Austin-Sparks.net

Tangan Kekuasaan Tuhan

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 – Arti Tangan Kekuasaan

Setelah mempertimbangkan sesuatu tentang arti ungkapan ‘Tangan Kekuasaan Tuhan’, dan melihat bahwa itu menunjukkan dukungan, penegakan, kekuatan Tuhan, yang diberikan kepada mereka yang sepenuhnya sejalan dengan tujuan-Nya, marilah kita sekarang menanyakan pertanyaannya: Apa yang ditunjukkan oleh Firman Allah sebagai implikasi nyata dari dukungan atau penegakan Tuhan ini? Apa yang ada di benak kita ketika kita berpikir tentang mendapatkan dukungan Tuhan?

Apa yang Disiratkan oleh Tangan Kekuasaan Tuhan?

Kita semua ingin mendapatkan dukungan-Nya, penegakan-Nya, kekuatan-Nya. Untuk memiliki Tuhan bersama kita, di samping kita, dengan semua kuasa-Nya yang penuh kasih dan tak terbatas digunakan demi kita, bagaimanapun juga, adalah hal yang terpenting dalam hidup, bukan hanya bagi kita sebagai orang Kristen secara individu, tetapi bagi Jemaat, dan bagi seluruh pekerjaan Tuhan. Tetapi apakah kita benar-benar telah memikirkan apa yang kita maksudkan dengan ini? Apa yang kita harapkan? Apakah itu hanya dukungan telanjang dari Tuhan, untuk mendapatkan kita melalui, untuk mengangkat kita melalui, untuk memastikan bahwa kita tidak jatuh di tengah jalan? Ketika kita melihat seseorang berdiri ketakutan di pinggir jalan, takut untuk melangkah keluar dan menyeberang, kadang-kadang kita mengulurkan tangan: kita berkata, ‘Biarkan aku memberi-mu tangan-ku dan menuntunmu menyeberang’ – sebuah tangan! Nah, tangan adalah penyangga; tangan membantu untuk ke sisi lain. Apakah hanya itu yang kita inginkan dari Tuhan? Kita tidak selalu berbicara tentang Tangan Kekuasaan Tuhan; kita sering mengungkapkannya dengan cara lain. Kita meminta kasih karunia; kita meminta kecukupan; kita meminta banyak hal lain; tetapi itu semua termasuk dalam Tangan Kekuasaan Tuhan. Apa yang sebenarnya kita cari?

Sekarang, apa yang Firman Allah tunjukkan sebagai arti dari dukungan ini, Tangan Kekuasaan Tuhan ini? Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, izinkan saya berhenti sejenak untuk mengatakan bahwa ini adalah masalah yang memiliki kepentingan dan penerapan yang paling menjangkau jauh. Saat ini saya sama sekali tidak peduli dengan hanya sekedar memberikan pelajaran Alkitab. Ada latar belakang yang sangat praktis untuk semua yang disajikan di sini. Setiap hari ada datang masuk ke dalam hidup seseorang, permintaan untuk bantuan yang hampir terus-menerus dan tak terputus-putus dalam masalah kehidupan Kristen, masalah gereja-gereja, masalah hubungan Kristen; kadang-kadang tampak hampir siang dan malam, tanpa henti. Dan surat-surat terus-menerus berdatangan – terkadang surat-surat yang sangat panjang – dari majelis umat Allah di tempat-tempat yang berbeda, menceritakan tentang kondisi yang tercela di majelis-majelis itu, dengan segala frustrasi, keterbatasan, kekecewaan mereka, bahkan kebuntuan dan kekalahan, dan meminta nasihat dan saran tentang apa yang harus dilakukan. Dengan latar belakang kebutuhan yang nyata dan mendesak inilah, bahwa pesan-pesan ini disampaikan. Saya ingin menekankan bahwa ada sesuatu yang sangat praktis dalam hal ini.

