Austin-Sparks.net

Posisi dan Kuasa Jemaat di Sorga

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Jalan Sang Pemenang Menuju Takhta

Bacaan: Wahyu 3:7-22.

Di sini kita miliki lagi sebuah kata di hadapan kita dalam Wahyu 3 dan 12, mengambil sebagai kunci Wahyu 12:11: “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Hanya satu kata pendahuluan sebelum kita melangkah lebih lanjut. Sementara kami telah banyak sibuk dengan kitab Wahyu, tema, kebenaran dan kenyataan-nya yang besar, kami semua sadar mengenai keberadaan kami dalam alam yang penuh kesulitan; tidak satu pun dari kami yang akan mengklaim bahwa kami dapat menafsirkan kitab ini pada setiap titik-nya; selalu ada banyak pertanyaan. Saya ingin mengatakan pada titik ini bahwa ini sama sekali tidak dalam pikiran saya untuk melanjutkan dengan sangat jauh dengan kitab Wahyu seperti itu, ini hanya mungkin melandaskan kita ke dalam alam penafsiran dan instruksi yang saling bertentangan yang akan menahan kita di dalam yang utama, di dalam lingkup pengajaran, di dalam ajaran. Mungkin ini adalah cukup baik, cukup benar, tapi apa yang ada di dalam hati saya dengan sangat banyak sekali adalah bahwa Tuhan menginginkan kita untuk datang segera turun ke hal-hal yang praktikal. Ia ingin membawa kita ke dalam hal-hal yang adalah proposisi yang bekerja, jadi kami tidak akan berlama lagi dalam alam kitab Wahyu hanya sebagai sekedar kitab Wahyu, tapi sesegera mungkin datang sampai ke masalah-masalah praktikal. Saya ingin mengatakan itu karena ini adalah hal yang mungkin bagi kita untuk memiliki suasana penuh pertanyaan dan suasana seperti itu tidak membantu sama sekali. Kami ingin datang berkumpul bersama-sama dan tidak menjadi begitu banyak unit-unit dengan pertanyaan-pertanyaan besar yang bergantung di atas kita, semacam terpisah, kami ingin dapat masuk kembali, sebagaimana Tuhan akan memungkinkan-nya. Dan saya meminta saudara untuk mencari untuk datang ke persekutuan rohani yang nyata sepanjang garis itu. Dan biarkan saya menambahkan kata ini, bahwa hal ini tidak penting bagi saya – dan mungkin ini adalah hal yang salah untuk dikatakan – hal ini tidak begitu penting bagi saya apa penafsiran kitab ini mungkin, asalkan kita sampai ke akhir yang Tuhan miliki dalam pandangan-Nya! Saudara sampai ke akhir Tuhan. Dan Tuhan telah berurusan dengan saya dalam cara yang sangat mendalam, akhir-akhir ini dan saya percaya bahwa semua ini akan berarti sesuatu.

Kami sibuk dengan soal pemenang dan akhir zaman. Kami berkata bahwa Wahyu 12 adalah kunci kitab Wahyu, dan bahwa Anak laki-laki ini, disebut, “mereka”, seorang anak (dengan kata Yunani yang tidak pernah dalam Perjanjian Baru digunakan mengenai Tuhan Yesus, tetapi sangat sering mengenai orang-orang percaya) Anak laki-laki, “mereka” yang bersifat persekutuan, adalah kumpulan pemenang pada akhir zaman dan dengan pengangkatan “mereka” ini, perubahan besar terjadi di sorga dan di bumi. Tidak ada lagi tempat yang ditemukan di sorga bagi Iblis dan malaikat-malaikat-nya. Allah telah mencapai klimaks dari niat-Nya yang kekal. “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya” (Wahyu 12:10). Dan perubahan juga terjadi di bumi, “Karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat” (Wahyu 12:12). Dan kemudian antikristus hampir segera datang, seperti yang saudara lihat di pasal berikutnya: Binatang dan nabi palsu, yang mewakili dua sisi dari antikristus, binatang mewakili kekuatan sipil dan nabi palsu mewakili kekuatan agama, di bawah kendali naga itu. Hal ini berada di luar lingkup pertimbangan kami sekarang; kami sibuk dengan kumpulan pemenang ini. Kami berkata bahwa ada hubungan antara pasal-pasal 2 dan 3 sebelumnya, dengan pasal 12; dan kami menunjukkan hubungan-hubungan tertentu antara pasal-pasal ini. Sekarang untuk beberapa menit kita akan mengikuti itu sebelum kita masuk tepat ke hal-hal dasar yang utama tentang memenangkan.

