Austin-Sparks.net

Berbuah Rohani

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Berbuah Rohani

Bacaan: Matius 13:2-9, 17-23.

Di mana perumpamaan ini berakhir kami mulai, yaitu dengan diingatkan bahwa hal yang paling penting dari segala yang lainnya adalah berbuah – hal yang harus terus kita jaga di depan hati kita sendiri. Fakta itu akan segera menjadi kebenaran yang menampi, sebab kita harus menilai segala sesuatu yang kita miliki dan yang kita ketahui menurut ukuran buah rohani yang sejati. Kemuliaan Bapa pastinya terikat dengan jumlah buah yang dihasilkan oleh anak-anak-Nya. Kemuliaan Bapa terikat dengan buah hidup kita.

Berbuah adalah Perkara Roh dan Hidup

Berbuah berhubungan dengan Firman Allah. Apakah sifat-sifat dari Firman itu? “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Ini bukanlah unsur-unsur yang abstrak. Apa yang dikatakan tentang Firman dikatakan tentang Tuhan Yesus – Ia adalah “roh yang menghidupkan.” Firman adalah Kristus yang dimediasikan kepada hidup. Berbuah adalah perkara Kristus sebagai Roh dan Hidup yang menemukan peningkatan di dalam diri kita melalui Firman, sehingga Ia menjadi Roh dan Hidup bagi kita, dan melalui kita bagi orang lain. Ini adalah Kristus yang hidup di dalam kita, yang mengekspresikan diri-Nya sendiri melalui kita. Ini adalah peningkatan dari Kristus yang hidup.

Berbagai hal dikatakan dalam kaitannya dengan ini. Bahkan ini mungkin dalam ukuran dan derajat yang berbeda; seratus kali lipat, enam puluh, tiga puluh. Yang seratus kali lipat adalah di mana Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Tapi mungkin ada enam puluh kali lipat, sangat bagus; tiga puluh kali lipat, bagus. Tetapi Tuhan menghendaki yang seratus kali lipat. Bagaimana itu bisa terjadi? Apa yang mengarah kepada yang seratus kali lipat? Apa yang menuntun kepada berbuah, atau peningkatan Tuhan sebagai Roh dan Hidup? Hal itu membawa kita kembali kepada benih yang ditaburkan.

Sebelum kami melangkah lebih jauh lagi dengan hal itu, marilah kita mengingatkan diri kita sendiri tentang prinsip lebih lanjut yang didapati; ini hanyalah bahwa Injil-Injil ini hanya memberikan kebenaran secara ilustratif dan dalam bentuk benih. Saudara harus melihat kepada Surat-Surat untuk penjelasan tentang hal-hal yang ada di sini, dan untuk perkembangan penuhnya. Kita tidak boleh memegang sesuatu di dalam Injil dan berusaha keras, dari dalam Injil itu sendiri dan konteksnya, untuk mendapatkan makna penuhnya. Jika saudara melakukannya, saudara akan menemukan diri saudara mengalami kesulitan yang cukup besar. Tetapi jika saudara akan mengenali faktanya bahwa di sini saudara memiliki kebenarannya dalam bentuk benih, diisyaratkan, disarankan, tetapi tidak dikembangkan, tidak dianalisis, tidak dibuka, hanya diberikan kepada saudara, saudara akan melihat kemudian ke dalam hari kegiatan Roh Kudus dalam hubungannya dengan kebenaran itu untuk pengembangan hal-hal yang dalam bentuk benih ini.

Jadi demikianlah di akhir perumpamaan-perumpamaan ini, saudara akan menemukan bahwa saudara tidak berani menekannya terlalu dekat. Dalam sebuah perumpamaan, hal-hal tertentu yang sangat pasti hanya sedang dirujuk, dan hal-hal itu terbungkus.

Kondisi-Kondisi yang Diperlukan

Di sini kita memiliki empat jenis dasar yang disebutkan, dan atas kuasa Tuhan sendiri, kita mengetahui bahwa ini mewakili empat kondisi-kondisi hati dan hidup, kondisi-kondisi untuk peningkatan Kristus sebagai Roh dan Hidup melalui Firman.

