Austin-Sparks.net

Berbuah Rohani

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 – Selubung itu Diambil dari Padanya

Bacaan: 2 Korintus 3:2-18; 4:1, 3-6.

Bagian-bagian ini melanjutkan pemikiran yang ditemukan dalam Roma 12, terkait dengan perubahan dan transisi dari yang lahiriah ke yang batiniah. Jelas terlihat di sini faktanya bahwa di dalam Musa, wahyu dan pelayanannya adalah lahiriah, dan di dalam Kristus, wahyu dan pelayanannya adalah batiniah.

Perbedaannya terlihat di antara yang berlalu dan yang permanen. Dua kali dalam ayat-ayat ini, kita menemukan rujukan kepada apa yang sedang berlalu. Kemudian kita sampai pada apa yang tetap. Apa yang berasal dari Kristus tetap. Apa yang berasal dari Musa berlalu.

Kemudian perbedaannya dan efeknya dicatat. Dalam hal wahyu dan pelayanan melalui dan oleh Musa, tidak ada perubahan dalam kehidupan umat Allah. Bahkan pada saat pemberian wahyu dan pelayanan dalam kemuliaan, hati mereka mengeras. Itu tidak memiliki efek hati pada mereka. Itu dinyatakan dengan jelas. Sekarang di sini, dengan apa yang datang masuk dan melalui Kristus, ini adalah perkara efek hati: “Ia juga yang membuat terang-Nya, bercahaya di dalam hati kita,” dan efeknya adalah bahwa kita diubah, di transformasi. Kata dalam Roma 12 muncul lagi di sini. Di sana ada melalui pembaharuan budi kita. Di sini ada melalui wahyu batiniah dari Tuhan Yesus, yang merupakan hal yang sama dalam efeknya. Ini adalah transformasi dari dalam.

Hidup dan Pelayanan

Itu berkaitan dengan hidup, dan kemudian, setelah itu, pelayanan. Efek pertama dari wahyu adalah perubahan hidup itu sendiri. Efek keduanya adalah, keluar dari itu, sebuah pelayanan yang berkuasa. Pertanyaan tentang pelayanan muncul sekali lagi: “… kami telah menerima pelayanan ini.”

Pelayanannya, menurut Perjanjian Baru, adalah hasil dari wahyu dan transformasi batiniah, dan bukan hasil dari presentasi objektif dan lahiriah.

Hukum yang Tertulis dan Roh

Ada kontras lain yang disebutkan di sini di bagian Firman ini. Ini adalah perbedaan antara hukum yang tertulis dan Roh. Saudara perhatikan dengan penimbangan satu hal terhadap yang lain ini, daftar hal-hal yang berada di bawah satu kata: “tidak”; bukan ini, bukan itu, bukan itu, bukan yang lain itu. Tetapi kemudian saudara memiliki sebuah daftar yang lain. Di sini ini bukanlah yang terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. “Hukum yang tertulis” sesuai dengan apa yang tertulis di loh-loh batu, sebagai sesuatu yang disajikan secara objektif. Ini adalah perintah yang dipaksakan dari luar: “Engkau harus,” atau, “Jangan” – apa yang menggantikannya adalah Kristus, Firman Allah; Kristus, Wahyu, tetapi tidak sekarang disajikan kepada kita sebagai suatu standar yang harus kita sesuaikan, tetapi sekarang seperti di dalam hati kita dalam kuasa Roh Kudus. Itulah hidup; itulah Roh dibandingkan dengan hukum yang tertulis. Yang satu adalah kematian; yang lainnya adalah hidup. Yang satu adalah perbudakan; yang lainnya adalah kemerdekaan.

Mari kita melihat pada 2 Korintus 3:16: “Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.”

