Austin-Sparks.net

Berbuah Rohani

oleh T. Austin-Sparks

Bab 2 – Fakta Kebatiniahan

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:1-2.

Kata-kata ini, yang membentuk awal dari pasal 12 dalam surat kepada jemaat di Roma, membawa kita dengan cukup pasti ke penerapan yang sangat komprehensif, serta yang sangat pasti dan tepat dari prinsip kebatiniahan ini. Titik ini dalam surat ini benar-benar merupakan titik pangkalan, dan ada suatu perasaan bahwa ini adalah titik pangkalan dari surat itu. Artinya, kata-kata ini melihat kembali kepada semua bagian awal dari surat itu, mengumpulkannya, membawanya kepada penerapan praktisnya, dan membawanya maju ke suatu alam baru. Itu adalah pernyataan yang akan kami jelaskan seiring berjalannya waktu.

Ada beberapa perubahan yang disebutkan di dalam dua ayat ini.

Pembalikan Suatu Tatanan

Kami akan mengambil satu yang sekarang menjadi poros di mana segala sesuatu berputar: “Janganlah kamu menjadi sesuai dengan dunia ini (kata di dalam Versi Authorised adalah “Jangan kamu menjadi serupa dengan dunia ini”), tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Di sana saudara memiliki pembalikan tatanan-nya. Satu garis adalah dijadikan sesuai dengan dunia ini. Tensenya adalah yang berarti suatu kemajuan, berlangsung, dijadikan serupa dengan dunia ini. Garis yang lainnya adalah diubah oleh pembaharuan budi.

Perbedaannya di sana adalah dua kali lipat, yang satu adalah dalam pernyataannya yang pasti, dan yang lainnya adalah dalam kata-kata yang digunakan.

1) Dari yang lahiriah ke yang batiniah

Pertama-tama, ini jelas merupakan suatu perubahan dari yang lahiriah menjadi yang batiniah. “Dijadikan serupa dengan dunia ini” berarti secara pastinya mengambil suatu pola yang ada di luar diri saudara sendiri, kepada apa saudara menyesuaikan hidup saudara; sebuah pola objektif yang olehnya saudara sedang diperintahkan, diatur, dipengaruhi atau dikendalikan. Kebalikannya, dan sebaliknya, adalah “diubah oleh pembaharuan budi”, suatu hal yang batiniah. Dari yang lahiriah ke yang batiniah; dari pola atau keserupaan dunia, ke pembaharuan budi.

2) Dari yang sementara ke yang permanen

Kata “dijadikan serupa” dalam bahasa Yunani hanyalah sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini, yang bersifat sementara. Kata “skema” berarti sesuatu yang datang sebagai suatu mode, suatu keserupaan untuk sementara waktu ini, dan berlalu. Tetapi kata “berubah” (“morphe” dalam bahasa Yunani) bukanlah keserupaan yang berlalu begitu saja melainkan bentuk permanen dari suatu hal. Jadi saudara berubah dari sesuatu yang berlalu sebagai suatu mode, kepada sesuatu yang permanen sebagai sebuah bentuk.

Itulah inti dari surat kepada jemaat di Roma ini. Kita dapat mengatakan, dalam arti tertentu, sejauh mana kita bersangkutan, bahwa itu adalah inti dari Perjanjian Baru. Ada perbedaan yang sungguh besar antara menyesuaikan atau menjadi serupa dengan sesuatu yang lahiriah, dan transformasi atau transfigurasi oleh sesuatu yang terjadi di batin, atau sesuatu yang telah terjadi di batin.

Pembaharuan Budi

Itu membawa kita ke perkara utamanya: “Berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Jadi pembaharuan budi adalah kunci dari segalanya. Itu hanya mengatakan dengan kata lain bahwa kebatiniahan hal-hal dalam hubungannya dengan Kristus adalah kunci dari segala sesuatu; bahwa hal-hal itu sekarang dalam kaitannya dengan Tuhan telah menjadi pada dasarnya dan secara inklusif batiniah. Sejauh mana hal itu benar, dan kita hidup berdasarkan prinsip itu, di sepanjang jalan hubungan batiniah dengan Tuhan, kita sedang diubah.