Kita kembali kemudian dari Wahyu 12 dan ungkapan-ungkapan pusat ini ke pasal 3 di mana kita memiliki pesan-pesan kepada jemaat di Filadelfia dan di Laodikia. Saudara mungkin telah menyadari bahwa dengan empat pesan terakhir kepada jemaat-jemaat, empat terakhir dari tujuh, kedatangan Tuhan diperkenalkan. Hal itu tidak ada di yang lain, tetapi hanya dalam empat surat yang terakhir, kedatangan diperkenalkan di setiap masing-masing surat tersebut; referensi dibuat mengenai kedatangan-Nya, yang memiliki, saya pikir, kepentingan atau implikasi ini, jika tidak arti langsungnya, bahwa ke-empat surat ini tidak menggantikan satu sama lain, tetapi mereka terhubung secara lanjut satu sama lain dan masing-masing mengambil sifat dari pendahulunya dan membawanya sampai kepada akhirnya. Saudara lihat dalam yang sebelumnya, ada sebuah kondisi yang ditentukan dan dengan surat yang berikutnya kondisi itu berlalu dan kondisi baru datang masuk; kondisi itu berlalu dan kondisi baru datang masuk. Yang kedua menggantikan atau menukarkan yang pertama, dan kemudian dengan kedatangan yang ketiga, yang lainnya telah berlalu dan kondisi baru datang masuk, dan yang ketiga ini menggantikan yang kedua, dan mereka terpisah. Mereka pisah, dan yang satu mengesampingkan yang lain, tetapi ketika saudara datang ke yang ke-empat terakhir, tidak ada penggantian dan pengesampingan melainkan pengambilan. Dan hubungan antara keempat-empatnya: kedatangan Tuhan diperkenalkan dan oleh karena itu, hal itu dibawa tepat sampai akhir. Kedatangan Tuhan … dan hal ini menyolok bahwa ketika saudara datang sampai ke Filadelfia, hal ini telah maju sampai ke titik ini, “Aku datang segera,” menjadi sangat mendekati akhir. “Aku datang.” “Aku akan datang.” “Aku datang segera,” dan ketika saudara sampai ke yang terakhir, Laodikia, saudara sampai ke Wahyu 12: takhta, “akan Kududuk-kan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku.”

Takhta

Dirampas dan dibawa lari ke takhta-Nya. Saudara sudah mendapat akhirnya. Sifat umum antara masalah orang-orang Laodikia, yang merupakan periode terakhir, kondisi terakhir dan pasal 12, adalah takhta. Itu adalah masalah seluruh hal dan itu adalah penghubung-nya. Dan, seperti dengan yang lain, itu adalah sang pemenang. Kata terakhir tentang menang adalah ke takhta, dan pasal 12, kata terakhir tentang menang adalah takhta; pengangkatan sampai ke takhta.

Sekarang, melihat bahwa hal ini demikian, kita ingin melihat Filadelfia dan Laodikia sebagai tahap terakhir dari hal-hal. Kita hanya akan meninjau-nya; tahap terakhir hal-hal, karena sebagaimana ke-empat ini mengambil satu sama lain dan melanjutkan sifat masing-masing sampai ke akhir, Laodikia dan Filadelfia khususnya melakukan itu. Ada hubungan yang khas antara Filadelfia dan Laodikia sebab saudara datang tepat sampai ke akhir.

Sekarang, kita lihat di sini disajikan kondisi saat akhir – apa yang mungkin kita dapat harapkan untuk temukan di akhir, dan inilah mereka. Dalam pasal 3, sifat pertama dari waktu terakhir Filadelfia ini adalah bahwa ada antagonisme yang hampir universal terhadap pelayanan rohani yang nyata di dalam injil. “Bagaimana engkau dapat mencapai kesimpulan itu,” kata saudara, “Di mana dikatakan begitu?” Yah, hal ini tidak dikatakan persisnya dengan kata-kata itu, tapi apa yang dikatakan adalah bahwa hanya Tuhan yang akan dapat membuka pintu-pintu dan menjaga mereka tetap terbuka untuk injil. Sebab pelayanan rohani yang sejati dalam injil, hanya Tuhan sendiri yang akan dapat membuka pintu-pintu dan menjaga mereka tetap terbuka. “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang apabila Aku membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Aku menutup, tidak ada yang dapat membuka,” dan itu berarti bahwa kecuali Tuhan melakukannya, tidak akan ada pintu yang terbuka.

