Austin-Sparks.net

Injil Menurut Paulus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 6 – Dalam Surat-Nya kepada Jemaat di Kolose

Saat kita sampai pada surat kepada Jemaat di Kolose ini, dengan maksud untuk meletakkan sebuah dasar, kita akan membaca beberapa ayat dari pasal pertama yang tak tertandingi ini.

“Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kolose 1:9-20).

Nah, itu membentuk fondasi yang cukup baik untuk berbicara tentang Injil – dan perhatikanlah bahwa itulah Injil. Semua itu adalah apa yang disebut Paulus sebagai ‘berita baik’. Ini adalah hal yang diberitakan Paulus – “Injil yang aku beritakan.” Di dalam surat ini, kata itu tidak muncul berkali-kali seperti di dalam surat-surat lainnya, tetapi dengan poin yang khas. Kata ini muncul dalam pasal pertama ini, ayat 5: “… oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil”; dan kemudian di ayat 23: “… Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar” – dan di sini adalah kata yang sama dalam bentuk kata kerja – “yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit” – “yang adalah ‘diinjilkan’, ‘dikabarkan baik’, di seluruh alam di bawah langit”.

Kabar Baik dalam Situasi Darurat

Sekarang, jika sesuatu akan menjadi berita baik, atau kabar baik, jika berita ini harus benar-benar memiliki keunggulan, harus ada situasi di mana berita itu akan membawa kelegaan, jaminan, kenyamanan atau kepuasan. Jika tidak masalah, maka itu bukanlah berita baik. Misalnya, seandainya seseorang, dengan siapa hidup dan hati saudara terikat erat, terbaring dalam penyakit yang sangat serius dan kritis, dan saudara memanggil bantuan medis. Saudara berada di bawah beban kecemasan yang besar: ke arah mana perginya hal ini sangat penting bagi saudara; dan saudara menunggu, untuk apa yang tampaknya jangka waktu yang lama, sampai dokter turun dan memberi saudara laporan. Ketika dokter turun dan berkata, ‘Tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir; semuanya akan baik-baik saja, mereka akan dapat melaluinya’, itu memang berita baik. Berita itu memiliki keunggulannya, sebab hati saudara terikat dengan masalah ini. Jika ada keputusan besar dalam neraca, yang akan mempengaruhi masa depan saudara, karir saudara, hidup saudara, dan sebuah komite sedang berunding tentang hal itu, dan saudara menunggu di luar dengan hati saudara, seperti yang dapat kita katakan, di dalam mulut saudara, merasa paling cemas tentang bagaimana kelanjutannya: ketika seseorang keluar dan berkata, ‘Baiklah, kamu sudah mendapatkan pekerjaan itu, penunjukkan itu’, itu adalah berita baik. Ini memberi saudara rasa lega yang luar biasa. Jika ada pertempuran, yang masalah-nya adalah yang akan menjadi serius bagi semua pihak, dan seseorang kembali dari tempat pertempuran, dan berkata, ‘Ini berjalan dengan baik, tidak apa-apa, kita akan melewatinya!’ – mengapa, ini sangatlah melegakan. Itu adalah berita baik. Itu menyentuh kita, itu berartikan sesuatu bagi kita. Harus ada sesuatu yang bersifat situasi darurat untuk dapat benar-benar menunjukkan berita baik.

Situasi Darurat di Kolose

Sekarang, dalam kasus hampir semua surat Paulus, ada situasi darurat. Sesuatu telah muncul dalam sifat ancaman bagi kehidupan Kristiani orang-orang yang dengan mereka hatinya terikat erat; sesuatu telah muncul yang menyebabkan banyak dari orang-orang Kristen tersebut sangat khawatir, risau dan cemas. Mereka benar-benar berada dalam kesulitan; masa depannya sepertinya diragukan. Untuk menghadapi keadaan darurat seperti inilah, bahwa Paulus menulis surat-suratnya, dan di dalamnya semua ia menggunakan kata ‘Injil’, atau ‘berita baik’ ini – berita baik untuk keadaan darurat, kabar baik untuk situasi kritis ini.

