Austin-Sparks.net

Catatan Tentang Kitab Rut

oleh T. Austin-Sparks

Bagian 1

Dengan cara yang unik, terutama karena kelengkapan dan keringkasan-nya, kitab ini menetapkan apa yang telah dibawa ke hadapan kita di awal konferensi ini: iman, melalui kesulitan, kepada pembesaran, pembentukan, dan hidup. Semua ini akan menjadi sangat jelas jika saudara bisa membaca kitab kecil ini seluruhnya.

Jika saya harus mengambil fragmen tertentu dari kitab ini yang saya anggap sebagai kunci kitab ini, saya pikir saya harus mengambil dari pasal 4, ayat 5, kalimat terakhir: “untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Saudara bisa menambahkan pada kalimat itu apa yang ada di dalam ayat 15, kalimat pertama, “Dialah yang akan menyegarkan jiwamu.” Saya pikir segala sesuatu di dalam kitab ini mengelilingi di sekitar dan menemukan titik fokusnya di dalam fragmen yang ada di dalam ayat 5 itu – “menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.”

Dengan persetujuan dan sepakatan yang universal, kitab ini dikenal dengan nama Rut. Tapi mengapa tidak Boas? Dia adalah seorang laki-laki, yang terutama, tanpa sedikitpun saran perbandingan individu, ia bukan seorang perempuan. Ia adalah seorang laki-laki yang kaya, seorang laki-laki yang beragama dan sangat dihormati; seorang laki-laki yang memiliki kepribadian yang luar biasa; warga negara yang terhormat dan ternama. Dan ia tampaknya telah menjadi kepala dan aktor yang paling bertanggung jawab di dalam kisah ini – dan ia adalah seorang bangsa Israel. Siapa Rut itu? Apa Rut itu? Ia adalah seorang janda. Tidak ada yang tidak terhormat tentang hal itu. Ia adalah seorang bangsa Moab, dan ada banyak yang tidak dapat dipuji dan tidak terhormat tentang hal itu. Kita akan melihat bahwa ia adalah orang asing, pendatang di negeri itu – mengapa kitab ini harus tercatat dalam sejarah dengan nama dia? Nah, saudara lihat, jawaban untuk pertanyaan itu adalah, yang terutama, pesan dari kitab ini. Tapi lebih dari itu, kitab ini adalah jumlah dari seluruh Kitab Suci.

Karena seluruh rencana penebusan, di dalam semua prinsip dan kemuliaan-nya, dikumpulkan ke dalam kitab kecil ini. Saudara dapat membacanya dalam sepuluh menit. Tidak ada kitab yang lebih komprehensif dalam Kitab Suci dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip cara penebusan Allah. Kitab ini perlu diselamatkan dari kursi belakang. Saya percaya bahwa hari ini sesuatu seperti itu akan dilakukan. Saya telah katakan bahwa seluruh rencana besar penebusan dapat ditemukan di sini pada prinsipnya. Dan oh, betapa banyak yang ada di sini yang dapat membantu kehidupan umat Tuhan. Saya mengaku kepada saudara bahwa meskipun saya telah membacanya berkali-kali dan telah mengenalnya selama bertahun-tahun, di suatu pagi dini hari, baru-baru ini, di bagian Amerika barat, kitab ini membawa sensasi baru di dalam hati saya sendiri saat saya bermeditasi dalam kitab ini. Saya merasa bahwa Tuhan sedang berbicara kepada saya dalam kaitannya dengan konferensi ini.

Nah, mari kita datang ke sana, dan mulai untuk mengekstrak, atau mencatat, beberapa hal yang indah dan mengesankan yang dikatakan kitab ini kepada kita.

Kitab ini sangat sederhana, bukankah demikian? Tidak ada yang mendalam di sini. Kita tidak sedang berurusan dengan misteri. Ini adalah kitab yang paling mudah dari semua untuk dibaca. Jadi hal-hal yang indah tentang Tuhan, dan umat-Nya – saudara dan saya – dibawa ke hadapan kita, tanpa ketegangan atau usaha, dalam cara yang sangat sederhana. Meskipun kita tidak boleh tersandung pada kesederhanaannya. Kitab ini mengungkapkan dirinya sendiri dan pesan-pesannya di sepanjang jalur tertentu melalui seluruh kitab ini dengan cukup jelas .