Sebab bagaimanapun juga, itu hanya berarti satu hal: Di manakah Tuhan? Hanya itu: Di manakah Tuhan? Di manakah kita akan menemukan Tuhan? Bagaimana kita akan mengenal Tuhan tanpa syarat bersama kita? Dan itu berisi pertanyaan serius lebih lanjut ini: Seberapa jauh Tuhan dapat mendukung ini dan itu – untuk datang masuk dan melakukan, untuk menunjukkan kuasa-Nya, menunjukkan diri-Nya perkasa? Itu benar-benar inti dari seluruh perkaranya. Apakah ada batasan pada Tuhan, bahwa Ia tidak dapat melakukan hal-hal ini, karena hambatan-hambatan tertentu? Maka, ini adalah sangat penting bahwa kita hendaknya mengetahui dan memahami dasar di mana Tuhan akan menunjukkan Tangan kekuasaan-Nya yang perkasa di zaman ini, atas nama umat-Nya, atas nama Jemaat-Nya, atas nama pekerjaan-Nya.

Kapan, oleh karena itu, kita mengajukan pertanyaan: Apa artinya sebenarnya untuk Tangan Kekuasaan Tuhan untuk dinyatakan? Kita menemukan di dalam Firman Allah dua atau tiga hal, menempati tempat yang sangat besar di sana, dalam berbagai bentuk ekspresi, yang menjawab pertanyaan itu. Tetapi pertama-tama biarkan saya berhenti sejenak untuk mengatakan, dalam tanda kurung, bahwa pesan dari Yesaya 53 adalah jawaban untuk segala sesuatu! Mungkin kita mengira kita tahu Yesaya 53; mungkin kita bahkan dapat membacanya. Saya berani menyarankan bahwa kita hanya tahu sedikit tentang pasal itu. Ini adalah pasal yang paling komprehensif di seluruh Alkitab. Jika kita mampu membacanya dengan pemahaman rohani yang nyata, kita akan menemukan bahwa, dalam satu pasal itu, semua pertanyaan kita terjawab; semua kebutuhan kita terpenuhi; semua masalah kita terpecahkan! Alkitab dipahami oleh Yesaya 53, dan dalam berikut ini saya menjaga tetap dalam kompas pasal itu.

(1) Pembenaran dari Jalan yang Diambil

Sekarang, saya menemukan bahwa hal pertama yang dimaksud dengan Tangan Kekuasaan Tuhan atas nama umat-Nya adalah ini: itu berarti pembenaran dari jalan yang telah mereka ambil. Jika saudara beralih ke Alkitab saudara dengan pemikiran itu, saudara akan menemukan seberapa banyak yang ada yang berkumpul di sekitarnya. Saudara akan setuju bahwa itu adalah hal yang sangat penting, bahwa jalan yang telah kita ambil pada akhirnya harus dibuktikan sebagai jalan yang benar. Tidak ada yang lebih mengerikan dan tragis daripada setelah mengambil suatu jalan, dan memberikan diri kita sendiri dan semua yang kita miliki untuknya, mencurahkan hidup kita di dalamnya dan untuknya, kita harus menemukan pada akhirnya bahwa kita telah salah, dan bahwa Tuhan tidak dapat membenarkan jalan yang telah kita ambil. Ini jelasnya sangat penting bahwa jalan yang telah kita ambil, pada akhirnya, harus menerima persetujuan Ilahi – bahwa melawan segala sesuatu, terlepas dari segalanya, dari manusia dan dari setan, Allah harus dapat berkata: ‘Manusia itu benar!’ Itu, setelah semuanya, adalah pembenaran Ayub, bukankah demikian? Berapa banyak yang laki-laki itu temui dari salah tafsiran dan kekeliruan! Tetapi pada akhirnya Allah berkata, ‘Hamba-Ku Ayub benar’; dan itu bukanlah hal yang kecil jika Allah berkata seperti itu. Dalam Yesaya 53, itu begitu: pembenaran jalan yang telah diambil, terlepas dari segalanya. Dan ‘terlepas dari segalanya’ itu berarti banyak dalam pasal itu, bukan? – beban kontradiksi dan kesalahpahaman yang luar biasa; tetapi, pada akhirnya, Hamba itu dibenarkan; Allah berkata Dia benar. “Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Kepada yang Satu itu – kepada yang Satu itu!