Dalam surat kepada Jemaat di Kolose ini, ini secara khususnya memang demikian. Ada keadaan darurat yang nyata di antara orang-orang percaya di Kolose. Tapi itu adalah keadaan darurat yang sama yang mengambil bentuk berbeda pada waktu yang berbeda – ini hadir pada hari ini dalam bentuknya sendiri. Apa jumlahnya adalah ini: bahwa ada orang-orang tertentu, yang menganggap diri mereka sangat berpengetahuan, bijaksana, cerdas, orang terpelajar, yang telah menyelami banyak hal-hal misterius, dan mereka membawa ide-ide dan teori-teori mereka yang terdengar tinggi untuk ditanggungkan atas orang-orang Kristen ini. Ini semuanya berkaitan dengan besarnya kehidupan.

Pertama-tama, ini adalah perkara yang tidak kurang dari arti alam semesta yang diciptakan itu sendiri. Sekarang, itu mungkin, tentu saja, alam spekulasi filosofis; tetapi saudara tahu bahwa, dalam cara tertentu, itu sangat mendekati hati orang Kristen. Apakah ada rancangan untuk segala sesuatu, atau apakah segala sesuatu hanyalah mengambil jalan mekanis, atau dijalankan oleh beberapa kekuatan misterius yang bertentangan dengan kesejahteraan manusia? Apakah ada desain nyata di balik alam semesta yang diciptakan ini? Untuk mendorong hal itu satu langkah lebih jauh: Apakah ada tujuan dalam segala sesuatu? Cepat atau lambat, orang-orang Kristen akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan ini. Di bawah paksaan, pencobaan, tekanan dan penderitaan, terkadang kita tidak tahu harus berbuat apa. Ini tampaknya seperti alam semesta yang kacau balau, penuh dengan teka-teki dan kontradiksi serta paradoks, dan kita mengalami saat yang buruk atasnya. Apakah ada rencana di dalamnya – apakah benar-benar ada kendali Ilahi atas segala sesuatu di alam semesta ini, dalam sejarah manusia dan dalam semua yang terjadi? Apakah memang ada, untuk menggunakan kata yang menurut saya tidak sepenuhnya kita hargai, suatu Penyediaan untuk segala sesuatu dan dalam segala sesuatu? – artinya, apakah segala sesuatu dibuat untuk bekerja sama sesuai dengan desain dan tujuan, dan untuk bekerja menuju akhir yang agung, Ilahi, dan dermawan?

Sekarang, orang-orang ini sedang memperdebatkan hal itu, dan orang-orang Kristen di Kolose sangat terganggu oleh semuanya itu.

Dan kemudian itu semakin dekat dengan keberadaan Kristen mereka sendiri. Itu menyentuh kehidupan mereka itu sendiri sebagai anak-anak Allah. Sekarang, jika ada orang di dunia ini yang harus yakin tentang hal-hal ini – bahwa ada tujuan Ilahi dan pola Ilahi dan Penyediaan Ilahi – ini adalah orang-orang Kristen, dan hidup orang Kristen itu sendiri dipengaruhi oleh apakah ini demikian atau tidak. Masalah kepastian kita, keyakinan kita, ketenangan kita, kekuatan kita, kesaksian kita, bersandar pada memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Makna dari seluruh alam semesta ini, tata cara dan tujuan di dalamnya, rancangan dan pengendaliannya, Penyediaan atas semua peristiwa dan kejadian dalam perjalanan sejarah manusia – ini adalah hal-hal yang sangat mendekati orang-orang Kristen. Jika kita memiliki keraguan apa pun tentang mereka, Kekristenan kita tidak akan menghasilkan apa-apa, fondasinya itu sendiri tersapu dari bawah kaki kita, kita tidak tahu di mana kita berada.

Itulah keadaan darurat di Kolose. Kehidupan orang Kristen itu sendiri, kehidupan Jemaat itu sendiri, terancam. Dan jika hidupnya terancam, pertumbuhannya terancam. Seluruh masalah pertumbuhan rohani Jemaat dan orang-orang Kristen dipertaruhkan di dalam ini – pertumbuhan, perkembangan dan kedewasaan. Jika itu terancam, maka sesuatu yang lain akan terancam: semuanya akan hancur, akan berantakan; kesatuan dan kepaduannya akan runtuh; semuanya akan tersebar menjadi bagian-bagian. Dan dengan demikian pengharapan Jemaat dan orang Kristen itu sendiri terpukul, pengharapan dan takdir mereka. Ini bukanlah masalah kecil ataupun tidak praktis. Mereka mungkin akan datang sangat dekat pada suatu waktu atau lainnya, dan mereka membutuhkan sebuah jawaban.

