Austin-Sparks.net

Catatan Tentang Kitab Rut

oleh T. Austin-Sparks

Bagian 3

Ini adalah hal yang mulia, teman-teman, bukankah demikian, untuk benar-benar memahami bahwa Tuhan Yesus tidak memiliki kesibukan lain, di mana kita bersangkutan. Kita hanyalah satu-satunya kesibukan-Nya. Di mana Ia tidak terhalang oleh pertimbangan lain, dan semua kepentingan pribadi telah benar-benar menghilang dalam kepentingan untuk mendapatkan Mempelai-Nya. Dia bebas. Itu adalah Filipi 2:4-8, bukankah demikian? Ya, semuanya hilang. Bahkan kemuliaan-Nya di sorga, di mana Bapa berada, telah hilang karena Dia bermata-satu dan berpikiran-tunggal. Dia hanya memiliki satu kepentingan. Dia tidak terhalang sekarang dengan pertimbangan lain apa pun. Saudara dan saya adalah tujuan-Nya, dan Dia bebas dari segala sesuatu yang lain.

Saya sangat bersyukur Tuhan tidak mempunyai alternatif lain, apakah saudara tidak merasa demikian? Dia tidak memiliki alternatif lain. Tidak ada sama sekali. Laki-laki yang lain itu memiliki alternatif lain. Kristus tidak.

Nah, dan ketika hal-hal didirikan atas dasar itu, dan Boas adalah satu-satunya Penebus, dan Penebusan dilakukan, semua milik pusakanya menjadi milik Ruth – dalam Boas. Semua penebusan adalah miliknya dalam dia. Semua milik pusakanya adalah miliknya dalam dia. Itu adalah Penebusan yang ada di dalam Kristus Yesus. Kita memiliki semuanya di dalam Dia. “Ia yang menyerahkan Anak-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Kita mendapatkan semuanya di dalam Kristus.

Saya tahu betapa sederhananya ini, tapi bukankah kitab ini adalah sebuah eksposisi yang indah dan mengesankan dari Injil? Milik pusaka, mari kita lihat itu.

Nah, di tempat pertama, tentu saja, itu adalah bagian di tanah perjanjian. Saudara harus kembali lagi ke kitab Yosua, ketika tanah itu diambil oleh Yosua, dan akhirnya ditakluk-kan dan diduduki. Kemudian tanah itu dibagi ke suku-suku, dan melalui suku-suku kepada keluarga-keluarga. Mereka memiliki bagian mereka, milik pusaka mereka, di tanah itu. Entah bagaimana Elimelekh mendapatkan suatu bagian di tanah perjanjian itu. Sekarang, kita tahu apa yang diartikan dari gambaran Perjanjian Lama. Jadi, baik, saudara lihat kita telah bergerak pada sore ini, hanya untuk menyentuhnya di dalam surat kepada jemaat di Efesus. Karena hal yang sesuai dengan kitab Yosua adalah surat kepada jemaat di Efesus. Bagian yang indah yang ada di dalam Kristus, dan bagian yang indah Dia di dalam milik-Nya. Itu adalah tanah perjanjian, bukankah demikian, di jarak jauh. Itulah warisan-nya. Lihatlah Efesus: jarak jauh, sampai ke kekekalan, dan ke dalam kekekalan yang akan datang. Indah! Tanah yang sangat kaya. Sebuah tanah yang sangat subur. Dan bagiannya di tempat pertama, di sini dalam pandangan dengan Rut, adalah bagian itu di tanah perjanjian. Dan ini bukanlah sesuatu hal yang kecil untuk memiliki bagian di dalam tanah perjanjian itu, sebagai milik saudara sendiri.

Tapi itu tidak pernah berhenti di sana. Saudara lihat, apa yang telah menjadi miliknya karena persatuannya dengan Naomi dan melalui Naomi, dengan Elimelekh – apa yang telah menjadi miliknya telah menghilang, hilang. Tapi dalam pemulihan melalui penebusan, sesuatu yang lebih sangat besar dari apa yang hilang, diberikan. Miliknya yang sedikit bergabung dengan milik-Nya yang besar. Betapa besarnya kebenaran ini!!! Bahwa dalam penebusan dalam Kristus Yesus kita mendapatkan jauh lebih banyak daripada apa yang pernah kita hilang, jauh lebih banyak daripada apa yang pernah Adam miliki, dan oleh karena itu jauh lebih besar dari apa yang Adam pernah hilang. Ini adalah bagian yang sangat lebih diperbesar ke dalam apa kita datang dalam Kristus. Sedikit bagian kita, ya, tapi segalanya Dia.