Selubung itu, dalam keberadaannya, meringkas seluruh hidup dan pelayanan itu yang berada dalam perbudakan, atau kematian. Selubung itu, dalam penyingkirannya, mewakili seluruh hidup dan pelayanan dalam kemerdekaan, kuasa, dan hidup. Rasul berkata dengan lebih banyak lagi kata-kata: “Sekarang keberadaan selubung itu berbicara tentang keterbatasan, perbudakan dan kematian.” Selubung itu adalah simbol keterbatasan itu sendiri. Pengambilan selubung itu adalah pengambilan segala keterbatasan dalam hidup dan dalam pelayanan. Selubung itu melambangkan suatu keadaan di tempat pertama, suatu keadaan alami di dalam manusia. Ini bukanlah karena Allah memilih selubung itu, atau memaksakan selubung itu. Ini bukanlah kehendak Allah untuk membatasi kemuliaan dengan cara itu. Kemuliaan itu spontan; kemuliaan itu ada di sana. Tetapi jika bukan karena kondisi umat, tidak akan ada selubung dan kemuliaan akan tetap ada. Tetapi ini adalah karena keadaan umat itu bahwa selubung itu harus diambil dan digunakan. Mereka tidak dapat melihat pada kemuliaan. Mereka tidak dapat menetap di dalam kemuliaan. Kondisi mereka sendiri di dalam yang alami tidak memungkinkan bagi mereka untuk tetap berada di dalam kemuliaan yang tidak terselubung. Jika selubung itu diambil dari padanya maka itu berarti bahwa sesuatu telah terjadi, sebuah kapasitas baru telah dibawa masuk, sebuah kemampuan baru. Sesuatu telah terjadi di dalam. Kristus telah dinyatakan di dalam hati.

Ketika oleh pelayanan Roh Kudus, saudara dan saya melihat Kristus dan makna Kristus, ketika kita melihat apa Dia itu dalam isi keberadaan-Nya itu sendiri sebagai seorang Manusia yang bagi manusia telah memenuhi semua tuntutan kemuliaan yang tak terbatas, yang kemuliaannya adalah ekspresi dari kekudusan yang tak terbatas, dan iman telah mengambil Manusia itu sebagai jawaban atas segala tuntutan itu; selubung itu disingkirkan, keterbatasan telah lenyap, perbudakan telah lenyap, pengucilan telah lenyap. “Apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.” Itu berhubungan dengan Musa yang berpaling dari pada umat dan kondisi yang terdapatkan dalam manusia, kondisi yang ia temukan di dalam umat. Ketika ia menghadapi itu, selubung itu harus dikenakan. Tetapi ketika ia berpaling dari keadaan manusia kepada Tuhan, dan datang masuk ke tempat di mana Tuhan berada, ia mengambil selubung itu dari padanya. Selubung itu tidak diperlukan ketika saudara datang ke hadirat Tuhan. Apa kehadiran Tuhan itu di tempat maha kudus? Itu semuanya berdasarkan apa Kristus itu. Saudara memiliki tutup pendamaian, dan saudara memiliki tabut Tuhan. Di sana ada Kristus, dan karena siapa Kristus itu di hadirat Allah, kemuliaan itu penuh, tanpa selubung. Dan ketika hati seorang berbalik kepada-Nya, kepada Tuhan, berdasarkan siapa Kristus itu, selubung itu diambil dari padanya. Bahkan Musa hanya bisa pergi ke hadirat Allah atas dasar darah yang berharga dan segala sesuatu lainnya yang berbicara tentang Kristus.

Sementara kita berada di alam siapa manusia itu secara alami, kita berada di bawah keterbatasan selubung. Meskipun kita mungkin menuju diri kita sendiri, jika kita melihat ke arah kita sendiri sebagaimana Musa memandang ke arah umat, dan mempertimbangkan diri kita sendiri tentang siapa diri kita itu secara alami, kita datang di bawah selubung dan kemuliaan sekaligus tertangkap. Setiap jenis keterbatasan jatuh pada kita, dan segalanya diri kita itu dan segalanya yang kita lakukan berada di alam perbudakan. Hadapilah diri saudara sendiri dalam siapa diri saudara itu secara alami, dan selubung itu langsung dikenakan. Ini selalu begitu.