Kita tidak hanya sedang diubah dalam hal kehidupan dan karakter, pasal ini secara khususnya berkaitan dengan ibadah, dan pelayanan. Segala sesuatunya sekarang, baik dalam hidup maupun dalam pelayanan, berasal dari dalam, dan tidak lagi dari luar. Itu adalah hal yang membutuhkan begitu banyak penekanan. Ketika kita menerangi itu, kita menerangi faktor yang sangat besar, benar-benar faktor yang merevolusikan. Mereka yang mendapatkan hal itu dengan cara yang nyata, merasakan kekuatannya yang luar biasa, bahwa segala sesuatunya sekarang, baik dalam hidup maupun pelayanan, berasal dari batin.

Itu membawa kita ke titik kontras yang disentuh dan dirujuk oleh pasal ini. Perubahan-perubahan yang dicatat di sini, pembalikan-pembalikan ini, mengumpulkan seluruh surat ini, dan membawa ke dalam alam kehidupan. Saudara lihat apa yang mengikuti: “… sehinga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”, atau “apa itu kehendak Allah, bahkan apa yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Itu tidak merujuk pada mengenal kehendak Allah dalam segala detailnya dalam hidup; itu bukanlah koneksinya, meskipun secara bertahap akan bekerja dengan cara itu. Tetapi kehendak Allah ini adalah hal yang mendasar. Ini adalah sesuatu yang menjadi sandaran segala sesuatu. Saudara akan melihat apa yang kami maksudkan jika saudara mengalihkan perhatian saudara ke bagian-bagian sebelumnya dalam surat ini yang berhubungan dengan pasal-pasal ini sendiri.

Ambil contoh, bagian dalam pasal 1 ayat 9: “Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku.” Itu adalah kata yang sangat kontras: “yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya.” Mengapa Paulus menempatkannya di sana seperti itu? Ini bukanlah hanya sebuah komentar, bukan hanya sebuah pernyataan. Ini diletakkan di sana dengan maksud tegas untuk menunjukkan perbedaan antara ibadah (ini adalah kata yang sama – Conybeare berkata: “Yang aku layani dengan ibadah segenap hati-ku”), dan pelayanan berdasarkan dasar lama dari hal-hal lahiriah.

Perhatikan di sini di pasal 12 lagi: “… mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati,” pelayanan saudara. “Yang kulayani dengan segenap hati-ku.” Saudara telah, katanya, sekarang sama sekali berlalu dari rezim lama pengorbanan lahiriah itu dan bentuk ibadah lahiriah itu, sebagaimana yang diwakili oleh seluruh sistem agama Yahudi. Semua bentuk ibadah lahiriah itu bersifat sementara, dan sekarang telah berlalu dengan kedatangan Kristus. Kebatiniahan adalah yang tetap, yang permanen, bentuknya, dan bukan modenya. Segala pelayanan pertama-tama adalah semuanya batiniah. Ini datang dari dalam, bukan dari luar.

Ini adalah alam orang Lewi: “… mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup.” Ini membawa saudara tepat kembali ke alam orang Lewi, di mana korban yang disembelih dipersembahkan. Sekarang: “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup.” Saudara telah menjauh dari alam itu sama sekali; di mana saudara melihat orang Lewi sibuk melayani Allah dalam pengorbanan dan bentuk lahiriah ini, ini hanyalah suatu mode, sebuah “skema”. Ini hanya untuk sementara waktu, dan itu telah berlalu. Itu adalah sebuah jenis dari sesuatu, suatu representasi luar dari kenyataan batiniah. Tetapi kenyataan itu tidak dapat menjadi kenyataan sampai Kristus datang dalam penggenapan dari tipe-tipe itu, dan sekarang ini menjadi batiniah. Pelayanan sekarang bukanlah hal yang lahiriah, ini muncul dari dalam: “Yang aku layani dengan segenap hati-ku,” “… yang adalah ibadahmu yang sejati.”

Kata “sehingga kamu dapat membedakan”, berarti menerapkan ujiannya. Ujilah kehendak Allah. Saudara dapat menerapkan ujian yang sempurna tentang kehendak Allah, bahkan apa yang baik, dan apa yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Itu akan membawa saudara kembali ke pasal 2 ayat 17-24: “Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? … Seperti ada tertulis: “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.”