Dan saya senang bahwa “Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem. Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh.”

Lihatlah melalui kaca itu, melalui abad-abad, melalui Rut, dan lihatlah Seorang yang Kaya Raya. Apakah Rut datang ke sebuah bagian yang lebih besar dari pada sedikit tanah Kanaan yang ia telah hilang? Oh, lihat ke Kristus, yang datang melalui dirinya. Dia datang dari Rut. Sungguh suatu bagian! Yang lebih besar dari Boas ada di sini.

Dan kemudian, untuk saat ini, akhirnya, motif dan prinsip penebusan ini. Ini dinyatakan dalam kata-kata Boas – “Untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Mungkin sedikit membingungkan, jika saudara tidak memahami arti dari itu – “Untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Untuk menegakkan nama Elimelekh di atas milik pusakanya. Bagaimana? Oleh keturunan, dengan keturunan yang kekal dalam kebangkitan. Elimelekh, apa arti dari itu? Allah adalah raja. Itulah dia. Saudara lihat, bagian pertama membawa Allah masuk. Nama itu berarti “Allah, sang Raja.” “Untuk menegakkan nama Tuhan di atas milik pusaka-Nya!”

Kata-kata terakhir dalam Kitab Hakim-Hakim – “Tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Dan kekacauan apa yang ada! Sungguh tragedi! Selalu ada kekacauan dan tragedi di mana tidak ada otoritas dan kuasa pusat. Semua masalah dapat ditelusuri ke sana. Hal ini terjadi pada zaman hakim-hakim selama empat ratus tahun, kondisi mengerikan dan tragedi akhir ini.

Hal ini, hari ini, di seluruh dunia, benar; dan dalam arti tertentu hal ini memang benar dalam agama Kristen. Semua pemecahbelahan, gangguan, kondisi tidak bahagia yang ada karena Yesus tidak berada di tempat Kepemimpinan-Nya. Karena, sungguh, sementara Dia disebut Tuhan dan Raja, sementara Dia dikatakan sebagai Tuhan dan Raja dalam nama dan pengakuan, Dia sesungguhnya tidak di tempat itu. Tuan-tuan lain berkuasa. Kita bisa memiliki banyak tuan-tuan. Hal-hal yang benar-benar memerintah bahkan dalam kehidupan Kristen, dan urusan Jemaat. Hal-hal yang menghalangi Kepemimpinan Kuasa dan Mutlak Tuhan Yesus. Bukankah hal ini telah dibuat sangat jelas oleh Paulus bahwa kesatuan, persatuan, bahwa persekutuan organik dalam tubuh Kristus datang dari Kepemimpinan-Nya. Seluruh Tubuh rapi tersusun, tergabung bersama-sama, seperti dari Kepala.

Yah, kita begitu mengenal hal itu dan di sini saudara memiliki kondisi yang segalanya kecuali demikian, dan hal ini seperti itu hari ini.

Kebutuhannya adalah untuk Kuasa, untuk Pemerintahan, untuk Kepemimpinan, untuk seorang Raja, untuk Tuhan, sungguh, benar-benar, menjadi Tuhan. Di mana-mana saya telah baru-baru ini berada di Amerika di antara orang-orang Kristen, hal yang sama telah dikatakan kepada saya. Saya belum mengatakannya, tapi hal ini telah dikatakan kepada saya di mana-mana, “Masalah kami adalah, tidak ada pemimpin. Masalah kami adalah, kekurangan kekuasaan. Semua orang melakukan apa yang mereka pikirkan atau inginkan; tidak ada kuasa pusat, tidak ada kepemimpinan.”