Ketidakpercayaan Dikesampingkan

Ada satu hal yang harus diingat sebelum saudara mendekati empat jenis dasar itu, dan ini adalah bahwa ada satu jenis dasar yang tidak ada di sini; dasar yang kelima, yang sama sekali dikesampingkan. Saudara perhatikan apa yang Tuhan katakan tentang alasan untuk berbicara dalam perumpamaan. Mengacu pada sebuah kata dalam para nabi, Ia mengatakan dengan sangat jelas bahwa Ia berbicara dalam perumpamaan karena orang-orang tertentu telah menutup mata mereka dan menolak terang, dan oleh karena itu mereka tidak akan diberikan kebenaran langsung lagi. Hanya orang-orang yang tidak sengaja menutup mata mereka yang akan dibawa ke dalam rahasia Kerajaan. Allah memiliki rahasia, tetapi Ia tidak mengungkapkan rahasia-Nya kepada orang-orang tertentu. Rahasia-rahasia itu dicadangkan untuk orang lain. Konteksnya membuat hal itu sangat jelas, bahwa dasar yang tidak diperbolehkan masuk ke alam ini adalah dasar ketidakpercayaan yang positif. Jadi kita tidak perlu berurusan dengan itu sama sekali. Tidak ada harapan untuk itu; pintunya tertutup. Firman tidak akan diberikan di sana, dan tidak ada harapan, oleh karena itu, dari bahkan tiga puluh kali lipat di arah itu. Tuhan bahkan tidak akan menaburkan benih-Nya di alam ketidapercayaan yang positif itu.

Jadi kita datang kepada dasar di mana hal seperti ketidakpercayaan yang pasti itu dikesampingkan, dan kita menemukan diri kita sendiri di alam di mana ini sama sekali bukanlah pertanyaannya tentang siapa yang tidak akan menerima Firman. Tetapi bahkan ketika saudara telah melewati itu, saudara menemukan diri saudara dihadapkan dengan banyak kesulitan, dan orang-orang yang diwakili oleh tiga dasar di sini bukanlah orang-orang yang secara positif menolak untuk menerima Firman, yang kehilangan sesuatu dari Allah karena mereka tidak mau percaya. Mereka kehilangannya karena hal-hal lain. Ini bukanlah yang: Tidak akan! Ini sebagian besarnya berada di alam yang: Tidak bisa – apa itu yang bisa dan melakukan, dan apa itu yang tidak bisa dan tidak melakukan.

1) Hati yang Gelap

“Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.” Apa itu? Dalam menjelaskan hal ini Tuhan berkata bahwa “datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu.” Mengapa? Apa kesempatannya untuk ini? Berikut ini adalah sebuah kata yang mengiluminasi: “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu …”. Ini adalah masalah kurangnya pemahaman yang memberi musuh dasar untuk pekerjaannya melawan Firman. Tapi, tentu saja, balasan-nya mungkin: Apakah itu tanggung jawab individu itu? Ya! Sekarang saudara ingin melanjutkan kepada Surat-Surat dan melihat bahwa sebuah kebenaran hanyalah diisyaratkan di sini, dan untuk penyingkapannya yang lebih lengkap saudara harus melihat kepada: “Dibutakan oleh ilah zaman ini.” Sekali lagi: “Dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah.” Musuh telah menyediakan dasarnya sendiri di dalam kehidupan alami untuk pekerjaannya sendiri dan di sini saudara memiliki hati yang gelap, hati yang tidak diterangkan. Bagaimana mungkin hati yang tidak diterangkan, hati yang gelap, yang pengertiannya gelap, menanggapi Firman Tuhan? Tidak bisa! Lalu apa yang dibutuhkan? Apa itu yang membuka pengertian, dan, setelah pengertiannya dibuka, menghancurkan kuasa dan pekerjaan musuh, si yang membutakan, si yang menggelapkan?

Jika ketidakpercayaan positif tidak masuk di sini, itu tidak berarti bahwa siapa pun yang tanpa ketidakpercayaan positif mampu menangkap wahyu Kristus, ini berarti bahwa iman yang khusus diperlukan. Saudara mungkin tidak berada dalam keadaan duniawi yang mengatakan: Aku tidak akan. Saudara mungkin berada dalam keadaan alami, yang hanya mengatakan: Aku tidak bisa. Tetapi sementara yang duniawi adalah keadaan yang tanpa harapan, yang alami itu mandul dan tidak berbuah. Di sini diperlukan sesuatu yang spesifik. Ini adalah pendengaran iman. “Tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.” Ini adalah satu hal untuk mendengarkan Firman Tuhan; ini adalah hal yang sama sekali lain untuk melatih iman dalam hubungannya dengan Firman itu. Tentang jemaat di Tesalonika, Paulus berkata bahwa mereka menerima Firman sebagai Firman Allah, dan bukan sebagai perkataan manusia. Ada latihan iman yang pasti sehubungan dengan Firman. Dan ketika iman benar-benar dilatih, sesuatu terjadi jika itu benar-benar adalah Firman Allah. Ujilah itu dengan iman. Bukalah hati saudara terhadapnya, dan janganlah mempertanyakannya di dalam pikiran saudara; ujilah itu di dalam hati saudara dengan iman, dan Firman itu akan terbukti dengan sendirinya.

