Austin-Sparks.net

Pelayanan yang Jauh Lebih Agung

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 – Pelayan

BACAAN: 1 Korintus 4:1-2; 1 Korintus 9:17; Titus 1:7-8; Kolose 1:25; 1 Timotius 1:4.

Subjek meditasi kita akan menjadi pelayan. Seorang pelayan adalah seorang yang, di satu sisi, berdiri dalam hubungan hidup dengan semua yang dimiliki oleh tuannya, dan, di sisi lain, dalam hubungan yang sama dekatnya dengan semua yang memandang kepada tuannya untuk persediaan kebutuhan mereka atau untuk menerima sedikit dari karunia-nya. Sehingga pelayan adalah seorang yang sangat bertanggung jawab. Ia bertanggung jawab atas reputasi tuannya. Apa yang dunia ketahui tentang tuannya akan sangat sesuai dengan siapa pelayan itu, dan apa yang dunia atau rumah tangga terima dari pengayaan dan kebaikan akan sangat bergantung kepadanya. Itu adalah ilustrasi yang sangat sederhana, tetapi itu, dan lebih dari itu, adalah apa yang terikat dengan kata “pelayan,” atau “pelayanan” ini.

Rasul Paulus berbicara tentang dirinya sendiri sebagai seorang pelayan, sebagai seorang yang telah dipercayai dengan sebuah pelayanan, dan ini sangat mengesankan untuk dicacat bahwa ia menerapkan istilah itu kepada orang-orang percaya di jemaat atau perkumpulan di Korintus. Kita dapat dengan mudah memahami dan menghargai bahwa Paulus seharusnya seorang pelayan, tetapi ketika ia berbicara kepada orang-orang di perkumpulan di Korintus dan berkata kepada mereka: “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah” (1 Korintus 4:1), dengan demikian membawa mereka semua masuk, tentunya itu memindahkan panggilan kepada orang-orang percaya yang sangat biasa. Oleh karena itu, kita tidak dapat menghindari masalah dengan mengatakan, Ya, itu berlaku untuk orang-orang spesial seperti Paulus! Itu jelas berlaku untuk orang-orang biasa seperti orang-orang di Korintus dan diri kita sendiri, dan nasihatnya adalah bahwa orang-orang harus dapat menganggap kita, harus dapat memperhitungkan kita sebagai pelayan-pelayan.

Kenyataan Tanggung Jawab

Itu berbicara tentang sesuatu yang lebih dari sekedar pendirian sebagai orang percaya. Kita mungkin berpikir bahwa dunia harus memperhitungkan kita sebagai orang Kristen! Mereka akan melakukannya bagaimanapun juga jika kita membuat sebuah pernyataan. Tetapi pemikiran Ilahi ini membawa kita lebih jauh lagi. Ini membawa kita keluar ke suatu tempat tanggung jawab yang spesifik dan pasti dalam dua koneksi; pertama, kepada Tuhan, mengikat kepentingan Tuhan dengan kita dengan cara yang aktif; kedua, dengan cara yang praktikal, kepada manusia. Kita adalah pelayan-pelayan, kita berdiri di suatu tempat di antaranya, dengan tanggung jawab dalam kedua arahnya.

Umat Tuhan perlu diingatkan dari waktu ke waktu tentang fakta tanggung jawab mereka. Ada tanggung jawab yang luar biasa yang terletak pada setiap orang yang berhubungan dengan Tuhan, sebab hubungan itu tidak pernah sebuah hubungan yang pasif, atau seharusnya tidak pernah demikian. Ini bukan hanya sebuah kasus di mana kita hanyalah anggota dari sebuah keluarga, dan di sanalah masalah dimulai dan berakhir. Keanggotaan keluarga dalam rumah tangga iman hanyalah satu fase kebenaran, dari pengajaran Firman Allah. Ia memiliki arti dan nilai khusus. Fakta bahwa orang percaya dipanggil oleh berbagai sebutan, dan bahwa berbagai sebutan itu tampaknya bertentangan satu sama lain, tidak menghadirkan konflik yang nyata ketika hal itu dilihat bahwa mereka hanyalah begitu banyak aspek dari satu keseluruhan, dan tidak saling eksklusif. Misalnya, dalam kasus hubungan duniawi, bagi seseorang untuk menjadi anggota keluarga akan menghalangi seseorang untuk menjadi pelayan rumah tangga itu, tetapi dengan hubungan rohani, hal ini tidak demikian. Kita harus menjaga hubungan keluarga di tempatnya sendiri, untuk mengenali bahwa itu membawa tanggung jawab dan kewajibannya sendiri, dan memiliki arti dan nilainya sendiri; tetapi dengan itu di tempatnya sendiri, saudara masih menemukan diri saudara sendiri di dalam arah lain dalam posisi seorang pelayan, di mana saudara datang ke dalam tanggung jawab yang besar dan spesifik. Hal ini berlaku untuk semua. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan: itu adalah pikiran Allah bagi setiap masing-masing kita semua. Pengamatan seperti itu membawa kita pada satu atau dua pertimbangan penting.