Oleh karena itu, apa yang saudara miliki? Kelaparan? Kelaparan, kebutuhan, kelaparan dan kemiskinan rohani, semuanya ada. Itulah kondisi di zaman Hakim-Hakim, dan itulah kondisi hari-hari ini, sampai Tuhan mengunjungi mereka. “Untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Ini pastinya berarti pemulihan dan pengembalian Ketuhanan Tuhan yang mutlak.

Elimelekh – “Allah adalah Raja.” Untuk menegakkan nama itu. Dan ketika Dia ditegakkan, ada situasi yang sangat diberkati, didapatkan.

Tidak ada yang hilang dalam memiliki Tuhan sebagai Tuhan yang mutlak. Orang-orang tampaknya berpikir bahwa jika mereka melepaskannya kepada Tuhan, dan membiarkan Dia menjadi Tuhan, sepenuhnya, maka mereka akan kehilangan sesuatu.

Nah, jangan tertipu tentang hal itu. Lihat kembali ke Kitab Hakim-Hakim, dan lihat untuk melihat bahwa ini – bolehkah kita katakan “kitab kecil” sekarang? Tentu saja tidak! – Kitab Rut ini mengatakan secara inklusif dan akhir bahwa ketika ada seorang Kepala, dan Tuhan ditetapkan, bahwa ada kelimpahan, ada kemakmuran, ada berkat, ada hidup, ada segalanya. Dan ketika hal itu tidak begitu, tidak ada apa-apa. “Untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.”

Dalam pandangan lain akan hal itu, “Engkau memberi Dia kuasa.” Dia kehilangan milik pusakanya dalam kematian, melalui dosa, dan namun untuk membangkitkan bagi manusia, manusia yang telah berbuat dosa, dan manusia yang telah mati, di hadapan Allah; untuk membangkitkan bahkan untuk manusia itu, melalui penebusan, kuasanya lagi, kerajaan-nya. Karena kita akan memerintah bersama dengan Dia, Tuhan kita.

Pesan ini pada malam ini sangat penuh dalam dirinya sendiri sebagaimananya mungkin.

Kitab Rut dikumpulkan seluruhnya ke dalam pernyataan luhur Rut itu, salah satu hal yang paling indah di seluruh Kitab Suci, Pasal 1:16-18: “Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”

“Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.”

Jalan Iman menuju Kepenuhan Akhir

Untuk menyiasati hal ini bagi Rut adalah sebuah keputusan iman yang luar biasa. Lihatlah Pasal 2:11, “Boas menjawab: “Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.”

Sebuah usaha iman yang besar. Sebuah penolakan luhur. Saudara mungkin tidak berpikir bahwa ada sangat banyak yang harus ditolak di Moab, untuk meninggalkan tempat yang penuh dengan kesedihan dan kekecewaan dan tragedi; tetapi ketika saudara mempertimbangkan benar-benar apa situasinya, dan apa yang akan ia masukki, semua yang tidak diketahui pada dirinya sendiri, dan bagaimana semuanya akan terjadi, saya pikir saudara akan melihat gambar ini dari sudut yang lain. Setidaknya ia berada di rumahnya sendiri di negerinya sendiri – dikenal dan diakui dan memiliki tempat di sana. Dia memiliki bapa dan ibu dan tempat tinggal. Dia sedang pergi ke negeri asing. Dia sedang pergi dengan ibu mertuanya yang janda, yang sedang berada dalam kesedihan yang besar, yang pada hidupnya terdapatkan tragedi besar, dan yang sedang berada di bawah awan kekecewaan yang sangat besar – tidak hanya dengan hidupnya tetapi dengan Tuhan sendiri. “Tuhan telah naik saksi menentang aku.” Pematahan semangat rohani yang nyata, kebingungan.