Pikiran itu mengalir di mana-mana melalui Alkitab, dalam kaitannya dengan semua orang beriman yang hebat, saat mereka berjalan bersama Allah. Betapa sulitnya jalan yang mereka lalui! Tetapi pada akhirnya, Allah berkata, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi dalam pembenaran yang sangat, sangat praktis, ‘Ia benar, ia benar.’ Itulah arti dari Tangan Kekuasaan Tuhan. Itulah yang saya inginkan ketika saya meminta untuk Tangan Kekuasaan Tuhan: ‘Ya Tuhan, agar aku dapat mengambil jalan yang sedemikian rupanya dengan-Mu sehingga, pada akhirnya, Engkau dapat berdiri di jalan itu dan berkata: Ia benar.’ Apakah saudara menginginkan itu? Tidak ada nilai dalam apa pun yang tidak menghasilkan seperti itu.

(2) Buah yang Kekal dari Suatu Kehidupan

Hal kedua yang saya lihat sebagai makna, atau bukti, dari Tangan Kekuasaan Tuhan, adalah dalam buah rohani yang kekal dari sebuah kehidupan. Dalam Yesaya 53:10 kita membaca: “Ia akan melihat keturunannya” – yaitu, keturunan rohani-Nya yang kekal; hidup yang ada di dalam Dia sekarang diabadikan dan ditegakkan, tidak dapat dihancurkan, dalam bentuk ekspresi yang baru. Apa nilainya, jika, ketika kita telah menjalani hidup kita di sini, dan melakukan pekerjaan kita, dan telah pergi, itu adalah akhir dari segalanya? – sebuah memori, yang tumbuh semakin tidak jelas, memudar ke masa lalu? Mungkin benar untuk ayat yang sangat menyedihkan itu sehingga beberapa orang suka menyanyikan:

‘Waktu, seperti aliran yang terus bergulir,
Membawa semua anaknya pergi;
Mereka terbang, terlupakan, seperti sebuah mimpi
Meninggal pada hari pembukaan’-

Tapi itu adalah pesimisme sampai tingkat terakhir! Itu seharusnya tidak menjadi warisan kita. Seharusnya itu tidak benar bagi setiap hamba Tuhan bahwa ia ‘dilupakan’, ‘dibawa pergi’, dilalukan, tidak ada yang tersisa, suatu uap. Tidak, “ia akan melihat keturunannya.” Tangan Kekuasaan Tuhan atas nama setiap hamba Tuhan yang sejati seharusnya berarti bahwa, ketika bentuk pelayanan dan ekspresinya, alat dan kerangkanya, yang hanyalah sementara, telah hilang, ada sesuatu yang intrinsik, tidak dapat dihancurkan, yang berlanjut selama-lamanya, dan akan ditemukan di Sorga, menetap selama-lamanya. Itulah Tangan Kekuasaan Tuhan! Itulah pembenaran hidup, dan itulah yang saudara dan saya dambakan, bukan? Tentunya, itu adalah satu-satunya hal yang membenarkan kita yang telah hidup sama sekali! Bukan bahwa kita telah melakukan segala macam hal, dan bahwa ada banyak yang dapat ditunjukkan sementara kita berada di sini, tetapi bahwa, ketika kita telah pergi, pekerjaannya terus berjalan, ada keturunan yang terus hidup – keturunan rohani yang tidak dapat binasa.