Kualifikasi untuk Pelayan

Sebuah fakta yang seharusnya sangat membantu kita adalah bahwa semua urusan Tuhan dengan kita adalah dengan rancangan untuk membuat kita menjadi pelayan seperti yang seharusnya kita lakukan. Seorang pelayan harus memenuhi syarat untuk pelayanannya. Seorang pelayan harus menjadi seorang dengan karakteristik tertentu. Pemenuhan pelayanannya akan menuntut pengalaman. Ia tidak dapat melangkah ke dalam pelayanan rohani sejati semaunya. Harus ada persiapan yang nyata, perkembangan yang nyata, pemberkatan yang nyata untuk pelayanan seperti itu. Jika saudara membaca dengan teliti koneksi dalam pikiran Paulus antara pelayanan dan pemenuhannya, saudara akan melihat bahwa koneksinya adalah satu yang sangat praktikal, satu yang sangat aktif, satu yang sangat mendalam. Ia sadar akan kebutuhan untuk penyanggupan khusus, hadiah-hadiah khusus, kualifikasi khusus, dan untuk alat seperti itu, ia harus melalui pengalaman khusus. Pelayanan adalah masalah pelatihan, dan pelatihan yang mendalam untuk itu.

Demi membuat kita menjadi pelayan yang mampu, Tuhan membawa kita ke dalam banyak jenis pengalaman yang berbeda; ke dalam pengalaman yang luar biasa, yang tidak biasa; ke dalam berbagai pengalaman yang sedemikian rupanya sehingga pengalaman ini tidak datang kepada yang lainnya kecuali kepada umat-Nya sendiri. Tidak ada orang lain yang mengalami berbagai pengalaman yang sama ini. Ada sifat dari pengalaman umat Allah yang tidak biasa. Orang lain di dunia dapat mengalami penderitaan tertentu yang tampaknya seperti penderitaan orang percaya: mereka mungkin tahu kesulitan kemiskinan, kesulitan mempertahankan posisi mereka di dunia; dari luar mungkin ada kesamaan; tetapi pada kenyataannya, di sisi dalamnya, ada unsur-unsur yang terkait dengan pengalaman orang percaya yang tidak terkait dengan pengalaman dunia; pengalaman mereka itu khusus. Mereka memiliki faktor karakter rohani yang terkait dengan mereka, yang sepenuhnya asing bagi yang durhaka, bagi yang tidak percaya. Dengan pengalaman seorang percaya ada tantangan yang tidak datang kepada orang yang tidak percaya, ada permintaan yang harus dihadapi yang dalam kasus dunia, hal ini tidak ada di sana. Saya percaya bahwa selain itu, kita melalui banyak hal sebagai umat Tuhan yang kita tidak harus melalui jika kita bukan umat-Nya. Ini hanya karena bahwa kita adalah milik Tuhan sehingga kita pergi ke arah itu. Penjelasannya bukan hanya bahwa kita harus menghadapi seorang musuh ketika kita berpihak kepada Tuhan. Kita harus mempertimbangkan lebih lanjut fakta bahwa Tuhan mengijinkan musuh untuk melakukan apa yang ia lakukan.

