Austin-Sparks.net

Dipenuhi Sampai Sesuai Dengan Kepenuhan Allah

oleh T. Austin-Sparks

Bab 4 – Delapan Tahap dalam Kemajuan Menuju Akhir Allah

Bacaan: Yohanes 3:9-18; 4:10, 13-15, 23-24; Bilangan 21-26.

Hal yang harus kita bawa ke dalam pandangan kita saat kita datang pada kata ini, adalah gerakan umat Tuhan menuju tujuan Tuhan. Tujuan Allah bagi diri-Nya adalah memperoleh Kristus. Untuk mengatakannya dalam kata-kata rasul Paulus, kata-kata yang dalam kelengkapannya memiliki aplikasi yang sangat tepat dan sesuai untuk keseluruhan masalah ini dalam pasal-pasal kitab Bilangan ini, “Aku melupakan apa yang telah dibelakangku … dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”; “Aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan”; “Malahan segala sesuatu kuanggap sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri …”. Gambarannya adalah tentang seorang laki-laki yang hanya menanggalkan dan meninggalkan segala sesuatu, yang dengan cara apa pun, akan menghalangi, menahan, menangkap, menghambat atau mencegah dengan cara ini, yang pada apa hatinya telah ditetapkan; dengan matanya ditujukan pada tujuan, dan tujuan itu diungkapkan dalam kata-kata: “supaya aku memperoleh Kristus …”. Itu adalah kepenuhan Kristus, tujuan Allah bagi umat-Nya.

Itulah apa yang ada dalam pandangan kita saat kita datang pada Bilangan 21 sampai 26 dan mencatat sebuah gerakan progresif dalam kaitannya dengan akhir Allah. Dalam pasal 21, kita memiliki apa yang rasul Paulus sebut sebagai mencobai atau menguji Allah. Ia mengatakannya seperti ini dalam 1 Korintus 10:9: “Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.” Pasal kedua-puluh-satu kitab Bilangan ini, membawa masuk ular berbisa itu: “Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.” Paulus berkata bahwa itu adalah karena mereka menguji atau mencobai Tuhan? Dengan cara apa mereka mencobai Tuhan? Kata-katanya adalah ini: “Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?” (ayat 5). Rencana Allah lain dari itu. Allah tidak pernah membawa mereka keluar dari Mesir untuk mati di padang gurun. Penebusan Allah adalah untuk hidup dan bukan untuk kematian; untuk keselamatan dan bukan untuk kutukan. Dan jadi mereka menafsirkan aktivitas penebusan Allah itu sendiri sebagai yang mewakili justru yang kebalikan dari rencana Allah dan niat Allah. Mereka mengaitkan dengan Allah, dalam belas kasihan-Nya itu sendiri, kejahatan dan bukan kebaikan. Mereka membalik-kan keselamatan dalam bentuk tuduhan terhadap Allah, sampai mengakibatkan kerugian mereka sendiri.

Itu adalah hal yang sangat serius. Itu adalah apa yang rasul, menulis kepada orang Ibrani, sebut sebagai: “yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya”. Itu adalah hal yang paling serius yang dapat dilakukan, “Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak” (ayat 5). Berkata demikian tentang manna Allah, membenci manna itu. Dan melihat bahwa pikiran Allah selalu merupakan pemikiran rohani, dan di dalam pikiran Allah, dalam memberikan manna itu, selalu ada bayangan dari sesuatu yang lain – Tuhan Yesus, sebagai Roti Kehidupan – ini adalah dalam roh penghinaan terhadap pemberian Tuhan Yesus sebagai hidup Allah sendiri bagi umat-Nya, dan berkata: “Roti yang busuk” (RV margin).