Ini tidaklah cukup hanya untuk bebas dari ketidakpercayaan yang positif. Ini perlu untuk tidak hanya menjadi sebagaimana adanya kita itu tanpa ketidakpercayaan yang bersifat positif, dalam keadaan pasif, mengharapkan bahwa sesuatu akan terjadi pada kita melalui Firman. Tidak akan terjadi! Itu tidak terjadi! Harus ada latihan iman dalam hubungannya dengan Firman, dalam hubungannya dengan Tuhan Yesus sebagai Akhir dari Firman, Tujuan dari Firman. Iman itu menghasilkan penerangan, dan menghancurkan pekerjaan musuh yang menggelapkan dan membutakan. Situasinya cukup jelas. Di sini ada kegelapan, tetapi ini bukanlah hanya kegelapan yang telah terjadi. Di sini ada kebutaan, tetapi itu bukanlah hanya karena hal itu telah terjadi. Itu pastinya pekerjaan seorang yang menggelapkan, seorang yang membutakan. Itu berasal dari ketidakpercayaan dan apa yang adalah ketidakpercayaan alami di dalam hati. Tetapi itu mungkin bukan ketidakpercayaan yang disengaja, positif, dan pasti, seperti yang dicirikan oleh bangsa Yahudi pada zaman Kristus. Ini mungkin hanyalah keadaan alami dari: “Aku tidak bisa!”, bukan: “Aku tidak akan!” Kemudian Kristus disajikan melalui Firman, dan kita tidak harus menetap dalam sikap pasif terhadap hal itu. Kita harus mengatakan: “Nah, di sini dengan cara ini, Kristus disajikan sebagai ini-dan-itu; aku pastinya melatih iman di dalam Dia dengan demikian, melalui Firman-Nya; aku mengambil sikap positif terhadap ini; aku menjadi aktif secara batiniah sehubungan dengan itu.” Dan dengan cara itu, kegiatan musuh yang membutakan dihancurkan melalui iman. Ini adalah ketidakmampuan alami kita untuk menerima Firman yang memberi musuh dasarnya untuk merampasnya.

Ketidakmampuan alami untuk menerimanya tidak mengakhiri tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita tidak berakhir ketika kita berkata: “Yah, secara alami aku tidak bisa.” Tanggung jawab kita dimulai dari sana. Apakah kita akan dengan pasti melatih diri kita sendiri atas perkara ini, untuk menjangkau kepada Tuhan? Apakah kita sedang berada dalam kondisi batiniah yang aktif atau pasif mengenai apa yang disajikan? Begitu banyak yang bergantung pada itu.

Kita mungkin telah disampaikan kepada kita hal-hal yang paling mulia tentang Tuhan Yesus, namun tidak ada buah. Kita telah mendengarnya; kita pergi, dan tidak ada buah. Tidak ada roh dan hidup dalam ukuran yang meningkat? Mengapa? Kita telah puas dengan mendengar, dan saat ini ketika kita melihat di sekeliling untuk apa yang telah kita dengar, itu telah hilang; itu tidak lagi bersama kita. Jika kita mengingat ungkapan-ungkapan, gagasan-gagasan, hal itu sendiri tidak ada di sana sebagaimana itu ada di sana sebelumnya. Sekarang, apa yang ada di antara hal-hal yang disajikan kepada kita dengan segala kemungkinannya, dan buahnya yang menjadi kenyataan dalam hidup kita? Ini adalah tindakan iman dalam hubungannya dengan itu. Kepasifan di sini di dalam keadaan alami memberi musuh segala dasar yang ia inginkan untuk menggagalkan akhir Allah. Jika semua umat Tuhan, kapan pun telah disajikan kepada mereka sesuatu yang lebih dari ini, akan bertindak dalam iman sehubungan dengan penyajian itu, akan ada hasil yang luar biasa.