Saya telah meletakkan penekanan pada pelayanan rohani sejati dalam Injil. Saya tidak berbicara tentang semua kegiatan teroganisir Kekristenan. Dan apakah tidak pernah lebih benar daripada hari ini, bahwa untuk apa yang adalah seratus persen rohani, seratus persen dari Allah, tanpa ada campuran apa pun yang adalah dari manusia atau dari dunia dalam pekerjaan Tuhan, ada sangat sedikit pembukaan hari ini. Ada semakin banyak penutupan ke itu. Saudara bisa mendapatkan pembukaan jika saudara akan mencampurkan ke dalam metode-metode duniawi, perusahaan-perusahaan dan ambisi-ambisi manusia, tetapi telanjangi itu dari daging, dunia, dan manusia, dan datang ke pelayanan sorgawi yang penting itu di mana manusia tidak memiliki tempat sebab itu semua adalah dari Allah, dan lingkup saudara akan menjadi sangat terbatas. Lingkungan saudara akan menjadi yang berkekurangan, banyak pintu yang akan ditutup bagi saudara, dan tidak hanya demikian, saudara akan bertemu antagonisme rohani yang tidak ada akuntasi atas dasar manusia sama sekali. Saudara akan temukan bahwa prasangka dan kecurigaan yang tak berdasar dan tak beralasan berlimpah. Saudara mendiskusikan-nya dan menemukan bahwa tidak ada kebenaran di dalamnya – tapi penghalang ditetapkan dan memblokir jalan menuju pelayanan dan kesaksian. Tentu saja, hal itu selalu begitu, tapi saya merasa bahwa hal itu semakin lebih begitu hari ini dari pada sebelumnya, dan semakin menjadi begitu. Dan mereka yang akan berjalan seluruhnya dengan Tuhan dalam hal Roh Kudus akan menemukan bahwa Allah harus membuka pintu dan pintu-pintu itu tidak akan pernah terbuka kecuali Ia membukanya. Tapi terpujilah Allah, Ia membukanya; dan tidak ada siapa pun yang bisa menutup pintu yang dibuka oleh Allah.

Dan hal ini juga demikian bahwa, di sisi lain, Tuhan juga menutup pintu. Kita mungkin dapat masuk ke banyak tempat yang baik yang akan menjadi kehancuran kita jika Tuhan tidak menutup mereka. Tapi di sini adalah sifat dari akhir zaman, bahwa ada antagonisme yang hampir universal terhadap apa yang pada dasarnya, secara intrinsik adalah dari Allah, pelayanan rohani sejati dalam Injil dan kepada bangsa-bangsa untuk seratus persen kesaksian penuh terhadap kedaulatan Tuhan Yesus. Itu adalah perkataan kesaksian mereka. Tuhan akan harus membukakan pintu-pintu; hanya Tuhan yang dapat membuka mereka. Nah, itu pastinya tidak mengusahakan penafsirannya di sini.

Berikutnya, “Kekuatanmu tidak seberapa” perkataan ini memerlukan sangat sedikit komentar. Ini bukanlah hari kuasa besar di antara umat Tuhan. Ini bukanlah hari ketika energi Pauline sangatlah mencolok. Secara relatif dengan pada awalnya, ada banyak kelemahan rohani di antara umat-umat Tuhan, kekuatan yang tidak seberapa, dan secara relatif dengan kekuatan besar yang sedang dihadapi, memang sesungguhnya kekuatan yang tidak seberapa. Tapi saya tidak berpikir bahwa Tuhan di sini bermaksud untuk menunjukkan kelemahan, sehingga mengatakan “Kekuatanmu tidak seberapa” – melainkan ini adalah suatu dorongan. Dan terpujilah Allah, umat Allah tidak sama sekali kehilangan kekuatan rohani hari ini meskipun kekuatan itu mungkin tidak seberapa. Mereka memiliki beberapa kekuatan, namun, kita sadar, bukankah demikian, bahwa kekuatan tersebut sangatlah kecil. Nah, itulah semua yang perlu dikatakan di sana, dan, “engkau tidak menyangkal nama-Ku.” Saya terpukul oleh ini.

Tuhan tidak menunjukkan eksploitasi besar, gerakan publik yang besar yang menjadi ciri bagian zaman ini. Ia tidak memiliki apa-apa yang dapat dikatakan mengenai sapuan keberhasilan besar dan prestasi yang indah dari anak-anak-Nya, tetapi Ia menempatkan jari-Nya pada hal ini, dan berkata hampir dengan implikasi, ini bukanlah hari di mana dunia dikejutkan oleh eksploitasi dan prestasi yang luar biasa umat-umat Tuhan, tetapi satu sifatnya adalah kesetiaan perkumpulan ini terhadap Nama-Nya. Itulah kemenangan saat ini. Apakah hal itu tidak benar? Di mana ujiannya hari ini? Ini bukanlah dalam pekerjaan, ini adalah dalam daya tahan; tidak dalam jumlah yang kita capai, tetapi dalam pendirian sejati kita kepada Tuhan; dan itu adalah kesaksiannya. Pada akhir zaman, satu-satunya hal yang Tuhan akan perhitungkan, dan dari apa yang mungkin Ia hanya akan dapat perhitungkan karena tidak adanya prestasi umum yang besar dan tema seluruh dunia yang bisa dilihat oleh semua orang, adalah ketabahan batin itu yang hanyalah sebanyak apa yang bisa kita lakukan di hari seperti ini. Saudara lihat apa yang Tuhan cari dan perhitungkan: “Engkau tidak menyangkal Nama-Ku.” Di hari-hari penuh tekanan, di hari-hari penderitaan, pengujian dalam segala hal, pengujian dan pencobaan iman, “engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”