Satu bagian dari itu saja yang akan kami bahas: “tahu akan kehendak-Nya.” Jadi saudara lihat tampilan luar dari seluruhnya dalam sistem agama Yahudi. Perhatikan lagi: “bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, (yang hanyalah bersifat tradisional) dan tahu akan kehendak Allah (hanya sejauh mana menyangkut firman yang tertulis), dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak (hanya menurut standar objektif seperti yang tertulis di loh-loh batu), diajar dalam hukum Taurat. Engkau yakin engkau adalah penuntun orang buta.” Itu adalah sebuah sistem lahiriah, tanpa kehidupan batiniah yang sesuai.

Itu diambil di pasal 12. Bagaimana saudara akan berjalan benar-benar dengan cara yang hidup (bukan secara teknis, objektif, tradisional atau bersejarah, tidak dalam semua cara yang lahiriah ini), sehingga hal itu adalah roh dan hidup di dalam saudara untuk mengetahui kehendak Allah? Bukan sebagai firman yang tertulis di loh-loh batu, tetapi seperti di dalam hati saudara sendiri dengan pembaharuan budi. Pasal 12 menandai pergerakan yang luar biasa itu dari segala sesuatu dalam hubungannya dengan Allah sebagai yang lahiriah di dalam sebuah sistem, dan segala sesuatu dalam hubungannya dengan Allah sebagai yang batiniah dalam hidup. Betapa luar biasanya pembaharuan budi itu! Sungguh hal yang luar biasa yang diwakili oleh pembaharuan budi! Manusia batiniah adalah kunci dari segalanya.

Saudara datang ke dalam kontradiksi yang mengerikan, kebingungan, keresahan, jika sekali lagi saudara beralih ke hal-hal Allah sebagai hal lahiriah, dan mencoba memahaminya secara lahiriah sebagai kebenaran yang disajikan. Ini tidak bisa dilakukan. Allah bersusah payah selama berabad-abad untuk menunjukkan melalui seluruh sejarah dunia ini bahwa hal itu tidak dapat dilakukan. Ia membangkitkan suatu umat, dan mempersembahkan kepada umat itu suatu bentuk lahiriah dari pemikiran-Nya, menyeluruh dan terperinci. Ia menyampaikan pemikiran-Nya kepada mereka dan berkata: “Sekarang, itulah pemikiran-Ku secara terperinci; bekerjalah menurut itu!” Dan melalui berabad-abad, Ia membuktikan untuk selama-lamanya kepada manusia bahwa itu tidak mungkin. Kemudian Ia mengubah dispensasinya, dengan membawa masuk Anak-Nya, untuk menunjukkan bahwa ada seorang Manusia yang dapat melakukannya. Tapi sungguh seorang Manusia yang luar biasa! Seorang Manusia yang unik! Dan kemudian, setelah menyempurnakannya, Manusia itu mengambilnya dalam Pribadi-Nya sendiri kepada kemuliaan, dan mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk mereproduksinya di dalam orang-orang kudus, dan tidak mengerjakannya lagi di dalam sistem lahiriah yang harus dipatuhi dan disesuaikan oleh orang-orang kudus. Tuntutan Roh Kudus untuk melakukan itu adalah manusia batiniah yang diperbaharui. Jika manusia batiniah diperbaharui, Roh Kudus telah mendapatkan apa yang Ia butuhkan dan dapat bekerja, sehingga dengan cara yang mendasar dan menyeluruh itu, kita mengetahui apa kehendak Allah itu.

