Austin-Sparks.net

Jalan Roh Kudus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Jalan Kedaulatan

Saya berterima kasih kepada saudara, teman-teman yang kekasih, atas kehangatan sambutan kembali saudara. Tentang apa yang saudara kita Harrison katakan tentang hubungan yang mengakibatkan-nya berada di sini, saya tidak yakin apakah saya harus disalahkan, atau dipuji! Saya khawatir saya harus meninggalkan ketidak-pastian itu dengan saudara, tetapi ia tampaknya merasa bahwa ini bukanlah hal yang buruk. Saya percaya bahwa akhirnya demikian, saya percaya itu.

Sekarang tanpa menghilangkan lebih banyak waktu di arah itu, mari kita datang kepada Firman. Dan saya meminta saudara, pertama-tama, untuk melihat kepada sebuah bagian di dalam salah satu pasal yang paling terkenal di dalam Alkitab, dalam Injil oleh Yohanes, pasal tiga. Dan bagian yang saya angkat dari kisah yang begitu terkenal ini, ada di ayat 8: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

Saya ingin merangkum di sampingnya, tiga bagian lain dari kitab Kisah Para Rasul pasal 2, ayat 2: “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk.” Pasal 11, ayat 17: “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Dalam pasal 15, ayat 10: “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?”

Kembali ke bagian awal kita, Yohanes 3:8: “Angin bertiup ke mana ia mau.” Di sini Tuhan menggambarkan kesamaan antara angin dan Roh Kudus. Ia berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Kesamaan antara angin dan Roh ini tidak khas pada bagian ini, seperti yang saudara ketahui. Ada tempat lain di mana keduanya dipertemukan. Misalnya, di Yehezkiel di lembah tulang kering, “Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini …” dan Roh masuk ke dalam mereka.

Dua Hal: Angin dan Roh.

Semua orang tahu bahwa pada hari Pentakosta, itu adalah hari kedatangan Roh Kudus sebagai suara tiupan angin keras. Sekarang, poin yang Tuhan buat di sini adalah tentang kedaulatan mutlak yang dimiliki oleh Roh Kudus – tindakan-Nya yang sepenuhnya bebas dan independen. Ia berkata, “Ada beberapa hal yang tidak engkau ketahui – dari mana datangnya atau ke mana perginya, kita tidak tahu.” Ada hal-hal yang saudara tidak ketahui, tetapi mengenai faktanya dan efeknya, tidak ada yang mengatakan itu omong kosong, tidak ada pertanyaan tentang itu. Angin … dan kami tidak sedang berbicara tentang angin sepoi-sepoi yang lembut sekarang, angin itu tidak dapat disangkal. Mampu maupun tidak mampu untuk memahami dan menjelaskan, tidak ada bedanya; ini adalah faktanya, yang penting. Pada dasarnya, ini adalah faktanya yang penting, bukan apakah saudara dapat menjelaskannya, atau mendefinisikannya.

Fakta terbesar dari segala fakta, teman-teman yang kekasih, fakta terbesar dari segala fakta dalam hubungannya dengan Allah dan manusia, adalah Roh Kudus. Segala sesuatu, bahkan Kristus, bahkan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya, semua makna dan nilai salib-Nya, dan Pribadi-Nya, inkarnasi-Nya, penebusan-Nya, kemuliaan sorgawi-Nya, dan segala sesuatu lainnya, sepenuhnya bergantung pada Roh Kudus, untuk menjadi sesuatu yang berharga bagi kita. Ia berkata bahwa, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang” dengan jelas menyiratkan, “Adalah jauh lebih penting bahwa Roh Kudus harus datang, daripada Aku harus menetap di dalam daging.”

Segala sesuatu bergantung pada Roh Kudus. Tidak ada hubungan vital dengan Allah selain dari Roh Kudus; tidak ada pengalaman Kristen yang hidup selain dari Roh Kudus; tidak ada pengetahuan atau pemahaman tentang hal-hal Ilahi selain dari Roh Kudus; tidak ada kesuburan dalam hidup atau pelayanan selain dari Roh Kudus; tidak ada transformasi menjadi serupa dengan Kristus selain dari Roh Kudus.

Sekarang saya, tentu saja, dapat menetap selama seminggu atau lebih, berbicara tentang Roh Kudus, tetapi itu bukanlah pesan untuk pagi ini secara umumnya. Aspek khusus dari perkara ini untuk saat ini adalah tentang kedaulatan mutlak Roh Kudus, tuntutan mutlak Roh Kudus untuk mendapatkan jalan-Nya sendiri, untuk mendapatkan jalan-Nya sendiri, yang jika permintaannya ditolak atau ditentang, itu adalah dengan mengorbankan kehidupan rohani saudara. Ini adalah masalah hidup atau mati: Roh berdaulat, dengan segala yang diartikan dari itu. Nah, itu jelas terlihat dari perumpamaan angin ini, angin bertiup.