Berikutnya, hari ketidak-nyataan dan kepalsuan dalam profesi dan klaim keagamaan. Mereka yang adalah “dari Jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian.” Itu adalah satu sifat: ketidak-nyataan dan kepalsuan yang diucapkan dalam profesi dan klaim keagamaan. Kami kenal dengan itu hari ini. Klaim dasar dan profesi kebanggaan dari banyak yang menyatakan bahwa mereka adalah milik Tuhan tetapi mereka bukan; ada banyak profesi dan ketidak-nyataan yang tidak bisa lewat di hadapan Tuhan.

Yang kelima, sifat unggul dari zaman akhir, “Engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku.” Sekarang saya bertanya kepada saudara yang terkasih, di manakah ujian yang tertinggi dalam hidup saudara? Dan saya pikir jika semua orang menuliskannya di atas selembar kertas, kita mungkin akan terkejut dengan jumlah orang yang akan mengatakan bahwa ujian ini adalah dalam ranah kesabaran. Ya, kesabaran dengan Allah, sebab itu adalah apa yang diartikan Firman di sini: menantikan Allah, Allah yang, saat ini, belum membalaskan umat pilihan-Nya yang meratap kepada-Nya siang dan malam. Mereka menangis kepada-Nya siang dan malam, dan Ia tidak membalas mereka. Kita tahu penundaan Allah, kelambatan yang jelas dari Tuhan, pembiaran hal-hal untuk terus berlanjut oleh Tuhan. Saudara ingat dalam Wahyu 1:9, ada referensi yang dibuat mengenai kesabaran Yesus, “Aku, saudara dan sekutumu dalam ketekunan menantikan Yesus.” Apa ketekunan menantikan Yesus? Ia menantikan Allah sementara manusia jelas-jelas berlaku sesuka mereka secara praktikal, dan Alalh tidak campur tangan – di mana hal-hal melanjutkan perjalanannya dan neraka tampaknya memiliki jalan-nya sendiri; di mana Allah mengundurkan diri dan menyembunyikan muka-Nya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” namun melalui semua itu tetap yakin, percaya; ketekunan Yesus sementara Ia berada di sini, tapi di luar itu, menantikan sampai musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya. Menantikan … selama bertahun-tahun ini.

Kita berpikir bahwa beberapa tahun pengalaman Kristen, kehidupan Kristen kita adalah waktu yang lama, tetapi Ia telah mengalami berabad-abad semua ini. Dan ujian tertinggi iman adalah sepanjang garis menantikan Allah, di ranah ketekunan; sifat tertinggi akhir zaman adalah ketekunan pemenang. Tidak, jangan berpikir bahwa sang pemenang secara unggul ditandai dengan sejumlah banyaknya pekerjaan mereka yang indah, dengan program besar yang mereka miliki di tangan, dengan tema besar yang dapat mereka khotbah-kan. Tidak, tidak seperti itu. Sang pemenang pada akhirnya ditandai dengan ketekunan Kristus. Bisakah kita menang di alam itu? Ini adalah hal yang sangat mudah untuk dapat mengatasi di banyak alam lain. Saya mengaku kepada saudara bahwa di sinilah di mana saya ditemukan. Mengapa Tuhan mengambil waktu begitu lama dalam melakukan beberapa hal-hal yang begitu jelas seharusnya telah dilakukan sejak lama, ratapan itu untuk intervensi-Nya yang segera; mengapa Ia tidak ikut campur? Kita tahu sesuatu tentang itu. Ia sedang mengembangkan kuasa dari ketekunan perkasa, ketekunan Anak-Nya.

Musuh bisa menghabiskan, tetapi Tuhan bisa menghabiskan. Musuh mencoba untuk melelahkan orang-orang kudus, tetapi Tuhan bisa menghabiskan musuh di dalam orang-orang kudus, dan salah satu taktik musuh sangat sering adalah dengan membuat saudara tidak sabar, untuk mengendapkan hal-hal, untuk mendorong saudara untuk menyelesaikan hal-hal, untuk menuntaskannya, untuk mendapatkan saudara di bawah suatu dorongan; dan saudara bisa yakin bahwa Tuhan tidak ada di dalamnya. Musuh akan mengganggu saudara sampai pada pengendapan tindakan dan jalan-jalan. Itu membuat kita jatuh ke dalam kebingungan yang mengerikan. Ini hanyalah pernyataan dalam memperhatikan sifat-sifat ini pada zaman akhir dan akan ada panggilan yang lebih besar dari pada sebelumnya untuk ketekunan pada saat akhir; tidak gagal untuk menuruti Firman-Nya, untuk tekun menantikan Allah.