Itulah yang Alkitab maksudkan dengan ‘Tangan Kekuasaan Tuhan’. Itu adalah Tuhan yang memberikan meterai-Nya, Tuhan yang terlibat dalam hal-hal. Tangan Kekuasaan Tuhan menegakkan apa yang adalah dari-Nya, sebagai sesuatu yang tidak dapat dihancurkan. Apakah saudara tidak menginginkan Tangan Kekuasaan Tuhan seperti itu? Kita semua menginginkan agar ada kesuburan rohani, peningkatan rohani, tidak ada stagnasi, tidak ada akhir, tetapi terus berjalan. Kita dapat melihat itu, apakah tidak, dalam kasus semua hamba Tuhan yang sejati – bahwa Tuhan datang masuk setelah mereka pergi, dan berdiri di samping pelayanan mereka. Ia berdiri di samping Yeremia ketika Yeremia telah pergi: “Tuhan menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh …” (2 Tawarikh 36:22; Ezra 1:1; Daniel 9:2). Paulus telah melayani tujuh jemaat di Asia, dan sekarang Paulus telah pergi; tetapi Tuhan datang kembali kepada ke tujuh jemaat untuk membenarkan pelayanan hamba-Nya (Kisah Para Rasul 19:10, 26; Wahyu 1-3). Itu adalah Tangan Kekuasaan Tuhan – bahwa Ia tidak membiarkan apa yang adalah dari diri-Nya sendiri dalam kehidupan hamba mana pun untuk binasa. Itu didirikan. (Bandingkan juga apa yang dikatakan oleh Samuel, dalam 1 Samuel 3:19, 20 dan 8:17.)

Prinsip Penyataan Tangan Kekuasaan-Nya

Sekarang kita kembali kepada pertanyaan awal kita: Apa prinsip-prinsip pada apa Tangan Kekuasaan Tuhan akan dinyatakan? Seperti yang telah saya katakan, kita pikir kita sangat akrab dengan pasal lima puluh tiga dari Yesaya. Tetapi ketika kita membacanya, kita biasanya begitu terhanyut dengan kata-kata deskriptif yang jelas itu tentang kesedihan dan penderitaan dan tanggungan dosa dari Dia yang ada dalam pandangan, dengan Pribadi dan pengalaman Hamba Yahweh yang menderita ini, sehingga kita hampir sepenuhnya kehilangan pandangan akan signifikansi yang luar biasa dari pertanyaan pembukaan yang mendasar itu: “Kepada siapakah Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Namun seluruh pasal itu akan memiliki nilai dan makna yang sangat sedikit kecuali untuk pertanyaan itu. Pikirkan sekali lagi: Seandainya semua yang digambarkan di sana – penderitaan-Nya, kesedihan-Nya, dan tanggungan dosa-Nya – telah terjadi, dan kemudian Tangan Kekuasaan Tuhan tidak dinyatakan atas nama-Nya, apa nilai dari semuanya itu? Itu telah terjadi – tetapi di mana pembenarannya? Apa keputusan Allah atasnya?

Sebab, meskipun isi pasal itu begitu luar biasa, dan begitu menyentuh hati dalam tragedinya, itu semuanya berhubungan dengan satu hal ini: “Kepada siapakah Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Jawabannya adalah: Kepada Dia-lah yang digambarkan di sini dengan sangat rincinya. Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan kepada Dia yang, dengan kepenuhan dan kesedihan yang sedemikian rupanya, di sini terlihat, sebagai objek dari semua tragedi ini, penderitaan ini, kesalahpahaman dan kekeliruan ini. Kepada yang Satu itulah Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan.

Sang nabi sedang melihat reaksi seluruh dunia, baik Israel maupun bangsa bukan Yahudi, terhadap laporan, siaran. “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar?” ia bertanya. ‘Siapakah yang percaya kepada pesan yang telah kami siarkan?’ Semuanya melihat ke hari Anak Manusia. Para utusan telah pergi; siaran telah dibuat – dan sungguh suatu proklamasi itu! Itu dibuat pada Hari Pentakosta; itu keluar dari Yerusalem ke semua daerah di sekitarnya. Tapi – siapakah yang percaya? Apa reaksi terhadapnya, dari Israel dan bangsa bukan Yahudi? Sang nabi, dalam pengetahuannya yang luar biasa jelas dan terilhami tentang, dan wawasannya tentang, reaksi dunia terhadap pesan Injil, mengajukan pertanyaannya, dan menjawabnya di seluruh pasal. Tetapi ia bertanya juga: “Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Dunia telah begitu bereaksi; sebagian besar telah menolak dan menyangkal pesan itu, mereka telah menempatkan konstruksi yang sama sekali salah atas penderitaan dari Yang Menderita itu. Namun demikian, kepada yang Satu inilah bahwa Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan; di samping Dia inilah Yahweh berdiri.