Saudara berkata: Apakah ada orang yang akan melakukan itu? Ya! Jika saudara melihat lebih jauh, saudara akan melihat bahwa itu adalah bangsa campuran yang bersalah atas hal ini, dan ungkapan itu: “bangsa campuran” memberi saudara kunci untuk keseluruhan situasinya. Ini berarti bangsa yang tidak sepenuhnya untuk Tuhan, yang memiliki motif dan kepentingan campuran dan yang hatinya terbagi dan sebagian besarnya selalu berada di Mesir. Mereka tidak pernah benar-benar datang keluar demi Tuhan. Dan jika ada keadaan seperti itu, kita akan selalu membuat perbandingan dan mengatakan bahwa orang-orang di dunia memiliki waktu yang lebih baik dari pada kita; mereka yang tidak menganut agama Kristen memiliki waktu yang jauh lebih baik dari pada mereka yang beragama Kristen. Itu sepenuhnya tergantung pada apakah hati saudara sepenuhnya keluar untuk Tuhan atau apakah itu adalah hati yang terbagi. Mereka yang sepenuhnya keluar untuk Tuhan menemukan Dia sepenuhnya benar dan mengetahui apa sukacita dan kepuasan-Nya itu. Jika hati terbagi, akan ada penangkapan yang sangat tidak sempurna tentang apa yang Tuhan bisa menjadi.

Jadi bangsa campuran mencobai Tuhan dengan cara ini dan Tuhan, tentu saja, tidak akan pernah bisa membawa bangsa seperti itu kepada tujuan-Nya. Sesuatu harus terjadi di dalam bangsa seperti itu sebelum mereka dapat sampai pada akhir Allah: kepenuhan Kristus. Hanya ada satu hal yang bisa terjadi pada bangsa seperti itu; ini adalah bahwa mereka harus mati. Allah mengirim ular-ular tedung di antara mereka yang memagut mereka dan banyak dari orang Israel yang mati. Kemudian seruan penyesalan naik, benar-benar sebuah pengakuan dosa, dan permohonan kepada Musa untuk mendoakan mereka; dan Tuhan memerintahkan agar Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang, sehingga semua orang yang dipagut ular, memandang kepada ular tembaga itu, akan dibebaskan dari penghakiman ini dan dari kematian ini.

Hal itu dijelaskan untuk kita di Yohanes, pasal 3. Tuhan Yesus berkata bahwa Ia sedang berbicara tentang hal-hal sorgawi dan Ia memberikan penafsiran sorgawi kepada ular yang ditinggikan di padang gurun. Ia berkata: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan.” Tuhan yang sorgawi akan menjelaskan dengan cara yang sorgawi arti dari ular itu. Seseorang telah datang dari sorga, untuk menggantikan orang-orang yang dilanda dosa, bangsa yang dipagut ular, dan menjadi kutukan bagi mereka. Dan tidak ada yang lebih jelas melambangkan kutukan itu dari pada ular. Sama seperti duri adalah simbol kutukan, dan duri-duri itu diletakkan di atas kepala-Nya, jadi Kristus telah dijadikan kutuk bagi kita. Dan iman menatap pada pengganti yang menanggung akibat dosa kita, dan menjadi kutukan bagi kita, adalah jalan pembebasan dan keselamatan kita. Itu adalah jalan-nya, dan satu-satunya jalan, dengan mana kita bisa sampai pada akhir Allah, kepenuhan Kristus – bahwa kita telah menyadari bahwa kita berada di bawah kutukan dan bahwa memang benar bahwa gigitan ular itu telah meninggalkan racun dosa dan kematian dalam kodrat kita sendiri. Dari kelahiran, itu ada di sana, dan namun Allah telah memanggil kita kepada kemuliaan kekal-Nya.