Kita mencatat pengaturan sejarahnya. Pada tempat apa dalam sejarah Perjanjian Lama kitab ini berasal? Hal ini dinyatakan bagi kita dalam kalimat pertama: “Pada zaman para hakim memerintah.” Meskipun kitab ini seharusnya telah ditulis lama sesudah waktu itu, bukti yang terdapatkan di dalam kitab ini sendiri menunjukkan bahwa kisah ini terjadi ketika – tidak setelah – hakim memerintah. Ini bukan sekuel dari Kitab Hakim-Hakim. Ini adalah sesuatu yang benar-benar terjadi di zaman para Hakim-Hakim.

Sekarang saudara perlu disegarkan kembali pada isi Kitab Hakim-Hakim. Semua yang bisa kita katakan saat ini adalah bahwa Kitab Hakim-Hakim adalah salah satu kitab yang paling mengerikan di seluruh Kitab Suci. Sungguh, hal yang paling mengejutkan dalam Kitab Suci dapat ditemukan di sana. Ada hal-hal yang saudara tidak suka membaca; saudara ingin melewati mereka; saudara hanya ingin menutup mata saudara, dan tidak memperhatikannya. Ya, gelap, mengerikan dan kadang-kadang situasi yang sangat jahat ada di sana, menunjukkan kemampuan umat Allah yang sama sekali di luar jangkauan imajinasi: dalamnya kejahatan yang ada dalam hati manusia; posisi jauh dari pikiran Allah yang dapat didatangi umat-Nya. Sulit untuk berbicara secara berlebihan akan beberapa hal yang ada di dalam kitab itu. Memang, lebih dari sekali, saat kita baca melalui Kitab Hakim-Hakim kita kagum pada kesabaran Allah; kesediaan Allah untuk kembali kepada umat-Nya. Nah, tepat di dalam kitab itu, sementara kondisi seperti itu ada secara umum, saudara memiliki perbedaan ini. Gambar yang indah ini diberikan kepada kita dalam Kitab Rut.

Dan jadi kita dibawa untuk melihat Allah bertindak, dengan pandangan jauh, di tengah-tengah kondisi seperti itu, dan pada saat seperti itu. Lihatlah kata-kata terakhir dari Kitab Hakim-Hakim: “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Dan kata-kata terakhir dari Kitab Rut: “… Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.” Allah, bertindak, dengan pandangan jauh, di kondisi seperti itu, dan pada saat seperti itu. Indah untuk direnungkan. Segalanya tampaknya menjadi kontradiksi dari Allah, dan memang hal ini demikian. Semuanya sepertinya mengatakan: “Situasi ini secara rohani tidak ada harapan. Ini adalah bencana rohani dalam tahap terakhirnya.” Dan tepat di tengah-tengah itu, Allah bertindak, dengan pandangan jauh. Dan Dia bertindak terhadap hari itu, membawa Daud masuk dan kerajaan yang mulia, dan melalui Daud seorang yang lain yang lebih besar dari Daud, dan sebuah kerajaan yang masih lebih mulia.

Saya pikir bahwa pikiran pertama itu adalah salah satu yang sangat berinspirasi, yang sangat meyakinkan, menghibur dan mendorong. Kita kadang-kadang cenderung berpikir bahwa situasi ini secara rohani sangat putus asa, dan sangat sulit, dan pikiran Allah tidak dapat diungkapkan dan diwakili di antara umat-Nya. Hal-hal telah pergi jauh dari itu, dan saya katakan, hal ini sangat meyakinkan untuk mengingat bahwa di hari-hari yang lebih buruk dari ini Allah sedang bertindak, secara diam-diam dan berdaulat, dengan pandangan jauh, untuk memilikinya seperti apa yang Dia pernah maksudkan untuk terjadi. Pada saat itulah Dia melakukannya.

Nah, jika kita tidak berbicara lebih panjang lagi, hal itu membantu, bukankah demikian? Dan itulah pesan yang ada di sini, tepat di awal.

Tapi mari kita memecahkannya dan marilah kita mengambil garis-garis terkemuka ini, di mana pesan ini diungkapkan.