Ada banyak umat Tuhan yang bekerja di bawah selubung, hanya karena mereka melihat pada diri mereka sendiri dan siapa diri mereka itu secara alami, tetapi ketika mereka berpaling dari diri mereka sendiri kepada Tuhan, atas dasar siapa Kristus itu, selubung itu lenyap. Keterbatasannya lenyap, perbudakannya lenyap, dan kemuliaannya menjadi penuh.

Selubung Berbicara Tentang Keadaan Alami

Penyingkirkan selubung itu berbicara tentang Kristus yang telah berurusan dengan keadaan alami itu, yang telah masuk ke dalamnya dan menyingkirkannya, dan sekarang ini bukanlah lagi siapa diri aku ini, melainkan siapa Dia itu, dan selubung itu telah lenyap. Di situlah kita mulai. Tapi itu adalah dasar dari hidup berkemenangan. Itu juga merupakan dasar dari ibadah dan pelayanan.

Jika saudara menginginkan rahasia dari pelayanan besar Paulus, ini dia. Ini adalah pemahaman-Nya yang besar akan Kristius. Tidak ada orang yang memiliki pendapat yang lebih rendah tentang dirinya sendiri daripada Paulus, tetapi pendapatnya yang rendah tentang dirinya sendiri, kebenciannya terhadap dirinya sendiri, tidak pernah diizinkan untuk membawa selubung itu kembali. Baginya ini hanyalah berarti apresiasi yang lebih besar lagi akan Kristus. Ia tidak berdiam pada siapa dirinya itu, selalu mengatakan: “Baiklah, aku adalah ini dan itu, dan oleh karena itu aku tidak cocok untuk pelayanan ini, dan aku tidak berani melakukannya.” Tidak! Mengenali dirinya sendiri, ia juga melihat siapa Kristus itu, dan selubung itu tidak dapat masuk. Ia adalah seorang manusia tanpa selubung, karena ia berpaling kepada Tuhan dari pada dirinya sendiri, baik dalam hidup maupun dalam pelayanan.

Manusia tidak dapat melihat kemuliaan Allah jika ia berada di bawah perbudakan dari apa dia itu di dalam dirinya sendiri, dalam keadaan alamiahnya. Apakah saudara ingin melihat kemuliaannya? Maka alihkanlah pandangan saudara dari diri saudara sendiri dan jagalah mata saudara tetap tertuju pada-Nya dan apa Dia itu bagi saudara.

Kita bahkan tidak akan melihat kemuliaan Allah di wajah seorang manusia sampai hati kita telah ditangani. Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Allah di mana pun sampai perkara tentang hati telah disentuh, dan terang Allah telah bercahaya di dalam hati kita. Tidak heran orang-orang Yahudi tidak dapat melihat kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus, bahwa Yesus dari Nazaret bagi mereka tidak berbeda dengan orang lain mana pun, dan bahwa mereka dapat menganggap dia, berbicara tentang Dia, berurusan dengan Dia atas dasar manusia mana pun. Mereka tidak melihatnya sebagai yang lebih dari seorang Yahudi biasa di antara mereka. Mereka tidak melihat kemuliaannya. Ada selubung di antaranya, karena siapa diri mereka itu, karena keadaan hati mereka. Ada kebutuhan untuk pekerjaan Allah ini di dalam hati kita, operasi Ilahi di dalam batin ini untuk membawa kita ke tempat kepenuhan kemuliaan dan kemerdekaan Kristus. Ini ditekankan di dalam setiap bagian Firman bahwa kunci dari keseluruhan situasinya adalah manusia batiniah yang dihidupkan, diperbaharui, diterangi. Betapapun besarnya, luasnya, komprehensifnya mungkin sejarah keagamaan kita, sejauh mana ini adalah hal yang berbeda dari pekerjaan batiniah dan wahyu di dalam hati kita, akan ada keterbatasan, perbudakan dan ketiadaan kemuliaan. Ini dapat diselesaikan untuk selamanya bahwa ukuran sesungguhnya dari kemuliaan dan kemerdekaan dan kuasa hanyalah sebanding dengan wahyu Kristus di dalam hati kita oleh Roh Kudus, tidak satu pun yang lebih dari itu. Dapat ada semacam bermegahan dalam sesuatu yang terlihat dengan akal budi, yang kurang dari kemuliaan ini yang diungkapkan di dalam hati, dan ketika ujiannya datang, ternyata ditemukan bahwa, bagaimanapun juga, bermegahan kita telah dalam suatu cita-cita, sebuah konsepsi, tetapi tidak dalam wahyu hati akan Kristus. Untuk segala sesuatu, wahyu hati ini sangat diperlukan jika ingin bertahan dalam ujian dan membawa kita tepat melaluinya, tetapi begitu kita mendapatkannya, kita telah mendapatkan akar perkaranya di dalam diri kita, dan kita akan melewatinya.

