Austin-Sparks.net

Pelayanan yang Jauh Lebih Agung

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 – Pelayanan Elia

Bacaan: 1 Raja-Raja 17.

Apa yang ada dalam pandangan kita, tentu saja, di tempat pertama, adalah hamba Tuhan. Sekali lagi Tuhan ditemukan bereaksi terhadap keadaan hal-hal di antara umat-Nya Sendiri, bangkit dalam ketidakpuasan Ilahi-Nya sendiri, dan, seperti biasanya, meletakkan tangan-Nya di atas sebuah alat untuk pemulihan.

Jadi Elia berdiri di hadapan kita untuk mewakili alat seperti itu, dan dalam urusan Allah dengannya, kita melihat cara-cara dan prinsip-prinsip yang melaluinya seorang hamba Tuhan dibuat menjadi hamba yang efektif, dalam kaitannya dengan tujuan Allah.

Pilihan Allah yang Berdaulat

Hal pertama yang terkait dengan alat semacam itu adalah kedaulatan Allah. Tidak pernah ada penjelasan yang memadai dan alami untuk pilihan dan pengangkatan para hamba-Nya oleh Allah. Mungkin ada hal-hal dalam alat yang dipilih, yang akan dijadikan pertimbangan ketika mereka sepenuhnya dikuduskan dan dibawa ke bawah pemerintahan Roh Allah, tetapi ketika semua telah diperhitungkan, kita harus mengakui bahwa pilihan Allah atas alat-Nya selalu adalah pilihan yang berdaulat dan bukan karena ada sesuatu di dalam alat itu yang menjamin pilihannya akan alat itu dan memilihnya dari yang lainnya. Ia bertindak secara berdaulat dalam memilih dan menunjuk untuk tujuan-Nya. Tetapi, meskipun itu mungkin benar, dan meskipun Allah mungkin pergi melampaui memilih dan mungkin menganugerahi alat itu dengan kuasa rohani, namun alat itu harus dikendalikan dan didisiplinkan secara terus menerus oleh tangan Allah. Kalau tidak, hamba Tuhan itu, atau alat itu, akan ditemukan mengikuti jalan jiwanya sendiri, mengikuti penilaiannya sendiri, dipengaruhi oleh perasaannya sendiri. Maksud dan motifnya mungkin sangat baik, mungkin sangat ke-Allah-an, tetapi itu tidak membuang keharusan bahwa alat itu harus terus menerus di bawah tangan Allah untuk pemerintahan dan untuk disiplin.

Itulah yang sangat jelas datang di hadapan kita sejak awal dalam kasus Elia. Tidak ada keraguan tentang pilihan Allah yang berdaulat, dan tidak ada pertanyaan tentang Allah yang telah mengaruniakan Elia dengan kuasa Ilahi. Namun demikian, kita melihat dia di setiap langkah berada di bawah tangan Allah, dan langkah-langkah itu adalah langkah-langkah yang mendisiplinkan manusia itu sendiri. Allah berurusan dengan hamba-Nya sepanjang waktu, dan membawa hamba-Nya di sepanjang jalan di bawah tangan-Nya, sehingga hamba itu tidak pernah menjadi sesuatu dalam dirinya sendiri, tetapi memiliki segalanya di dalam Tuhan, dan hanya di dalam Tuhan. Kita membuat kesalahan besar jika kita berpikir bahwa itu cukup untuk memiliki pemikiran Ilahi mengenai tujuan Ilahi, yaitu, untuk memiliki pengetahuan tentang apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan. Itu tidak cukup, pengetahuan tentang pikiran Allah itu tidak cukup. Harus ada urusan dengan kita dalam kaitannya dengan pikiran Ilahi itu, dan urusan dengan kita itu biasanya adalah dengan cara yang sama sekali di luar pemahaman kita.