Baris pertama, tentu saja, adalah garis gelap. Ini adalah garis tragedi. “Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel.” Dan kita tahu, bukankah demikian, bahwa berulang kali dalam sejarah Israel, firman Tuhan digenapi dalam cara yang demikian. Dalam kesetiaan kepada-Nya, Dia memberkati umat-Nya, di ladang-nya, dalam keranjang mereka, dan tempat-tempat penyimpanan mereka. Hal ini terpenuhi berulang-ulang. Secara luar biasa, saudara ingat pada hari-hari Elia: “Tuhan berfirman, ‘tidak akan ada hujan turun di atas bumi ini selama tujuh tahun”, dan kekeringan dan kelaparan menyusul, dengan hasil yang menghancurkan. Dan ketika saudara melihat Kitab Hakim-Hakim, saudara tidak terkejut, bukankah demikian, akan kelaparan ini? Kelaparan ini bukan hanya sesuatu yang terjadi begitu saja. Kelaparan ini adalah bagian dari penghakiman ilahi, karena keadaan rohani mereka, karena ke-khas-an mereka yang hilang.

Baca lagi Kitab Hakim-Hakim. Kadang-kadang terlihat sepertinya bahwa bahkan orang-orang terbaik terlibat dalam hal ini. Gideon! Bahkan di dalam rumah Gideon sendiri, rumah ayah-nya, ada yang berhala. Dan kemudian, setelah Tuhan telah menggunakan Gideon begitu besarnya, dia mendirikan penyembahan berhala. Hilangnya ke-khas-an umat Tuhan! Dia dipanggil untuk berdiri terpisah dari semua tuhan-tuhan lainnya. Dan akibatnya, mereka kehilangan kekuasaan atas musuh-musuh mereka. Kasus yang terus berulang akan kekalahan atau penaklukan dari satu bangsa atau yang lain. Hilangnya kekuasaan, hilangan kesatuan – mereka adalah orang-orang yang hancur secara moral dan rohani. Mereka tidak punya kesaksian berwibawa di dunia; semuanya telah hilang. Allah tidak sedang berada di seluruh negeri-negeri di mana Ia telah berjalan dengan begitu bersinyal dan mengagumkan agar Dia dapat menjadi satu-satunya Allah Israel. Kita telah berbicara tentang hal ini sebelumnya. Keterbagian, Allah menentang-nya. Dan ketunggalan tempat Allah, ke arah mana Dia berjalan – pertama dalam memanggil Abram keluar dari Ur, dari 5000 tuhan-tuhan yang disembah di sana, untuk menjadi Allah-nya satu-satunya; dan kemudian, membuatnya menunggu sampai hari ketika Kanaan diserang; melalui Yosua, untuk penghancuran ketujuh negara karena tuhan-tuhan mereka. Bersihkan negeri itu dari penyembahan berhala, untuk membawa umat-Nya ke dalam negeri di mana Dia sendiri – benar-benar – adalah obyek pekerjaan dan ibadah mereka. Di sini, ada yang berhala yang lain di negeri itu, dan kesaksian mereka telah hilang. Dia tidak segalanya. Tidak heran bahwa ada kelaparan di negeri itu.

Jika saudara ingin menerjemahkan hal itu ke dalam istilah rohani, saudara lihat, hal itu bekerja demikian secara rohani sekarang, seolah-olah, secara harfiah dan bersejarah dalam dispensasi lama. Ukuran makanan kita – sumber daya rohani kita, kepenuhan kita, kenaikan kita, pembesaran kita – adalah ukuran di mana kita sesuai dengan pikiran Allah. Hal ini diatur dengan cara itu. Dan ada banyak kelaparan rohani pada hari ini. Ya, umat Tuhan saat ini sangat lapar; memang, mereka sungguh kelaparan. Dan ke mana pun saudara pergi saudara mendengarkan keluhan ini: “Kami tidak bisa menemukan roti. Sulit untuk menemukan makanan rohani. Ada kelaparan untuk dapat mendengar Firman dalam kepenuhan apa pun.” Dan saudara tahu, ajaran Kitab Suci tidak selalu berarti makan. Mungkin ada banyak ajaran Kitab Suci. Memang, mungkin ada Institusi Kitab Suci yang berlimpah dan umat-umat mungkin masih kelaparan. Sebagian besar dari umat Tuhan dapat menghadiri mereka dan mengikuti melalui sesi mereka dan tetap masih miskin, tipis, kurus dalam kehidupan rohani mereka. Jangan sampai kita membingungkan hal-hal untuk makanan ini adalah makanan yang sesungguhnya; dan ada kelangkaan makanan rohani yang nyata dan sebagian besar karena pikiran penuh dari Allah bagi umat-Nya tidak diperoleh, tidak memerintah. Hal ini akan berbeda jika sebaliknya. Jadi, ada kelaparan di tanah Israel.

Catatan: “Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.”