Jadi hati yang digelapkan, yang tidak diterangkan, tetap pasif di hadapan penyajian Kristus, terlihat di sini dalam kemandulan total, bahkan ketika segala kemungkinan berbuah telah dibawa dekat.

2) Hati yang Dangkal

“Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu … layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.” “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.” Apa yang kita miliki di sini? Ini bukanlah aspek dari keadaan alami yang diwakili oleh hati yang gelap itu. Ini adalah aspek lain dari keadaan alami. Ini disebut “berbatu.”

Meskipun tampaknya ini merupakan peningkatan dari yang sebelumnya, akhirnya sama saja. Peningkatan Kristus yang nyata dan tetap tidak datang kepadanya. Berikut ini adalah sebuah kondisi yang, dalam jangka panjang, sama saja tidak berbuah. Dengan kata lain, ini adalah kondisi yang membuat berbuah menjadi tidak mungkin.

Apa yang dibutuhkan di sini? Pastinya remuk hati. Jika hati ini keras, jika hati ini berbatu-batu, jika hati ini tidak ada kedalaman – dan kenyataan Kristus ini harus ditanamkan tepat ke dalam diri kita sendiri yang paling dalam, maka kebutuhannya adalah untuk keremukan. Ah! Tetapi itu adalah biaya, itu adalah membayar harganya, itu mewakili perkiraan nilai Kristus di atas kepentingan diri kita sendiri, kenyamanan diri kita sendiri. Ini berarti apa yang Paulus maksudkan – dan di sini saudara melihat benih dari kebenaran yang besar – “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya …”. Bahkan Paulus, pada akhir hidupnya, mengakui dan menerima prinsipnya bahwa peningkatan pengenalan Kristus hanya dapat terjadi dengan peningkatan pengenalan persekutuan dalam penderitaan-Nya dan pendalaman keserupaan dengan Dia dalam kematian-Nya.

Apakah kita memahami Tuhan dalam pemeliharaan-Nya yang memecahkan dan menghancurkan? Tuhan hanya dapat mencapai tujuan-Nya melalui penghancuran. Paling terbaiknya, ada dalam kehidupan alami kita ini suatu tempat di luar mana Tuhan tidak dapat pergi sampai Ia telah melakukan suatu penghancuran. Kedalaman kemampuan alami bahkan dapat bervariasi dalam hal ini, tetapi dalam perkara utamanya, kepenuhan kehendak Tuhan hanya dapat dicapai dengan penghancuran lebih dalam daripada alam, menyelam lebih dalam daripada kemampuan diri kita sendiri. Ini adalah penciptaan kapasitas dengan menghancurkan sampai ke kedalaman. Tuhan harus menciptakan kapasitas bagi diri-Nya sendiri. Betapa benarnya ini: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.” Tuhan harus menahan sungguh banyak sampai pada hari ketika mereka menjadi manusia yang remuk. Salah satu alasan tentang ketidak-mampuan mereka untuk menerima dari Tuhan apa yang Ia ingin berikan kepada mereka adalah karena mereka begitu yakin akan diri mereka sendiri. Petrus berkata: “Aku takkan meninggalkan-Mu,” “Aku akan mati bersama-Mu.” “Baiklah Petrus, itu adalah batas kemampuanmu untuk menerima apa yang Aku ingin kamu miliki, dan karena hal itulah kamu tidak dapat mengikuti Aku!” Tetapi setelah itu Petrus begitu remuk dan hancur sehingga ia dapat mengikuti, dan ia melihat.

Jadi harus ada penghancuran, dan itu berarti kesediaan untuk diremuk-kan. Ini adalah pembesaran kapasitas. “Tidak ada akar dalam dirinya sendiri,” tidak ada kedalaman tanah. Mereka adalah kata-kata yang dihasilkan dari karya ‘aku’. Tuhan menilai keseluruhannya, mengetahui apa yang ada di dalam manusia, dan berkata: “Kamu masih belum cukup remuk; kamu belum sampai ke tempat di mana kamu telah belajar secara batiniah batas kemampuanmu. Kamu mungkin menyetujuinya secara mental, tetapi kamu harus datang ke tempat di mana kamu tidak bisa, dan kamu mengetahuinya, begitu remuk dan dalam ketergantungan yang dalam dan rendah hati …” ini semuanya adalah dari Tuhan. Hati yang dangkal dan tidak remuk ada di sini.