Jawaban atas Situasinya

Sekarang, untuk menghadapi seluruh situasi ini, untuk menjawab semua pertanyaan dan masalah yang serius ini, bahwa Paulus menulis surat ini: untuk meneguhkan orang-orang Kristen, untuk membangun mereka, untuk menopang mereka, untuk mendorong mereka; dan ia menyebutnya ‘kabar baik’, dan memang begitu. Jika saudara bisa memberikan sesuatu untuk menjawab semua itu, itu memang kabar baik, bukankah demikian? Itu memang ‘Injil’! Saudara lihat, Injil Tuhan Yesus Kristus menyentuh batas-batas tertinggi dari alam semesta ini, dan mencakup segala sesuatu di dalam batas-batas itu, termasuk sejarah manusia, kejadian-kejadian manusia, peristiwa-peristiwa dunia, jalan hal-hal, rancangan dalam berbagai hal-hal, akhir dari hal-hal. Injil menyentuh semuanya itu di setiap titik.

Jadi Paulus menjawabnya, dan ia menjawab semuanya itu dalam satu kata. Jawabannya adalah: Kristus. Kristus adalah jawabannya. Jawaban itu ditemukan secara inklusif dalam kata-kata di pasal 3, ayat 11, kalimat terakhir: “Kristus adalah semua, dan di dalam segala sesuatu.” Dan betapa besarnya ‘semua’ Kristus itu jika Ia menutupi seluruh dasar itu! Jika Ia menjangkau dan merangkul semua masalah besar itu, sungguh seorang Kristus Dia itu! Fakta yang memahami-seluruhnya dengan tegas dan pasti dinyatakan oleh Rasul dalam surat ini. Ia menyatakannya dalam banyak kalimat, tetapi dalam pernyataan yang satu ini, ia mengumpulkan semuanya. Jawaban untuk semua ini adalah Kristus. Kristus adalah penjelasan dari semua kejadian dalam sejarah manusia. Kristus menjelaskan alam semesta ini, Kristus memberikan karakter pada alam semesta ini, Kristus berdiri di belakang semua jalannya peristiwa di alam semesta ini. Kristus adalah Pribadi yang memadukan segala sesuatu, Dia yang di dalam-nya segala sesuatu bersatu.

‘Kristus adalah akhir, sebab Kristus adalah awal;
Kristus yang awal, sebab yang akhir adalah Kristus.’

Bukti Bahwa Jawabannya Memuaskan

Tetapi mungkin saudara mungkin berkata, ‘Ini semuanya sangat baik bagi Paulus untuk membuat pernyataan yang pasti seperti itu, tetapi apa buktinya?’ Nah, buktinya cukup nyata. Dan harus dikatakan bahwa, jika kita meminta bukti, ada sesuatu yang salah dengan kita! Kita seharusnya menjadi jawabannya, kita seharusnya menjadi buktinya: sebab kesaksian untuk ini adalah pertama-tama, pengalaman rohani pribadi dari anak Allah. Saudara dapat meninggalkan alam semesta yang luas untuk saat ini, jika saudara berkenan, dan datang ke alam semesta kecil dalam kehidupan saudara – sebab, bagaimanapun juga, apa yang benar dalam mikrokosmos hanyalah cerminan dari apa yang benar di alam kosmik yang agung. Allah membawa turun bukti-Nya dari di keliling ke pusat kehidupan individu orang Kristen itu sendiri, dan jawabannya ada di sana. Apa pengalaman dari seorang anak Allah yang benar-benar telah dilahirkan kembali?