Hamba Tuhan

Dan itu menuntun kita kepada seluruh konteks pertanyaan yang komprehensif. Konteks yang lebih luas membawa kita kembali ke pasal 42: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa,” dan seterusnya. Tetapi kalimat itu, “Lihat, itu hamba-Ku,” membawa kita juga ke konteks langsung dari pasal 53 kita, sebab kita menemukannya bergema, seolah-olah, dalam ayat 13 dari pasal 52. Seharusnya, pada kenyataannya, tidak pernah ada pemutusan antara 52:15 dan 53:1, sebab seluruh bagian ini benar-benar dimulai pada ayat 13: “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.” Dengan demikian, kita dibawa ke dalam konteks yang lebih luas tentang hamba Tuhan, dan tentang apa pelayanan yang sebenarnya itu kepada Tuhan: yaitu, apa pelayanan yang Tuhan benarkan, apakah perhambaan yang Tuhan pegang itu. Saudara dan saya pastinya sangat peduli dengan hal itu, untuk menjadi mereka yang kepadanya Tuhan dapat berkata: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang” – dan “yang Kupegang” hanyalah cara lain untuk mengatakan: ‘kepada siapa Aku menunjukkan tangan kekuasaan-Ku.’

Sekarang istilah ini, ‘Hamba Tuhan’, digunakan oleh Yesaya dalam tiga cara.

Pertama-tama (misalnya dalam pasal 41:8; 44:1, 2, 21), ia menggunakannya untuk Israel: Israel disebut ‘hamba Tuhan’, dibangkitkan untuk melayani Dia dalam tujuan-Nya yang besar di tengah-tengah bangsa-bangsa. Tetapi Israel mengecewakan Tuhan sebagai seorang hamba, secara tragis gagal.

Kemudian, dari tengah-tengah Israel, Allah membangkitkan yang Esa, Mesias-Nya, Yang Diurapi-Nya, dan menyerahkan gelarnya kepada-Nya: “Hamba-Ku, yang Kupegang … Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya” … “Lihat, itu hamba-Ku … ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.” Itu adalah cara kedua di mana gelar itu digunakan. Itu membuka jalur studi yang sangat menguntungkan, jika saudara mau mengikutinya, sebab saudara menemukan bahwa Yesaya 52-53 dikutip tidak kurang dari sebelas kali dalam Perjanjian Baru, kata-kata itu sendiri ditransfer kepada Tuhan Yesus. Misalnya Matius (8:17) mengatakan: “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya”; kemudian ia mengutip dari Yesaya 53 dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus. Seorang mungkin mengatakan bahwa seluruh Perjanjian Baru dapat dikelompokkan ke dalam Yesaya 53, dan ke dalam gelar ini ‘Hamba Tuhan’, Pribadi-Nya dan pekerjaan-Nya.

Cara ketiga di mana Yesaya menggunakan gelar ‘Hamba Tuhan’ adalah secara kolektif atau jamak tentang orang-orang percaya yang setia. Dalam pasal 54:17 (bandingkan juga 65:13, 14) umat Tuhan yang setia diberi gelar ini, “hamba-hamba Tuhan.” Oleh karena itu, ada perasaan di mana saudara dan saya datang ke dalam kompas pembenaran Ilahi yang agung ini.

Tetapi di sini kita harus berhenti sejenak untuk membuat perbedaan mendasar: perbedaan antara kehambaan yang unik, karya unik Tuhan Yesus, dan apa yang berhubungan dengan orang lain. Ini harus selalu diingat. Sebab Yesaya 53 menyatakan kehambaan Kristus yang unik itu, karya Kristus yang unik itu yang tidak dimiliki orang lain sama sekali. Dan, terpujilah Allah, tidak perlu berbagi seperti itu! Ia telah memenuhi semuanya sendiri, sendirian. Kita akan melanjutinya sebentar lagi dengan lebih seksama. Tetapi, sementara itu benar bahwa kita sama sekali tidak mengambil bagian dalam karya penebusan Tuhan Yesus, atau datang ke dalam pelayanan perwakilan ini, namun kita memang datang ke dalam suatu pelayanan, dan suatu pelayanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip rohani yang sama seperti-Nya. Itu sangat penting: sebab di atas prinsip-prinsip itulah bahwa tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan.