3) Hati yang Terbagi

“Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.” “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”

Apa ini? Ini adalah hati yang terbagi. Ini adalah hati yang akan menjangkau kepada Tuhan; hati yang memiliki keinginan; hati yang memiliki niat yang sangat baik. Demikianlah pulanya dengan setiap benih! Saudara perhatikan bagaimana benih itu dan manusia dibuat untuk berbaur dalam perumpamaan ini. “Orang yang mendengar firman itu …”. Tiba-tiba saudara menemukan diri saudara dibawa ke tempat di mana ini bukanlah benih yang ditaburkan, melainkan ia yang mendengar firman itu. Saudara menemukan diri saudara di dalam sebuah kompleks. Tuhan telah mengubah firman-Nya. Faktanya bahwa Ia membuat perubahan itu berarti ini: bahwa benih itu dan manusia itu menjadi satu dalam tanggung jawab. Benih tidak dapat berbuat apa-apa di luar manusia, sama seperti manusia tidak dapat berbuat apa-apa di luar benih. Mereka kini telah digabungkan dalam tanggung jawab bersama. Apa yang benar tentang benih tentang hasilnya, menggambarkan apa yang benar tentang manusia. Hasilnya, sejauh mana ini menyangkut benih adalah hasil dari apa yang ditemukan benih itu di dalam manusia itu.

Benih itu di sini telah menemukan niat yang sesuai dengan dirinya sendiri. Benih itu penuh dengan niat baik. Benih itu penuh dengan motif-motif yang baik. Benih itu penuh dengan keinginan baik. Manusia itu penuh dengan keinginan baik, tetapi di sana saudara berhenti. Dan dengan segala niat yang baik, dan segala motif yang baik, dan semua keinginan yang baik, dan mungkin segala kemungkinan yang baik – jika saja Firman dapat memperoleh jalan-Nya – ada hal-hal lain yang menimbang. Kata “penindasan” digunakan: “Apabila datang penindasan atau penganiayaan.” “Penindasan” di sana adalah “Pengolahan”-nya, beban yang berat. Hal-hal lain membebani pikiran dan hati. Apakah itu beban kekuatiran, kesibukan, masalah, atau apakah itu tipu daya kekayaan – yaitu, cengkeraman yang halus dan tak terlihat pada hati kepemilikan, hal-hal dari dunia ini – apa pun itu, hal-hal ini mengambil tempat yang sedemikian rupanya sehingga membagi hati ini dengan hal yang jauh lebih penting ini. Dan mereka menantang tujuan Allah dalam hidup itu. Sehingga hati itu terbagi. Hati itu memiliki keinginannya sendiri. Hati itu memiliki kerinduannya sendiri. Hati itu memiliki niatnya sendiri. Tetapi jika saudara mendapatkan gambarnya dengan sangat akurat di sini, saudara akan melihat bahwa benih itu tidak ditaburkan di antara semak duri. Apa yang dikatakan yang aslinya, dan apa yang jelas jika saudara perhatikan, adalah bahwa benih itu ditaburkan di atas semak duri. Ini tidak berarti bahwa semak duri itu telah tumbuh sebelum benih ditaburkan dan bahwa benih itu jatuh di antara semak duri yang telah tumbuh. Ini berarti bahwa benih semak duri itu ada di sana beserta benih yang baik. Benih itu juga muncul, dan juga tumbuh, tetapi benih itu tumbuh di depan yang lainnya dan mendapat keuntungan, keunggulan. Semak duri itu ada di sana, mungkin belum terlihat, tidak nyata, tetapi mereka ada di sana. Dalam hidup ada kekuatiran lain yang tersembunyi, kepentingan lain yang membebani.