Sekarang Elimelekh, isterinya dan kedua anaknya laki-laki adalah orang-orang yang sangat layak, orang-orang yang sangat bagus, adalah orang-orang yang sangat baik. Kita belum menemukan apa-apa yang dikatakan terhadap mereka, dalam kehidupan moral mereka, kehormatan mereka. Mungkin di dalam ketakutan akan Allah mereka, di dalam hati. Tapi di sini adalah satu hal yang perlu diperhatikan: Seberapa seringnya umat Allah yang baik, dan jujur dan tulus terlibat dalam tragedi karena keadaan umum Jemaat. Lihatlah baris tragedi ini. Di sini di ayat 1. “Mereka pergi ke daerah Moab untuk menetap di sana.” Ayat 2 “Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon. Dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana dan keduanya mengambil perempuan Moab. Yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.” Ayat 20 dan Naomi berkata – “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara – “kepahitan”. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi? Karena Tuhan telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”

Ini adalah tragedi, bukankah demikian? Tragedi. Dan ini adalah tragedi orang-orang baik yang terlibat dalam situasi di pihak umat Tuhan lebih umumnya, yang tidak sesuai dengan pikiran Tuhan. Apakah saudara tahu apa yang saya maksud? Saudara lihat, ini adalah jelasnya keputusasaan. Laki-laki ini Elimelekh putus asa, kehilangan harapan. Dia kehilangan iman. Dia berkata “Tidak ada gunanya tinggal di sini. Tidak ada apa-apa bagi kita di sini. Tidak ada prospek di sini, tidak ada jalan di sini. Sebaiknya kita keluar.” Laki-laki ini putus asa dan kehilangan harapan dan iman, dan membuat kesalahan besar yang menyebabkan tragedi – karena keadaan umat Tuhan. Oh, betapa banyak hal yang ada di kehidupan begitu banyak umat Tuhan yang tidak akan pernah menjadi jika umat Tuhan secara keseluruhan benar. Saudara pikir semua hal yang telah datang ke dalam Kekristenan, yang tidak selayaknya datang masuk, dan tidak akan pernah terjadi, jika posisi asli dari hari Pentakosta dan selanjutnya itu telah dipertahankan. Semua yang datang ketika penurunan rohani datang, dan semua bagian yang mengerikan ini di hari ketika Jemaat mulai kehilangan posisi rohaninya. Dan berapa banyak yang telah terlibat? Kita harus mengambil sikap ini, teman-teman, tentang orang-orang yang tampaknya berantakan. Mengapa begitu banyak yang berantakan? Ini bukan kesalahan mereka sendiri. Ini karena mereka tidak punya bantuan yang seharusnya mereka miliki, oleh Jemaat, dan di antara umat Tuhan. Karena hal-hal tidak dalam kondisi ketika mereka bisa mendapatkan bantuan mereka di antara umat Tuhan.

Saudara lihat, keadaan umat Tuhan secara kolektif memiliki kumandang yang sangat tragis pada individu-individu dari umat Tuhan dan kehidupan mereka. Ketika umat Tuhan secara kolektif ada di dalam keadaan rohani yang tepat, sesuai dengan hati dan pikiran dan kehendak yang diungkapkan, maka individu-individu menemukan keselamatan mereka di antara umat Tuhan, dan diselamatkan dari banyak kesalahan. Mereka menemukan hidup mereka di sana. Mereka menemukan bimbingan mereka di sana. Mereka menemukan perlindungan mereka di sana. Mereka menemukan kebijaksanaan mereka di sana. Begitulah seharusnya. Tetapi karena keadaan tidak begitu, seperti yang Tuhan harus miliki, ada banyak orang yang hanya membuat kesalahan dan kekeliruan yang mengerikan. Mereka terlibat dalam semua ini, dan ini adalah tragedi bagi banyak individu karena mereka tidak mempunyai nilai-nilai kehidupan korporasi dan kolektif umat Tuhan sebagaimana Dia harus memilikinya. Kita harus sangat perhatian dan sangat simpatik, dan sangat pengertian. Karena kesalahan tidak selalu ada pada individu. Mereka telah terlibat dalam Kekristenan yang telah membawa banyak hal yang Allah tidak pernah maksudkan, dan tidak akan pernah ada jika hal-hal terus berlanjut seperti pada awalnya.

Jadi di sini ada orang-orang yang layak, terhormat dan baik, takut akan Allah dalam hati mereka sendiri, tetapi bergerak keluar sepanjang garis tragedi yang mengerikan, karena bangsa itu salah, karena tubuh korporasinya salah. Hal ini demikian.