Pekerjaan dan Pelayanan Kristus yang Unik

Maka, marilah kita meluangkan beberapa menit untuk melihat karya dan pelayanan-Nya yang unik. Saya pikir ini sangat mengesankan untuk mencatat bahwa bagian ini dimulai dengan akhir yang mulia kepada apa Allah sedang bergerak. “Lihat, itu hamba-Ku … ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan” (52:13). Ini selalu baik untuk mendapatkan akhir tepat dalam pandangan dari awal, dan melihat bagaimana itu semuanya akan berhasil. Semua tragedi pasal 53 ini, semua kisah mengerikan ini – bagaimana ini akan berakhir? Nah, di sini Allah memulai dengan akhir-Nya. Ia berkata: ‘Beginilah akhirnya: sebelum Aku memberitahu-mu semuanya tentang jalannya hal-hal, yang mungkin sangat menyusahkan dan membuat-mu tertekan, Aku akan memberitahu-mu bagaimana semuanya akan berakhir. Hamba ini, yang akan Aku gambarkan dalam Pribadi-Nya dan pekerjaan-Nya, pada akhirnya akan ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan!’

Tentu saja, kata ini segera membawa kita ke bagian-bagian besar dalam Perjanjian baru itu, seperti Kisah Para Rasul 1 dan 2; Filipi 2: ‘Ia taat sampai mati …’ “Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada …”; dan Ibrani 1: “Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar; di tempat yang tinggi …” Itu bukan bagaimana semuanya akan berakhir; begitulah akhirnya! Dan begitulah kisah yang mengerikan itu diperkenalkan. Itu semua ditemukan dalam kalimat berulang dari dua kata ini: “Ia akan ..” ‘Ia akan ditinggikan … Ia akan disanjung … Ia akan dimuliakan … Ia akan melihat hasil dari penderitaan jiwanya … Ia akan puas.’ Itu didirikan sejak awal. Itu adalah pembenaran: itu adalah Tangan Kekuasaan Tuhan! Biarlah semua ini terjadi – namun, Tangan Kekuasaan Tuhan akan memastikan bahwa itu mengarah pada akhir yang mulia. Sebelum apa pun terjadi – sebelum Salib, sebelum penolakan – itu ditetapkan dalam nasihat Allah: “Ia akan …”

Dan jika saudara dan saya masuk ke dalam prinsip-prinsip rohani yang benar dari pelayanan Kristus, itulah yang akan terjadi dengan kita. Allah akan memastikan bahwa seperti itulah akhirnya. “Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Roma 8:17). “Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia” (2 Timotius 2:12).

Setelah mencatat bagaimana hal ini diperkenalkan, sekarang marilah kita melihat kisah tentang kehambaan-Nya yang unik.

Penderitaan Perwakilan-Nya

Ada sebelas ungkapan dalam pasal 53 yang menggambarkan karakter perwakilan dari penderitaan Hamba Tuhan.

1. ‘Ia menanggung penyakit kita’ (ayat 4).
2. ‘Ia memikul kesengsaraan kita’ (ayat 4).
3. ‘Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita’ (ayat 5).
4. ‘Ia diremukkan oleh karena kejahatan kita’ (ayat 5).
5. ‘Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya’ (ayat 5).
6. ‘Oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh’ (ayat 5).
7. ‘Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian’ (ayat 6).
8. ‘Karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah’ (ayat 8).
9. ‘Tuhan berkehendak apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah’ (ayat 10).
10. ‘Kejahatan mereka dia pikul’ (ayat 11).
11. ‘Ia menanggung dosa banyak orang’ (ayat 12).

Ini adalah hal yang sangat instruktif untuk memperhatikan tiga kata, yang digunakan di sini, deskriptif tentang apa yang Ia tanggung. Tiga istilah itu adalah: ‘kejahatan’, ‘pemberontakan’ dan ‘dosa’. Jika saudara membuka kitab Imamat, pasal 16, saudara akan mengerti apa yang Yesaya sedang bicarakan, dan apa yang Roh Kudus, melalui Yesaya, tunjukkan.

“Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.” (Imamat 16:16).

“Dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka” (ayat 21). Di sini kita memiliki tiga kata dari Yesaya 53.

“Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun” (ayat 22).

“Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan Tuhan” (ayat 30).

“Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka” (ayat 34).

Di sini, di Yesaya, kemudian, kita memiliki pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan kambing hitam. Istilah itu sangat cocok dengan pasal ini dengan sempurna. Hamba yang menderita ini adalah ‘kambing hitam’-nya, menanggung kesalahan, pelanggaran, dosa, dan diusir ke padang gurun, menuju kehancuran.

Apa yang dapat kita simpulkan dari hal ini mengenai Tangan Kekuasaan Tuhan, dalam kaitannya dengan pelayanan-Nya?

Tangan Kekuasaan Tuhan:

Terkait (1) Kepada Salib

Tangan Kekuasaan Tuhan, dengan segala artinya, tidak dapat dipisahkan terkait dengan Salib Tuhan Yesus. Di sana saudara memiliki jantung dan jumlah dari seluruh masalahnya. Apakah saudara menginginkan Tangan Kekuasaan Tuhan? Apakah saudara ingin pembenaran? Apakah saudara ingin Tuhan berdiri siap dan mendukung, untuk menegakkan, untuk melaksanakan, untuk mengkomitmenkan diri-Nya sendiri, untuk berada di pihak saudara, untuk menyertai saudara dalam hidup saudara, dan bersama dengan saudara dalam persekutuan orang-orang percaya, dalam pekerjaan Tuhan? Tangan Kekuasaan Tuhan tidak dapat dipisahkan terkait dengan Salib, dan tidak seorang pun dari kita yang akan pernah menemukan Tuhan bersama kita selain di atas dasar Salib.

Saya berbicara, di awal pesan ini, tentang situasi tragedi rohani yang terdapatkan di banyak tempat di antara umat Tuhan. Akar penyebab dari situasi-situasi ini muncul berkali-kali, baik dalam percakapan pribadi, maupun dalam surat-surat yang diterima orang, dalam beberapa istilah seperti ini: ‘Sepertinya Salib belum melakukan pekerjaannya di dalam kita!’ Ya, itu dia! Karya Salib yang lebih dalam adalah satu-satunya jawaban, dan jawaban yang pasti, untuk semua tragedi rohani ini. Tidak adanya pekerjaan seperti itu menjelaskan semua kurangnya dukungan dari Tuhan. Yesaya 53 mencakup segalanya. Dukungan Tuhan, kehadiran Tuhan, kuasa Tuhan, komitmen diri Tuhan sendiri kepada kita dan kepada pekerjaannya, hanya akan – hanya bisa – di atas dasar Salib Tuhan Yesus, sebagai dasar di mana kita berdiri dan hidup, baik secara individu maupun kolektif. Tangan Kekuasaan Tuhan hanya bekerja oleh Salib. Saudara mungkin berkata, memang, bahwa Salib adalah Tangan Kekuasaan Tuhan. Di sanalah bahwa pembenaran Ilahi ditemukan. “Kristus disalibkan … kuasa Allah” – Tangan Kekuasaan Tuhan!

Terkait (2) Kepada Keturunan, Buah Hasil Kesusahan Jiwa-Nya

Tangan Kekuasaan Tuhan tak terpisahkan terkait, juga, dengan suatu keturunan yang merupakan buah hasil kesusahan jiwa Hamba Tuhan ini. “Kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Kepada yang Satu ini: “Ia akan melihat keturunannya”; “Ia akan melihat hasil dari kesusahan jiwa-Nya.” Jemaat pada dasarnya adalah buah dari kesusahan jiwa-Nya, bukan pembuatan atau pembangunan manusia. Itu adalah sesuatu yang telah datang langsung dari penderitaan dan gairah-Nya sendiri; sesuatu yang lahir dari Salib-Nya. Tangan Kekuasaan Tuhan tak terpisahkan terkait dengan itu.