Bagaimana kemanusiaan yang memiliki dosa yang berdiam di dalamnya dan yang terinfeksi Iblis datang kepada kemuliaan Allah yang kekal? Hanya saat ia mati; dan ia mati di dalam Pengganti-nya, di dalam Perwakilan-nya: Tuhan Yesus. Kebutuhan pertama untuk memperoleh Kristus adalah bahwa kita mengenali kematian kita di dalam Tuhan Yesus, kematian-Nya sebagai milik kita; dihakimi, dikutuk, namun diselamatkan melalui kematian-Nya. Itu semua adalah kebenaran Injil yang paling sederhana, tapi kita tidak menganggap remeh apa pun, dan selalu ada mereka yang tidak jelas mengenai hal-hal yang paling sederhana dari Injil ini. Kita akan membuat ketentuan untuk siapa pun yang mungkin tidak melihat bahwa itu adalah langkah pertama; hal mendasar, hal awal. Jika kita datang kepada akhir Allah dari kepenuhan Kristus, kita harus menyadari keseluruhan kondisi kita secara alami: dikutuk, hancur, musnah. Tuhan Yesus telah mengambil tempat itu untuk membebaskan kita dari penghakiman. Rencana Allah tidak pernah adalah kehancuran kita dan kehendak Allah tidak pernah adalah penghakiman kita; rencana Allah selalu adalah keselamatan kita, kemuliaan kita. Ini adalah ketidakpercayaan yang telah melibatkan kita di sisi lain.

Di situlah kita mulai dalam Bilangan 21. Hidup dari kematian; keselamatan dari kutukan; pembebasan dari penghakiman melalui kematian seorang Pengganti – dan sungguh seorang Pengganti! Ia yang keluar dari sorga!

Ketika hal itu telah terjadi, hal berikutnya menjadi mungkin sebagai hal berikutnya dalam perjalanan menuju akhir Allah. Itu datang masuk dalam pasal yang sama dalam ayat 16-18. Setelah diselamatkan dari kematian, melalui iman dalam pekerjaan Tuhan Yesus di salib-Nya, kita sampai di tempat mata air yang memancar di dalam diri. Yohanes 3 melalui ke Yohanes 4: “… air yang Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar …”. Bilangan 21:17 adalah: “Berbual-buallah, hai sumur …”. Roh Kudus, yang dihasilkan dari kematian Tuhan Yesus, menjadi kehidupan batin umat Allah. Tidak ada yang mungkin sampai hal itu terjadi. Segala sesuatu mungkin ketika hal itu terjadi. Roh Kudus yang berdiam di dalam adalah jaminan iman akan pencapaian akhir Allah. Apa yang harus saudara lakukan hanyalah beristirahatkan iman saudara pada Allah, dan membiarkan Roh Kudus untuk memiliki jalan-Nya di dalam hidup saudara, saudara akan sampai pada akhir penuh Allah setelah saudara berada di sisi kematian dan salib ini. Roh Kudus melakukan pekerjaan ini di dalam diri orang percaya segera pekerjaan Tuhan Yesus itu di salib-Nya telah diterima.

Itu, sekali lagi, sangatlah sederhana, tapi ini adalah mendasar, dan bagi kita semua, ini adalah penghiburan yang luar biasa. Saudara mungkin berada sangat di depan saya secara rohani, tapi saya mengaku kepada saudara bahwa hati saya sendiri melompat pada pemikiran itu bahwa masalah ini ada di dalam tangan Roh Kudus dan akan dibawa sampai kesempurnaan selama saya bergerak dalam ketaatan iman, selaras dengan Roh Kudus. Pencapaian akhir Allah hanyalah itu; jawaban iman kepada pekerjaan batiniah Roh Kudus; kerja sama iman dengan Dia.

Dari mata air yang memancar, kita melewati sampai pada Bilangan 23. Ketika kita telah dibawa dari kematian ke kehidupan, dan telah menjadi penerima Roh Kudus yang berdiam di dalam diri (yang adalah Mata Air yang Memancar) maka hal berikutnya adalah bahwa umat pilihan Tuhan dibawa keluar ke dalam terang. Atau, dengan kata lain, maka akan menjadi nyata siapa umat Tuhan itu. Siapakah umat Tuhan itu? Apa yang terpilih itu? Mereka adalah orang-orang yang telah datang dari maut ke dalam kehidupan, dan didiami oleh Roh Kudus; dan hal itu saudara temukan saat saudara datang ke pasal 23.