Dan Rut adalah seorang Moab. Dia pasti tahu tentang pembatasan yang ada pada bangsanya sejauh mana Israel bersangkutan. Kutukan yang telah diucapkan atas Moab – “Seorang Amon atau seorang Moab tidak boleh masuk Jemaah Tuhan sampai selama-lamanya.” – dia pasti sudah tahu itu, dan bahwa hal ini sangatlah diragukan bahwa ia akan mendapatkan penerimaan dalam negeri Israel, - disambut datang. Bahkan, mungkin hal ini akan menjadi sebaliknya. Dicurigakan, dikucilkan. Dan saudara tahu, Boas harus memberikan instruksi khusus kepada pengerja-pengerja lelaki dan perempuan-nya untuk tidak bertindak jahat kepadanya, untuk tidak mengganggunya. Dan berulang kali dia harus memerintahkan mereka untuk menunjukkan beberapa kebaikan. Di sini adalah seorang perempuan, di bawah bayangan, di tengah-tengah mereka. Dan dia pasti tahu sesuatu tentang hal itu, apa yang dapat diartikan dari itu, masa depan semuanya tidak pasti dan sangat meragukan. Hatinya mungkin saja pingsan, jika dia memikirkannya.

Tapi – ada iman yang cukup. “Allahmulah Allahku.” Telah terbukti, dengan semua ini, bahwa Naomi telah mengajarkan menantunya sesuatu tentang Allahnya yang membuat Rut merasa – “Pokoknya, lebih baik untuk berada di tempat di mana Allah itu dikenal dan diakui daripada di mana aku berada di Moab.” Ada iman dalam hatinya kepada Allah Naomi, dan Allah Israel, dan itu cukup untuk membuatnya di satu sisi untuk meninggalkan tempat keamanannya, - meninggalkan rumahnya, dan Boas memang mengakui bahwa itu berarti sesuatu bagi Rut untuk meninggalkannya: “Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan;” dan di sisi lain, untuk menerima semua yang mungkin terjadi, tanpa pengetahuan akan apa yang benar-benar akan terjadi. Itu adalah Usaha Iman, Iman yang menolak, tanpa memiliki pengetahuan yang nyata bahwa semuanya akan berjalan dengan baik, dan bahwa ada prospek yang cerah yang akhirnya datang ke tampilan.

Itu adalah langkah pertama dalam perjalanan menuju kepenuhan besar ini: Usaha Iman.

Oh, berapa banyak pemikatan yang kita butuhkan, berapa banyak janji-janji dan jaminan-jaminan yang kita butuhkan untuk mendapatkan kita di perjalanan. Berapa banyak yang harus ditunjukkan di depan mata orang-orang mengenai berkat-berkat yang akan mereka dapatkan, jika mereka akan mengikuti Tuhan, apa yang akan datang kepada mereka.

Kita sangat lelet, bukankah demikian, dalam tanggapan kita? Kita harus, harus memiliki begitu banyak suap. Saya takut daya tarik Injil telah diratakan ke bawah sana, ke semua hal yang saudara akan dapatkan jika saudara menjadi seorang Kristen.

Iman yang sesungguhnya yang Tuhan nantikan untuk temukan sangatlah sulit untuk ditemukan, dan kita tidak terkejut, apakah kita, bahwa keterbatasan datang ke dalam hidup? Kita sedang berbicara tentang Jalan Iman ke Kepenuhan. Dan saya tidak bisa menghindari perasaan ini, sangat sering, bahwa pembatasan rohani, kecilnya kehidupan rohani, pengetahuan tentang Tuhan, yang pernah sekali kita benar-benar dipanggil ke dalam semua itu dalam Kristus – pembatasan itu disebabkan oleh ini, bahwa kita selalu berpikir bagaimana hal itu akan mempengaruhi kita, baik atau buruk, apa yang akan kita dapatkan. Bahkan murid-murid-Nya, yang berada dengan Tuhan, berkata “Tuhan, kami telah meninggalkan semuanya demi Engkau; apa yang akan kami dapatkan?”

Itu terlalu sering menjadi sebuah motif – “Apa yang akan kita miliki? Apa yang akan kita dapatkan. Atau, apa yang akan kita hilang?” Tidak heran kehidupan rohani sangat miskin. Kalau saja kita memiliki beberapa jenis iman yang Rut miliki ini. Ia sadar bahwa ini akan menjadi mahal, sangat memungkinkan. Akan sangat sulit, menghadapi kenyataan. Namun demikian, “Allahmu layak. Allahmu akan menjadi Allahku.” Demi Allah, dan bukan demi kita sendiri, adalah motif yang seharusnya diaktifkan. Demi Tuhan.