Jika Allah berurusan dengan kita sebagai orang berdosa, yaitu, jika Ia berurusan dengan kita karena dosa-dosa pribadi dan kesalahan-kesalahan pribadi tertentu, kita bisa mengerti itu dengan jelas; tetapi jika Ia berurusan dengan kita dalam kaitannya dengan tujuan Ilahi, sebagai hamba-Nya, urusan-Nya dengan kita pergi jauh melampaui pemahaman kita. Kita dibawa keluar ke suatu alam di mana kita tidak mengerti apa yang Tuhan sedang lakukan dengan kita, dan mengapa Tuhan mengambil jalan-jalan tertentu dengan kita. Kita berada di luar kedalaman kita, kita sama sekali bingung, dan kita terpaksa – yaitu, jika kita berjalan terus dengan Allah – untuk percaya bahwa Allah tahu apa yang sedang Ia lakukan, dan kita hanya perlu bergerak saja bersama-Nya sesuai dengan terang apa pun yang kita miliki, dan percaya bahwa urusan ini dengan kita, yang begitu jauh di luar pemahaman kita, entah bagaimana berhubungan dengan tujuan kepada apa kita dipanggil, dan bahwa penjelasannya menunggu beberapa jarak di depan, dan kita akan menemukannya ketika kita sampai di sana. Allah tidak menjelaskan diri-Nya sendiri ketika Ia melangkah bersama kita. Allah tidak pernah datang kepada seorang hamba-Nya dan berkata, ‘Sekarang, Aku akan membawa-mu melalui pengalaman tertentu yang adalah dari karakter khusus ini, dan alasannya untuk ini adalah begini-dan-begini.’ Tanpa ada pernyataan dari Tuhan, kita menemukan diri kita dalam situasi yang sulit, yang seluruhnya membingungkan kita, menempatkan kita di luar kuasa untuk menjelaskan pengalaman itu, dan Allah membawa kita melalui tanpa penjelasan apa pun sampai kita telah bebas, sampai tujuan dari pengalaman yang diberikan itu tercapai, dan kemudian kita memiliki penjelasannya.

Intinya adalah, bahwa bahkan sebuah alat, yang secara berdaulat diambil oleh Allah dalam hubungannya dengan tujuan-Nya, sementara mengetahui pikiran utama-Nya mengenai tujuan-Nya, masih perlu dijaga setiap saat, di setiap langkah, di bawah tangan Allah, untuk didisiplinkan dalam hubungannya dengan pikiran itu, untuk diatur sepenuhnya oleh Allah.

Elia, sehebat-hebatnya dia itu, luar biasa dalam sejarah gerakan Allah, dibawa ke titik itu di mana, meskipun ia tahu bahwa Allah telah mengambilnya, dan meskipun ia tahu apa maksud Allah, ia tidak bisa, oleh inisiatif-nya sendiri dan oleh energi-nya sendiri, dengan bebas melanjutkan untuk memenuhi misinya. Ia tidak bisa bergerak lebih dari satu langkah pada satu waktu, dan bahkan langkah itu harus benar-benar diatur oleh Allah. Ia hanya bisa mengambil langkah itu di bawah arahan Ilahi. Saudara melihatnya di sini di pasal ini. Ia harus mengambil satu langkah saja, dan kemudian langkah berikutnya, dan bahwa dengan arah Ilahi, tidak ada yang lebih dari itu. Tuhan tidak melepaskannya bebas bahkan hamba-hamba-Nya yang terhebat dengan sebuah gagasan. Ia tidak membebaskan alat-Nya yang paling banyak digunakan untuk mengambil jalan bebas, meskipun mereka mungkin tahu apa yang Allah harapkan.

Otoritas Ilahi

Beberapa alasan untuk itu jelas. Pelayanan Elia adalah salah satu otoritas Ilahi. Ada kekuatan yang bekerja yang lebih dari kekuatan manusia. Kasus Israel bukan hanya salah satu dari kemerosotan rohani. Itu bukan hanya bahwa umat telah kehilangan suatu ukuran kehidupan rohani dan berada pada tingkat yang lebih rendah dari yang seharusnya, sehingga mereka harus memiliki pendalaman kehidupan rohani. Itu bukanlah posisi-nya sama sekali. Baal memiliki pijakan yang kuat di Israel, dan kekuatan jahat, kuasa kegelapan, berada di belakang keadaan ini, dan situasi ini menuntut lebih dari sekedar bantuan rohani kepada Israel. Sesuatu yang lebih dari sekedar pelayanan nasihat dan makanan rohani, sesuatu yang lebih dari sekedar konvensi untuk pendalaman kehidupan rohani dibutuhkan. Sebuah pelayanan otoritas Ilahi diperlukan untuk menghadapi situasi rohani di belakang kondisi di mana umat ditemukan. Ada kekuatan-kekuatan yang lebih kuat yang sedang bekerja daripada sekedar kesalahan dan kegagalan manusia. Kekuatan Iblis yang perkasa ada di sana diwakili oleh kondisi Israel. Elia, oleh karena itu, harus memenuhi suatu pelayanan otoritas Ilahi, dan ucapan publik pertama menunjukkan bahwa itulah pelayanannya:

Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan (1 Raja-Raja 17:1).

Ada sebuah posisi, dan ada otoritas dengan alasan posisi itu. Yakobus mengatakan bahwa dengan doanya langit ditutup. Itu melampaui sekedar situasi duniawi manusia. Dan sekali lagi, dengan doanya langit terbuka. Itu adalah otoritas di sorga.

Persiapan Rahasia

Sekarang, pelayanan otoritas itu dilahirkan dalam persiapan rahasia sebelum pelayanan itu muncul dalam ekspresi publik-nya. Rasul Yakobus memberi tahu kita dengan pastinya bahwa “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa (saudara tidak memiliki itu disebutkan di dalam catatan sejarah dalam kitab Raja-Raja), supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan …”

Ada sejarah rahasia dengan Allah. Ia datang ke pelayanan publiknya dengan pengumuman mendadak. Ia hanya berdiri di sana di atas panggung alam semesta, sebagaimana adanya, dan membuat deklarasinya. Tapi bukan itu saja. Ada sejarah rahasia dengan Allah di balik itu. Semua pelayanan otoritas Ilahi semacam itu, memiliki awalnya yang disembunyikan dari mata publik, memiliki akarnya dalam sejarah rahasia dengan Allah. Pelayanan semacam itu, yang lahir dari sejarah rahasia dengan Allah itu, membutuhkan pemerintahan yang sangat istimewa oleh Allah untuk melindungi keamanan-nya, untuk melindungi mereka dari semua kekuatan yang dapat menghancurkannya, dan itulah sebabnya mengapa Elia, yang memiliki pelayanan seperti itu, perlu diatur dalam setiap langkahnya oleh Allah. Tidak boleh ada generalisasi gerakan dalam kasusnya, harus ada gerakan spesifik itu, Allah mendikte setiap langkahnya. Jadi Allah mempertahankan otoritas itu ketika Ia menghasilkannya, yaitu, dengan kehidupan yang tersembunyi. Kehidupan semacam itu dan pelayanan semacam itu tidak boleh diekspos, jika tidak, maka akan hancur.