Pasal ini adalah awal dari pekerjaan Bileam. Bileam dipekerjakan oleh Balak untuk mengutuk Israel. Kita tahu ceritanya; bagaimana ia pergi keluar untuk mendapatkan keuntungan untuk mengutuk Israel. Malaikat Tuhan berdiri di jalan sebagai lawannya; keledai itu melihat Malaikat Tuhan berdiri di jalan, dan menunjukkan bahwa ia memiliki lebih banyak kecerdasan daripada tuannya. Ini adalah indikasi sebagaimana seluruhnya buta secara rohani, orang-orang bisa menjadi ketika mereka memiliki akhir kedagingan di dalam pandangan; bahkan seekor binatang pun bisa menjadi lebih mulia dalam naluri daripada seorang laki-laki yang sedang keluar mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan umat Allah. Tapi itu adalah sesuatu di samping.

Bileam datang dengan maksud untuk mengutuk, dan Tuhan menangkapnya dan meletakkan kekang pada rahang Bileam, menempatkannya dalam kendali, dan mengatakan kepadanya bahwa ia dapat pergi, tetapi ia hanya akan mengatakan perkataan yang Allah taruh ke dalam mulut Bileam. Ia menjadi, secara sukarela atau tidak, tahanan Tuhan. Pertama kali Bileam membuka mulutnya, ia membawa keluar sesuatu yang sangat diberkati sebagai gerakan segar dalam sejarah rohani umat Allah ini. Apakah saudara memperhatikan apa yang ia katakan dalam ayat 7-9? Tuhan telah membawa keluar secara jelas bahwa bangsa ini adalah umat pilihan-Nya; Ia telah mewujudkannya bahwa ini adalah umat khas-Nya. “Suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir”, (ayat 9). Super-nasional, di luar dunia, pilihan Allah! Bagaimana dirupakan? Sebab mereka dibawa dari kematian ke kehidupan dan didiami oleh Roh Kudus. Bileam awalnya tidak berpikir untuk mengatakan hal seperti itu. Tapi itu adalah hal pertama yang harus ia katakan, dan, sebagai hal pertama, hal itu membawa kepentingannya sendiri, bahwa ia menempatkan pagar di sekitar bangsa ini, pada dasarnya, dan berkata: Mereka adalah umat Allah dengan cara yang khas dan khusus, dan siapa yang bisa menyentuh mereka? Ini adalah pikiran yang besar, untuk menjadi bangsa itu. Allah, untuk bangsa itu, mengubah setiap kutukan menjadi berkat. Allah secara berdaulat mengatur sehingga setiap desain melawan mereka diputar-balik-kan untuk kebaikan mereka. Mereka adalah bangsa yang khususnya terpisahkan, dipelihara, diawasi: “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.”

Itu, sekali lagi, dalam perjalanan menuju akhir Allah dan kita harus mengenalinya. Untuk datang ke dalam kepenuhan Kristus, kita harus menyadari bahwa kita adalah umat Allah – seluruhnya terpisah kepada-Nya, harta-Nya yang unik, dan bahwa kita sama sekali tidak diperhitungkan di antara bangsa-bangsa dan tidak boleh memperhitungkan diri kita sebagai dalam hubungan apa pun dengan dunia.