Sekarang saudara dapat menguji apakah saudara telah dilahirkan kembali oleh ini, dan, puji Allah, saya tahu bahwa banyak dari saudara akan dapat berkata, ‘Ya, itu benar menurut pengalaman-ku.’ Tetapi saya bertanya kepada saudara: Apa pengalaman saudara sebagai anak Allah yang telah benar-benar dilahirkan kembali? Ketika saudara benar-benar datang kepada Tuhan Yesus – bagaimanapun saudara mungkin mengatakannya: ketika saudara membiarkan Yesus masuk ke dalam hati saudara atau ke dalam hidup saudara, atau ketika saudara menyerahkan hidup saudara kepada-Nya; ketika ada transaksi dengan-Nya, kelahiran baru, yang melaluinya saudara menjadi anak Allah – bukan dengan ‘sakramen’ apa pun yang diterapkan kepada saudara, tetapi dengan operasi batiniah dari Roh-Nya: ketika saudara menjadi anak Allah dalam cara yang hidup dan sadar, apa kesadaran pertama yang datang kepada saudara, dan tetap bersama saudara sejak saat itu?

Bukankah ini, begini: ‘Sekarang ada tujuan dalam hidup, yang tidak pernah kuketahui sebelumnya; ada tujuan dalam hal-hal. Sekarang aku memiliki perasaannya – memang aku tahu – bahwa aku tidak hanya dilahirkan ke dalam dunia ini dan dibesarkan, tetapi ada tujuan di baliknya.’ Ada desain dalam hal-hal; suatu perasaan – saudara mungkin tidak dapat menjelaskan semuanya, apa artinya semua itu – tetapi saudara sekarang memiliki perasaan bahwa saudara telah sampai pada, atau setidaknya mulai menyadari, tujuan keberadaan saudara itu sendiri. Apakah itu benar? Ketika Tuhan Yesus akhirnya mendapatkan tempat-Nya di dalam hati kita, pertanyaan besar tentang hidup terjawab – pertanyaan besar tentang ‘Mengapa’ dari keberadaan kita. Sampai saat itu tiba, saudara berkeliaran, saudara melakukan segala macam hal, saudara mengisi waktu, saudara menggunakan hati dan pikiran dan tangan, tetapi saudara tidak tahu untuk apa semua itu. Saudara mungkin memiliki kehidupan yang sangat penuh, sungguh kehidupan yang sangat penuh, di luar Kristus, namun sampai pada akhir tanpa dapat menjawab pertanyaan, Tentang apakah itu semua?

Seorang manusia, yang telah menikmati kehidupan yang begitu utuh, yang telah menjadi terkenal di sekolah-sekolah pembelajaran, seorang tokoh besar di alam intelektual, pada saat-saat sekaratnya berseru: ‘Aku sedang melakukan lompatan mengerikan ke dalam kegelapan.’ Ia tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Tetapi anak Allah yang sederhana, segera mereka datang kepada Tuhan, memiliki jawabannya dalam kesadaran, jika tidak dalam penjelasan, di dalam hatinya, dan itulah yang disebut ‘kelegaan.’ “Marilah kepada-Ku,” kata Yesus, “dan Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Kelegaan adalah dalam hal ini: ‘Ya, aku pernah menjadi seorang pengembara, tetapi sekarang aku telah pulang; aku telah mencari – aku telah menemukan; aku telah mencari sesuatu – aku tidak tahu apa itu – tetapi sekarang aku memilikinya.’ Ada tujuan di alam semesta ini, dan ketika Yesus Kristus datang ke dalam tempat-Nya, seperti yang dikatakan surat ini, maka saudara tahu ada tujuan di alam semesta saudara, dan akan ada tujuan di alam semesta setiap orang lainnya, jika saja mereka akan datang ke arah itu.