Pemisahan dari Kehidupan-Diri

Maka, Tuhan berkata kepada Elia, “Pergilah dari sini …” Sini? Dari mana? Dari paparan ini, publisitas ini, tempat terbuka ini dengan segala bahayanya. “Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.” Sembunyikan dirimu sendiri. Geografi mungkin tidak ada hubungannya dengan itu. Apa yang ada di sini secara rohani adalah “sembunyikan dirimu.” Kerit berarti pemisahan atau memotong, dan itu terkait dengan Yordan. Kerit adalah anak sungai dari sungai Yordan. Kita tahu apa yang diwakili oleh Yordan, kematian kehidupan-diri. Dalam arti utama, para hamba Tuhan telah pergi ke Yordan; yaitu, kehidupan-diri telah dikesampingkan; tetapi mereka harus tetap dekat Yordan, dan Yordan harus mengatur mereka di setiap langkah. Hal yang paling melumpuhkan bagi pelayanan otoritas Ilahi adalah “dirimu sendiri.” Ini, dengan kata lain, kekuatan jiwa kita sendiri. Elia adalah seorang laki-laki yang berpikiran kuat, seorang laki-laki yang berkemauan keras, seorang laki-laki yang mampu melakukan tindakan yang sangat kuat dan drastik, yang dapat menumpahkan banyak hidup-jiwanya sendiri dengan panas yang hebat, dan kehidupan-diri seorang hamba Allah adalah bahaya besar bagi roh. Paulus membuatnya menjadi sangat jelas bahwa, pada titik lanjut dalam pelayanannya dan dalam kehidupan rohaninya, ketika Allah telah mempercayakan dia dengan penglihatan dan wahyu yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia, bahaya dan ancaman utama dan paling langsung kepada pelayanan dari wahyu itu adalah dirinya sendiri. ‘Supaya aku jangan meninggikan diri …’ Pada saat itu, kehidupan-diri masih belum diberantas dari Paulus. Paulus tidak lepas dari bahaya melakukan kerusakan besar pada pelayanan rohani yang murni, dan Allah harus mengambil tindakan pencegahan khusus terhadap kehidupan-diri hamba-Nya sendiri, bukan kehidupan yang penuh dosa dalam pengertiannya yang lama, tetapi kehidupan-diri. ‘Supaya aku jangan meninggikan diri …” Aku … meninggikan diri! Apa itu? Itu adalah peninggian ego, diri. Apa bahaya yang ada di dalam “Aku” itu, dan bagaimana “Aku” itu benar-benar berdiri dalam bahaya masuk ke dalam tempat yang ditinggikan, tempat kekuasaan, tempat pengaruh, tempat otoritas. Dalam pengertian inilah bahwa Tuhan harus mengatakan, “Sembunyikanlah dirimu sendiri”: ‘pergilah ke tempat pemotongan, pemisahan.’

Ini sangat berbeda dari apa yang saudara mungkin harapkan. Saudara lihat, di sini adalah seorang laki-laki, yang telah memiliki persiapan yang dalam dan rahasia dengan Allah dalam banyak doa, yang menemukan dirinya dibawa keluar dalam otoritas Ilahi untuk membuat pengumuman besar yang mewakili sebuah krisis dalam tujuan Allah. Saudara akan berharap bahwa sejak saat itu, ia akan terus maju dari kekuatan ke kekuatan, dari satu tempat ke tempat lain, akan segera menjadi otoritas yang diakui, seorang hamba yang diakui, dan akan sangat berada di depan mata publik. Tetapi Allah akan melindungi setiap hamba-Nya untuk tidak mengambil tujuan Ilahi dan komisi Ilahi dalam dirinya sendiri, mengambilnya dengan energinya sendiri. Itu akan menghancurkannya, dan harus ada persembunyian, sebuah persembunyian yang sangat nyata. Jika sebuah persembunyian geografis adalah cara Allah mendapatkan persembunyian rohani, baiklah, baiklah demikian. Jika Allah memilih untuk mengirim kita keluar dari dunia kehidupan dan pelayanan publik ke suatu tempat yang terpencil dan tersembunyi, demi membawa kita menjauh dari bahaya yang akan segera menjadikan kita sesuatu, dari bahaya kita yang diambil untuk menjadi sesuatu, dari bahaya kita yang berjalan terus di dalam kekuatan kehidupan diri kita sendiri, itu semuanya baik dan bagus; tetapi apakah itu geografis atau tidak, firman Tuhan kepada semua hamba-Nya akan selalu, Sembunyikan dirimu sendiri!

Dapat Disesuaikan

Kemudian saudara lihat, terhubung dengan itu, sebagai satu bagian dari itu, hamba Tuhan harus selalu ditemukan di tempat di mana ia lentur, di mana Tuhan dapat memperoleh jawaban yang siap dan segera. Pelayan itu tidak memiliki program, oleh karena itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia tidak memiliki jalur tertentu, oleh karena itu Tuhan tidak memiliki apa pun untuk dipatahkan. Ia bergerak bersama Allah, atau menetap bersama Allah, sebagaimana Tuhan arahkan. Ia harus bergerak di tangan Tuhan, yaitu, mampu dipindahkan kapan saja, dengan cara apa pun, tanpa merasa bahwa segala sesuatu sedang dihancurkan dan dikoyak-kan menjadi berkeping-keping.