Hal lain yang keluar bahkan lebih megah dari itu. Ini ada dalam pasal 23 ayat 21. Apa maksudnya? Itu hanyalah sebuah deklarasi tentang laki-laki dan perempuan-perempuan yang miskin, lemah, penuh dosa, tidak sempurna dan tidak dapat dipercaya (sejauh mana diri mereka sendiri bersangkutan). Ini adalah sebuah deklarasi tentang apa mereka itu sebagaimana yang dilihat oleh mata Allah saat mereka berada di dalam Kristus. Seandainya Tuhan datang kepada saudara dan berkata: Aku tidak melihat kejahatan di dalam dirimu; Aku tidak melihat kesesatan di dalam dirimu. Saudara akan berkata: Baiklah, Tuhan, engkau melihat sangat berbeda dari apa yang aku lihat dalam diri-ku. Kita tahu kesesatan dan kesalahan hati kita sendiri, dan untuk Tuhan berkata: “Aku tidak melihat satu pun daripadanya, dan Aku tidak melihat satu pun daripadanya”, membuat kita bertanya-tanya apakah kita benar atau salah dalam masalah ini. Tuhan akan duduk di sisi kita dan memberi tahu kita apa artinya untuk berada di dalam Kristus, dan akan berkata: “Aku tidak lagi memandang pada mereka yang telah diselamatkan seperti apa adanya mereka dalam diri mereka sendiri, tetapi sebagai apa mereka di dalam Anak-Ku. Aku melihat pada-Nya: Ia menyediakan semua yang kekurangan di dalam diri mereka; Ia menutupi semua yang ada di dalam mereka yang tidak dapat Aku lihat.” “Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel.” Semuanya ada di sana, tapi untuk berada di dalam Kristus membawa kita ke tempat di mana Allah telah menemukan semua yang Ia butuhkan untuk kepuasan bagi kita di dalam Anak-Nya. Itu, sekali lagi, di sepanjang jalan.

Kita tidak akan pernah sampai pada kepenuhan Allah sampai kita telah datang ke apresiasi akan apa Kristus itu bagi kita di hadapan Allah. Jika kita selamanya, bahkan sebagai anak-anak Tuhan, akan berputar mengelilingi diri kita sendiri dan sibuk dengan ketidaksempurnaan kita sendiri dan terambil dengan analisis introspektif tentang kita sebagai makhluk yang salah, bukannya menjaga mata kita tetap pada Yesus dan bersyukur kepada Allah untuk apa Dia itu bagi kita; kita tidak akan pernah membuat kemajuan. Ada begitu banyak yang kita kenal, yang tidak bergerak sedikit pun secara rohani, dan ketika saudara datang untuk berbicara kepada mereka, mereka tidak punya banyak hal untuk dibicarakan kecuali diri mereka sendiri yang sengsara. Ini adalah satu serentetan terus-menerus akan “aku” yang sengsara, dan mereka tidak bersukacita di dalam Tuhan. Kita harus belajar bagaimana untuk tidak memaafkan atau menganggap remeh kegagalan, namun, di sisi lain, ketika merasa sedih atas kegagalan dan mengakuinya kepada Tuhan, kita berpegang pada posisi bahwa jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan dan bahwa Tuhan Yesus diperhitungkan kepada kita untuk kebenaran – kita bersukacita dalam hal itu. Itu adalah faktor penting dalam kemajuan rohani, dalam mencapai akhir Allah; bersukacita, bukan karena apa yang kita bukan dalam diri kita sendiri, melainkan apa kita itu di dalam Kristus seperti di mata Allah.

Setelah sampai sejauh ini, kita datang pada pasal 25. Suasananya berubah di sini, dan ini adalah pasal yang mengerikan. Mereka yang tidak bisa dikutuk oleh Iblis, ia tipu. Untuk menggagalkan realisasi tujuan Allah bagi umat-Nya, orang-orang berdosa di tempatkan di jalan dan orang-orang berdosa ini berada dalam hubungan dan asosiasi dengan hal-hal yang tidak kudus. Kemajuan rohani selalu ditangkap oleh sebuah asosiasi, kontak, hubungan dengan hal yang tidak kudus. Rasul, menulis surat kepada jemaat di Korintus yang telah ditangkap dalam pertumbuhan rohani mereka, berkata: “Jangalah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya … sebab bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial?” Ini adalah hubungan yang tidak kudus itu yang menangkap jemaat di Korintus dan pertumbuhan rohani mereka. Dan anak-anak perempuan Moab ini mewakili hal-hal yang tidak kudus yang dengan apa Israel berasosiasi; dan semua dengan tujuan untuk menangkap kemajuan mereka.