Dan tidak hanya tujuan, tetapi lebih – kontrol. Anak Allah akan segera mulai menyadari bahwa ia telah dikendalikan, dibawa ke bawah penguasaan; bahwa ada hukum pemerintahan yang didirikan dalam kesadaran, yang merupakan arahan: yang, di satu sisi, mengatakan, ‘Ya’, ‘Ya’ yang mulia dari banyak kebebasan; di sisi lain, ‘Tidak – hati-hati, tenang, perhatikan!’ Kita semua tahu itu. Kita tidak mendengar kata-kata itu, tetapi kita tahu bahwa itulah yang dikatakan kepada kita di dalam hati kita. Roh Kristus yang ada di dalam hanyalah berkata, ‘Lihatlah pada langkahmu – hati-hatilah, waspadalah.’ Kita telah berada di bawah kendali. Itu diperluas dalam banyak cara di sepanjang hidup, tetapi itu adalah kenyataan yang luar biasa. Alam semesta ini berada di bawah kendali, di bawah pemerintahan. Buktinya ditemukan dalam pengalaman kita sendiri ketika Kristus datang kepada tempat-Nya. Dan saudara dapat memperpanjangnya ke zaman yang akan datang, ketika seluruh alam semesta akan seperti itu, di bawah kendali Kristus.

Dan sekali lagi: “segala sesuatu ada di dalam Dia.” Hal yang menakjubkan tentang kehidupan Kristen adalah integrasinya, atau, jika saudara lebih suka kata lain, penyatuannya. Betapa terpencarnya, betapa terbaginya, kita itu sebelum Kristus mendapatkan tempat-Nya! Kita ‘berantakan’, seperti yang dapat kita katakan – satu demi satu, melihat ke arah sini dan melihat itu; hati terbagi, hidup terbagi; kita dalam diri kita sendiri terpecah, konflik di dalam diri kita sendiri. Ketika Tuhan Yesus benar-benar mendapatkan tempat-Nya sebagai Tuhan di dalam, hidup itu bersatu. Kita hanya berkumpul, siap, terkonsentrasikan pada satu hal. Kita hanya memiliki satu hal dalam pandangan. Apa yang Paulus katakan tentang dirinya sendiri menjadi benar: “tetapi satu hal yang kulakukan …” (Filipi 3:13). Kita adalah orang-orang dengan “satu hal’. Kristus mempersatukan hidup.

Bagaimana dengan hidup itu sendiri, kehidupan anak Allah? Ketika Tuhan Yesus berada di tempat-Nya yang benar, kehidupan anak Allah dijamin, ditetapkan, dipastikan, dan bertumbuh; ada pertumbuhan dan kedewasaan rohani. Ini adalah hal yang luar biasa. Jika, di dalam beberapa kehidupan Kristen, ini tidak disadari sebagai fakta, ini adalah karena alasan yang sangat baik – atau karena alasan yang buruk! – tetapi jika Tuhan Yesus benar-benar adalah “semua dan di dalam segala sesuatu,” di dalam hidup, jika Ia ‘adalah yang lebih utama di dalam segala sesuatu’, ini sungguh indah untuk melihat pertumbuhan rohani. Mereka yang memiliki banyak hubungan dengan, atau banyak pengalaman dalam berurusan dengan, orang muda Kristen, telah menemukan ini sebagai salah satu hal yang paling mengesankan – bagaimana, di mana Tuhan Yesus mendapatkan jalan-Nya, mereka terus maju secara rohani, mereka bertumbuh. Mereka sampai pada pemahaman dan pengetahuan yang tampaknya dilewatkan oleh banyak ulama. Mereka telah mencapai pemahaman rohani yang nyata. Sementara orang lain mencoba untuk mengikuti jalur lain – secara intelektual dan sebagainya – anak-anak muda ini, yang banyak dari mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan intelektual atau skolastik – mereka hanyalah orang-orang sederhana – hanyalah melompat maju secara rohani.

Pertumbuhan kecerdasan dan pemahaman rohani ini tidak bertumpu pada sesuatu pun yang alami. Ini terjadi karena Yesus memiliki tempat yang begitu luas, dan Ia adalah sumber dan pusat serta jumlah dari semua pengetahuan rohani. Bertentangan dengan itu, ini adalah mungkin untuk memiliki perolehan dan kualifikasi yang hebat di bidang akademis, untuk melakukan hal-hal yang besar di bidang itu, namun untuk menemukan bahwa hal-hal sederhana dari Tuhan Yesus Kristus bagi saudara seperti sebagai bahasa asing. Saudara tidak tahu tentang apakah itu – saudara tidak dapat mengikuti atau bergabung sama sekali. Ini menyedihkan, tetapi benar. Ada orang Kristen, ya, orang Kristen sejati, yang hanya tidak bisa berbicara tentang hal-hal tentang Tuhan. Jika akan ada pertumbuhan, ini hanya bisa terjadi melalui Yesus yang diberikan tempat-Nya, sepenuhnya dan tanpa pertanyaan.