Jika hal ini demikian demi Tuhan – tidak hanya pada awal kita, tetapi dalam kelanjutan kita, karena kita dibawa ke dalam banyak kerugian dengan cara ini – tapi, demi Tuhan – kita akan membuat kemajuan yang lebih baik; kita akan datang dengan lebih cepat ke dalam kepenuhan tujuan Ilahi. Ini adalah motif, saudara lihat, motif iman, yang menjadikan semuanya berbeda. Hal ini cukup jelas, bukankah demikian, bahwa jika kita selalu memikirkan diri kita sendiri dan bagaimana semuanya akan mempengaruhi kita, kita tidak akan berjalan jauh?

Tuhan tidak sedang menggantungkan hadiah di hadapan kita, untuk menyuap, atau membujuk, atau menarik. Dia berkata, dengan terus terang – “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Iman harus memandang melalui dan berkata “Lebih baik untuk memiliki Tuhan, daripada memiliki segala sesuatu yang lain dan tidak memiliki Tuhan” apa pun itu. Dan lebih baik untuk memiliki Tuhan, dengan penderitaan dan kesulitan dan percobaan dan halangan dan penganiayaan, daripada tidak mengalami semua ini dan pada saat yang sama menjadi tanpa Tuhan.

Usaha Iman, iman yang menolak ini. Kemudian keteguhan dan ketetapan iman. Saya suka ayat 18 ini – “Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.” Tidak ada gunanya berdebat dengan perempuan ini; tidak ada gunanya berbicara dengannya. Dia telah bertekad dan itulah akhirnya. Bersikeras. Tegas, dan akhirnya jadi, dia bisa berkata, “Tidak ada gunanya. Kau tidak akan bisa mengubah keputusanku. Kau tidak akan bisa mendebatkan atau membujuk-ku untuk berubah pikiran. Aku telah memutuskan.” Dan Naomi melihat itu. “Berhentilah ia berkata-kata kepadanya.”

Keteguhan dan ketetapan keputusan iman ini. Dapatkan seperti itu dan Tuhan dapat melakukan apapun.

Apa yang Tuhan lakukan, seperti yang telah kita lihat, adalah sangat indah. Saudara akan melihatnya lagi dalam beberapa saat. Saudara lihat, iman seperti itu membuka jalan bagi Tuhan untuk melakukan hal-hal yang indah. Dan untuk membawa dengan cepat ke kepenuhan-Nya yang terbesar.

Apakah kita tidak lambat karena kita tidak tegas? Bukankah kemajuan rohani kita terbelakang dan tersendat karena ada begitu sedikit dari ketetapan tentang keputusan kita ini? Masih menghentikan, pincang antara dua pendapat? Masih tidak yakin akan apa keputusan kita seluruhnya? Apakah kita akan terus berjalan sepenuhnya? Dan oleh karena itu tahun-tahun berlalu, dan kita masih sangat banyak dalam posisi yang sama secara rohani, setelah sekian waktu yang lama, seperti apa seadanya kita sebelumnya.

Ini adalah kata yang sangat sederhana, tapi teman-teman, ini adalah kata yang baik untuk menutup konferensi ini. Di hadapan semua hal yang Tuhan inginkan dan telah memanggil kita untuk, kita harus benar-benar tergerak dan terhasut dengan hal ini, untuk berkata dengan Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” “Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras.” Sungguh pernyataan teguh akan keteguhan pikiran itu! Kemudian, sekali lagi saya katakan, saudara tidak terkejut dengan sekuelnya:

Ke-inklusifan Iman

Kata itu di ayat 16 dan 17 yang baru saja kita kutip lagi adalah hal yang sangat komprehensif dan inklusif, bukankah demikian? Kata itu mencakupi semua dasar. Setiap kemungkinan yang mungkin. Setiap aspek dari hal-hal. Semuanya diambil dalam satu survei, mencakupi dan dibawa ke sini dalam bentuk yang kudus dan pekat: “Aku telah mengambil perhitungan penuh dari segala sesuatu – setiap aspek dari hal ini – dan aku melihat bahwa hal ini dapat menyebabkan-ku masuk ke dalam banyak situasi-situasi; dan mungkin ini akan menjadi urusan yang sangat menguji dan panjang berlarut-larut; tapi hal ini menuju kematian, dan semua yang datang antara sekarang dan kemudian aku sudah memperhitungkannya.”