(1) Pengetahuan Eksperimental tentang Kebutuhan

Untuk apa ini? Kita telah menunjukkan bahwa apa yang mengatur Tuhan dalam urusan-Nya dengan kita, urusan-Nya yang misterius, petunjuk-petunjuk-Nya yang aneh, izin-izin-Nya yang unik, adalah rancangan-Nya untuk menjadikan kita pelayan. Bagaimana hal-hal ini mencapai akhir seperti itu? Seorang pelayan harus mengetahui kebutuhan orang-orang yang akan ia layani. Ia harus tahu kebutuhan mereka, dan ia harus tahu sifat kebutuhan mereka. Hamba Allah bukan hanya seorang pejabat. Ia bukanlah seseorang yang dibawa keluar dari kerumunan dan dimasukkan ke dalam pejabat, dan ditetapkan dengan tugas sehari-hari yang dapat dipelajari dengan mempelajari sebuah manual. Ia harus memiliki hubungan yang vital dengan seluruh posisinya, dan ia harus tahu dengan cara yang hidup dan eksperimental, sifat kebutuhan yang harus ia layani. Antara dia dan orang-orang yang kepadanya ia harus melayani kekayaan Tuan-nya, harus ada simpati hati melalui pengertian batiniah. Ia harus tahu berbagai macam kebutuhan mereka, sebab apa yang akan ia berikan kepada yang satu tidak akan cukup untuk yang lainnya; apa yang ia mungkin berikan kepada sejumlah orang akan sama sekali tidak cocok untuk diberikan kepada sejumlah orang lainnya. Ia akan menemukan, seperti dokter mungkin menemukan, bahwa tidak ada dua kasus yang persis sama, karena tidak ada dua temperamen yang persis sama. Selusin orang mungkin memiliki keluhan yang sama, tetapi mungkin perlu untuk memperlakukan setiap orang secara berbeda, karena faktor temperamental yang berbeda dalam setiap kasus. Seorang dokter sejati adalah seorang yang tidak hanya mempertimbangkan keluhan saja, tetapi juga orang yang memiliki keluhan itu. Hal ini adalah demikian dengan seorang pelayan. Harus ada pemahaman tentang kebutuhan, tentang situasinya; harus ada pemahaman hati, sebuah simpati.

Tuhan berurusan dengan kita agar kita dapat melayani dengan cara yang tepat. Pelayan-pelayan-nya harus menjadi orang-orang yang mengerti, yang dapat menyentuh berbagai kebutuhan, yang dapat mencapai hati, sehingga anak-anak Tuhan berkata: Itu sungguh cocok bagiku! Itu menyentuh kasus-ku! Orang itu pasti tahu! Yang satu itu pastinya sudah melewatinya! Siapa yang telah memberitahukannya tentang aku? Ya, Tuhan tahu, dan Ia akan membawa saudara dan saya melalui pengalaman-pengalaman yang sedemikian rupanya sehingga akan membuat kita menjadi pelayan-pelayan dengan cara yang hidup: dan itulah yang sedang Ia lakukan. Pelayan harus memahami kebutuhan universal, kebutuhan yang bermacam-macam, dan harus memahami dengan cara yang tidak seorang pun dapat memahami hanya dengan belajar dari luar. Cara Tuhan melatih para pelayan-Nya adalah untuk membawa mereka melalui berbagai hal-hal: dan siapa yang lebih mampu memenuhi kebutuhan daripada ia yang telah mengetahui tentang kebutuhan itu sendiri?

(2) Pengetahuan Eksperimental tentang Sumber Daya

Kemudian, pelayan tidak hanya harus memahami sifat kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi ia juga harus memiliki pengetahuan yang sama tentang sumber daya yang dengannya ia harus memenuhinya. Ia harus tahu kualitas dari apa yang ada pada perintahnya, sifatnya, nilai-nilai yang ada di dalamnya. Di sini sekali lagi, kita tidak akan pernah dapat mengetahui nilai-nilai dari hal-hal Allah kecuali kita telah melalui pengalaman di mana kita telah menguji mereka dan membuktikannya. Tidak ada yang benar-benar tahu nilai dari hal-hal Ilahi yang belum membuktikan nilainya di dalam hidupnya sendiri.