Dan kemudian, tentang takdir. Pernyataannya adalah bahwa takdir alam semesta ini ada bersama Tuhan Yesus, dan bahwa takdir itu adalah kemuliaan universal. Tapi itu hanyalah sebuah ide yang bagus, pemandangan yang mempesona, bukankah demikian? Bagaimana saudara akan membuktikannya? Di dalam hati saudara sendiri! Apakah tidak sama benarnya dengan hal-hal lainnya yang telah kita bahas, bahwa, ketika Tuhan Yesus benar-benar mendapatkan tempat-Nya, saudara merasakan pendahuluan dari kemuliaan itu? Tidak seorang pun yang dapat memahami orang Kristen yang tidak memiliki pengalaman orang Kristen, tetapi itulah pengalamannya. Ini bukan hanya bahwa kita membuktikan bahwa kita sedang bersenang-senang. Ini adalah sesuatu yang datang dari dalam; ini adalah sesuatu dari rasa pendahuluan dari kemuliaan yang akan terjadi. Kita telah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan besar ini tepat dalam pengalaman rohani kita sendiri.

Saksi Jemaat

Tetapi kemudian Rasul berpindah kepada Jemaat, dan berbicara tentang Jemaat: “Ialah kepala … Jemaat … yang pertama bangkit dari antara orang mati” (Kolose 1:18). Bagaimana Jemaat memberikan kesaksian tentang fakta, fakta besar ini, bahwa Yesus adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sangat besar ini? Saya pikir Jemaat memberikan jawabannya baik secara positif maupun negatif.

Jemaat memberikan jawaban secara positif – meskipun tidak sepositif yang mungkin telah dilakukan – tetapi Jemaat memberikan jawabannya dalam hal ini, bahwa, bagaimana pun juga (dan sungguh suatu “semua” dari dua ribu tahun ini!), Jemaat masih ada. Bayangkan lonjakan kekuatan antagonisme dan kebencian serta pembunuhan, atas Jemaat dalam masa pertumbuhannya, dengan penentuan dari kerajaan terbesar yang pernah dikenal dunia, untuk memusnahkannya. Setelah semuanya, kerajaan itulah yang telah hilang; Jemaat terus berlanjut. Pikirkan juga semua yang telah mengatur dirinya sendiri selama berabad-abad sejak itu untuk mengakhiri Jemaat, untuk menghancurkannya, dan masih tetap bertekad untuk itu. Oh, bahwa manusia tidak begitu buta sehingga mereka salah membaca sejarah! Andai saja kekuatan-kekuatan di dunia saat ini, kerajaan-kerajaan besar, kekaisaran-kekaisaran besar, akan dengan benar membaca sejarah, mereka akan melihat bahwa mereka berada dalam misi yang benar-benar sia-sia, memang tugas orang bodoh, untuk mencoba menghancurkan kesaksian Yesus di bumi ini. Merekalah yang akan dihancurkan.

Ya, keberlangsungan dan kegigihan Jemaat itu sendiri adalah bukti bahwa hal ini benar – bahwa Yesus Kristus adalah kunci alam semesta ini, bahwa Dialah jawaban atas semua pertanyaan ini. Saya katakan, Jemaat tidak memberikan jawaban sejelas-jelasnya yang dapat Jemaat berikan. Andai saja Jemaat telah terus berjalan seperti pada mulanya, sungguh itu akan menjadi suatu jawaban!

Tapi Jemaat memberi jawabannya secara negatif, sekaligus secara positif. Jemaat menjawabnya secara negatif dengan fakta bahwa, sedangkan Jemaat berdiri melawan dunia dengan kemenangan, melewati badai dengan kemenangan, Jemaat sekarang telah menjauh dari pusatnya, Tuhan Yesus Kristus, dan membawa masuk pengganti untuk kekepalaan dan ketuhanan mutlak-Nya. Jemaat telah membuat hal-hal lainnya menjadi kepentingan yang mengaturnya. Hasilnya adalah kehancuran, perpecahan dan lainnya. Ya, hal itu dijawab dengan negatif, dan akan selalu seperti itu.