Ini adalah pengakuan iman yang inklusif. Dan kemudian karena hal ini seperti itu – itu adalah jenis iman berpetualang, iman yang menolak, iman yang Tegas dan Pasti, Inklusif, Komprehensif – iman seperti itu membuka jalan untuk kasih karunia Allah dalam cara yang paling indah. Kasih karunia Allah!

Sungguh sebuah cerita akan anugrah Allah! Kita menunjukkan sebelumnya hari ini kecacatan Rut, kecacatan yang diderita jiwa itu, dan berada di bawahnya! Cacat kelahiran. Stigma yang telah diwariskan dari leluhurnya. Stigma inses, dan kemudian kecacatan dari kutukan. Pembatasannya: “Seorang Amon atau seorang Moab tidak boleh masuk Jemaah Tuhan sampai selama-lamanya.” Dan dia pergi masuk ke tengah-tengah jemaat Tuhan, bertentangan dengan pembatasan dan kecacatan yang mengerikan itu. “Dia berasal dari suku Moab” dengan semua yang diartikan dari itu.

Tapi imannya membuka jalan untuk kasih karunia Allah untuk menghapus setiap kecacatan. Saya rasa ini begitu indah.

Mari kita miliki terang samping akan hal ini. Kita memiliki ini dalam Perjanjian Baru. Saudara tahu, dalam pasal sebelas Imamat, daftar seluruh binatang haram disebutkan, yang bangsa Israel tidak diperbolehkan untuk makan. Mereka dilarang untuk memakan semua binatang haram ini. Sekarang, tidak diragukan lagi bahwa ada sesuatu dari jenis sanitasi tentang hal ini, atau elemen kebersihan dalam hal ini, demi kesehatan.

Hal ini memiliki arti lain. Binatang haram ini adalah simbol bangsa-bangsa penyembah berhala dan kafir dengan siapa Israel tidak boleh memiliki persekutuan, kontak, hubungan, dan perkawinan. Semua yang ada di luar Israel dianggap sebagai haram. Dan orang-orang Yahudi mengetahui hal itu.

Sekarang datang kembali ke Perjanjian Baru. Rasul Petrus memiliki penglihatan pada satu hari. Dan dalam penglihatannya ia melihat langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, penuh dengan pelbagai jenis binatang yang disebutkan dalam Imamat 11 ini. Segala jenis binatang haram. Dia adalah seorang Yahudi, dan ia tahu apa artinya itu. Dan sebuah suara berkata, “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah.” Petrus berkata, “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit, dan kemudian – ketukan di pintu. “Oh, Kornelius, jauh di atas sana di Kaisarea, mengutus kami untuk meminta engkau untuk datang ke rumahnya. Dia adalah seorang Italia. Untuk datang dan memberitakan kepada dia tentang hal-hal dari Allah.”

Oh, Kornelius. Suatu hal yang haram, aku telah dilarang oleh Kitab Suci itu sendiri untuk memiliki hubungan apa pun dengannya, untuk melakukan hal semacam ini. “Tidak, Tuhan, tidak.”

Apa yang dikatakan Tuhan? “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Dan setelah dimenangkan, Petrus pergi. Kita tahu sekuelnya; apa yang terjadi?

Kalvari telah terjadi dan kutukan telah ditanggung oleh Tuhan Yesus, Sanak-Penebus besar. Kutukan telah ditanggung dan dihapus keluar dari jalan, dan Kasih Karunia telah membuka jalan bagi yang haram, dan Kalvari telah sebenarnya membersihkan semua. Kalvari berdiri efektif untuk membersihkan semua yang haram.