Ketika angin benar-benar bertiup, dan kita hampir tidak perlu berhenti sejenak untuk mengatakan bahwa tidak ada yang tidak tentu tentang Roh Kudus, tidak ada yang tidak pasti tentang Roh Kudus. Jika ada satu hal yang menandai Roh Kudus dari referensi pertama kepada-Nya dalam Kejadian 1:2, “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” hingga referensi terakhir di akhir kitab Wahyu, “Roh berkata, marilah.” Jika ada satu hal tentang Roh Kudus dari awal sampai akhir, ini adalah: Ia selalu positif, selalu positif, selalu sangat pasti. Dan jika saudara tahu sesuatu tentang angin yang benar-benar bertiup, saudara tahu bahwa angin mengambil alih. Angin mengambil alih.

Pernahkah saudara benar-benar berada di dalam badai? Pernahkah saudara benar-benar berada di tengah laut dalam badai yang mengamuk? Pernahkah saudara berada di hadirat angin yang bertiup dengan keras? Saudara tahu betapa sia-sianya mencoba melawan-nya. Angin mengambil alih. “Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”, menurut pemikiran Ilahi: diambil alih, dikuasai, diambil dari tangan mereka sendiri, dari kekuatan mereka sendiri, dari akal mereka sendiri – dikuasai. Segalanya ke dalam tangan-Nya. Nah, itulah ajaran Perjanjian Baru tentang Roh Kudus, yang merupakan dasar dari kehidupan Kristen yang sejati itu sendiri dan karena itu tidak dikenali, diakui dan diterima oleh begitu banyak orang yang menyandang nama orang Kristen, oleh karena alasan itu sendiri ada begitu banyak yang tidak pasti, tidak tentu, tidak yakin, bimbang, terombang-ambing, ragu-ragu, tidak dapat diandalkan tentang begitu banyak orang Kristen. Apakah saudara memperhatikan betapa cermatnya berhati-hati para rasul tentang masalah ini?

Lihatlah pada kitab Kisah Para Rasul. Nah, Filipus pergi ke Samaria dan memberitakan Kristus kepada mereka. Roh mulai bergerak, tidak diragukan lagi, dan banyak yang datang kepada Tuhan; banyak yang datang kepada Tuhan. Para rasul yang berada di Yerusalem mendengar tentang hal ini, apa yang mereka lakukan? Apakah mereka berkata, “Nah, ini kabar baik, ini baik-baik saja! Kami bersukacita dalam hal ini!” Tidak, mereka kemungkinan tidak mengatakan itu, melainkan mereka turun dan ketika mereka turun mereka melihat ke dalam hal ini dan apa yang terjadi? Mereka tidak hanya menerimanya apa adanya, “Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.” Dan apakah saudara memperhatikan bahwa prosedur itu diikuti dengan hati-hati, dengan cermat sampai tuntas?

Dengan Paulus, ia datang ke Efesus dan menemukan murid-murid tertentu. Merasakan adanya suatu kekurangan atau kelemahan tertentu, ia mungkin bingung, kehabisan akal: “Nah, apa ini? Mereka adalah murid-murid, mereka adalah orang Kristen, mereka mengetahui Perjanjian Lama mereka …” Apolos, orang yang perkasa itu dalam Kitab Suci, itu adalah dasar Perjanjian Lama yang bagus. Itu adalah satu-satunya Alkitab, tentu saja, yang ada, tetapi ada sesuatu di sini … mereka memiliki namanya, profesinya, Kitab Sucinya, tetapi ada sesuatu yang kurang di sini. “Oh! Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” ia bertanya. Bisakah saudara percaya? Dapatkah saudara percaya tanpa menerima Roh Kudus? Saya meninggalkan saudara untuk menjawab pertanyaan itu.

Berikut ini adalah satu contoh kasus: ada cacat di dasar mereka, kami tidak akan berurusan dengan itu, tapi ini dia. Betapa hati-hatinya mereka, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” Ia mendapatkan jarinya pada mereka di bagian ini, bukankah demikian, ia memiliki ketajaman yang benar. Nah, kemudian ia menjadi sibuk dengan situasi ini dan mereka menerima Roh Kudus. Ia menumpangkan tangannya di atas mereka dan mereka menerima Roh Kudus. Inilah pelengkap iman, pelengkap iman tersebut, kelengkapannya: Roh Kudus.