Tapi kemudian, mereka tidak sama sekali tanpa kesalahan, karena ada tanggung jawab individu. Dan tragedi hanya harus menyalip mereka yang menyerahkan iman dan prinsip mereka demi kebijakan atau keamanan pribadi.

Apakah saudara mengerti itu? Saudara lihat, mereka tahu dengan cukup baik bahwa perjanjian itu berkaitan dengan tanah itu, yang adalah rumah mereka. Mereka milik tanah perjanjian dan umat perjanjian, dan mereka tahu dengan cukup baik apa yang Allah katakan tentang negeri-negeri lain dan terutama tentang Moab. Apakah mereka tergelincir, dalam melupakan Kitab Suci mereka, saya tidak bisa katakan; tapi, saudara tahu, kita masuk ke dalam banyak masalah dengan tidak mengetahui Kitab Suci kita. Melakukan banyak hal yang sama sekali salah, sedangkan Kitab Suci memiliki sesuatu yang dikatakannya tentang hal itu dengan cukup tepat dan pasti, jika saja kita mengenal Kitab Suci kita, membaca dengan seksama Kitab Suci kita.

Saudara tahu, Daud masuk ke sebuah sedikit kesulitan yang sangat mengerikan pada satu saat karena dia lupa Kitab Sucinya. Atas kereta dan tabut Allah. Menempatkan tabut di atas kereta. Oh ya, dan Tuhan berkata bahwa orang-orang Lewilah yang harus mengangkat tabut, bukan kereta. Hal ini tercatat di sana, di dalam Kitab Suci. Daud sangat marah dengan Tuhan karena Ia membunuh pendorong kereta itu. Tapi dia pergi dan keluar bersama dengan Tuhan, dan membawa Kitab Sucinya dan menemukan di mana ada tertulis bahwa orang Lewilah yang seharusnya mengangkat Tabut. Dan ia menyesuaikan hal-hal, tapi ini tidak berarti bahwa ia diselamatkan dari tragedi itu. Dengarkan ini: Tuhan telah memberi kita Firman dan mengungkapkan pikiran-Nya kepada kita. Dia tidak akan menyelamatkan kita dari tragedi itu. Dia tidak akan menyelamatkan kita dari tragedi yang mengikuti ketidaktahuan kita tentang apa yang bisa kita ketahui, dan harus tahu. Ini adalah sebuah pelajaran yang sangat mendalam yang didapatkan dari kasus ini.

Jadi, tragedi harus menyalip mereka yang menyerahkan iman. Ah, ya! Itu adalah panggilan iman, bukankah demikian? Saudara lihat, seluruh kisah indah dalam kitab kecil ini bekerja sampai ke kemenangan karena iman datang masuk di suatu tempat. Iman datang kembali ke tempat di mana iman telah hilang. Kita tidak harus mengantisipasikannya, tapi saudara lihat, iman datang kembali, tepat ke dalam lingkaran keluarga Elimelekh.

Iman yang hilang menyebabkan tragedi itu. Iman yang pulih menyebabkan pemulihan dan kemuliaan.

Ah, ya! Sebuah ujian iman yang sangat parah, itu benar. Sebuah ujian iman yang parah, tapi saudara punya prinsip di sini. Tuhan Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam dan lapar. Situasi ini mungkin, secara fisik, cukup kritis, mungkin putus asa. Dan Iblis berkata, “Ayo, jadikan batu-batu ini menjadi roti.”

Berikut adalah ujian iman di dalam Bapa, bukankah demikian? Saudara lihat prinsipnya? Apakah iman kepada Bapa akan membawa kita untuk melakukan hal yang benar atau hilangnya iman akan membawa kita untuk melakukan hal yang salah?

Tragedi seperti apa yang akan terjadi jika Tuhan Yesus telah menyerahkan iman kepada Bapa-Nya untuk kebutuhan yang jelas, pada keadaan yang tampaknya setelah semuanya begitu putus asa dan begitu serius.

Ini dia: Elimelekh melepaskan imannya dalam pengujian. Menyerah kepada keadaan. Menyerah kepada kebijakan. Dan salah satu hal yang paling mengakibatkan bencana adalah kebijakan – apa yang politik atur untuk lakukan, terhadap apa yang Tuhan telah katakan? Membiarkan kebijakan untuk memerintah, atau keuntungan kita sendiri, keamanan kita sendiri, kesejahteraan kita sendiri, ketika Allah telah mengungkapkan pikiran-Nya tentang hal itu dengan sangat jelas dalam Firman-Nya.