Terang samping dari hal ini. “Seorang Moab tidak boleh masuk Jemaah Tuhan.” Di bawah kutukan, ah, ya, tapi Iman masuk ke dalam penghapusan kutukan. Iman membuka jalan untuk kasih karunia Allah. Kasih karunia memiliki kemenangan di sini; Rut berdiri untuk menyatakan hal itu dalam keberadaannya sendiri. “Hukum mengatakan Tidak, Tidak akan pernah, tapi Kasih Karunia mengatakan Ya, Akan.” Hukum mengatakan pintu tertutup. Kasih Karunia mengatakan pintu terbuka.

Kasih Karunia Allah dalam penebusan, dan iman memegang kasih karunia Allah, membuka jalan dan menghapus semua kecacatan. Sungguh sebuah pesan!

Saudara mengeluh tentang kecacatan? Nah, kasih karunia Allah bisa menyingkirkan semua kecacatan saudara, jika saudara mau mempercayainya. Iman membuka jalan bagi kasih karunia, dan kasih karunia menghapus setiap pembatasan, dan berkata “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.” “Sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.” Iman.

Dan kemudian, pintu terbuka melalui iman dan kasih karunia, saudara lihat berkat yang mulai mengalir dan datang ke Rut. Kita berbicara tentang semua ini pagi ini. Berkat yang langsung datang, pada mulanya. Bagaimana kedaulatan mulai berkerja dalam hidupnya, dalam takdir yang indah.

Ada “kebetulan” itu yang kita bicarakan. “Kebetulan ia berada di tanah milik Boas.” Dan dalam beberapa yang tampaknya adalah gerakan yang santai dan hampir tak disengaja, tidak mengetahui apa yang sedang ia lakukan, tapi Allah mengetahui apa yang sedang Dia lakukan, ia berada di tanah milik Boas itu. Kedaulatan Ilahi dan penyelenggaraan Ilahi mulai bekerja dengan cara yang indah ini, begitu sederhana, tanpa penggunaan kekuasaan apapun dengan cara demonstratif dari Sorga. Sangat mudah bagi Kedaulatan Ilahi untuk melakukan hal-hal yang kadang-kadang tampak seperti sebuah “kebetulan” dan saudara bertanya-tanya jika hal ini pernah telah terjadi. Begitu mudah, untuk datang ke dalam kemudahan Allah itu sendiri.

Berkat-berkat. Saya tidak akan menghitung mereka. Berkat yang langsung ada, kitab itu sendiri memberitahu saudara. Dari tiba di tanah milik Boas, “kebetulan” seperti itu. Menuju ke depan, langkah demi langkah, sampai ke persekutuan dan seterusnya. Dan hal itu menuntun kita sampai: Hadiah kaya dari Iman. Sesuatu yang jauh melampaui kelangsungan hidupnya. Seperti yang telah kita tunjukkan, kata-kata terakhir dalam kitab ini adalah:

“Boas memperanakkan Obed, Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.”

Dan kemudian saudara melompat lompatan besar ke dalam Injil, dan saudara menemukan Daud – Yesus.

Hal yang indah – Seorang Moab dengan semua yang beristirahat pada dirinya – bayangan gelap pembatasan dan kutukan, menjadi seorang nenek moyang dari Kristus, dari Tuhan! Tepat di garis langsung dari Yesus, dan semua yang telah datang ke dunia.

Oh, betapa besar hal-hal yang telah datang ke dunia ini melalui iman Rut. Betapa besar hadiahnya. Saya bertanya-tanya apakah dia tahu tentang semua ini sekarang. Saya ingin berpikir bahwa dia tahu, bahwa dia sadar akan hal itu semuanya. Tentunya ini akan menjadi sebuah hadiah, tidakkah begitu. Jika Rut sekarang melihat kembali ke hari-hari penuh kewaspadaan dan ketakutan, kengerian, namun, tetap tegas. Melihat segala sesuatu yang telah datang, tidak akankah dia berkata “Kata-kata-ku, layak. Aku tidak pernah membayangkan bahwa usaha iman lemah-ku yang miskin ini akan menghasilkan ini.”

Ini tidak mungkin untuk melebih-lebihkan hal ini, bukankah demikian? Ketika saudara memikirkan semua yang telah datang melalui Tuhan Yesus, melalui inkarnasi. Saudara tidak bisa mengatakan terlalu banyak tentang hal itu, dan hal itu dimulai dengan iman yang sederhana dan sungguh-sungguh gadis ini. Iman yang Teguh.