Maksud saya adalah, betapa hati-hatinya para rasul tentang hal ini, tidak hanya mengambil hal-hal pada nilai nominalnya, tetapi memastikan dengan sangat yakin, sangat pasti, sebab apa pun yang kurang dari ini akan menjadi bencana. Cepat atau lambat itu akan menjadi bencana. Memastikan tentang hal ini, bahwa orang-orang ini benar-benar telah menerima Roh Kudus. Mengapa? Mengapa? Hanya karena satu alasan ini saja, bahwa ketika Roh Kudus benar-benar hadir di batin, kedaulatan hidup itu dari pusat sampai ke sekelilingnya diambil alih oleh Roh Allah dan individu itu tidak lagi memiliki dirinya sendiri, tidak lagi dalam kedaulatannya sendiri, tidak lagi atas dasar haknya sendiri; Roh Kudus telah mengambil alih segalanya. Angin mengambil alih. Dan jika ada satu hal tentang angin, ketika angin benar-benar melaju, ia menuntut penyerahan, penyerahan mutlak. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh!

Suatu kehidupan di bawah naungan Roh Kudus adalah suatu kehidupan yang berkomitmen; ini tidak bisa sebaliknya. Saudara tidak berada di bawah naungan Roh Kudus jika saudara tidak berkomitmen; suatu keadaan kontroversi akan terjadi antara saudara dan Roh Allah sampai titik itu tercapai di mana penyerahan yang lengkap dan menyeluruh diberikan kepada-Nya.

Lihatlah pada Tuhan Yesus. Roh Kudus turun ke atas-Nya saat Ia bergerak ke dalam panggilan hidup-Nya. Ada titik di mana ada tertulis tentang Dia, “Yesus, sejak hari itu, meneguhkan hati-Nya seperti keteguhan gunung batu untuk pergi ke Yerusalem …” Lihat apa artinya itu? Semua yang terlibat di dalamnya, kita tahu dan ia tahu, tetapi Ia meneguhkan hati-Nya seperti keteguhan gunung batu, untuk pergi ke Yerusalem. Ia berkomitmen, Ia berkomitmen, Ia berada di bawah pemerintahan Roh.

Saudara tahu, ketika saudara melalukan perjalanan melalui udara, saudara melakukan perjalanan jarak jauh melalui udara, selalu ada titik di mana pilotnya tahu titik di mana tidak ada jalan balik. Mereka sudah terlalu jauh untuk putar balik, akan jauh lebih fatal untuk putar kembali jika terjadi kesalahan daripada untuk terus berjalan. Sejak titik ini, ini adalah satu-satunya hal yang harus dilakukan, apa pun yang terjadi, untuk berjalan terus, kita berkomitmen. Yesus pergi seluruhnya, sejak hari ketika Roh turun ke atas-Nya, di dalam hati-Nya Ia telah pergi seluruhnya. Tidak ada jalan untuk kembali, Ia meneguhkan hati-Nya seperti keteguhan gunung batu. Saya ulangi, suatu kehidupan di bawah pemerintahan Roh Kudus, adalah suatu kehidupan yang berkomitmen yang darinya tidak akan ada jalan untuk kembali.

Sudahkah saudara mencapai titik komitmen itu? Sudahkah saudara benar-benar mencapai titik komitmen itu? Seperti yang kami katakan, semua buku-buku terbakar di belakang, semua jembatan dengan masa lalu dihancurkan, diledakkan. Berkomitmen. Angin! Lihatlah, Roh berada dalam posisi kekuasaan: menaklukkan, mengendalikan, kekuatan yang menaklukkan setiap kekuatan lain di dalam diri kita; setiap kekuatan lain di dalam diri kita. Kita akan melihatnya bekerja sebentar lagi. Jadi hal pertama (dan teman-teman yang kekasih, saya sangat berpegang teguh pada Kitab Suci dalam apa yang saya katakan, saudara tahu ini demikian) hal pertama tentang Roh Kudus sebagai Angin dari sorga dan seperti yang terlihat pada hari Pentakosta, adalah dasar besar dari dispensasi yang merupakan dispensasi Roh Kudus, adalah bahwa Ia hanya mengambil segala sesuatu ke dalam tangan-Nya dan menuntut tempat kedaulatan mutlak itu.

Saudara akan berdebat dengan angin? Saudara tahu, tidak ada gunanya untuk berdebat dengan badai. Sia-sia untuk mencoba mengambil kesimpulan dengan tiupan angin keras, saudara akan dihancurkan dengan berantakan, atau dihancurkan dengan mulia! Ini adalah mungkin untuk dihancurkan dengan mulia, tetapi segala sesuatu dari Kristus datang di sepanjang garis mengikuti Roh itu.