Saudara lihat, kita tidak bisa, setelah semuanya, melestarikan kepenuhan kita (1:21). “Dengan tangan yang penuh aku pergi.” Kita tidak bisa menjaga kepenuhan kita di luar tanah Allah. Kita mungkin memiliki banyak, tapi keluar dari tanah Allah dan saudara tidak bisa menyimpannya. Mereka pikir mereka akan menjaga semuanya, saudara lihat, dengan pergi ke Moab. Untuk melestarikan kepenuhan mereka, dengan tangan yang penuh mereka pergi. Sudah terbukti bahwa mereka mengambil segala sesuatu dengan mereka. Mereka pikir mereka akan cukup aman. Mereka telah membawa segala sesuatu dengan mereka. Dengan tangan yang penuh mereka keluar, katanya, dan mereka pulang kembali dengan tangan yang kosong.

Kita tidak dapat melestarikan apapun jika kita keluar dari tanah Allah, jika kita pergi ke tanah yang asing bagi Allah. Dan Moab itu sama sekali asing bagi Allah, dan asing pada perjanjian Allah. Memang, Moab lebih buruk lagi dari itu.

Dan jadi Naomi berkata, dalam kata-kata yang mengerikan ini: “Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku.” “Tuhan telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”

Saudara lihat, Allah bertindak secara berdaulat, dalam ketidaksetujuan. Untuk apa? Untuk memulangkan mereka. Kesulitan di bawah tangan Allah selalu dimaksudkan yang terutama untuk memperbaiki dan kemudian memulihkan. Allah berdaulat, dan Dia bertindak secara berdaulat dengan mereka. Dan jadi Dia membawa kesulitan ini ke atas mereka. Dia tidak bisa melakukan yang lain. Dalam kebaikan-Nya, dalam rahmat-Nya, dan menurut pemikiran dermawan-Nya, Dia menegur mereka.

Daud berkata, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang.” Sebagaimana benarnya hal ini di dalam kasus ini. Ah, ya, semua itu garis gelap. Di sini adalah, apa? Nah, kematian. Elimelekh telah mati. Kedua anaknya laki-laki telah mati. Kematian, buntu, jalan buntu. Tidak mungkin itu! Semuanya telah tiba pada kebuntuan, macet. Semuanya terikat. Kemandulan. Naomi berkata demikian tentang dirinya dan kedua isteri dari kedua anaknya laki-laki – Tidak ada anak! Semuanya kemandulan dan kematian ketika kita bertindak bertentangan dengan pikiran Allah yang dinyatakan.

Ini adalah pelajaran yang mengerikan – Tidak ada pelayanan yang berbuah jika kita keluar dari tanah Allah. Oh, bawalah masuk ke hati! Allah telah mengungkapkan pikiran-Nya dengan sangat jelas: pada semua hal mengenai hidup dan pelayanan saya, Dia telah meletakkan dasar prinsip-prinsip-Nya. Dia telah mengatakan kepada kita di mana dan atas dasar apa Dia akan bertemu dengan kita; Dia telah mengatakan kepada kita bahwa di dalam Rumah-Nya-lah bahwa Dia akan bertemu dengan umat-Nya. Dia telah memberitahukan kepada kita bahwa di dalam Rumah-Nya Dia telah menentukan hal-hal tertentu dan orang-orang tertentu, di bawah urapan Roh Kudus, untuk pengarahan kita, untuk keselamatan kita, dan untuk kebaikan kita. Mari kita keluar dari tanah itu dan lihatlah apa yang akan terjadi. Saudara dapat mengujinya. Sekali-kali tidak saudara melakukan itu, tapi hal ini sangat nyata, hal ini cukup jelas. Ada kebatasan dan kematian rohani, dan kemandulan. Kehidupan yang hanya bergerak cepat mengarah mendekati akhir mereka, dengan cerita akan kemandulan yang seharusnya menjadi cerita akan kepenuhan, kekayaan pelayanan, karena mereka tidak akan dan tidak mau mengakui prinsip-prinsip Allah di antara umat-Nya.

Katakanlah apapun yang saudara kenankan. Salahkan umat Tuhan; salahkan hamba Tuhan jika saudara mau. Firman Allah sunggh jelas tentang hal itu. Kita akan menemukan jalan kita, dan kita akan menemukan pelayanan kita di atas dasar yang telah Allah tetapkan. Dan jika kita, mengetahui itu, atau, telah diberikannya kepada kita untuk mengetahui itu di dalam Firman Allah, (dan kita harus tahu itu) mengabaikannya, atau membiarkan kita keluar darinya, berangkat keluar dari itu, menolak untuk memilikinya, melanggarnya – baik-baik saja – kematian rohani, kemandulan rohani, kebuntuan rohani.