Pelayanan Injil adalah sesuatu yang lebih dari sekedar kita yang melihat Injil kasih karunia Allah dalam Perjanjian Baru sebagai suatu sistem kebenaran, sebagai sesuatu yang mencakupi di dalam rumusan tertentu hal-hal seperti pengampunan dosa, pembenaran oleh iman, dan semua unsur-unsur lainnya dari Injil: ini adalah sesuatu yang lebih dari itu. Pelayanan Injil menyiratkan bahwa Injil telah menjadi milik diri pelayan itu sendiri, dan bahwa pelayan itu sendiri bersukacita di dalamnya. Pelayan yang seperti itu dapat keluar dari rumah harta dan bertemu dengan rumah tangga itu, dan bertemu dengan mereka semua yang di luar rumah tangga itu, dan berkata: Aku memiliki sesuatu yang sangat berharga di sini; Aku sendiri bersukacita di dalamnya; Aku mengetahuinya, dan aku dapat meyakinkan-mu, aku tidak sedang memberikan-mu sesuatu yang baru saja diambil dan diwariskan terpisah dari pengalaman; sesuatu yang merupakan hasil dari studi-ku, pengumpulan dari otak-otak lain, apa yang para komentar dan “otoritas” katakan. Aku memiliki pengetahuan pribadi dan manfaat dari hal ini yang terbaru.

Apa yang benar dari Injil adalah benar tentang banyak sisi misteri Allah. Itu adalah pelayanan lain yang dibicarakan oleh Paulus. Saudara dan saya dipimpin ke dalam misteri Allah, ke dalam kedalaman, untuk menemukan rahasia-rahasia itu, agar kita bisa keluar dengan harta dari kegelapan. Ah, tetapi sungguh kegelapan seperti apa saat kita berada di sana! Tidak ada harta yang tampak berlimpah dalam kegelapan. Semuanya tampak seperti kematian, dan kesedihan. Kemiskinan dan kelaparan tampaknya berkuasa. Tetapi untuk keluar dengan harta kegelapan, harta kegelapan, merupakan pelayanan. Pelayan adalah laki-laki dan perempuan yang telah melalui kegelapan dan menemukan harta, dan memiliki harta kegelapan untuk disampaikan kepada yang lain.

(3) Kesetiaan

Berapa banyak yang saudara miliki untuk diberikan? Apakah saudara yakin bahwa saudara mengeluarkan apa yang saudara miliki? Tuhan tidak membimbing saudara melalui pencobaan itu, melalui kegelapan itu, melalui pengalaman yang aneh itu, hanya demi diri saudara sendiri. Tuhan tidak berurusan dengan saudara seperti yang telah Ia lakukan agar saudara harus menutup diri, untuk menikmati hasilnya sendiri. Ia telah melakukan itu untuk membuatmu menjadi seorang pelayan. Jika saudara dan saya hanya akan mengizinkan fakta itu untuk memerintah kita di masa-masa sulit dan percobaan, itu akan membantu kita melaluinya. Kita harus berpegang teguh pada fakta bahwa percobaan ditujukan untuk pengayaan bagi umat Tuhan, dan peningkatan peralatan dan kualifikasi untuk pelayanan. Ada begitu banyak yang memiliki ukuran kekayaan rohani dan tidak membuatnya tersedia bagi orang lain; yang lainnya tidak mendapatkan manfaatnya. Mereka memiliki pengetahuan tentang Tuhan yang telah datang melalui pengalaman, dan jika saja mereka mau datang bersamaan dengan orang lain, yang lain itu akan mendapatkan sebagian dari kebaikan dari urusan Tuhan dengan mereka, akan diberkati, dan diperkaya. Mintalah kepada Tuhan untuk membebaskan saudara ke dalam pelayanan saudara di dalam ukuran saudara. Kami tidak sedang berbicara tentang pelayanan resmi dan terorganisasi untuk Allah, di mana saudara terus-menerus melayani orang lain tidak peduli apakah saudara memiliki sumber daya untuk melakukannya atau tidak. Itu semuanya salah, dan menempatkan beban pada saudara; saudara baik saja memberontak melawan hal semacam itu. Kami hanya ada dalam pikiran cara Tuhan menciptakan kontak yang hidup. Anak-anak Allah mungkin melintasi jalan saudara dalam keadaan sangat membutuhkan, dan mungkin sepanjang waktu mencari orang yang dapat membantunya. Mereka telah menangis kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan itu, dan telah memperhatikan untuk melihat bagaimana Tuhan akan menjawab. Mereka mungkin melintasi jalan saudara, dan saudara berbicara tentang segala macam hal-hal biasa; mereka meneruskan perjalanan mereka, dan saudara telah gagal dalam pelayanan saudara. Mereka belum menerima apa yang telah mereka minta, dan pelayan itu telah mengecewakan Tuhan, dan mereka yang berharap kepada Tuhan. Mari kita meminta kepada Tuhan untuk melepaskan kita dari keadaan terikat kita, untuk memenuhi pelayanan ini.

