Austin-Sparks.net

Roh Kudus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Tujuan Roh Kudus

“Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:19-20).

“Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya” (Kisah Para Rasul 4:24).

“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Wahyu 4:11).

Saya ingin mundur dari Alkitab sebentar, dan memberi saudara nasihat sehubungan dengan mempelajarinya. Saudara dapat mengambil subjek tertentu apa pun yang ada di dalam Alkitab dan mengumpulkan semua yang dikatakan tentangnya, dan lalu menanyakan pada diri saudara sendiri satu pertanyaan: “Mengapa demikian?” Misalnya, mulailah dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia. Kumpulkan semua yang dikatakan dalam Alkitab tentang hal itu dan kemudian tanyakan, “Mengapa inkarnasi itu?” Atau ambillah salib dan kumpulkan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semua yang dikatakan tentangnya, dan kemudian tanyakan pada diri saudara sendiri “Mengapa salib?” Demikian pula kumpulkan semua yang dapat saudara temukan tentang jemaat dan tanyakan “Mengapa jemaat?” Dan kami akan berusaha memberikan jawabannya dalam satu pernyataan. Tuhan Yesus datang ke dunia hanya untuk satu tujuan ini. Apa itu? Ia pergi ke kayu salib hanya karena satu alasan. Apa itu? Jemaat diciptakan hanya untuk satu hal. Apa itu? Mungkin ada banyak aspek dari masing-masing hal ini, tetapi mereka hanyalah aspek-aspek dari satu hal. Ini adalah hal yang paling berharga untuk dapat menunjukkan satu alasan dan dapat mengatakan, “Itu dia.” Itu adalah saran untuk pelajaran Alkitab. Apa yang akan kami bicarakan sekarang akan menjadi contohnya dari ini.

Ketika kita telah mengatakan segalanya yang dapat dikatakan tentang Dia, mereka hanyalah aspek yang berbeda dari satu hal. Jadi kita sampai kepada pertanyaannya: “Mengapa Roh?”

Saudara mungkin tidak mengenalinya, tetapi satu hal itu ada di dalam bagian-bagian yang telah kami kutip.

Saudara akan ingat bahwa Roh Kudus memulai semua gerakan baru Allah. Di awal Alkitab Ia adalah agen Ilahi dalam penciptaan; di dalam Keluaran itu adalah Roh, seperti yang dilambangkan dalam tiang awan dan tiang api, yang memimpin bangsa itu keluar dari Mesir untuk menjadi bangsa baru; kemudian di padang gurun pola Kemah Suci diberikan kepada Musa dan oleh Roh, Bezaleel dan Aholiab diperlengkapi untuk membuat segala macam hal-hal untuk itu. Belakangan Daud berkata bahwa oleh Roh, Allah telah memberitahukan kepadanya pola bait suci dan yang terakhir, wahyu Rumah yang diberikan kepada Yehezkiel semuanya adalah oleh Roh.

Beralih kepada Perjanjian Baru kita menemukan bahwa Tuhan Yesus lahir dari Roh Kudus dan diurapi untuk pelayanan-Nya oleh Roh, Ia dibangkitkan dari antara orang mati melalui kuasa Roh dan jemaat dilahirkan pada hari Pentakosta oleh Roh Kudus. Ini terlihat seperti banyak hal yang Roh Kudus lakukan, tetapi sebenarnya Ia hanya melakukan satu hal di dalam semuanya itu. Apakah satu pekerjaan Roh Kudus yang seluruhnya-inklusif itu? Dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kita di sini untuk dapat menjawab pertanyaan itu.

Mengapa Roh Kudus membuat ciptaan menjadi ada? Mengapa Ia membawa Israel keluar dari Mesir? Mengapa Ia memungkinkan pembangunan kemah suci di padang gurun? Mengapa Ia menyingkapkan pola bait suci kepada Daud? Mengapa Ia menunjukkan Rumah itu kepada Yehezkiel? Dan kemudian di dalam Perjanjian Baru, mengapa Ia membawa masuk Tuhan Yesus ke dalam dunia? Mengapa Ia mengurapi Dia? Mengapa Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati? Dan mengapa Ia mewujudkan jemaat? Hanya ada satu jawaban untuk semua pertanyaan itu.