Hal berikutnya tentang angin adalah bahwa angin memilih dan mengambil jalannya sendiri. Saudara tidak dapat memberitahu angin ke mana ia harus pergi, atau datang. Saudara tidak dapat mendikte angin tentang apa seharusnya pilihannya, ini atau itu, Angin hanya memilih jalannya sendiri dan mengambil jalannya sendiri – jadi demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Allah, yang lahir dari Roh. Roh menuntut hak untuk melakukan ini dengan kita, teman-teman yang kekasih, untuk memilih jalan-Nya dengan kita, dan mengambil jalan-Nya dengan kita. Ia menuntut hak untuk melakukannya.

Sekarang, Petrus adalah contoh yang sangat bagus dari semua ini, dalam arti yang sangat nyata, Petrus adalah perwujudan dari semua yang saya katakan. Ini bukan tanpa signifikan, bahwa Petruslah yang menjadi tokoh utama pada hari Pentakosta, bukan tanpa signifikan, sudah saya katakan. Apa signifikannya? Mengapa, signifikan dari diri Petrus itu sendiri! Ingatlah kata-kata terakhir yang Tuhan katakan kepada Petrus di rezim lama sebelum Kenaikan? “Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki.” Ke tempat yang tidak kau kehendaki, ke tempat yang tidak kau kehendaki, secara alami. Di sini saudara memiliki Petrus, hadir dengan temperamen alaminya sendiri, laki-laki yang lincah ini … sungguh kata yang deskriptif kata itu, apakah saudara pernah menumpahkan merkuri ke tanah dan mencoba mengambilnya lagi? Dan mendapatkannya kembali? Mengapa, saudara harus mengejarnya dari segala arah! Dan ketika saudara berpikir saudara sudah mendapatkannya, ternyata tidak! Itu adalah Petrus, bukan? Simon … sangat deskriptif … Simon yang lama: temperamennya, rias dan konstitusi alaminya serta wataknya, senantiasa luncur menyelam. Ketika frustrasi dalam satu cara, ia pergi dengan cara lain. “Engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki” jadi Paulus telah menyimpulkan Petrus dengan baik: “Ke mana saja kau kehendaki – engkau mendiktekan jalanmu sendiri. Engkau memilih jalanmu sendiri. Engkau mengikuti kesukaan dan ketidak-sukaan dan preferensi dirimu sendiri. Engkau adalah yang berdaulat atas hidupmu sendiri dan, seperti yang engkau pikirkan, atas takdirmu sendiri, tetapi Yang Lain … Yang Lain akan mengikatmu, Yang Lain akan mengikatmu. Semua itu milik ketidakdewasaan rohani-mu, kedewasaan rohanimu akan ditandai dengan ini: Yang Lain akan mengikatmu dan membawamu ke tempat yang tidak engkau, Simon lama, kehendaki. Roh ini yang akan mengikat-mu akan bekerja sangat bertentangan dengan rias-mu sendiri, temperamen-mu, watak-mu, dan membuatnya tidak mungkin bagi-mu untuk melakukan apa yang engkau kehendaki, atau seperti yang engkau inginkan. Yang Lain akan mengikatmu …”. Angin memilih jalannya sendiri dan mengambilnya. Jadi demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Allah.

Petrus pada hari Pentakosta berada di bawah ikat pinggang yang kuat dan sekarang pertempuran antara Simon lama dan Petrus baru dimulai. Hal berikutnya, seperti yang saudara ketahui, Kisah Para Rasul pasal 10, Petrus sedang berdoa di atas rumah. Ia telah berpuasa dan berdoa dan ia menjadi sangat lapar, dan tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi, dan melihat sebuah penglihatan. Ingatlah kisah kain lebar yang diturunkan, yang di dalamnya penuh dengan makhluk-makhluk tidak tahir dan sebuah suara, “Bangunlah, hai Petrus, sembelih-lah dan makanlah!” Simon lama bangkit dan berkata, “Tidak Tuhan!” Bagaimana kita mencampuradukkan masalahnya bukan, ketika kita masuk ke dalam alam alami itu. “Tuhan …” kata itu tidak akan berhasil, kata itu tidak akan berhasil ketika ini adalah perkataan kita, “Tidak, Tuhan.” Saudara tidak bisa mengatakan, “Tuhan” dan saat yang sama mengatakan, “tidak.” Dan tiga kali hal ini terjadi, dan penglihatan itu berlalu dan Petrus dipanggil.