Ini adalah hal-hal yang harus kita ingat di dalam hati kita, meskipun mereka terdengar begitu keras. Mari kita letakkan hal ini di dalam hati kita. Bagian yang seharusnya menjadi milik kita, dan adalah milik kita sebagai hak kita, berdasarkan perjanjian, seperti dalam kasus ini, baik jatuh ke dalam penundaan – kita tidak mendapatkan apa-apa darinya – atau semuanya jatuh ke tangan orang lain. Ada peringatan yang mengerikan dalam Kitab Wahyu – “Supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Mahkota itu yang bisa menjadi milik kita jatuh ke tangan orang lain.

Nah, itulah salah satu garis di atas mana seluruh cerita ini terungkapkan. Ini adalah garis tragis. Ini adalah garis gelap. Dan saya tahu bahwa saudara ditindas oleh itu. Namun, lebih baik jika kita mengenali pesan dari kitab ini. Karena, teman-teman, ini bukan hanya pesan yang berlaku bagi kita secara pribadi dalam kehidupan Kristen kita, tapi saudara lihat, ini adalah salah satu garis utama dari seluruh doktrin penebusan, yang mungkin akan kita lihat nantinya.

Sampai saudara mengakui tanah dasar kematian, alasan kematian dan kebuntuan, dan kemandulan, saudara tidak ada dalam posisi untuk menghargai belas kasihan Allah yang begitu indah dan luar biasa.

Jadi kami lewat ke baris berikutnya sepanjang garis mana kita ini terungkapkan. Kita bisa menyimpulkannya di bawah satu kalimat kecil dan gelar Tuhan yang kita sangat kenal dalam Perjanjian Baru, Allah, sumber pengharapan. Itu adalah latar belakang yang gelap dan mengerikan, tapi di hadapannya berdiri ini – Allah, sumber pengharapan.

Rut 1:6 “Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.”

Ayat 22 “Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.”

Kabar baik dari negeri yang jauh! Berita baik dari negeri yang jauh. Ia telah mendengar. Dari tanah Israel, di daerah Moab ia mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya. Sulit untuk menempatkan kisah ini di Kitab Hakim-Hakim. Tapi kisah ini jelas adalah salah satu periode antara tragedi-tragedi yang ada di sana. Ada periode tersebut, seperti yang saudara ketahui di Kitab Hakim-Hakim, ketika situasinya berubah. Untuk sementara waktu, di bawah Gideon, misalnya, dan di bawah Debora, dan di bawah orang lain – sepetak-sepetak wawasan dalam hari yang gelap dan panjang selama 400 tahun. Hal ini jelas bahwa di salah satu periode terang dalam sejarah yang kelam itu, kisah ini ditentukan. “Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.” – dan mereka lolos dari kelaparan ke musim menuai jelai.

Ada tempat di mana Allah bertemu dengan kita, tetapi Dia hanya akan bertemu dengan kita di tempat itu. Dan tempat itu adalah kebangkitan – pada tanah kebangkitan.

Nah, “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit!” Kata Tomas, “Sekali-kali aku tidak akan percaya.” Dan jadi dia tidak bersama mereka ketika Tuhan muncul pada awalnya. Dia ada di suatu tempat yang jauh, di luar, berkelana, mungkin, dalam keputusasaan dan kegelapan. Tuhan tidak pernah pergi mencari Tomas. Dia membiarkannya berlangsung begitu saja, membiarkan dia ber-rebus di dalam penderitaannya. “Di sini adalah tempat di mana Aku akan menemuimu, di mana engkau percaya bahwa Aku telah bangkit.” “Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Ini adalah pertanyaan akan iman, bukankah demikian? Untuk percaya pada kebangkitan.