Lalu, ada jaminan batiniah yang diberikan oleh Tuhan mengenai perlindungan dari hari pencobaan yang akan datang. Ada dua hal yang tidak pergi bersama-sama: kekhawatiran yang mengerikan bahwa saudara akan memasuk-ki hari pencobaan di satu sisi, dan di sisi lain, rasa diberkati yang mendalam bahwa Tuhan akan segera datang. Kedua hal itu tidak bisa berjalan bersama-sama. Jika saudara telah mendapatkan sukacita kesaksian dari hari kedatangan Tuhan yang mendekati, saudara tidak akan diganggu dan khawatir tentang memasuk-ki hari pencobaan besar. Hari pencobaan akan menjadi satu yang sangat besar seperti yang tidak pernah ada, dan tidak akan demikian bagi saudara atau bagi saya. Wahyu 12 melihat pemenang ini diangkat sebelum binatang dan antikritus datang masuk. Filadelfia berkata, “Aku pun akan melindungi engkau dari …,” hari pencobaan besar datang masuk dengan antikristus, binatang dan nabi palsu; hari pencobaan besar mengikuti pada tumit mereka dan merupakan hasil dari pekerjaan mereka. Ini tidak harus demikian bagi kita. “Oh sukacita, Oh senang, haruskah kita pergi tanpa mati” – apakah saudara mempunyai prospek itu? Apakah saudara telah memilikinya di dalam hati saudara? Saudara mungkin memilikinya; Tuhan memberikan kata-kata ini, “Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan (keluar dari hari pencobaan) yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi” (Wahyu 3:10). Lalu apa yang ada dalam pandangan? Ayat 11, “Aku datang segera: Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” “Tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Maka mahkota, hadiah sedang dipertaruhkan! Saya bertanya-tanya apakah Paulus melihat ini? Saya bertanya-tanya apakah ini adalah hadiah dari panggilan sorgawi di Filipi 3? Saya bertanya-tanya apakah ini adalah kebangkitan-keluar, pengangkatan? Saya menempatkannya demikian untuk melatih saudara tentang hal itu. Hadiah ada dalam pandangan, tetapi hadiah sedang dipertaruhkan – “supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Jika itu bukanlah suatu kemungkinan, kata-kata itu tidak akan dikatakan di sini. Roh Kudus tidak memasang prospek yang tidak nyata dan tidak mungkin. Apa hadiah itu? Jika saudara dapat mengumpulkan semua yang terkandung secara rohani dalam apa yang berikut, saudara mungkin akan mendapatkan ke suatu tempat mendekati pemahaman tentang hadiah. “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku.” (ayat 12).

Sekarang, semua ini memiliki warna lokal bagi mereka kepada siapa semua ini pada awalnya dituliskan. Filadelfia menderita gempa yang hebat yang menggoncangkan kota dan membawanya sampai ke reruntuhan. Begitu mengerikannya sehingga semua penduduknya meninggalkan kota itu dan hidup di luar di kemah-kemah. Mereka tidak mau datang kembali ke dalam kota dan membangun apa pun yang stabil sama sekali. Untuk waktu yang lama, begitu hebatnya rasa ketakutan bahwa sesuatu yang lain akan terjadi seperti itu, sehingga hidup mereka hanyalah dijaga selama bertahun-tahun dalam keadaan ketakutan bergelisah, takut jangan sampai hari ini, malam ini, mungkin sesuatu yang lain yang seperti ini akan terjadi. Sekarang saudara melihat kata-kata ini dengan pewarnaan lokal-nya, “Aku akan menjadikan-nya sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku.” Apa yang Tuhan katakan adalah ini: “Aku akan menjadikan-nya sesuatu yang tak tergoncangkan, sesuatu yang tak dapat digerak-kan, sesuatu yang gempa bumi tidak dapat hapuskan, dan menempatkan dia di tempat di mana ia akan menetap selamanya.” Saya sarankan mereka adalah kualifikasi rohani: kuasa atas takut, kerusuhan dan resah – tempat yang menetap dalam Allah. Itu adalah seorang pemenang, yang datang ke tempat itu.

Sebuah sokoguru adalah sesuatu yang tidak dapat digerak-kan dan tidak pergi keluar karena takut tentang apa yang mungkin terjadi; menetap terus selalu dalam keadaan firasat itu. Jika saudara bingung dan koyak dan didorong oleh firasat, kekhawatiran, ketakutan tentang apa yang akan terjadi, jika saudara ada dalam keadaan itu, saudara berada di luar jalan seorang pemenang.