Apakah saudara melihat apa yang dimaksud dengan ungkapan itu? “Sehingga kamu dapat membedakan (atau menerapkan ujian yang tidak dapat salah kepada) manakah kehendak Allah.” Apa itu maksudnya? Menguji kehendak Allah dengan pembaharuan manusia batiniah? Ini benar-benar sangat memuaskan. Ini hanyalah mengatakan ini: Masuklah ke alam di mana segala sesuatu adalah batiniah, dan berhentilah berada di alam di mana segala sesuatu adalah lahiriah, dan saudara akan mengetahui kebenarannya. Jika saudara hanya diatur oleh sistem agama lahiriah, dan harus menyesuaikan diri kepadanya, dan mengikuti semua peraturannya dan penataan-nya, dan berusaha dan melakukan pekerjaan Allah dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, oh! Kematiannya, bebannya, kelumpuhannya, kebingungannya. Saudara tidak akan pernah dapat ke mana-mana; saudara bergerak berputar-putar di lingkaran di sepanjang waktu; saudara terus kembali ke titik di mana saudara memulai. Bebaskanlah diri saudara dari semuanya itu melalui wahyu batiniah, dengan masuk ke dalam hal-hal Allah di dalam roh saudara, dan saudara akan mengetahui ini adalah pikiran Allah, ini adalah kehendak Allah, ini adalah alam di mana saudara dapat membedakan apa yang baik, dan apa yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Ini mewakili transisi yang luar biasa, dan mereka yang telah melewati jalan itu baru saja melewati garis itu dan mengetahui perbedaannya. Mereka tahu apa yang Paulus bicarakan ketika ia berkata: “Kamu, orang bangsa Yahudi, memiliki seluruh sistem ini, ini mewakili hal-hal Allah dalam hidup dan pelayanan, namun kamu berada dalam perbudakan dan kematian, tangan dan kaki-mu terikat oleh semuanya, tanpa kemerdekaan apa pun. Sekarang,” kata Paulus, “Aku telah keluar dari seluruh sistem lahiriah hal-hal itu, ke dalam alam di mana ini semua adalah Kristus di dalam, dan aku mengetahui kehendak Allah sebagaimana kamu orang bangsa Yahudi tidak tahu.” Ini sekarang bukan hanya sekedar perkara kecerdasan, kasih sayang yang berubah, tetapi perbedaan antara apa yang dulunya hanyalah hal mental dan apa yang sekarang menjadi hal hati: “yang aku layani dengan segenap hati-ku.” Saudara melihat perubahannya.

Mengenai mengetahui kehendak Allah dalam semua perinciannya, saudara tidak akan pernah mendapatkan itu sampai saudara mendapatkan dasar ini: pembaharuan budi. Ini adalah dasar untuk segalanya.

Tuhan sekarang tidak berkeinginan mengatur kehidupan umat-Nya dengan perintah-perintah lahiriah. Tuhan sekarang berkeinginan untuk mengatur anak-anak-Nya melalui kesaksian batiniah.

Mari kita masukkan kata dalam tanda kurung untuk menjaga. Itu tidak membuang Firman Allah. Kita menerima begitu saja bahwa ada kehidupan dalam doa dan kehidupan dalam Firman Allah yang merupakan sarana penting bagi Roh Kudus. Tetapi, mengambil itu sebagai yang diterima dan diakui, Roh Kudus menginginkan bahwa ini harus ada di dalam roh kita melalui Firman, melalui doa, bahwa kita dapat membedakan apa itu kehendak Allah, bahkan apa yang baik, yang berkenan dalam hati, dan yang sempurna.

Sehingga untuk hidup di zaman yang jahat sekarang ini hanyalah mungkin dengan manusia batiniah yang diperbaharui. Untuk melayani Tuhan dalam berbuah yang kekal menuntut bahwa ini harus keluar dari dalam. Itulah sebabnya mengapa hal-hal hanya dapat berjalan sangat sedikit saja ketika mereka adalah menurut sistem kerja yang ditetapkan dan diterima. Kami menggunakan kata ‘terorganisir’. Nah, ada sistem kegiatan Kristen yang terorganisir di dalam dan di luar negeri, yang diterima, dan orang-orang direkrut ke dalamnya, dan mereka mengambilnya, dan melanjutkannya sebagai hal yang diterima. Tanpa sedetik pun menyensor atau mengkritik, kami mengajukan pertanyaannya: Apakah kita benar-benar memiliki buah yang proposional dengan banyaknya orang yang melakukan pekerjaannya? Ketika saudara berpikir tentang pengaruh beberapa orang di zaman para rasul, sejauh mana ini menyangkut berbuah yang kekal dan nilai rohani, belum lagi jangkauannya, dan kemudian jumlah orang Kristen dalam sistem Kristen yang terorganisir saat ini secara aktif, apakah ada perbandingan antara hasilnya dalam buah rohani? Tentunya tidak! Mengapa demikian? Alasannya mungkin beragam, dan mungkin banyak. Satu alasan yang sangat nyata adalah ini: bahwa ini bekerja dalam suatu tatanan, suatu sistem, dan ini tidak berjalan keluar, di dalam setiap orang, dari Tuhan di dalam manusia batiniah, tidak dimulai di sana, dan tidak diteruskan sebagai aliran dari sana.