Saya yakin saudara menyadari, kemudian, betapa pentingnya bahwa saudara dan saya harus menjadi bagian dari itu. Saya katakan, ‘bagian dari itu’, dengan saran. Selalu ada bahaya bahwa kita mungkin membuat hal-hal menjadi terlalu pribadi – dalam pengertian ini, bahwa sangat sering kita tidak begitu senang untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar; kita ingin perhatian terfokus pada diri kita sendiri: jika perhatiannya tertuju pada kita, kita bahagia! Untuk mengatakan: ‘Aku hanyalah bagian dari sesuatu yang lebih besar; aku hanyalah sedikit dari sesuatu’ – yah, itu tidak terlalu menarik! Ah, tetapi Tangan Kekuasaan Tuhan terikat dengan hal yang lebih besar, yang mungkin kita hanyalah bagian kecil, dan kita masuk ke dalam nilai Tangan Kekuasaan Tuhan sebagai bagian dari keseluruhan itu. Misalnya, jika Tangan Kekuasaan Tuhan ada di perkumpulan lokal, kita hanya akan menemukan Tangan Kekuasaan Tuhan untuk diri kita sendiri saat kita benar-benar terintegrasi ke dalam perkumpulan lokal itu. Jika kita mengambil jalur independen dan pribadi, kita mungkin tidak akan menemukan Tangan Kekuasaan Tuhan; Tuhan tidak akan mendukung kita di atas dasar itu sama sekali. Ini adalah hal yang sangat penting bahwa kita harus melepaskan kemandirian dan individualisme kita sendiri (walaupun bukan, tentu saja, individualitas kita) ke dalam apa di mana Tuhan menemukan minat dan perhatian penuh-Nya. Kita harus hidup untuk itu, karena di sanalah kita akan menemukan Tangan Kekuasaan Tuhan.

Terkait (3) Kepada Pembenaran Anak Allah

Dan akhirnya, untuk saat ini, Tangan Kekuasaan Tuhan, dengan segala artinya, tak terpisahkannya terikat dengan pembenaran Anak-Nya. Itu adalah ujian hidup kita! Paulus berkata: “Bagiku hidup adalah Kristus”, dan Allah telah membenarkan Paulus. Musuh apa yang ia miliki dalam hidupnya sendiri, dan berapa banyak lagi yang ia miliki sejak itu, dan masih ada! Saya pikir tidak ada yang belum dicoba dalam upaya untuk mendiskreditkan Rasul Paulus; tetapi ia memiliki tempat yang lebih besar hari ini daripada yang pernah ia miliki dalam sejarah. Tangan Kekuasaan Tuhan menyertai orang itu! Mengapa? Sebab baginya hidup adalah Kristus. Ia memiliki satu perhatian yang menyedot segalanya – pembenaran Anak Allah. Baca lagi kata-kata sedih dan pahit Paulus tentang kehidupan sebelumnya melawan Tuhan Yesus. Berkali-kali ia memberitahu kita tentang apa yang telah ia lakukan: bagaimana ia menganiaya Jemaat, bagaimana ia menyeret laki-laki dan perempuan ke dalam penjara; tetapi sekarang seluruh keberadaannya, hingga kekuatan terakhirnya, ditetapkan untuk membela Dia yang ia aniaya, dan Allah ada bersamanya.

Ingatlah itu! Sebuah kehidupan yang benar-benar dicurahkan untuk pembenaran Anak Allah akan memiliki Allah bersamanya. Jika kita melayani diri kita sendiri, atau beberapa pekerjaan, mencoba membuat sesuatu berjalan dan menjadi sukses, Allah mungkin meninggalkan kita untuk memikul seluruh tanggung jawabnya, dan semua masalahnya yang terkait dengannya. Tetapi marilah kita memiliki gairah untuk kehormatan, kemuliaan, Nama Anak-Nya, dan Allah akan mengurus sisanya.

“Kepada siapakah Tangan Kekuasaan Tuhan dinyatakan?” Ini adalah beberapa hal yang menjawab pertanyaan itu. Kita akan menemukan Tangan itu dinyatakan di atas dasar Salib, di atas dasar Nama, dan di atas dasar Kemuliaan Tuhan Yesus.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.