Kita harus selalu sangat waspada dan sangat berhati-hati dengan kaitan dengan hal yang tidak kudus, sebab itu adalah salah satu hal yang selalu dilakukan oleh musuh. Ini adalah orang-orang rohani yang ia jangkau untuk dijerat dengan cara ini, dan ini adalah hal yang luar biasa bahwa seringkali orang-orang yang rohani tersandung dengan cara ini. Ketika saudara masuk ke dalam hubungan seperti ini dengan Tuhan, saudara juga datang berhubungan dengan hal-hal rohani lainnya dan mereka keluar untuk menyandung, menjerat, untuk mendapatkan kontak dengan sesuatu yang tidak kudus demi bisa memotong masuk dan menghancurkan kemajuan rohani. Jadi anak-anak perempuan Moab adalah dalih yang digunakan musuh saat kutukan terbuka tidak mungkin dilakukan. Jika musuh tidak bisa bekerja secara terbuka untuk segera membawa kita ke bawah penghakiman, ia bekerja secara diam-diam untuk mendapatkan semacam hubungan dengan hal-hal yang tidak kudus.

Marilah kita ingat bahwa ini ada di jalan menuju akhir Allah. Ini adalah hal-hal yang kita temui di jalan, dan ini adalah anak-anak Allah yang sejati yang memenuhi hal-hal ini. Jalan menuju tujuan tertinggi Tuhan adalah jalan yang paling diliputi oleh bahaya dan ini adalah jalan di mana paling banyak perhatian dibutuhkan. Ketika saudara sampai pada posisi Efesus (pasal 6) tentang konflik di sorga, kata terakhirnya adalah: “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya …”

Dari ini ada keluar sesuatu yang sangat bagus. Dalam pasal dua puluh lima dari kitab Bilangan ini, ayat 11-13, ada apa yang berbicara tentang berkat yang sangat spesial bagi mereka yang tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang tidak kudus. Tuhan menjamin janji-janji yang sangat spesial dan berkah-berkah yang sangat istimewa bagi mereka; bagi mereka yang, seperti Pinehas, tidak akan berkompromi dengan hal-hal yang tidak kudus. Pinehas, seperti yang saudara perhatikan, melihat hubungan dengan perempuan Midian yang sedang berlangsung itu, dalam tindakannya itu sendiri, dan ia mengambil sebuah tombak dan menikam mereka berdua dan membunuh mereka dan sehingga ia mencegah Allah dari murka-Nya sebab hal itu sedang masuk ke hadirat rumah Allah. Murka Allah berhenti, dan Pinehas menyurutkan penghakiman. Itu adalah sikap tanpa kompromi terhadap sesuatu yang tidak kudus, dan kepada semua yang demikian, Tuhan memberikan janji-janji berkah yang sangat spesial. Ada berkat yang besar bagi mereka yang akan tetap benar-benar bersih dan jelas bagi Allah. Allah bersama mereka dengan cara yang sangat spesial.

Dalam pasal 26, saudara memiliki jumlah bangsa dihitung. Ketika saudara sampai pada akhir pasal itu, saudara perhatikan: “Itulah orang-orang yang dicatat oleh Musa dan imam Eleazar … Di antara mereka tidak ada terdapat seorang pun yang dicatat Musa dan imam Harun, ketika keduanya mencatat orang Israel di padang gurun Sinai sebab Tuhan telah berfirman tentang mereka: “Pastilah mereka mati di padang gurun …”. Ini adalah hitungan baru dengan maksud untuk warisan (jika saudara pergi melalui pasal 26, saudara akan melihat bahwa ini adalah warisan yang ada dalam pandangan). Seperti ayat-ayat terakhir menunjukkan, ini adalah perhitungan bangsa yang segar. Ini bukanlah bangsa Israel yang asli, yang keluar dari Mesir. Ini adalah generasi baru yang datang masuk ke dalam harta milik mereka dan masuk ke dalam warisan. Ini adalah perkumpulan itu yang telah datang dengan cara yang telah kita tunjukkan: dari kematian ke dalam kehidupan, yang didiami oleh Roh – bangsa khas Allah sendiri, terpisah dari dunia, mengatasi jerat keterperangkapan dan keterlibatan dalam hubungan jahat. Itu adalah bangsa yang sekarang ditandai dan dihitung dan dinamai untuk warisan.