Jadi segalanya – hidup, pekerjaan, mengetahui kehendak Allah adalah perkara tentang pembaharuan manusia batiniah, pembaharuan budi.

Mintalah kepada Tuhan, dalam kaitannya dengan segala sesuatu tentang diri-Nya sendiri, agar ada pembaharuan budi yang terus-menerus dan progresif menurut Firman-Nya. Umat Tuhan di akhir zaman ini, yang merupakan zaman penutup, ditunjukkan dengan sangat jelas oleh Firman Allah, sebuah umat yang memiliki sifat kebatiniahan hal-hal Tuhan. Ambillah pernyataan seperti itu, dan renungkanlah dalam kaitannya dengan Firman Allah. Perjanjian Baru di dasarkan atas syarat-syarat itu: “Inilah perjanjian yang akan Ku-adakan dengan mereka … Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka.” “Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.” Apakah hakikat pengenalan itu? Ini adalah pengenalan batiniah tentang Tuhan. Jika Injil Yohanes mewakili akhir zaman, maka surat-surat Yohanes mewakili hal ini sendiri: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.” Saudara akan melihat dari Firman bahwa niat Tuhan, kehendak-Nya, adalah bahwa pada akhirnya semua yang ditunjukkan secara lahiriah itu sebagai pikiran-Nya akan menjadi nyata secara batiniah dan rohaniah di dalam umat-Nya. Ini menandai perubahan besar dalam dispensasi.

Mungkin jika ada satu hal yang dibutuhkan saat ini lebih dari yang lain di antara umat Tuhan, ini adalah bahwa mereka harus datang kepada hal ini sendiri, di mana mereka mengenal hal-hal Tuhan, dan diri Tuhan sendiri, di dalam hati mereka sendiri. Banyak masalah yang mengarah pada perpecahan dan pembagian selama berabad-abad adalah karena penerimaan lahiriah dan mental, karena diajari (dalam beberapa kasus sejak masa kanak-kanak) untuk menerima hal-hal tertentu, dan tidak mengetahui keberadaan sesuatu yang cukup lain, dan kemudian suatu hari menjadi sadar bahwa ada sesuatu yang cukup lain, dan ada orang-orang yang mewakili jenis lain itu, kepada siapa itu adalah hal yang diterima dan hal yang benar. Sekarang ini adalah masalah konflik pikiran, dan saudara mendapatkan perpecahan, dan bahkan di alam di mana satu hal mungkin telah diterima secara mental, cepat atau lambat beberapa penyimpangan, beberapa perubahan dalam hal-hal, menghasilkan perpecahan, karena penanganan mental akan kebenaran. Sebagian besar masalahnya ada di sana. Tidak diragukan lagi bahwa Roh Kudus tidak pernah mengatakan dua hal yang bertentangan. Roh Allah tidak pernah mewakili dua hal yang pada prinsipnya bertentangan. Jika umat Tuhan benar-benar mengenal Tuhan secara batiniah, satu-satunya perbedaan yang mungkin terjadi di antara mereka adalah perbedaan yang dihasilkan dari ukuran pertumbuhan rohani mereka. Beberapa tidak akan melihat seperti yang lain, sebab mereka belum mencapai titik mereka, tetapi jika itu hanyalah masalah ukuran, dan bukan jenis, ini tidak apa-apa.

Kita harus sangat berhati-hati agar kita tidak membingungkan hal-hal itu. Untuk diperintahkan oleh Roh Kudus dan mengenal Tuhan secara batiniah adalah untuk setuju dengan segala sesuatu yang dikatakan oleh Roh Kudus. Jika Tuhan bisa mendapatkan suatu umat seperti itu, sungguh kekuatan apa yang akan ada. Tidak ada yang lahiriah yang dapat mengganggu orang-orang seperti itu.