Nah, saudara tahu kelanjutan kisahnya, bukan? Tibalah tiga orang dari Kaisarea, Kornelius, seorang perwira pasukan, mengetuk pintu. Bacalah kisah itu, saya tidak punya waktu untuk membahasnya lagi. Petrus diikatkan, Tuhan berkata, “Berangkatlah bersama-sama dengan mereka, berangkatlah bersama-sama dengan mereka!” Roh berkata, “Berangkatlah bersama-sama dengan mereka!” Roh berkata, “Berangkatlah bersama-sama dengan mereka!” Ada sakit kepala bagi Simon, ia diikatkan dan ia pergi ke rumah seorang bukan Yahudi, ke dalam perkumpulan bangsa bukan Yahudi – makhluk-makhluk tidak tahir menurut adat istiadat Yahudi; menurut, tandailah, dan saudara pernah mendengar saya mengatakan ini sebelumnya, Kitab Suci Perjanjian Lama! Ia memiliki Kitab Suci di sisinya, seperti yang ia kira. Ia berdiri di atas penafsirannya tentang Kitab Suci, mereka mendukungnya, tetapi Roh sedang melakukan sesuatu yang tampaknya bertentangan dengan Kitab Suci itu sendiri dan dengan seluruh posisinya!

Saya tahu bahaya dari apa yang sedang saya katakan, tetapi saudara mengerti intinya. Roh Kudus tahu apa yang sedang Ia lakukan dan Ia menuntut kedaulatan mutlak dalam hal ini. Sebab ini bahkan bukan penafsiran kita tentang Kitab Suci yang final, ini adalah penafsiran Roh Kudus tentang Kitab Suci. Dan sangat sering, ketika kita berjalan terus dengan Tuhan, kita datang ke tempat, ya berulang kali di dalam hidup kita, di mana kita harus berkata, “Aku harus membuat penyesuaian atas itu. Aku percaya, dan dengan sangat kuat, ini dan itu tentang hal itu, tetapi aku harus menyesuaikan. Tuhan telah memintaku untuk mengubah posisi-ku tentang hal itu.”

Saya ingat beberapa tahun yang lalu, seorang pensiunan kolonel Angkatan Darat, seorang teman saya yang telah menulis buku, buku, dan buku tentang topik kenabian tertentu, menerbitkannya; terkenal dan dibaca di mana-mana. Ia berkata kepada saya, berkata kepada saya, “Kamu tahu, aku harus menarik kembali semuanya. Terang yang sebenarnya, terang yang telah Tuhan tunjukkan kepada-ku, yang dicurahkan atas hal ini, membuatnya perlu bagiku untuk mengubah seluruh posisiku, seluruh posisi hidupku, atas hal ini.” Ia jujur, itu jujur, tetapi tidak ada keraguan tentang itu, Roh Kudus telah mengambil alih tentang hal ini, tentang permainan mentalnya pada Kitab Suci dan penafsirannya. Dan ada segala perbedaan antara penafsiran mental dan wahyu rohani.

Nah, di sinilah Petrus di rumah Kornelius dan kisah yang luar biasa ini. Apa yang sebenarnya Petrus lakukan, atau yang Simon lama lakukan dalam hal ini? Dengarkan: ia membuat Kristus menjadi jauh lebih kecil daripada Dia yang sebenarnya. Dan jika ada satu hal yang ditentang oleh Roh Kudus, ia menentang itu. Ia menentang itu. Israel: orang-orang pilihan, aristokrasi rohani … bangsa-bangsa bukan Yahudi: anjing-anjing, binatang-binatang tidak tahir. Israel! Roh Kudus berkata kepada Petrus dengan sangat tegas: “Yesus Kristus adalah Kristus yang jauh lebih besar daripada yang pernah engkau lihat Petrus, engkau harus menyesuaikan diri kepada itu.”

Jika ada satu hal yang ditentang Roh Kudus, ini adalah ke-eksklusifan, jangan salah, ketika ke-eksklusifan membuat Kristus lebih kecil daripada Dia yang sebenarnya. Itulah tragedi Israel: terpilih, ya! Orang pilihan, ya! Diberikan nubuat, yah! Semua itu, tapi untuk apa? Mengapa? Demi bangsa-bangsa, kesaksian Allah di tengah-tengah bangsa-bangsa, agar bangsa-bangsa dapat melihat dan percaya dan berbalik kepada Tuhan. Itulah, itulah cakrawala Allah.