Firman Tuhan adalah: “… yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai,” bukan fasih, intelektual, dengan kepribadian yang kuat, tidak ada hal-hal itu. Apa konsep mental saudara tentang seorang pelayan? Seorang yang memiliki kemampuan berbicara yang bagus, yang tidak menemukan kesulitan dalam berbicara? Tidak! “… yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” Saya percaya bahwa kebajikan terbesar di mata Allah adalah kesetiaan; itu mencakup segalanya. Kesetiaan adalah mengejar hati Allah itu sendiri.

Melirik sekilas kepada pelayan ini – Rasul Paulus. “Demas telah meninggalkan aku …” (2 Timotius 4:10); “… semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku …” (2 Timotius 1:15). Lihatlah dia, ketika segala sesuatu yang akan mengilhami kesetiaan sedang runtuh. Ia sungguh-sungguh ditinggal sendirian. Ia memiliki lebih banyak musuh dari sebelumnya. Dan sekarang tragedinya, rasa-kesedihan-nya adalah bahwa begitu banyak musuh-musuhnya adalah mereka yang kepadanya ia telah paling banyak digunakan. Sementara ada musuh di luar, itu tidak begitu sulit, tetapi sekarang orang-orang yang telah ia habiskan dirinya sendiri, telah menjadi musuhnya. Tetapi tidak ada pikiran, tidak ada petunjuk, tidak ada saran untuk menyerah. Kata-katanya adalah, “… setia sampai mati …” Pelayan ini setia. Saudara tidak bisa mengatakan bahwa ketika ia meninggal, situasinya secara lahiriah bersaksi kepada kesuksesan yang luar biasa. Itu tidak terlihat seperti itu sama sekali. Kehidupan Paulus tidak dibenarkan sama sekali. Tidak! Ia mati sebagian besarnya sebagai seorang yang kesepian, tetapi setia: “… yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” Tetapi sungguh pengayaan yang seperti apa yang mengikutinya dari memenuhi persyaratan itu, semahal-mahalnya itu. Paulus tidak mati! Saya hanya berharap bahwa Paulus mengetahui semua yang telah muncul dari pelayanan-nya, semua yang diartikan oleh pelayanan-nya bagi kita. Tuhan telah menemui kita melalui hamba-Nya, dan kita tidak pernah, tidak pernah sampai ke kedalaman atau di mana saja di dekat bagian bawah kepenuhan Kristus yang telah datang melalui Paulus. Kita akan terus berjalan, dan jika kita hidup dua atau tiga kali lebih panjang dari kehidupan kita sekarang, kita akan tetap membuat penemuan tentang apa yang kita berhutang kepada kesetiaan Paulus sebagai seorang pelayan. Itu telah berlangsung dari abad ke abad.

Itu adalah pelayanan yang setia, dan meskipun pelayan itu dapat dipanggil keluar dari pelayanannya di bumi, pelayanan itu terus berjalan. Kesetiaan selalu dihargai di luar mimpi terliar kita. Semoga Tuhan memelihara kita dalam kesetiaan, meskipun kesetiaan itu kadang-kadang melibatkan kita dalam penampilan kegagalan total. Tuhan membuat kita menjadi pelayan yang baik.

Pertama kali diterbitkan di dalam majalah “Saksi dan Kesaksian,” Mar-Apr 1937, Jilid 15-2.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.