Dasar yang Seluruhnya-Inklusif

“Karena itu, saudara-saudara, aku menasihatkan kamu … supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup …”. Apa gunanya mempersembahkan tubuh? Inilah titik di mana pelayanan muncul dalam surat ini. Sejauh ini, ini telah menjadi pertanyaan tentang hidup, dan sekarang pertanyaan tentang pelayanan rohani datang masuk, dan tubuh diperlukan bagi Tuhan dalam hubungannya dengan orang lain di bumi ini. Tujuan khas dari tubuh adalah hubungan dengan orang lain sebagai sebuah alat dan bejana yang melaluinya ada dikomunikasikan kepada laki-laki dan perempuan, pengetahuan tentang kehendak Allah. Allah telah memilih (tidak secara normal dan seperti jalan-Nya yang biasa) untuk mengunjungi manusia melalui penampakan, penglihatan, atau sarana rohani langsung, bahkan melalui malaikat-malaikat. Itu adalah hal yang tidak biasa, dan mewakili kegiatan Allah yang cukup luar biasa. Metode yang ditetapkan oleh Allah adalah untuk menemui manusia melalui manusia, bahwa Ia harus memiliki laki-laki dan perempuan di dalam siapa terdapatkan tatanan rohani ini, kenyataan rohani ini, pengetahuan rohani tentang Dia ini, sehingga, sebagai perwujudannya dari itu, manusia tidak akan datang ke dalam sentuhan dengan yang abstrak, manusia tidak akan bersentuhan dengan hamba yang dibayar belaka, melainkan dengan perwakilan hidup dari akal budi Allah, dan tubuh diberikan sebagai bejana dari perwakilan hidup dari akal budi Allah.

Saudara lihat poin itu bekerja dengan sangat jelas di dalam Perjanjian Baru, hanya mengambil Paulus, bahwa ia menganggap dirinya sendiri secara pribadi sebagai yang dipegang secara khusus untuk mengungkapkan perwakilan pribadi, fisik dari Kesaksian Tuhan Yesus: “… seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku …”. Meskipun ada maut yang bekerja, namun selalu ada sesuatu yang bekerja melawan maut. Ini adalah Kesaksian tentang Kristus yang telah bangkit, bahwa di dalam tubuh-nya itu sendiri, ada ekspresi dari sesuatu tentang diri Kristus sendiri sebagai yang telah bangkit, dan apa yang ia jumpai di dalam tubuhnya? Akumulasi kesengsaraan yang datang melawannya secara fisik dalam tubuhnya, dalam kehidupan kemanusiaan-nya, semuanya merupakan kesempatan kumulatif untuk mengungkapkan sesuatu yang lebih unggul. Dapatkanlah katalog kesengsaraannya. Mengapa semua ini? Sederhananya adalah bahwa semua ini ada di sini, namun di atas segalanya, melawannya, ada sesuatu yang lain dan lebih banyak lagi. Sehingga tubuhnya itu sendiri adalah sebuah representasi, sebuah bejana, sebuah saluran, sebuah alat perwujudan kuasa Kristus yang bangkit, naik dan ditinggikan. Kami tidak bermaksud sekedar dan hanya dalam perkara penderitaan fisik, tetapi faktanya bahwa ia memiliki suatu tubuh di sini, dan bahwa tubuh itu adalah alat kesaksian terhadap apa manusia dan iblis menentang; apa artinya adalah bahwa ada seorang manusia di sini. Manusia itu bertemu dengan neraka, namun neraka ditaklukkan melalui manusia itu. Ini adalah sebuah ekspresi tentang apa yang telah terjadi di dalam Manusia itu. “Tubuhmu, persembahan yang hidup”, bahwa Allah dapat memiliki saudara dalam keseluruhan kehidupan manusia saudara sebagai sebuah bejana di mana Dia berada, dan di dalam siapa Ia menyatakan diri-Nya sendiri, agar pelayanan rohani dapat dilakukan, pendaftaran Allah melalui saudara dan melalui saya pada laki-laki dan perempuan di dunia ini; bahwa Allah harus datang keluar melalui manusia – bukan malaikat, bukan roh tanpa tubuh – melainkan bejana tanah liat yang rapuh. Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus (yaitu, dikuduskan seluruhnya), yang merupakan ibadahmu yang sejati, sebagai yang berbeda dari pelayanan yang lahiriah, eksternal dan materil dari seorang Lewi yang mempersembahkan tubuh seekor hewan yang disembelih.

Kita dibawa kembali tepat ke hal yang utama. Semuanya terikat dengan pembaharuan budi, manusia baru, yang digiatkan dan dibawa ke dalam persekutuan yang hidup dengan Tuhan, “mengikat dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Untuk itu kita harus meminta dan mencari lebih banyak lagi, untuk mengetahui dan melakukan sebagai yang dihasilkan dari hubungan yang baru dengan Tuhan.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.