidak bisa memberitakan, saudara tidak dapat melakukan apa-apa kecuali untuk terus erat menetap di mana saudara berada, hadir di sana, berdiri di sana, tetap berhubungan erat dengan sorga di tempat itu. Saudara tidak dapat melakukan apa pun yang lain, dan gelombang melanda saudara. Hal ini telah terjadi berkali-kali. Sebelum pernah terjadi kemajuan atau perkembangan apa pun, telah terjadi saat-saat yang lama berlarut-larut di mana satu-satunya pertanyaan adalah, “Akankah kita bisa bertahan, tetap berdiri pada pendirian kita?” Iblis telah berkata, “Tidak, jika aku bisa menghalangnya! Kau akan dikeluarkan jika aku masih bisa dapat melakukan apa pun tentang itu!”

Seluruh pertanyaan yang dipermasalahkan adalah pijakan Tuhan yang sorgawi di bangsa-bangsa. Israel dibentuk untuk hal itu; Jemaat dibentuk untuk hal itu. Hal ini tidak bisa dilakukan dengan satu tangan oleh unit-unit; hal ini membutuhkan persekutuan – dua, tiga; lebih banyak lebih baik, asalkan ada faktor pemersatu itu, kesatuan itu, dari mata tunggal. Jika motif ganda dan kepentingan pribadi masuk, mereka akan membatalkan segalanya. Apakah saudara berperang peperangan tersendiri? Saudara memerlukan kerjasama, saudara membutuhkan bantuan persekutuan untuk melawan pertempuran itu, melalui dan bertahan pada dasar saudara. Catatlah, musuh akan mendorong saudara keluar jika ia bisa. Beritakan jika saudara bisa; tetapi jika saudara tidak bisa, itu tidak berarti bahwa saudara harus berhenti. Sampai Tuhan berkata, “Aku tidak bisa berbuat lebih banyak lagi di sini,” saudara harus bertahan. Apakah kita tidak tahu upaya hebat musuh untuk mengusir kita keluar? Banyak dari saudara yang telah pergi cukup jauh untuk mengetahui apa artinya itu. Jika ia bisa mengeluarkan saudara, ia akan melakukannya.

Tapi itulah penglihatan – Untuk apa Jemaat dibentuk dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus: sehingga, dalam terang hari mendatang, saudara berdiri sebagai kesaksian hari mendatang; di tengah-tengah bangsa-bangsa untuk kesaksian, “Sampai ia datang yang berhak atasnya” untuk memerintah, dan “pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya” (Wahyu 11:15); pijakan untuk saat itu; mezbah didirikan, yang bersaksi: “Ini milik Tuhan: hak Tuhan ada di sini: Dia telah membeli ini.” Tapi saudara akan menemukan segala macam kontradiksi terhadap hal itu dalam kondisi-kondisi, dan setiap jenis serangan dari musuh untuk mencoba membuktikan bahwa Tuhan tidak memiliki apa-apa di sini, bahwa Dia tidak memiliki pijakan dan bahwa saudara sebaiknya keluar.

Apakah saudara melihat betapa pentingnya untuk memiliki penglihatan? Saudara tidak bisa melakukan itu berdasarkan antusiasme – itu tidak akan bertahan; atau berdasarkan penglihatan orang lain – itu tidak akan mendukung saudara sampai akhir. Saudara harus menjadi seperti orang ini, Paulus, dan mereka yang “bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan”; tidak seperti melihat Dia yang ada di masa lalu, tapi tetap hidup terus dalam terang dari apa yang telah saudara lihat dan tetap melihat – terang yang terus berkembang.

PENGLIHATAN ADALAH UKURAN PANGGILAN

Sekarang, jika semua ini sederhana dan mendasar, ini tetap adalah dasar. Apakah saudara melihat penglihatan akan tujuan penuh Allah mengenai Anak-Nya, diungkapkan di dalam hati saudara sendiri dalam permulaannya, tetapi yang kemudian tumbuh menjadi lebih jelas dan lebih lengkap, adalah dasar dari panggilan? Saya percaya bahwa tidak ada yang telah saya katakan akan memiliki efek yang membuat saudara kurang sungguh-sungguh dan setia dalam segala cara sederhana untuk menjadi saksi, atau bersaksi mengenai keselamatan; tapi ingatlah bahwa, untuk kepenuhan, saudara perlu melihat lebih banyak lagi dari itu. Saudara akan berjalan hanya sejauh mana penglihatan saudara membawa saudara; oleh karena itu, kita semua memiliki kebutuhan doa Paulus bahwa Allah “memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya.” (Efesus 1:17-19)

Itulah penglihatan. Dan kemudian, seperti yang tertulis dalam Yesaya 25:7: “… Dan di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan (secara harfiah – meniadakan) kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.” Apa yang dimaksudkan dengan – “gunung ini?” Gunung apa? Nah, itu adalah Sion. Tetapi, pernahkah gunung itu secara harfiah, Gunung Sion itu, batu unggul itu di Yerusalem, menjadi alat yang mengoyakkan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa? Tentu saja tidak pernah! Apa Sion itu? Sion, dalam penafsiran rohani, adalah orang-orang itu yang hidup dalam kebaikan kedaulatan penuh Tuhan. Dikatakan dalam konteks berikutnya, “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya” (ayat 8). Ini adalah melalui kemenangan-Nya, kemenangan Salib dan kebangkitan-Nya, bahwa Dia datang kepada kita. “Kamu sudah datang ke Bukit Sion” (Ibrani 12:22). Sion adalah alam ketuhanan-Nya yang mutlak, dan satu bangsa yang hidup dalam kebaikan ketuhanan-Nya. Lalu tudung dikoyakkan. Apa yang Tuhan inginkan di sana-sini adalah inti tersebut, persekutuan-persekutuan kecil ini yang hidup dalam kebaikan kemenangan-Nya, hidup dalam kebaikan Dia yang telah meniadakan maut dalam kemenangan-Nya; dan di mana mereka berada, orang-orang akan melihat; mereka akan menjadi alat untuk mengoyakkan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa. Di mana persekutuan itu ditemukan, di sana saudara melihat Tuhan. Ketika saudara datang berhubungan dengan orang-orang ini, saudara datang bersentuhan dengan kenyataan.

Jadi permohonan terakhir adalah bahwa segala sesuatu harus disesuaikan dan dibawa menjadi sejalan dengan penglihatan, dan satu-satunya pertanyaan bagi kita adalah ini: Apakah orang-orang melihat Tuhan? Ini bukanlah masalah apakah mereka mendengar apa yang harus kita katakan – khotbah kita, ajaran-ajaran, penafsiran – tetapi: Apakah mereka melihat Tuhan, apakah mereka merasakan Tuhan, apakah mereka bertemu dengan Tuhan? Oh, saya tidak meminta saudara di lokasi yang berbeda untuk mengumpulkan dua atau tiga bersama-sama untuk mempelajari beberapa jenis pengajaran Alkitab; tapi saya meminta saudara untuk meminta Tuhan untuk membentuk saudara bersama-sama, hal itu yang akan memiliki dampak rohani, hal itu di mana Tuhan dapat dilihat, Tuhan dapat ditemukan; yang dapat dikatakan, “Tuhan ada di sana!” Semoga hal itu menjadi benar mengenai kita, di mana pun kita berada.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.