Namun kata terakhir kita menunjukkan bahwa ada hubungan antara yang dahulu dan yang terakhir. Apakah saudara memperhatikan apa yang ayat terakhir dari pasal 26 katakan? Kaleb dan Yosua adalah penghubung antara bangsa yang pertama dan bangsa yang kedua, generasi yang pertama dan generasi yang kedua. Aplikasi rohaninya menuntut penjelasan.

Bagaimana fakta bahwa satu generasi mati di padang gurun dan tidak masuk ke dalam warisan, dan generasi yang lain bangkit dan masuk ke dalamnya, berlaku untuk kita? Ada perasaan di mana generasi yang pertama datang masuk dengan generasi yang kedua. Itu adalah jenis generasi yang ada pada awalnya yang mati. Mari kita menempatkannya begini: Jika kita berada di dalam Kristus, ada manusia lama dan manusia baru di dalam kita, ciptaan lama dan ciptaan baru. Ciptaan lama ini telah dibawa keluar dari Mesir, tidak ada bagian dari kita yang ada di Mesir, di dunia, tapi kita telah menerima sikap Allah terhadap ciptaan lama, bahwa itu telah dikesampingkan. Namun, dalam satu arti, kita akan mengambil ciptaan lama ini melalui. Tubuh kita ini adalah tubuh ciptaan lama, dan tubuh ini harus melalui. Tapi apa yang jahat di dalamnya, harus ditinggalkan, untuk binasa. Apa hubungannya? Ini adalah apa yang diwakili oleh Kaleb dan Yosua. Apa yang mereka wakili dalam hubungan ini? Mereka berbicara tentang prinsip iman. Kaleb datang kepada Yosua ketika mereka berada di negeri, dan berkata: Tuhan – dulu sekali, empat puluh lima tahun yang lalu – menjanjikan negeri ini kepada-ku; seluruh bangsa telah mati, dan aku telah bertahan; berilah kepadaku apa yang dijanjikan Tuhan kepadaku. Apa itu selain iman? Iman, empat puluh lima tahun usianya, berpegang, ketika semuanya berjalan menuju kematian di sekeliling. Semuanya binasa, dan namun iman berkata: Aku tidak melepaskan apa yang telah dijanjikan Allah, dan aku berdiri di atas janji-janji Allah.

Jadi Kaleb dan Yosua adalah penghubung antara generasi lama dan baru. Ini adalah prinsip iman yang membawa tepat melalui sampai akhir Allah. Apa yang tidak berasal dari Allah hilang, tapi semua yang bisa terjadi untuk Allah dibawa melalui oleh iman. Apa yang saudara katakan bahkan tentang tubuh yang fana saudara? Nah, iman mengatakan: Yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati, dan yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa; tubuh ini akan diubah dan dijadikan seperti Tubuh-Nya yang mulia. Aku akan membawa sebuah tubuh melalui sampai ke kemuliaan; aku tidak akan menjadi roh tanpa tubuh, yang mengambang di angkasa. Iman membawa melalui semua ciptaan yang dapat dimurnikan oleh Darah Tuhan Yesus kepada warisan.