Marilah kita perjelas: ini bukanlah karena kebenaran telah rusak. Jika hal-hal ini pernah menjadi suatu pertanyaan bagi saudara, ini bukanlah karena mereka terbuka untuk dipertanyakan, tetapi karena ada sesuatu yang salah dengan saudara seperti sesuatu telah menjadi salah dengan Jemaat. Ini bukanlah dalam kebenaran, tetapi pada apa yang seharusnya mewakili kebenaran, bahwa pertanyaan-nya terletakkan. Pengganti untuk kekepalaan Yesus Kristus ini, apakah mereka adalah manusia atau lembaga atau kepentingan agama atau kegiatan Kristen, apa pun itu, jika mereka menggantikan Tuhan Yesus Sendiri, tidak akan membawa apa-apa selain perpecahan dan pembagian. Untuk menempatkan itu dengan lebih positif, jika saja manusia, pemimpin-pemimpin dan yang lainnya, akan berkata, ‘Lihat di sini, semua lembaga kita, misi kita, organisasi kita, semua kepentingan kita dalam agama Kristen, harus tunduk pada ketuhanan mutlak Yesus Kristus’, saudara akan menemukan persatuan datang, kesatuan. Kita semua akan mengalir bersama di atas dasar itu. Ini adalah gelombang besar ketuhanan-Nya yang akan menyembuhkan semuanya.

Turunlah ke tepi laut. Air pasang keluar, dan semua pemecah gelombang dalam keadaan telanjang, membagi seluruh garis pantai menjadi bagian-bagian. Tetapi saat air pasang naik, pemecah gelombang, hal-hal yang memisahkan, mulai menghilang. Saudara kembali pada saat air pasang penuh, dan saudara tidak melihat apa pun dari pemecah gelombang yang memisahkan itu. Air pasang telah mengubur mereka semua. Dan ketika Kristus adalah semua, dan ada di dalam segala sesuatu, ‘Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu’, semua hal yang termasuk dalam surutnya kehidupan rohani, pasang-surut kehidupan rohani, akan lenyap begitu saja. Buktinya ada di dalam Jemaat.

Kami merasakan sedikit hal itu selama kunjungan baru-baru ini ke negara Dr. Graham. Ada satu gairah yang kuat untuk membawa Kristus ke dalam tempat-Nya di awal kehidupan; semua bagian berbeda ditemukan prihatin dengan hal itu. Di manakah penghalangnya, di manakah ‘pemecah gelombang’-nya, di manakah departemen-departemen hal-hal? Mereka telah hilang, terkubur di bawah gelombang pasang yang tinggi ini karena keprihatinan bahwa Kristus harus memiliki tempat-Nya dalam hidup. Mengapa itu harus untuk tiga bulan saja? Mengapa itu harus dialami hanya dalam kebaktian yang berlangsung selama beberapa hari setahun sekali? Tidak, posisi ini adalah pemikiran Allah untuk selalu. Kuncinya hanyalah ini – Kristus adalah semua, dan ada di dalam segala sesuatu.

Mungkin sekarang kita dapat melihat mengapa penyebutan Injil dalam surat ini dibatasi pada satu penekanan – “pengharapan Injil”. Ya, satu-satunya kemunculan ‘Injil’ atau ‘berita baik’ adalah dalam hubungan itu – “pengharapan kabar baik”. Pengharapan Injil ada di dalam Yesus Kristus yang adalah semua dan ada di dalam segala sesuatu. Pengharapan adalah seorang Pribadi, bukan sifat abstrak di dalam diri kita – ‘berharap’ – yang tidak lebih dari sekedar optimisme yang bervariasi dan berkala. Pengharapan di sini adalah seorang Pribadi. Pengharapan kabar baik adalah: Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Di situlah pengharapan terletak bagi saudara, bagi saya, bagi Jemaat, bagi dunia, bagi alam semesta. Itulah pengharapan Injil.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.