Ini adalah kata yang sangat menguji. Ini hanyalah mungkin bagi kita untuk memiliki, hampir secara rahasia tersembunyi, jika sama sekali tidak dirasakan oleh diri kita sendiri, hal-hal yang membebani terhadap tantangan kepenuhan Kristus. Kita akan berkata, jika dinyatakan kepada kita, bahwa tidak ada apapun yang akan membebani kita melawan kepenuhan Kristus, tetapi ada yang membebani! Faktanya adalah bahwa secara diam-diam di dalam hati ada pertimbangan-pertimbangan yang tidak bertentangan dengan pernyataan tegas kepenuhan Kristus, tetapi bertentangan dengan jalan yang mahal untuk mencapainya. Ada kepenuhan Kristus, tetapi ada jalan yang harus ditempuh. Ada jalan untuk melepaskan dunia ini. Apakah kita berkata: “Dunia ini telah pergi bagi kita?” Ya, dengan satu cara – bentuk kesenangan, hiburan, dan semua yang kita sebut “dunia”; namun, bukankah pendapat orang Kristen tentang kita juga merupakan unsur duniawi? Bukankah itu opini umum orang Kristen? Bukankah dalam esensinya dan sifatnya itu sendiri adalah hal yang sama dengan opini umum duniawi? Jika saudara dan saya akan menahan tangan kita dari melanjutkan dengan Tuhan dalam beberapa cara apa pun karena apa yang akan dikatakan di arah tertentu, meskipun arah itu adalah di arah orang Kristen, apa perbedaannya dalam hal itu pada prinsipnya dari siapa pun yang peduli dengan apa yang dunia pikirkan tentangnya? Kami menggunakan ini sebagai sebuah ilustrasi. Mungkin ada penahanan yang tersembunyi dan halus pada diri kita, yang berjumlahkan menjadi ragu-ragu sebelum kita mengambil langkah lebih jauh yang akan melibatkan kita sehingga kita harus melepaskannya, kehilangan lebih banyak popularitas, kehilangan lebih banyak penerimaan, kehilangan lebih banyak peluang yang manusia dapat berikan kepada kita. Ini adalah hati yang terbagi.

Ini bukanlah hati yang awalnya terbagi, yang di satu sisi, ada di dunia, dan di sisi lain ingin menjadi orang Kristen; tetapi tepat sampai akhir kita akan menemukan tantangannya di sepanjang garis ini mengenai keterbagian hati. Pada masalah-masalah tertentu berulang kali akan ada dua sisi; di satu sisi panggilannya, di sisi lain biayanya; yang satu adalah akhirnya, yang lainnya harus pergi untuk mencapai akhirnya. Hati yang terbagi mewakili di suatu tempat, entah bagaimana, dalam beberapa derajat, hati yang tidak disucikan. Ketika saudara datang kepada manusia di Filipi 3, saudara datang kepada manusia yang berkata: “Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku …”. Tidak ada hati yang terbagi di sini.

4) Hati yang Diperbaharui Roh

Ini adalah sisi positifnya. Apa itu tanah yang baik? Apa itu hati yang siap? Jelas ini adalah hati yang tanpa hal-hal apa pun yang telah terjadi sebelumnya, atau, untuk mengatakannya di sisi positif, hati ini mencakup segala hal yang kurang dalam yang tiga lainnya. Ini adalah hati yang diterangkan melalui latihan iman. Ini adalah hati yang remuk dan terbuka kepada Tuhan melalui pekerjaan yang mendalam di tempat rahasia. Ini adalah hati yang sepenuhnya untuk Tuhan, tidak terbagi, tanpa syarat.

Ini adalah hati yang diperbaharui oleh Roh Kudus: “Tetapi berubahlah,” kata rasul, “oleh pembaharuan budimu”; pembaharuan Roh Kudus.

Perbedaan Antara yang Tiga dan Satu

Satu, dua dan tiga mewakili derajat dari apa yang akan kami sebut “ke-pada-an.” Yang keempat mewakili kebatiniahan. Kita dapat menyelesaikannya sekali dan untuk selamanya bahwa jika sesuatu hanya datang “pada” kita, kita tidak akan menghasilkan buah, tidak seratus, enam puluh atau tiga puluh. Jika kita mulai meneriman kebenaran pada diri kita sendiri, kita akan mengalami saat-saat yang buruk. Di sisi itu saudara memiliki malapetaka, tragedi, kesengsaraan, dan tidak ada buah. Di sisi lain, seandainya saudara memiliki kekuatan intelektual untuk menangkap kebenaran tanpa mengirimkannya ke sistem saraf saudara, bahwa saudara dapat mengatasinya secara intelektual, saudara tidak lebih berhasil di alam itu daripada di alam yang lainnya. Roh dan hidup adalah hal yang sama sekali berbeda dari penerimaan kebenaran secara emosional atau intelektual. Kemandulan akan menjadi akibat dari keduanya.