Kita hanya mengatakan itu untuk menunjukkan apa yang kita maksudkan oleh Kaleb dan Yosua sebagai penghubung antara generasi pertama dan generasi kedua, sebab ada yang adalah dari kita yang masih bersama kita, dan yang sedang diubah dan dibawa melalui, bagian dari ciptaan lama, tapi prinsip jahat yang lama – tubuh daging – ditinggalkan, diputuskan. Tidak ada dari semua itu yang akan lolos.

Kita menemukan di sana, delapan tahap yang disebutkan dalam lima pasal ini, poin-poin dalam kemajuan menuju akhir Allah:

• Kita mulai dengan kematian kita di dalam Kristus, yang dijadikan kutuk bagi kita.

• Kita datang untuk didiami oleh Roh Kudus.

• Kemudian, dengan demikian, kita dinyatakan sebagai umat Allah yang khas, dipisahkan pada diri-Nya sendiri

• Kemudian kita mengerti apa kita itu sebagai umat-Nya, seperti di hadapan mata-Nya – bukan di hadapan mata kita sendiri, tapi di hadapan mata-Nya – bagaimana Ia memandang kita.

• Kemudian kita sadar bahwa ada banyak tipu muslihat dan rancangan musuh untuk menurunkan kita dari posisi rohani itu dan melibatkan kita dalam sesuatu yang tidak kudus untuk menangkap kemajuan rohani kita; dan sepanjang waktu kita harus memisahkan diri kita dari hal-hal yang tidak kudus saat kita berjalan terus, dan menolak untuk bersekutu dengan mereka.

• Semakin kita berjalan terus di jalan itu, Allah menjaminkan bagi kita janji-janji yang sangat besar dan sangat berharga-Nya. Janji-janji ini adalah untuk yang sepenuhnya dikuduskan.

• Kemudian warisan datang ke dalam pandangan bagi mereka, dan kita dinamakan sebagai pewaris-Nya, ahli waris Allah, ahli waris bersama dengan Yesus Kristus, yang berhak menerima janji-janji Allah.

• Akhirnya, kita datang melalui sampai pada kepenuhan Kristus.

Ini selalu menarik untuk memperhatikan bahwa, manusia hebat seperti dia, Yosua tidak disebutkan dalam pasal 11 dari surat kepada orang Ibrani. Dengan semua pahlawan-pahlawan iman dalam Perjanjian Lama, Yosua ditinggalkan. Mungkin saudara berkata itu tidak adil bagi Yosua; ada laki-laki yang disebutkan yang jauh lebih kecil dalam perbandingannya daripada Yosua – Simson adalah seorang yang miskin, dan ia disebutkan. Mungkin dalam perbandingan Barak sangat tidak signifikan. Yang lainnya, yang pastinya tidak memenuhi standar Yosua disebutkan di sana, dan Yosua tidak disertakan. Dan saudara berkata: Jelas-jelas Roh Kudus melupakan sesuatu yang sangat penting! Mengapa Yosua tidak disebutkan? Hanya karena Yosua adalah jenis energi Roh Kudus, dan energi Roh Kudus ada di belakang semua orang-orang lainnya yang disebutkan sehingga Yosua ada di dalam setiap-tiap dari diri mereka masing-masing. Yosua, pada prinsipnya, berada di belakang Abraham, Ishak dan seluruh daftar itu. Ketika saudara berbicara tentang Roh Kudus, saudara tidak menempatkan Dia di antara para pahlawan iman; Ia bertanggung jawab atas semua iman itu. Jika Yosua adalah sejenis Roh Kudus dalam energi menuju warisan, ia tidak akan disebutkan secara khusus, sebab Ia menutupi keseluruhannya.

Semoga kita tidak kehilangan akhir Allah, tujuan Allah. Semoga kita terus menekan dan berjalan melalui dengan cara ini menuju semua yang telah Allah maksudkan bagi kita, dan bersukacita bahwa Ia telah memberi kita Roh-Nya untuk membawa kita melalui. Semoga kita menikmati lebih banyak kenyataan tentang: “Karena Allah-lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.