Sekarang kita harus segera kembali ke belakang semua itu; kita harus kembali ke belakang ciptaan untuk melihat ke dalam hati Allah dan ketika kita melakukannya kita menemukan satu hal yang hebat. Allah ingin menyatakan diri-Nya sendiri.

Sebelumnya Allah berada di suatu tempat yang jauh di luar dunia ini dan tidak dikenal di sini. Ia tidak pernah menyatakan diri-Nya. Kemudian Allah ingin mengungkapkan diri-Nya dalam ekspresi. Ia ingin ada perwujudan diri-Nya sendiri di dalam ciptaan yang agung. Ini adalah kehendak-Nya untuk menempatkan diri-Nya sendiri ke dalam ciptaan yang wujud sehingga setiap kali saudara melihat pada apa pun yang Allah ciptakan, saudara akan melihat-Nya. Lihat kembali pada Roma 1:20: “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan.” Dan kemudian di Wahyu 4:11: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Kemudian buka bagian yang ada di antaranya – Kisah Para Rasul 4:24: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.” Saya dulu bertanya-tanya mengapa mereka berdoa seperti itu; dan jika saudara melihat ke dalam Alkitab saudara akan menemukan bahwa kata-kata itu sangat sering digunakan sebagai permohonan kepada Allah: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.” Dulu saya berpikir bahwa itu hanyalah permohonan kepada kuasa-Nya, tetapi saya telah melihat bahwa itu berarti sesuatu yang jauh lebih besar dari itu.

Mengapa Ia menciptakan langit dan bumi? Itu adalah agar ciptaan bisa menjadi ekspresi dari diri-Nya sendiri dan jika saudara dapat meletakkan tangan saudara pada tujuan penciptaan saudara sejalan dengan tujuan Allah. Jika saudara bisa menjadi satu dengan tujuan Allah, saudara bisa menjadi satu dengan kuasa Allah.

Mari kita kembali ke awal Alkitab lagi. Ketika Allah telah menciptakan langit dan bumi, kemudian Ia menciptakan manusia. Mengapa Ia menciptakan manusia? Mungkin saudara sering bertanya-tanya mengapa saudara diciptakan. Saudara mungkin bertanya-tanya apa penjelasan dari keberadaan saudara. Nah, mengapa Allah menciptakan Adam? Jawabannya ditemukan dalam apa yang Allah katakan kemudian, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26). Jika saudara melihat pada sebuah gambar atau keserupaan, saudara berharap untuk melihat orang dari gambaran itu. Ketika saudara melihat foto seorang teman, biasanya saudara dapat mengatakan: “Bukankah ia mirip dengan si ini atau itu?” Jadi Allah menciptakan manusia agar di dalam diri manusia Ia dapat menyatakan diri-Nya sendiri. Sehingga ketika saudara melihat manusia seperti yang Allah maksudkan, saudara dapat melihat seperti apa Allah itu. Tentu saja, Adam merusak gambar itu dan sejak itu tidak pernah ada manusia (kecuali Satu) yang menunjukkan kepada kita seperti apa Allah itu.

