Austin-Sparks.net

Surat-Surat Petrus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Suatu Hidup yang Penuh Pengharapan oleh Kebangkitan

Bacaan: 1 Petrus 1:1-5.

Kita telah disibukkan dengan pembentukan Petrus oleh Tuhan sebagai alat untuk kegunaan di masa depan, dan kita melihat beberapa hal yang merupakan kesulitan di pihak tanah liat yang harus dihancurkan, disesuaikan, dan diselaraskan dengan pikiran Tuhan. Kita melihat bahwa ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum Petrus bisa tiba di tempat di mana ini adalah mungkin bagi Tuhan untuk memakai dia sebagaimana yang Ia lakukan di kemudian hari.

Sekarang, ketika kita sampai pada surat-surat Petrus, kita melihat ke belakang daripada ke depan. Kita melihat pekerjaan itu sebagian besarnya telah diselesaikan dan saat kita membaca surat pertama ini, kita segera dapat mengenali perubahan besar seperti apa yang telah terjadi, posisi yang sama sekali baru seperti apa yang telah diduduki Petrus – mentalitas dan pandangan yang sama sekali baru, sebab ia telah datang untuk melihat segala sesuatu dalam bentuk baru dan dalam alam baru. Surat-suratnya, seperti yang saudara ketahui, sebagian besarnya sibuk dengan Kerajaan, tetapi ia melihat Kerajaannya sekarang dengan pandangan yang sama sekali berbeda dari pada bagaimana ia memandangnya di masa lalu ketika itu adalah harapan duniawi dan sementara baginya. Itu sekarang adalah kerajaan sorgawi dan rohani.

Di masa lalu, ia mencari perwujudan segera dari ambisinya, kepuasan inderanya dalam hal kerajaan duniawi, dengan posisi dan seterusnya. Sekarang ia telah melihat bahwa untuk dispensasi ini Kerajaan adalah masalah penderitaan. Surat-suratnya banyak berbicara tentang penderitaan saat ini sehubungan dengan Kerajaan, dan sekarang ia melihat bahwa kemuliaan harus datang. Penderitaan, dan kemuliaan mengikuti. Penderitaan tidak terpikirkan olehnya di masa lalu. Ia tidak bisa mentolerir pikiran tentang penderitaan. Ketika Tuhan berbicara tentang penderitaan-Nya yang akan datang, Petrus mulai menegur-Nya. Ia tidak akan menerima gagasan tentang penderitaan dalam kaitannya dengan Kerajaan. Sekarang di sini, di dalam surat ini, ia banyak berbicara tentang penderitaan saat ini.

Di masa lalu, itu adalah kemuliaan langsung, pemulihan kerajaan Israel, dan kemuliaan langsung. Sekarang di dalam surat ini, ini adalah “kemuliaan yang menyusul sesudah itu”, dan kemuliaan yang merupakan hadiah dari penderitaan dan kesetiaan.

Ia di sini mengambil beberapa tema besar, hal-hal besar, seperti pilihan dan memberikan sudut pandang yang sama sekali baru tentang perkara pilihan. Ini bukan hanya Israel sekarang, ini adalah sesuatu yang lebih dari Israel duniawi. Ia memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang penebusan. Rumah Allah, imamat, semua hal-hal ini ada di sini di dalam surat-suratnya, tetapi mereka semuanya sekarang dilihat sebagai milik alam lain dan jenis lain. Pilihan adalah sesuatu di luar Israel duniawi.

Penebusan adalah sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang ia pikirkan sebelumnya. Rumah Allah bukan lagi bait duniawi itu. Ini adalah rumah rohani yang ia bicarakan. Imamat bukan lagi imamat Yahudi. Ini adalah imamat kita, ini adalah perkara rohani.

Ini semuanya ada dalam bentuk baru, ini semuanya ada di dalam alam baru dan jika Petrus memiliki, seperti sebelumnya, cita-citanya sendiri tentang perjanjian Allah, sekarang itu sepenuhnya diubah dan satu kata dalam surat-suratnya yang mengungkapkan konsepsi barunya tentang perjanjian Allah adalah kata ‘kasih karunia’. Saudara dapat menulis dengan huruf yang sangat besar di atas apa yang Petrus katakan di sini kata ‘kasih karunia’. Itulah bentuk perjanjian Allah saat ini.

Jadi saudara melihat perubahannya. Tapi sungguh suatu perubahan! Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk perubahan itu! Betapa mengejutkannya salib Kristus bagi dia dan bagi saudara-saudaranya. Salib itu menghancurkan segalanya bagi mereka, dan dengan biaya kehancuran yang mengerikan dari harapan dan pengharapan dan semua ide-ide mereka itu bahwa transisi ini dibuat dan posisi baru ini tercapai. Tetapi saudara tidak menemukan penyesalan apa pun di sini atas perubahan tersebut. Sebaliknya ia berkata, “Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan” (1:8). Tidak ada rasa penyesalan atau rasa kehilangan sesuatu. Perubahan itu telah membawa keuntungan yang sangat besar.

Ia menulis kepada para pendatang, atau mereka yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, sehingga ia tidak menulis kepada suatu bangsa yang memiliki warisan duniawi mereka ketika ia menulis tentang warisan itu. Ini adalah sesuatu yang tidak terpusat di tempat apa pun di bumi ini. Ini adalah warisan sorgawi.

Kemudian ia menggunakan ungkapan yang luar biasa ini – “Allah … telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa” (ayat 4). Nah, kita bisa masuk ke dalamnya dengan Petrus. Segala sesuatu menghilang baginya dengan kematian Tuhan Yesus. Di dalam kebangkitan Tuhan Yesus ia mendapatkan segalanya kembali dalam bentuk baru, dalam skala yang lebih besar. Semuanya diubah rupa melalui kematian dan kebangkitan. Laki-laki yang sangat putus asa pada saat kematian Tuhan Yesus, yang akan berkata, “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel …” (meskipun bukan Petrus yang sebenarnya mengatakan itu, ia pastinya akan setuju). Harapannya hancur di dalam kematian Tuhan Yesus. Tetapi kita telah dilahirkan kembali, bukan kepada keputus-asaan, melainkan kepada “suatu hidup yang penuh pengharapan oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (ayat 3).

Dan ini, seperti yang kita ketahui, memiliki penerapan yang kekalnya, bahwa Tuhan membawa kita dengan cara yang sama melalui pengalaman yang menghancurkan di mana hal-hal yang berada di alam yang salah sepenuhnya diakhiri. Bagi kita tampaknya segala sesuatu dari dunia kita telah hilang. Kemudian sentuhan kebangkitan-Nya memulihkan, tetapi menurut jenis yang berbeda, bentuk yang berbeda, alam yang berbeda, dan kita tidak menyesalinya. Itu tidak hilang; itu adalah suatu hidup yang penuh pengharapan oleh kebangkitan.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.