Beberapa orang menjadi mandul karena ketidak-sanggupan sadar yang mengerikan untuk menangkap, untuk memahami, untuk datang kepada kebenaran yang telah datang kepada mereka. Yang lain datang kepada kemandulan yang dingin, sedingin es, berbatu-batu dari pemahaman intelektual belaka tentang kebenaran, dan mereka mengira mereka telah mendapatkannya, dan ini masih merupakan padang gurun sejauh mana roh dan hidup bersangkutan.

Mari kita pergi kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, itu adalah sesuatu yang disajikan kepada-ku secara alami – aku mungkin memahaminya dalam ukuran tertentu, dan dapat menerimanya secara mental, atau secara alami – aku tidak dapat menangkapnya, tidak mengerti. Aku meminta kepada-Mu dengan pasti, saat aku memegang hal ini di hadapan-Mu, ya Tuhan, untuk menjadikan hal ini hidup di dalam hatiku.” Aku membuka hatiku untuk kebenaran. Aku berkata: “Tuhan, aku ingin dengan segenap hatiku untuk berada di dalam semua yang Engkau kehendaki aku berada di dalamnya, untuk mengenal keseluruhan Kristus yang harus aku kenali. Tetapi satu-satunya cara di mana itu bisa terjadi adalah bahwa roh-ku diperbaharui oleh Roh Kudus, dan sekarang aku dalam iman mengandalkan Engkau untuk melakukan itu, dan aku menantikan dan berpegang seperti itu, bahwa itu akan dilakukan.” Ambillah sikap itu terhadap kebenaran; jika tidak, hanya akan ada waktu yang mandul.

Jalan menuju Hidup adalah jalan roh yang diperbaharui, pemahaman yang diperbaharui, hati yang diperbaharui, diterangkan, dan digiatkan. Mintalah itu kepada Tuhan. Itulah sebabnya Paulus dalam doanya tidak berdoa agar mata intelektual mereka menjadi terang. Paulus dikelilingi oleh kerumunan orang-orang yang memiliki mata intelektual mereka diterangkan, dan ia melihat tragedinya dari hal itu. Ia berdoa agar mata hati mereka menjadi terang. Mintalah itu kepada Tuhan. Carilah itu. Itulah jalan menuju berbuah.

Ukuran di mana kita siap untuk membayar biayanya, dan untuk meninggalkan dasar hati yang terbagi, hati yang tidak remuk, hati yang gelap, akan menjadi ukuran di mana buah dihasilkan di dalam diri kita. Seratus kali lipat? Ya! Tetapi betapa menyeluruhnya itu berarti dalam perjalanan kita bersama Tuhan! Enam puluh kali lipat cukup bagus, tetapi berbicara tentang suatu reservasi di suatu tempat. Tiga puluh kali lipat adalah baik, tetapi itu kurang dari setengah dari apa yang Tuhan ingin miliki, kurang dari setengah dari apa yang dapat kita miliki. Ukurannya adalah ukuran Kristus; tetapi ukuran Kristus adalah ukuran kapasitas kita bagi Dia; dan ukuran kapasitas kita adalah ukuran di mana hal-hal ini yang membuat berbuah tidak mungkin ditinggalkan; dan ukuran di mana, melanjutkan dengan Dia, hal-hal menjadi batiniah.

Semakin banyak saudara memiliki Kristus, semakin batiniah hidup itu. Saudara mungkin memiliki suatu ukuran Kristus pada tingkat tertentu, atau di alam tertentu, di arah luar, pemahaman objektif belaka. Saudara mendapatkan ukuran lain, dan ada campuran antara pemahaman objektif dan subjektif. Tetapi ketika saudara mendapatkan kepenuhan Kristus, itu semua akan menjadi batiniah. Ini semuanya akan menjadi Kristus di dalam hati saudara. Itu berarti bahwa saudara telah datang ke tempat di mana tidak ada hal di luar yang penting. Semua hal yang seharusnya mewakili Kristus di luar, semua kesaksian, semua bukti, semua sistem, telah hilang, dan saudara memiliki Kristus dalam kepenuhan. Di situlah Paulus berada pada akhirnya. Segala sesuatu yang di luar pergi. Mereka semua di Asia Kecil berpaling darinya, dan seterusnya. Tetapi ia telah datang ke tempat di mana semuanya ada di dalam batin. Kristus adalah kepenuhan di batin.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.