Beberapa anak-anak Allah memiliki hidup mereka terus-menerus diganggu oleh ketegangan hal-hal yang mungkin terjadi, yang akan terjadi, dan mereka tidak pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi. Hari esok yang tidak diketahui. Itu adalah pekerjaan Iblis untuk merampok saudara dari mendatangi tempat sang pemenang, ke takhta. Saudara tidak akan pernah sampai ke takhta jika hidup saudara adalah salah satu yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan yang terus-menerus, jika saudara belum datang ke tempat peristirahatan yang menetap dalam Allah. “Aku akan menjadikan-nya sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku.” “Pada-nya akan Kutuliskan nama Allah-Ku.” Oh, kepenuhan indah yang ada dalam kata-kata itu – perkataan itu menginginkan lebih sangat banyak lagi kata-kata – ekspresi dari semua yang adalah Allah sebagaimana yang diungkapkan dalam Kristus. Nama itu adalah perwujudan dari Pribadi itu. Dan dituliskan, nama itu dinyatakan dalam sang pemenang. Ada ekspresi dari semua yang adalah Allah dalam Kristus yang ditempatkan pada orang percaya. Itu tentunya, membutuhkan banyak penelitian dan pengikutan.

Ini adalah kebenaran yang luar biasa kaya bahwa, “Padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku.” Kita tahu bahwa Nama itu berarti karakter-nya, Nama itu adalah siapa pribadi itu, dan untuk memiliki Nama itu, siapa Allah dalam Kristus ditempatkan pada kita, bukanlah suatu hal yang kecil. Itu adalah untuk sang pemenang. “Padanya akan Kutuliskan nama kota Allah-Ku,” apa yang dimaksudkan dengan itu? Tampilan kemuliaan Allah di dalam jemaat dalam kondisi-Nya yang dimuliakan: Mempelai Perempuan. Alat dari kemuliaan Allah, memiliki kemuliaan Allah. “Aku melihat kota yang kudus itu, yaitu Yerusalem baru, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti Kristal. Itu adalah sebuah alat yang didiami oleh kemuliaan Allah, dan Aku akan menempatkan itu pada sang pemenang” – tampilan kemuliaan Allah dalam jemaat dalam kondisi-Nya yang dimuliakan; menempatkan itu pada kita – ada sesuatu di dalam itu yang harus dipikirkan, “Dan Nama baru-Ku.” Itu adalah kondisi-Nya yang pribadi dan dimuliakan sebagai Manusia yang berada di sebelah kanan Allah; tidak sekedar gelar duniawi-Nya sebagaimana yang diketahui oleh manusia di bumi ini, tetapi nama yang Ia sandang sebagai Manusia yang dimuliakan di sebelah kanan Allah, Nama baru dalam kebajikan semua yang Ia telah capai oleh salib-Nya. Filipi 2:9. “Itulah sebabnya (karena Ia telah taat sampai mati) Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama … .” Apakah kita pergi terlalu jauh? “Padanya akan Kutuliskan Nama baru-Ku.” Apakah kita datang ke dalam ekspresi akan siapa Kristus itu sebagai Manusia yang dimuliakan di takhta Allah? Ada sesuatu di sini di dalam masalah sang pemenang, “akan Kududuk-kan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Ada sesuatu dalam hubungan rohani yang datang ke dalam siapa Kristus itu dalam kemuliaan. “Nama baru-Ku sendiri.” Apakah itu hadiahnya? Jika itu adalah semuanya, itu adalah sesuatu yang tidak boleh hilang, tidak boleh diizinkan untuk diambil dari kita, “supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”

Sekarang kita harus melanjutkan dari sana ke Laodikia. Ini hanyalah tahap terakhir dari akhir zaman, akhir dari akhir, dan di Laodikia saudara hampir memiliki suam-suam kuku yang universal, biasa-biasa saja; tidak satu atau yang lain, tidak dingin atau panas. Bisakah kita menguji zaman dengan itu? Apakah itu benar? Betapa jauh mencapai-nya kondisi itu saat ini. Betapa luasnya kondisi itu yang tidak sama sekali di luar kepentingan Tuhan, tapi tidak benar-benar di dalamnya; tidak sungguh-sungguh keluar dan keluar dan seperti yang kita katakan, “merah panas” dan berjalan seluruhnya dengan Allah; saudara tidak menemukan banyak yang seperti itu pada hari ini. Ada kondisi yang disebut “Kekristenan Duniawi” dan banyak lagi.