Ketika Tuhan Yesus lahir dari Roh Kudus ke dalam dunia, itu adalah untuk menunjukkan kepada kita seperti apa Allah itu. Itu adalah kembali kepada apa yang Allah maksudkan pada awalnya ketika Ia menciptakan manusia. Itulah sebabnya Roh Kudus membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, agar semua bangsa-bangsa di sekitarnya, ketika memandang Israel, dapat melihat seperti apa Allah itu. Tetapi Israel mengecewakan Allah, seperti yang telah dilakukan Adam. Itulah sebabnya Roh Kudus membuat Kemah Suci di padang gurun. Itu dimaksudkan untuk menjadi ekspresi atau penyataan Allah dalam semua bagiannya. Saya berharap beberapa dari saudara telah mempelajari tipe kemah suci. Setiap bagian kecil dari kemah suci itu adalah representasi dari sesuatu tentang Allah. Allah ada di bagian terdalamnya dari itu. Ia tinggal di tempat yang paling kudus. Semuanya, dari tengah sampai ke pelataran luar, adalah ekspresi dari sesuatu tentang Allah. Jadi, saudara lihat, Roh Kudus membuat kemah suci sesuai dengan keinginan besar Allah untuk menyatakan diri-Nya sendiri. Dan ketika kita melihat pada kemah suci itu, jika Roh Kudus membuka mata kita, kita melihat Allah di mana-mana.

Hal yang sama berlaku untuk semua karya Roh Kudus lainnya di dalam Perjanjian Lama. Itu selalu untuk membawa Allah ke dalam ekspresi. Tentu saja, itu semuanya adalah tipe dan simbol, tetapi ketika kita sampai pada Perjanjian Baru, kita sampai pada kenyataannya. Yesus bukanlah sebuah tipe – Ia adalah yang nyata. Dan ketika kita melihat pada Yesus, kita benar-benar melihat Allah. Tidak seorang pun dari kita akan benar-benar tahu seperti apa Allah itu jika kita tidak pernah bertemu Yesus. Saudara tahu betapa benarnya hal itu dalam pengalaman saudara sendiri. Ketika saudara datang kepada Tuhan Yesus, apa hal pertama yang saudara alami? Apakah bukan ini, “Sekarang Allah tidak lagi jauh sehingga aku tidak mengerti atau mengenal Dia. Ia ada di sini dalam hidupku dan Ia sangat nyata.”

Dan sekali lagi, sebelum kita datang kepada Kristus, kita sangat takut akan Allah. Kita berpikir bahwa Ia adalah Hakim agung atas dosa-dosa kita, Makhluk yang sangat mengerikan. Tetapi ketika kita datang kepada Tuhan Yesus, kita menemukan bahwa Allah tidak seperti itu. Sekarang kita setuju dengan Yohanes ketika ia berkata bahwa Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Berapa banyak dari saudara yang bisa mengatakan itu? Bagaimana saudara tahu itu? Hanya dengan datang kepada Tuhan Yesus. Ia telah menyatakan Sang Bapa. Ia adalah jawaban atas satu keinginan kekal Allah untuk menyatakan diri-Nya sendiri.

Kemudian kita sampai pada hal berikutnya dalam Perjanjian Baru. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus membawa masuk jemaat. Mengapa Ia melakukan ini? Ini adalah untuk alasan yang sama Ia telah melakukan semua hal lainnya – agar jemaat dapat menjadi perwujudan Allah di dunia ini. Ini menjelaskan semua pekerjaan Roh Kudus.

Sekarang, apakah saudara melihat ke mana hal itu membawa kita? Jika kita adalah anak-anak Allah yang telah dilahirkan kembali, maka kita adalah anggota Tubuh Kristus yang adalah jemaat dan sebagai anggota Tubuh kita menerima Roh Kudus. Dan ini adalah supaya kita menjadi perwujudan Tuhan sehingga pekerjaan Roh Kudus adalah untuk membuat kita masing-masing menjadi ekspresi Tuhan.