“Pergilah dari sini … dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit … tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering.” Tuhan tidak mengatakan bahwa sungai itu tidak akan mengering, dan kenyataan bahwa Tuhan menyuruh Elia untuk pergi ke sungai Kerit tidak berarti bahwa Tuhan akan melestarikan sungai itu selamanya. Itu adalah sebuah langkah, dan Tuhan berkata, pada dasarnya: ‘Itulah langkah selanjutnya. Aku tidak berjanji kepadamu bahwa kamu akan tinggal di sana selalu. Aku tidak mengatakan bahwa itu adalah tempat tinggal tetap-mu yang terakhir, dan bahwa engkau dapat menetap di sana selamanya. Itu adalah langkah-mu yang berikutnya: pergilah ke sana dan bersiaplah untuk hal lainnya yang Aku kehendaki.’

Ini adalah kondisi rohani, tentu saja. Tidak ada seorang pun yang akan mengambil ini secara harfiah. Jika kita akan mulai menerapkan hal ini secara harfiah kepada bisnis kita di bumi ini, kita mungkin akan kebingungan; tetapi kita harus siap dalam roh untuk Tuhan dapat melakukan apa pun yang Ia sukai, dan tidak pernah merasa bahwa ada kontradiksi ketika Tuhan, setelah mengarahkan kita di jalan tertentu, sekarang mengarahkan kita ke yang lain. Ini adalah masalah berada di tangan Tuhan tanpa memiliki pikiran kita sendiri, meskipun jalannya tersembunyi dari penalaran kita sendiri, dari kehendak kita sendiri, dari perasaan kita sendiri, tersembunyi dari semua kehidupan-jiwa itu, sehingga Tuhan memiliki jalan yang bersih dengan kita.

Sungai itu menjadi kering! Nah, apakah saudara bergantung pada sungai? Jika demikian, saudara berada dalam keadaan penuh kebingungan ketika sungai itu menjadi kering. Apakah saudara bergantung pada Tuhan? Baiklah, biarkan semua sungai-sungai menjadi kering dan segalanya baik-baik saja. Ketergantungan pada Tuhan adalah hukum yang mengatur dan menetap dari kekuatan rohani yang sejati. Elia telah diucapkan dan ditulis sebagai nabi kekuasaan. Jika hal itu benar dalam cara khusus apa pun, ia pastinya sang nabi ketergantungan.

Hubungan itu dengan Tuhan menjadikan mungkin bagi Tuhan untuk melakukan hal-hal lain, dan untuk memimpinnya ke dalam alam wahyu dan pengalaman baru. Oh, sungguh sesuatu, penyesuaian ini! Jika kita tidak dapat disesuaikan, bagaimana kita mencegah Tuhan membawa kita ke dalam wahyu dan tujuan penuh-Nya.

Murid-murid Yohanes Pembaptis itu dapat disesuaikan, dan oleh karena itulah mereka datang untuk mengenal Tuhan Yesus. Saudara akan ingat bahwa ada murid-murid Yohanes yang mengikuti Yesus, dan berkata, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Sekarang, jika mereka telah terpaku dan menetap, dan berkata, ‘Kami adalah murid-murid Yohanes dan kami harus berdiri di samping Yohanes; kami harus tetap bersama Yohanes, dan bergerak bersama Yohanes; biarkan Yesus memiliki murid-murid-Nya sendiri, tetapi kami berdiri bersama Yohanes,’ mereka akan kehilangan sungguh banyak. Tetapi mereka terbuka dan dapat disesuaikan, dan bergerak melampaui Yohanes.

Murid-murid Yohanes itu yang Paulus temukan di Efesus bertahun-tahun sesudahnya, kepada siapa ia berkata, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” dapat disesuaikan. Ketika mereka mendengar apa yang dikatakan Paulus, mereka dibaptis ke dalam Nama Tuhan Yesus. Mereka siap untuk pergi dari Yohanes ke Kristus, dan dengan demikian mereka masuk ke dalam kepenuhan yang lebih besar (Kisah Para Rasul 19).

Kecuali kita dapat disesuaikan, kita akan kehilangan sungguh banyak. Elia dapat disesuaikan, dan dengan begitu Allah dapat menuntunnya. Tuhan membiarkan sungai menjadi kering karena Ia memiliki sesuatu yang lebih untuk dipelajari hamba-Nya, dan sesuatu yang lebih untuk dilakukan melalui dia, dan sehingga Ia berkata, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat … Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Ia pergi ke Sarfat, dan dijadikan sebuah berkat oleh ketaatannya.