Kami mengenali kesuaman universal di seluruh dunia ini di antara orang-orang Kristen dan kondisi hal-hal seperti ini yang disebut melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, dan buta sehingga kemelaratan, kemalangan, kemiskinan, dan ketelanjangan tidak dikenali, tapi di sisi lain ada keyakinan bahwa mereka tahu segala sesuatu dan mereka cukup baik-baik saja. Dan Tuhan memandang pada apa yang berpikir bahwa ia cukup penuh dan kaya, dan memiliki segalanya dan melihat, dari sudut pandang apa yang benar-benar rohani; sebagai keadaan yang malang. Dan ada kebutaan terhadap apa yang benar-benar dapat menjadi, dan ada ketelanjangan, dan jika saudara ingin tahu persis apa semua itu berarti, lihatlah pada isi-nya. “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya.” Apa kekayaan yang Tuhan inginkan? Emas yang telah dimurnikan dalam api. Emas murni, seluruhnya emas: apa yang sepenuhnya dari Allah dalam umat-Nya. Itulah kekayaan umat Tuhan – apa yang sepenuhnya dari-Nya, dan tidak ada sampah, tidak ada campuran – apa yang adalah Tuhan sendiri dalam umat-Nya. Itulah kekayaan. “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, … dan lagi minyak untuk melumas mata-mu, supaya engkau dapat melihat.”

Apa ini yang Tuhan cari dan inginkan dari umat-Nya? Penglihatan rohani dan wahyu rohani. Betapa sedikitnya umat Tuhan yang telah mendapatkan wahyu rohani asli – ada setiap jumlah ajaran yang benar, pengetahuan tentang Kitab Suci, tapi apa nilai dari semua itu? Apa nilai yang bekerja dari semua itu? Apa nilai dari semua itu ketika saudara datang berhadapan dengan kekuatan neraka dan saudara bertemu dengan Iblis? Berapa banyak dari ajaran-ajaran itu yang berdiri sehingga membelah jalan untuk melalui?

Kebenaran hanyalah bernilai saat kebenaran membawa kuasa Allah untuk menanggung atas situasi-situasi rohani. Kita bisa menggunakan ungkapan, kita dapat mengambil formula kita dari firman Allah dan mencoba dan melemparkan mereka di kepala musuh, tapi tidak ada bedanya. Hanya apa yang telah datang kepada kita melalui wahyu dari Roh Kudus yang dapat dianggap sebagai kuasa rohani. Ketika saudara telah sampai di sana, saudara berada dalam posisi yang kuat. Mata saudara terbuka. Iblis kehilangan kekuasaannya atas kehidupan siapa pun secara proporsional dengan ukuran wahyu rohani yang mereka miliki. Tuhan berkata kepada Saulus dari Tarsus dalam jam-jam pertobatanya, “Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang.” Pembukaan mata memiliki masalah itu: bahwa Iblis kehilangan kuasanya. Sekarang kita dapat menguji pengetahuan kita dengan itu.

Ini bukanlah kebenaran yang ditangkap secara mental yang membebaskan kita; ini adalah kebenaran yang diungkapkan dan ditangkap secara rohani yang merupakan kuasa. Kami temukan – saya berduka untuk mengatakan ini – mereka yang memiliki pemahaman ajaran yang indah, yang memiliki sejumlah besar pengetahuan rohani, tetapi untuk kerjasama yang nyata dalam doa, dalam persekutuan, dalam roh dengan umat Tuhan dan dengan Tuhan sendiri terhadap kondisi-kondisi rohani ini, dan datang masuk dan mendaftarkan sesuatu, ada begitu sedikit yang demikian. Saudara dapat pergi ke sebuah pertemuan dan saudara memiliki pengetahuan yang indah dari Alkitab dan saudara mungkin berada di sana dan mendengarkan pesan dan saudara tetap terlepas dan terisolasi dalam suatu pertemuan, sedangkan jika pengetahuan saudara telah datang kepada saudara melalui wahyu, jika saudara sedang berdiri dalam penangkapan rohani yang sejati, saudara akan menjadi sebuah faktor dalam perkumpulan itu untuk bekerja sama dengan apa yang sedang terjadi untuk akhir Tuhan; datang masuk dalam kuasa rohani untuk bekerja menuju akhir Allah pada waktu itu dan di tempat itu. Itu harus begitu. “Lumaskan matamu supaya engkau dapat melihat …” – persepsi rohani.

“Juga pakaian putih.” Kita mungkin memiliki jubah yang paling cantik, rumit dan gerejawi yang segalanya berbicara tentang agama formal, dan Tuhan mungkin melihat kita dan berkata, “Makhluk telanjang yang miskin; mereka tidak memiliki sepotong kain untuk berdiri di dalamnya.” Apa yang Tuhan cari bukanlah jubah gerejawi kita atau pakaian-pakaian keagamaan kita, Ia mencari pakaian putih itu – kebenaran yang diwujudkan dan diberikan – bahwa kita berdiri berpakaian dalam apa Kristus itu bagi kita dan kita tidak muncul di hadapan Allah telanjang. Dan untuk muncul di hadapan Allah dalam pakaian agama apa pun selain apa Tuhan Yesus bagi kita, adalah untuk tampil telanjang, dan kata-kata Tuhan adalah, “agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan.” Ada rasa malu dari ketelanjangan. Tidak berpakaian dengan yang lain, melainkan berpakaian dengan kebenaran Kristus dan kita tidak ingin malu pada saat kedatangan-Nya.