Tapi Israel … oh, Yunus, Yunus benar-benar suatu contoh akan hal ini. “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu …” saudara tahu kisah Yunus. Tetapi Yunus mewakili posisi tradisional Israel: eksklusif, tertutup dalam diri mereka sendiri, “Kami adalah umat dan tidak ada yang lain! Kami adalah yang dipilih! Kami adalah orang-orang pilihan. Kami telah menerima terang. Kami memiliki kebenarannya!” Tapi mengapa? Mengapa? Bukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk menjadikan kita sesuatu dalam diri kita sendiri, bukan untuk mendirikan pagar di sekeliling kita dan menutup semua orang yang lain, melainkan demi semua orang yang lain, demi semua orang yang lain; itu saja.

Dan Israel kehilangan posisi mereka, teman-teman yang kekasih, untuk seluruh dispensasi ini pada satu, satu masalah. Dua ribu tahun sejarah Israel yang tragis ini, yang begitu tragis, adalah masalah menjadikan Anak Allah kurang dari siapa Dia itu yang sebenarnya. Oh, sungguh siapa Kristus itu! Apa yang dimaksudkan Allah tentang Dia bagi Israel dan bagi dunia! Kita melihatnya dalam pasal ini sendiri, bahwa kata-kata yang paling dikenal di seluruh Alkitab adalah, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini! Siapa pun …” Nikodemus. “Nikodemus, engkau harus dilahirkan dari atas, keluar dari ke-eksklusifan ini, keluar dari tradisionalisme yang sempit ini, keluar dari posisi-mu yang tetap dan pasti ini, lahir langsung keluar ke dalam kebesaran tujuan Allah yang maha-memahami di dalam Anak-Nya.” Betapa agungnya Kristus itu! Oh, semoga kita diselamatkan dari memiliki Kristus yang lebih kecil daripada yang Allah maksudkan bagi kita untuk miliki.

Tidak ada bahaya dalam hal itu, teman-teman yang kekasih, Roh Kudus dapat menjaganya, tetapi maksud saya adalah bahwa Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul pasal kesepuluh ini hanya mengatakan ini, “Aku tidak akan menerima pembatasan-mu akan Kristus atas dasar apa pun. Engkau dapat mengutip Imamat pasal 11 kepada-ku, jika engkau berkenan, tetapi aku tidak akan menerimanya: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Salib telah menangani semua ketidak-tahiran berupacara itu dan membuka pemandangan kasih karunia yang luas bagi semua orang.

Kesempatan ketiga Petrus, saudara lihat, pertama temperamennya, kemudian kefanatikan rohaninya. Dalam pasal 15, Paulus mengacu pada apa yang terjadi. Dalam surat kepada jemaat di Galatia kita mendengar apa yang terjadi. Petrus dipanggil untuk mempertanggung-jawabkan hal ini, oleh para penatua di Yerusalem. Ia, seperti yang kita katakan, berada di atas karpet, di tempat: harus menjawab akan hal ini, perilaku yang tidak biasa ini, yang tidak pernah terdengar ini. Nah, saudara tahu, kami mengutipnya. Petrus merangkum segalanya dalam ini, “Siapakah aku ini? Bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Itulah jumlahnya, “Siapakah aku ini, bagaimanakah mungkin aku mencegah Allah?” Tapi sesuatu yang lain terjadi.

Petrus berada di Antiokhia. Bangsa-bangsa bukan Yahudi di Antiokhia telah diselamatkan, dikumpulkan. Roh telah melakukan sesuatu dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dan Petrus ada di sana bersukacita! Ia mengikuti, ia mengikuti di Kaisarea, di rumah Kornelius, dengan senang hati mengikuti bangsa-bangsa bukan Yahudi di Antiokhia. Ia bahkan minum-minum; baiklah. “Beberapa orang datang dari Yerusalem, Yakobus dan beberapa orang lain datang dari Yerusalem, dan setelah mereka datang, Petrus mengundurkan diri.” Petrus mengundurkan diri. Petrus mengundurkan diri! Ada penarikan. Ini adalah pelanggaran yang berbahaya bagi Roh Kudus, pelanggaran terhadap apa yang sedang Ia lakukan. Dan Paulus menyadari signifikan dari hal ini, hal ini; dan ia berkata, “Aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Aku berterang-terang menentangnya.”