Pekerjaan iman itu yang jauh mencapai, sampai kepada tujuan besar ini.

Saudara tidak akan pernah tahu apa yang Tuhan dapat lakukan, atau akan lakukan, apa yang akan diungkapkan Kekekalan. Dia tidak hidup untuk melihat lebih jauh dari Obed, sejauh mana yang kita ketahui, Hidupnya diteruskan dengan kehidupan anaknya, dia tidak melihatnya.

Mungkin dia melihatnya sekarang; jika tidak, dia akan melihatnya.

Saudara dan saya mungkin tidak akan tahu, pada zaman kita, apa yang Tuhan telah mampu lakukan, dan akan mampu untuk melakukan, kalau saja Dia mendapatkan iman dalam diri kita seperti iman Rut. Iman ini yang berpetualang. Iman ini yang menolak. Iman ini yang menyelesaikan. Iman ini yang mengambil segala sesuatu yang terlibat, dan yang tidak digerakkan oleh konsekuensi, tetapi mengambil semuanya, dan berkata, “Aku akan. Aku akan. Aku akan melakukannya.”

Kita harus meninggalkan hal itu dengan saudara, dan dengan diri kita sendiri. Yah, saya akan menutup dengan ini.

Apa yang diperlukan umat Tuhan (dan ini adalah kata yang kita katakan sore ini) lebih dari apa pun, demi kebaikan mereka sendiri, untuk berkat mereka sendiri, untuk kepenuhan mereka sendiri dan kekuasaan, dan kemenangan; apa yang Israel butuhkan lebih dari apa pun adalah seorang raja. Semua tragedi di Kitab Hakim-Hakim itu, seperti yang telah kita lihat, adalah karena tidak ada raja di Israel. Tidak ada penyatuan Kuasa.

Raja datang melalui iman Rut. Teman-teman, jika Tuhan Yesus datang ke tempat-Nya, sebagai Tuhan, sebagai Raja, melalui jalan yang mahal, sulit dan gelap, yang kita jalankan dalam iman – tidak tahu apa yang diartikan ketika kita mengambil langkah inklusif besar itu – hanya tahu bahwa ini mungkin akan melibatkan kita dalam beberapa kesulitan yang sangat nyata dan besar – dan kita mengambilnya – sehingga Tuhan Yesus datang masuk ke tempat-Nya, sepanjang garis itu, apakah semua itu akan layak?

Jika yang tersebar ini menemukan sang Pengembala, jika yang terkalahkan ini menemukan Raja mereka, Pemenang mereka, semuanya akan layak, dan saudara dan saya telah dipanggil untuk itu. Untuk membawa Tuhan Yesus masuk ke tempat-Nya. Hal ini tidak mudah. Hal ini mahal. Hal ini membutuhkan iman yang nyata untuk dapat berjalan terus dengan itu, karena ada faktor-faktor yang luar biasa yang menentang ke-Rajaan-Nya dan Ke-Tuhanan-Nya. Tapi jika Dia datang ke tempat itu, melalui perantaraan kita, maka semuanya akan layak, dan dibenarkan.

Saudara harus membaca lagi pernyataan besar Rut ini dan menempatkan diri kita sendiri di samping itu.

Apakah saudara siap pada malam ini, orang-orang Kristen, dalam cara baru untuk mengatakannya? Semua yang belum diselamatkan yang ada di sini pada malam ini siap untuk mengatakannya? Apakah saudara siap? Bagaimana kalau kita berhenti sejenak ini, dan membiarkan itu menantang hati kita sendiri? Bolehkah kita? Bisakah kita? Apakah kita akan berkata, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”

Apa pun yang diartikan dari itu, atau mungkin akan berarti, dalam hubungan kita dengan Tuhan Yesus, Tuhan memberi kita kasih karunia untuk mengatakannya dengan sungguh-sungguh, dan menutup semua pertentangan, dan semua diskusi. “Ketika ia melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.” Semoga Tuhan memiliki kita sebagai umat yang seperti itu.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.