Ada ganjaran orang-orang percaya sejati untuk menyingkirkan hal-hal ini, “Mereka yang Ku-kasihi Aku hajar,” sehingga kondisi hal-hal ini harus dibawa masuk: emas yang dimurnikan, pakaian putih, mata yang terbuka. Dan kita sungguh-sungguh hanya datang melihat hal-hal sebagaimana Tuhan Yesus menghajar kita. Semua yang kita lihat dan semua yang kita ketahui memiliki sangat sedikit nilai kecuali ini adalah pengetahuan dari dihajar, kecuali kita telah melalui penggilingan, kecuali itu telah berdiri tetap teguh dalam api, dan kemudian kita tahu, kita telah datang ke suatu tempat. Dan jadi Tuhan menghajar mereka yang Ia kasihi untuk membawa mereka ke tempat yang sebenarnya, keluar dari kondisi hal-hal Laodikia yang palsu ini. Satu hal yang ada dalam pandangan: “Kududuk-kan bersama-sama dengan Aku di takhta-Ku.”

Sekarang, apakah kondisi ini terwujudkan hari ini? Itulah intinya. Apakah ini keadaan hal-hal di satu sisi, dan di sisi lain apakah ini adalah apa yang Tuhan kehendak-kan untuk lakukan? Apakah Tuhan sedang menghajar umat-Nya sendiri pada hari ini? Saudara dapat menjawabnya di dalam hati saudara sendiri. Apakah Tuhan mengambil sebuah garis dengan umat-Nya sendiri perhatian khusus mengenai keadaan rohani mereka? Saudara boleh menilai apakah saya benar atau salah, tapi saya punya perasaan yang sangat kuat bahwa Tuhan pada saat ini jauh lebih peduli dengan keadaan rohani umat-Nya dari pada jumlah pekerjaan yang mereka lakukan. Kita mungkin dapat menempatkan penekanan akan kepentingan kesibukan untuk Tuhan, dan Tuhan tampaknya bagi saya lebih sangat kurang peduli tentang itu daripada dengan keadaan rohani umat-Nya sendiri, sedemikian rupanya sehingga Ia cukup siap untuk menderita kehilangan banyak aktivitas dalam memanggil anak-anak-Nya keluar dari begitu banyak usaha demi untuk berurusan dengan mereka dalam hajaran, demi mengamankan suatu kondisi yang lebih sepenuhnya sesuai dengan pikiran-Nya sendiri. Dan jalan itu tampaknya lebih semakin dikejar oleh Tuhan sekarang lebih dari sebelumnya.

Jika apa yang telah kami katakan adalah benar, maka ini adalah hal yang harus kita harapkan di akhir; bahwa dalam era Laodikia Tuhan akan mengambil umat-Nya sendiri ke dalam tangan-Nya untuk membebaskan mereka dari kondisi Laodikia untuk mendapatkan apa yang layak untuk takhta-Nya. Apa yang sedang Tuhan lakukan dengan kita? Mengapa Tuhan berurusan dengan kita seperti ini? Itulah sering kali yang menjadi tangisan kita: mengapa? Jawabannya adalah: untuk mendapatkan kita sampai ke takhta, untuk menjadi pemenang. Dan Ia tahu dan kita tahu betul bahwa ada banyak kesempatan untuk menjadi pemenang pada hari ini. Begitu banyaknya sehingga, bahwa kita kadang-kadang bertanya-tanya jika pernah kita akan menang. Tuhan berurusan dengan kita dengan itu dalam pandangan dan kami berdoa untuk kasih karunia untuk tabah dan untuk setia untuk bertahan, untuk tekun men-taati firman-Nya. Ia akan membawa kita melalui, Ia akan membawa kita ke sana, dan kita akan menemukan tempat kita di takhta dan kita akan berada dalam pengangkatan.

Sekarang, saya telah mengatakan ini dan membawanya sejauh ini. Jika Tuhan datang pada malam ini, hal ini akan diselesaikan. Apakah saudara berkata dalam hati saudara, “Meskipun demikian, datanglah Tuhan Yesus?”

Semoga Tuhan menjadi saksi firman-Nya di dalam hati kita dan membawa kita ke tempat di mana kita melihat berapa banyak yang dipertaruhkan dan meminta bahwa di dalam kita Ia akan melakukan sesuai dengan apa yang berkenan bagi-Nya.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.