Simon sedang mengalami masa yang buruk, bukan, di bawah naungan Roh Kudus ini. Ia benar-benar demikian. Apa yang terjadi sekarang? Di sini ada sesuatu yang muncul dari Simon lama: perbudakan manusia. “Apa yang akan dikatakan saudara-saudara? Apa yang akan dikatakan para pemimpin? Apa yang akan dikatakan para penatua? Aku harus, aku harus berhati-hati karena apa yang akan mereka katakan, dan mungkin apa yang akan mereka lakukan!” Dan hal semacam itu bertentangan dengan kedaulatan Roh Kudus. Dua hal yang bertabrakan. Saudara tidak dapat memiliki ini. Saya sangat senang bahwa Petrus pastinya telah mendapatkan kebaikan-nya dari hal ini, ia tidak akan bisa menulis dua suratnya jika ia tidak mendapatkannya, dan ia tidak akan bisa mengatakan nantinya tentang laki-laki ini yang berterang-terangan menentangnya, dan berkata, “Petrus, engkau dikutuk. Di hadapan Allah engkau dikutuk, engkau bersalah karena penyembunyian.” Di kemudian hari Petrus menulis, “Paulus, saudara kita yang kekasih … dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami …!” Saudara lihat? Tapi ia sudah melewati rintangannya.

Roh Kudus sedang memilih jalannya dan, mengambilnya, menemukan Petrus masuk ke dalam jalurnya. Masuk ke dalam jalurnya. Ada beberapa, tidak sedikit, yang tidak sejalan: “Demas telah meninggalkan aku, berangkat ke Tesalonika … aku tidak tahu tentang Barnabas, aku tidak tahu tentang Barnabas. Bahkan Barnabas,” kata Paulus, “Bahkan Barnabas … bahkan Barnabas.” Tak terpikirkan! “Barnabas yang kekasih, yang kepadanya aku berhutang begitu banyak, kita semua berhutang begitu banyak, jemaat di Antiokhia berhutang begitu banyak, bahkan Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.” Barnabas keluar dari Perjanjian Baru. Saya harap saya tidak melebih-lebihkan penghakiman dan penghukuman, tetapi ada mereka yang hanya keluar dari jalan Angin ketika Ia bertiup menuju tujuan penuh Allah yang agung ini. Bersembunyi … mengundurkan diri. Tuhan selamatkan kita.

Saya tidak tahu di mana saya harus menyelesaikan ini. Angin mencari, bolehkah saya menyelesaikan dengan ini dan meninggalkan yang lain. Angin mencari dan menguji segala sesuatu, terutama fondasi dan struktur, dari jenis apakah mereka itu. Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya di Skotlandia di masa kecil saya dan kemudian harinya. Ada pemandangan umum di Skotlandia, kami memiliki banyak pohon pinus, hutan pinus, dan pohon pinus yang tumbuh di sepanjang pinggir jalan dan ini adalah negeri di mana kadang-kadang angin bertiup. Dan setelah badai angin besar mana pun, saudara dapat pergi dan melihat pohon-pohon pinus ini tumbang, mereka sendiri rata dengan tanah dan akarnya di udara. Sebelumnya, orang-orang mengagumi mereka, dan mengatakan hal-hal yang sangat baik tentang mereka; betapa indahnya pohon-pohon itu, sungguh suatu pemandangan yang luar biasa! Dan angin bertiup. Dan angin bertiup, menguji kedalaman akar mereka, menguji kekuatan daya tahan mereka, menguji stamina. Dan jatuh turun begitu banyak dari pohon-pohon ini sebelum waktunya, dahulu, pohon-pohon yang mengagumkan dan terpuji. Turun mereka pergi, menabrak bumi. Angin bertiup … Roh Kudus sungguh memberi tahu saudara, teman-teman, itulah yang sedang Ia lakukan! Roh Kudus akan meniup kita semua!

Pengalaman Kristen hanyalah ini: di bawah kedaulatan Roh Kudus, fondasi kita akan diuji; jangan salah, mereka akan diuji, dan struktur kita, bangunan kita, stamina kita, daya tahan kita. Angin bertiup hari ini, kata saya, angin bertiup di atas bumi ini. Lihatlah pada semua ujiannya! Lihatlah semua kejatuhan yang tragis ke tanah. Apakah saudara tahu, teman-teman yang kekasih, bahwa Kekristenan seperti yang kita kenal sekarang, akan ditiup hancur berkeping-keping, benar-benar hancur berkeping-keping, dan tidak akan ada yang tersisa. Kekristenan seperti yang kita kenal.

Semua hal ini harus dibubarkan: sistem-sistem, seluruh tatanan kosmik ini, dan seluruh sistem Kristen ini seperti yang kita kenal, akan lenyap. Saudara berkata, “Itu adalah pernyataan yang buruk. Atas kuasa apa?” Yah, banyak.