Mengapa kita orang Kristen? Apakah kita orang Kristen hanya untuk diselamatkan dari dosa-dosa kita, hanya untuk dibebaskan dari penghakiman, hanya untuk menerima pengampunan dan hidup yang kekal? Lalu apakah ini hanya untuk pergi ke sorga ketika kita mati? Itukah sebabnya kita menjadi orang Kristen? Yah, itu bukanlah pemikiran Allah tentang hal itu. Semua itu mungkin benar dan termasuk. Allah berkata kepada kita, “Aku telah menyelamatkanmu, mengampuni dosa-dosamu, memberimu hidup yang kekal, hanya untuk satu tujuan – bahwa engkau harus menjadi ekspresi dari diri-Ku.” Semua pekerjaan Roh Kudus di dalam hidup kita adalah untuk menghasilkan keserupaan dengan Tuhan. Jika kita telah diampuni, diberikan hidup yang kekal dan jika kita melakukan banyak pekerjaan untuk Tuhan namun Tuhan tidak dinyatakan di dalam kita, kita telah kehilangan tujuan penciptaan kita. Itulah sebabnya Tuhan mengizinkan kita menderita, agar Roh Kudus dapat membuat kita menjadi serupa dengan Kristus melalui penderitaan kita. Dan bukankah itu indah bagaimana penderitaan membuat orang Kristen menjadi serupa dengan Kristus? Mereka tidak menjadikan orang dunia menjadi serupa dengan Kristus, tetapi Roh Kudus menggunakan penderitaan kita untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus.

Sekarang saudara sudah sampai pada inti Roma 8:28: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” Apa tujuan-Nya? Bahwa kita harus menjadi perwujudan dari diri-Nya sendiri. Jadi Roh Kudus bekerja dalam segala hal untuk mewujudkan itu. Sekarang bolehkah saya mengajukan pertanyaan lain? Apa yang menurut saudara akan menjadi kebaikan terbesar yang dapat datang kepada saudara? Saudara lihat, Roma 8:28 mengatakan bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Apa yang saudara sebut kebaikan terbesar yang dapat saudara pikirkan? Sekarang, jika saya ditanyai pertanyaan itu apa yang akan saya katakan? Yah, saya bisa memberi saudara jawabannya dengan cepat langsung dari hati saya. Kebaikan terbesar yang bisa datang kepada saya adalah keserupaan dengan Tuhan saya. Saya membenci diri saya sendiri. Saya rindu menjadi serupa dengan Dia. Apa yang saudara katakan tentang itu? Saya yakin itu juga adalah jawaban saudara. Kebaikan terbesar yang dapat datang kepada siapa pun dari kita adalah bahwa kita harus menjadi serupa dengan Tuhan kita. Itulah kebaikan yang dikerjakan Allah dalam segala sesuatu bagi mereka yang mengasihi Dia. Apa kebaikan dari penderitaan saya, dari segala kesulitan saya? Ini dia. Roh Kudus menggunakan mereka untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus.

Saya telah memberi tahu saudara tentang dua orang yang saya lihat mati. Perempuan yang saya bicarakan, adalah ibu saya sendiri. Sekarang, ia mengalami penderitaan yang mengerikan di sepanjang hidupnya, tetapi tahukah saudara, himne favoritnya semuanya adalah tentang kasih Allah. Ketika saya masih kecil dan dapat memikirkan berbagai hal dan melihat penderitaan-nya, hati kecil saya yang jahat sering bertanya-tanya bagaimana mungkin ia dapat menyanyikan tentang kasih Allah. Saya pikir jika saya adalah dia, saya tidak akan pernah percaya bahwa Allah adalah kasih. Tetapi saudara lihat, Roh Kudus sedang menggunakan penderitaan itu untuk menjadikannya serupa dengan Tuhan-nya. Ia akan berkata kepada saya: “Anak-ku, kita harus belajar kesabaran. Dan betapa menyenangkannya kasih Allah itu! Buktikan betapa setianya Dia itu dan bagaimana Ia menggunakan semua penderitaan ini untuk mengajari kita pelajaran ini.” Tidaklah mengherankan bahwa ketika ia menderita, itu semuanya adalah kemuliaan.