Kabar baik telah menyebar. “Kami telah melihat Tuhan. Sesungguhnya Tuhan telah bangkit,” tapi dia memilih untuk tidak mempercayai kabar baik itu; dan dengan begitu dia ditinggalkan di luar dalam kegelapan – dan Tuhan tidak pergi kepadanya. Tidak sampai ia datang masuk. Bagaimana ia datang masuk pada hari itu kita tidak tahu. Sesuatu telah terjadi di dalam dirinya. Mungkin dia telah datang ke tempat di mana ia berkata – “Sudah pasti aku tidak mendapatkan apa-apa sepanjang garis ini. Ini tidak membawaku ke mana pun. Jika ada harapan sama sekali tampaknya harapan itu ada di antara orang-orang itu, di ruangan itu. Paling tidak yang dapat aku lakukan adalah untuk pergi dan melihat.” Ah, ya, dan ketika ia naik ke tanah di mana Tuhan dipercayai dan di mana mereka sedang menikmati kenyataan kebangkitan-Nya, Tuhan menemui dia dan dia bertemu dengan Tuhan.

Selalu ada dasar, saudara tahu, seperti itu. Saudara tahu, perumpamaan tentang anak yang hilang memiliki aspek seperti itu. Anaknya yang sulung tidak mau masuk. Baiklah, biarkan dia tinggal di luar dan sengsara. Semua sukacita ada di dalam. Dia harus datang ke tanah kebangkitan agar bisa berada dalam kebaikan hidup dan sukacita kebangkitan. Itu adalah tempat di mana Tuhan bertemu dengan kita, saudara lihat, musim menuai jelai.

Sekarang saudara, siswa-siswi Kitab Suci tahu dengan cukup baik bahwa jelai selalu adalah sejenis kebangkitan. Ini adalah penuaian jelai yang pertama. Jelai disebut cukup banyak dalam kitab kecil ini, bukankah demikian? Mari kita lihat. Enam kali di dalam kitab kecil ini. Dan dari hasil panen jelai Rut masuk ke kehidupan barunya, kepenuhan barunya, dengan apa yang Boas berikan kepadanya akan simpanan jelai. Semuanya bertumpu pada jelai dan panen jelai.

Bagaimana dengan lima roti jelai itu dengan apa Tuhan memberi makan orang banyak? Apa yang Dia katakan segera setelah itu? “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan.” “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Nah, misteri akan Kristus yang memberikan hidup-Nya untuk kita hanya dapat diketahui jika jika berada di tanah kebangkitan, bukankah demikian? Roh Kudus dalam pelayanan Kristus setelah kebangkitan-Nya. Kebangkitan-Nya, dalam pelayanan Hidup bangkit-Nya kepada kita. Ini adalah roti jelai, saudara lihat. Saudara dapat pergi melalui Kitab Suci dengan itu dan melihatnya; itu selalu satu hal ini: kebangkitan.

1 Petrus 1:3,4 “Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Saudara dapat membaca hal ini tepat di dalam Kitab Rut.

Jadi Allah selalu bergerak kembali, serta maju, sepanjang garis kebangkitan. Itulah pesan di sini. Dia bergerak di sepanjang garis kebangkitan. Dengan kata lain, Allah selalu berada di jalur positif. Situasi ini tidak berkenan kepada Allah, tidak ada kepuasan bagi Allah. Tragedi hal-hal ini – baik di negeri atau dalam kehidupan beberapa orang ini – tidak memberikan kemuliaan kepada Allah. Dia selalu bereaksi terhadap situasi seperti itu pada prinsip dan garis kebangkitan.

Dia ada pada garis positif. Percayalah. Apakah saudara sedang berada di suatu tempat dalam situasi tragis? Apakah saudara telah tiba pada kemacetan? Sebuah kebuntuan, jalan buntu, dan kemandulan? Apakah saudara merasa saudara telah keluar dari tanah Tuhan? Dengarlah, Tuhan tidak menerima itu, dan Dia tidak ingin saudara untuk menerima itu. Tuhan tidak percaya bahwa itu adalah yang terakhir. Tuhan bekerja pada jalur positif. Tidak ada keputusasaan dan tragedi yang begitu dalam dan mengerikan tetapi bahwa Tuhan akan bereaksi terhadapnya dalam kebangkitan.

Oh, peganglah hal ini dengan iman, peganglah hal ini, bahwa Allah adalah Allah kebangkitan! Allah adalah Allah musim menuai jelai. Jawaban-Nya akan kematian dan kehancuran? Dia adalah Alalh yang membangkitkan dari antara orang mati.

Jika saudara merasa seperti itu, percaya kepada-Nya, seperti itu. Percayalah kepada-Nya.

Ada kabar baik bagi saudara. Seperti bagi Naomi, Kabar Baik. Pembalikkan semua kemalangan kita ada di kebangkitan Tuhan Yesus. Apakah saudara memahaminya? Ya.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.