Saya telah menjalani hidup melalui dua perang dunia. Apa yang telah kita lihat? Itu saja adalah contoh sederhana dan sangat kecil dari apa yang saya katakan. Kami telah melihat banyak dan banyak tempat dengan tradisi Kristen yang hebat, sesuatu yang telah berdiri untuk sesuatu, hanya jatuh ke tanah – hampir tidak ada satu batu pun yang tertinggal di atas batu lainnya. Di mana pun! Kehancuran. Tidak ada preferensi, tidak ada favoritisme. Dan Allah, di manakah Allah berada? Di manakah Allah? “Oh, jika ada yang harus dilestarikan, itu harus dilestarikan. Allah seharusnya melindungi itu …”. Tidak! Jawabannya adalah tidak. Mengapa? Sebab Allah tidak tertarik pada hal-hal.

Allah hanya tertarik pada satu hal. Roh Kudus hanya peduli pada satu hal, teman-teman yang kekasih, satu hal saja. Dan sejarah membuktikan hal ini. Roh Kudus hanya peduli dengan Kristus; dengan Kristus, dengan apa yang adalah Kristus, apa yang adalah dari Kristus, dengan ukuran Kristus. Roh Kudus hanya memiliki satu dalam penglihatan-Nya dan itu adalah Kristus. Dan Ia selalu berkata, “Seberapa banyak esensi kekal dari Kristus yang ada di sini?” Dan jadi saudara bisa pergi ke Asia Kecil hari ini dan tidak menemukan jejak jemaat-jemaat di Asia. Saudara dapat pergi ke Galatia, saudara dapat pergi ke semua tempat di Perjanjian Baru ini dan tidak menemukan apa pun hari ini sebagai tempat-tempat.

Sekarang, tiga pasal pertama dari kitab Wahyu hanya membahas hal itu. Perhatikan, kepada jemaat-jemaat, kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil, “Apa yang dikatakan Roh, apa yang dikatakan Roh, apa yang dikatakan Roh …” tujuh kali, “Apa yang dikatakan Roh.” Angin bertiup, untuk apa? Hanya untuk mengetahui bukan, bukan apakah ini memiliki tradisi, bukan ini dan itu dan sesuatu yang lain, bukan apakah mereka memiliki sebuah gedung dan tempat pertemuan atau teknik pemujaan, atau semacam tatanan Perjanjian Baru, melainkan apakah mereka memiliki itu atau tidak, berapa banyak Kristus yang telah bangkit, hidup dan dimuliakan yang ada di sini? Dan Roh Kudus akan berkata sejauh ini, “Bertobatlah atau Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya karena Terang sudah tiada.” Apa gunanya kaki dian jika tidak ada terang? Kita adalah ornamen yang tidak diminati oleh Roh Kudus. Apakah saudara mengerti maksudnya? Terang adalah Kristus, ukuran Kristus, ini adalah Kristus, ini adalah Kristus!

Apa yang dikatakan Roh adalah “Bukan ini dan itu, Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu, semua itu sangat baik, namun demikian Aku mencela engkau …”. Namun demikian, namun demikian, namun demikian! Bagaimana dengan Kristus di dalam saudara: di dalam pertemuan-pertemuan saudara, di dalam perkumpulan-perkumpulan saudara, di dalam kehidupan bersama saudara, di dalam kesaksian saudara di dunia, bagaimana dengan Kristus? Tempatnya bisa pergi, semua, semua rumahnya bisa pergi. Oh, maafkan saya, Kapel Westland akan pergi! Akhirnya akan pergi, akhirnya. Itu tidak akan ada di sini untuk selamanya. Dan semua tempat lainnya, betapapun besarnya mereka telah berdiri untuk Tuhan, mereka akan lenyap di dalam akhir final yang besar.

Dan teman-teman yang kekasih, apa yang penting bukanlah tempatnya, dan bukan banyak hal-hal yang saudara anggap penting dan berpikir sangatlah penting, melainkan ukuran Roh Yesus Kristus terhadap penyembunyian, pengunduran diri, perpecahan ini, membawa kita semua turun ke dasar yang umum, satu-satunya fondasi, yang merupakan fondasi yang unik dan satu-satunya, “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan.” Apa yang saudara letakkan sebagai dasar? “Yaitu Yesus Kristus.” Roh Kudus prihatin tentang hal itu dan hal itu saja. Dan Ia menuntut saya kembali ke awal, Ia menuntut kedaulatannya. Penyerahan, penundukan, komitmen temperamen kita ini, dan tradisi kita ini, dan segala sesuatu di dalam kita, dan di luar kita, dikomitmenkan kepada-Nya – untuk mendapatkan jalan-Nya sepenuhnya, dan tanpa syarat, dan tidak terbagi.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.