Jadi itulah sebabnya kita adalah milik Tuhan; itulah satu-satunya alasan mengapa Ia telah membawa kita kepada diri-Nya sendiri. Kemudian ketika orang lain melihat kita, mereka seharusnya semakin melihat Tuhan. Bawalah itu ke dalam hati saudara. Itu benar bagi kita sebagai individu. Itu juga mengapa Roh Kudus mewujudkan jemaat. Itu bukanlah agar kita dapat mengadakan pertemuan dan pelajaran Alkitab dan khotbah dan persekutuan yang menyenangkan bersama. Hal-hal ini mungkin semuanya termasuk. Tujuan dari Roh adalah bahwa di semua tempat di mana pun umat Tuhan berada, Ia dapat terlihat. Ketika orang berhubungan dengan perkumpulan anak-anak Tuhan mana pun, seharusnya mereka tidak hanya mengatakan bahwa mereka menyukai nyanyian-nya atau bahwa mereka tertarik pada khotbahnya. Tidak, ini seharusnya bahwa mereka merasa bahwa ketika mereka bertemu dengan orang-orang itu, mereka melihat seperti apa Tuhan itu.

Jadi, jika saudara termasuk dalam perkumpulan kecil mana pun di tempat mana pun di bumi ini, tujuan Tuhan adalah agar bersama-sama saudara harus mengungkapkan Dia, bahwa orang harus tahu bahwa mereka dapat menemukan Allah di tengah-tengah saudara, dan bahwa mereka dapat mengetahui seperti apa Allah itu melalui keberadaan mereka bersama dengan saudara. Mereka harus bisa mengatakan bahwa dengan bersama saudara, mereka tahu sedikit tentang seperti apakah Allah itu.

Iblis akan melakukan segala yang ia bisa untuk merusak keserupaan dengan Tuhan, dan akan berusaha selalu dan di mana saja untuk merusak ekspresi Allah. Kita harus melihat pada segala sesuatu dalam terang pertanyaan itu: apakah ini mengekspresikan Tuhan? Jika dua orang Kristen keluar dari persekutuan, satu-satunya cara untuk menanganinya adalah dengan mengingatkan mereka bahwa mereka tidak menyatakan keserupaan dengan Tuhan. Oleh karena itu mereka melayani tujuan musuh dalam merusak ekspresi tentang seperti apakah Allah itu. Jika hal ini berlaku bagi kita secara individu dan bagi perkumpulan lokal kecil, maka Allah menghendakinya untuk berlaku bagi seluruh jemaat. Sungguh suatu hal yang menyedihkan bahwa hal itu tidak benar secara umum, tetapi Allah akan memilikinya seperti itu pada akhirnya.

Gambaran terakhir tentang jemaat dalam kitab Wahyu adalah sebagai Yerusalem baru. Yohanes berkata: “Ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah” (Wahyu 21:10-11). Gambaran jemaat yang terakhir adalah jemaat yang penuh dengan kemuliaan.

Maka Paulus menutup salah satu doa besarnya dengan kata-kata yang terkenal ini: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya” (Efesus 3:20-21). Kemuliaan di dalam jemaat turun-temurun sampai selama-lamanya. Allah akhirnya mendapatkan apa yang ingin Ia miliki, ekspresi diri-Nya sendiri yang luar biasa tepat di pusat alam semesta.

Itulah panggilan yang dengannya kita dipanggil. Apakah saudara akan menjadikannya perkara pribadi? Jika kita melakukan ini, tentu saja jemaat lokal akan baik-baik saja, dan demikian pula jemaat universal. Jadi, satu tujuan Roh Kudus dan satu bisnis setiap orang Kristen adalah agar Tuhan terlihat di dalam kita. Apakah saudara akan menjadikan itu perhatian saudara? Berdoalah dengan sungguh-sungguh setiap hari, “Ya Tuhan, jadikanlah aku serupa dengan Kristus. Bukan aku, melainkan Kristus, yang dimuliakan, dikasihi, ditinggikan, dilihat, didengar dan dikenal.”

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.