Pengalaman Kebangkitan

Kemudian ia dibawa oleh gerakan ketaatan dan iman barunya ke dalam latihan baru, kebingungan baru, percobaan baru; sebab anak dari perempuan itu mati. Perempuan itu adalah seorang janda dengan satu anak laki-laki. Kematian anak itu baginya berarti kehilangan segalanya. Itu terjadi ketika Elia ada di sana, sedang dirawat oleh perempuan ini, dan ia berada di sana dalam ketaatannya kepada Tuhan. Ia telah melakukan ini dalam ketaatannya kepada Tuhan, dan sekarang, dalam garis ketaatan kepada, dan dalam iman kepada Tuhan, Tuhan membiarkan bencana ini datang ke dalam rumah itu sendiri, kepada siapa ia telah dikirim. Ini jelas menimbulkan pertanyaan besar dalam hati Elia. ‘Allah mengirim aku ke sini, aku tahu itu! Allah membangkitkan aku dan menugaskan aku, dan dalam proses memenuhi komisi-ku, Ia membawa aku ke dalam situasi ini! Tidak ada keraguan tentang Tuhan yang telah memimpin ke dalam jalan ini, dan sekarang di sinilah aku, setelah melakukan apa yang Tuhan katakan kepada-ku, setelah mengambil jalan yang ditunjukkan-Nya, dan segalanya telah datang ke dalam kematian dan kebingungan; ada kontradiksi yang mengerikan di sini!’ Segala macam pertanyaan dapat muncul ketika saudara berada dalam posisi seperti itu, dan saudara dapat mulai kembali pada bimbingan saudara, mulai mengajukan pertanyaan apakah, setelah semuanya, saudara dituntun, atau apakah saudara membuat kesalahan dalam bimbingan saudara. Lakukan itu, dan saudara akan lebih banyak lagi masuk ke dalam lumpur. Apa maksud semua ini? Allah memiliki sebuah wahyu untuk Elia melampaui apa pun yang telah ia terima selama ini. Ia akan membawanya ke dalam sesuatu yang lebih dari apa yang telah ia ketahui. Ia akan menunjukkan kepada hamba-Nya bahwa Ia adalah Allah kebangkitan; dan itu harus ditempa dengan cara yang dalam ke dalam pribadi hamba-Nya itu sendiri melalui percobaan, melalui kebingungan. Dengan demikian, Tuhan membiarkan anak janda itu mati, dan rumah dipenuhi dengan ketakutan, dan semua yang bersangkutan untuk mengajukan pertanyaan besar.

Nabi naik dan membawa hal itu di hadapan Tuhan, dan memegang Allah, dan dengan demikian menghubungkan dirinya dengan situasi ini bahwa ia dan situasinya adalah satu, dan kebangkitan anak itu adalah kebangkitan nabi itu. Ada identifikasi nabi dengan situasi itu dalam kematian, dan kemudian dalam kebangkitan. Makna yang kuat dari kuasa kebangkitan-Nya, dengan pengalaman baru akan hal itu bagi hamba Allah, adalah pelajaran penting, jika otoritas ini harus dipertahankan, dan pelayanan ini untuk mencapai makna utamanya dalam penggulingan kekuasan kematian, yang mengerjakan kehancuran. Hamba Tuhan harus melalui semua itu di dalam hatinya sendiri.

Disiplin Sarfat ini relatif terhadap seluruh pelayanan nabi. Sarfat berarti pengujian dan memurnikan, dan memang itu adalah api yang memurnikan. Tetapi Elia datang keluar, dan semua orang lainnya yang bersangkutan datang keluar ke suatu tempat baru dalam kebangkitan.

Tuhan menulis hal-hal ini di dalam hati kita, dan menunjukkan kepada kita bagaimana mereka masih tetap sebagai nilai-nilai rohani yang berkaitan dengan pencapaian akhir Allah, pemenuhan tujuan-Nya.

Pertama kali diterbitkan di dalam majalah “Saksi dan Kesaksian,” Sep-Okt 1938, Jilid 16-5.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.