Ketika kondisi hati ini telah ditangani, ketika hal-hal telah menjadi batiniah dengan pembukaan hati kepada Tuhan, maka hal-hal lainnya ini harus mengikuti. Yang pertama adalah:

Kemuliaan Allah di Wajah Yesus Kristus

Tampaknya itu pernyataan yang sangat membosankan, pernyataan yang sangat biasa. Apakah tidak ada beberapa unsur tantangan tentang sebuah pernyataan seperti itu? Meskipun saya telah mengenal Tuhan selama bertahun-tahun dengan cara yang cukup nyata, dan telah belajar sesuatu tentang Tuhan, namun saat ini, setelah bertahun-tahun ini, saya merasa bahwa saya baru saja mulai melihat Tuhan. Wahyu Tuhan Yesus di dalam hati adalah sesuatu yang membuat saudara merasa bahwa semua itu yang telah berlalu sebelumnya, betapapun banyaknya mungkin wahyu itu, tidak ada apa-apanya ketika dibandingkan dengan apa yang sedang kita lihat sekarang. Dan meskipun pada hari ini saudara mungkin sedang bermegah dalam sesuatu yang tampaknya melampaui segala sesuatu lainnya dan membuatnya seolah-olah tidak ada, mungkin dalam seminggu kemudian saudara akan merasa bahwa apa yang saudara ketahui seminggu yang lalu tidak ada apa-apanya. Hari ini kita melihat sesuatu tentang makna seorang Manusia dalam kemuliaan yang membuat kita merasa bahwa kita tidak pernah mengenal apa pun tentang Kristus. Kita akan melihat sesuatu yang lebih lagi dalam satu minggu atau dua minggu di dalam hati kita yang akan membuat kita merasa bahwa bahkan wahyu hari ini seperti tidak ada apa-apanya. Dengannya ada kuasa; yaitu, kepemilikian kekuatan, kuasa, otoritas, menjadi sadar bahwa saudara memiliki sesuatu di belakang saudara yang harus saudara kerjakan. Ini menempatkan saudara di posisi yang sangat kuat.

Itulah tantangan dari pernyataan yang sangat membosankan: “Terang-Nya telah bercahaya di dalam hati kita.”

Apakah terang itu bercahaya? Ini adalah ujian segala sesuatu bagi hidup dan bagi pelayanan. Itulah segala perbedaannya antara memiliki A dan Z dari wahyu Kristen yang dirangkum dalam sebuah sistem dan disajikan secara objektif, yang sedang saudara kerjakan. Kenyataan yang diberkati itu, begitu indahnya sehingga tidak ada yang menikmati dan memahaminya sampai mereka mendapatkannya, dan ketika mereka mendapatkannya, tidak ada orang lain di seluruh dunia yang mengetahui apa pun tentangnya! Mungkin saudara telah mengkhotbahkannya kepada mereka selama bertahun-tahun, tetapi ketika mereka telah mendapatkannya, mereka akan memberitahu saudara bahwa saudara tidak pernah tahu apa-apa tentang itu. Itulah kekuatan dari wahyu batiniah. Ini adalah sesuatu yang memerdekakan, yang berartikan hidup dan kemuliaan. Hidup dan pelayanan atas dasar itu adalah kepenuhan; selubung itu diambil dari padanya. Oh, untuk mendapatkan selubung itu seluruhnya diambil dari padanya! Nah, hal yang paling pertama adalah bahwa kita melihat kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus, dan kemudian kita datang kepada kemerdekaan.

Kemerdekaan

Selubung itu diambil dari padanya, Tuhan adalah Roh, dan “dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Apa kemerdekaan ini? Ini bukanlah dalam hukum yang tertulis melainkan dalam Roh. “Sebab Tuhan adalah Roh.” Hukum yang tertulis menyebabkan perbudakan. Kebenaran mungkin disajikan, dan saudara melihatnya, seluruhnya atau dalam bagian, dan kemudian istilah-istilahnya, hukum yang tertulis itu sendiri, bentuk kebenaran itu sendiri menjadi perbudakan yang mengerikan bagi saudara, dan saudara mengkhawatirkan diri saudara sendiri sampai mati karena hal ini telah disajikan kepada saudara, dan hal ini telah dipaksakan kepada saudara, tetapi saudara tidak hidup di dalamnya. Ini adalah perbudakan kepada hukum yang tertulis. Begitulah cara orang Yahudi hidup selama ratusan tahun. “Hukum yang tertulis mematikan.” Tetapi berpaling kepada Tuhan, selubung itu diambil dari padanya, ada kemerdekaan; kemerdekaan dari kuasa mematikan dari hukum yang tertulis ke dalam kuasa Roh yang menghidupkan. Kemerdekaan dari perbudakan hukum Taurat, perbudakan hukum yang tertulis, dan kemerdekaan, oleh karena itu, dari penghalang itu menuju berdiam dan menetap yang nyata di dalam kemuliaan.

Akses

Orang-orang itu di dalam keadaan mereka itu tidak akan pernah bisa masuk ke tempat maha kudus bersama Tuhan. Musa tidak bisa masuk ke hadirat Tuhan dengan selubung yang menutupi wajahnya. Ini bukan saja bahwa ia tidak perlu melakukannya, ini adalah bahwa ia tidak boleh melakukannya, sebab itu merupakan sebuah kontradiksi. Itu akan berbicara tentang suatu penyangkalan, itu akan berarti membawa keterbatasan manusia ke hadirat Allah. Itu tidak bisa. Ketika Tuhan Yesus masuk ke dalam kemuliaan Ilahi dan menetap, semua itu yang mewakili keterbatasan keadaan alami manusia telah disingkirkan, semua penghalang telah dihancurkan, selubung itu telah dikoyak, semua yang berbicara tentang manusia yang dikucilkan kini telah ditangani secara tuntas dan final. Dan sampai hal itu telah diselesaikan dengan tuntas, tidak ada datang masuk, tetapi ketika hal itu sudah ditangani, ada kedatangan masuk. Sehingga Musa telah dikecualikan dari hadirat Ilahi dengan selubung yang menutupi wajahnya, sebab itu adalah simbol dari suatu keadaan yang belum ditangani secara batiniah. Ketika ia mengambil selubung itu dari padanya, ini adalah karena karya salib, dan ia masuk.

Sehingga ketika Kristus dinyatakan di dalam hati kita dan kita menangkap Kristus oleh Roh Kudus sebagai siapa Dia itu atas nama kita kepada Bapa dalam kepuasan penuh, dan apa Dia itu dari Bapa kepada kita dalam memenuhi setiap kebutuhan, maka semua keterbatasan dari pengecualian dihapus, dan kita memiliki akses tanpa rasa takut. Kita bisa berdiam di hadirat kemuliaan abadi tanpa rasa takut. Ini adalah hal yang luar biasa untuk datang dengan keberanian ke takhta kasih karunia, dengan keyakinan yang sempurna, kepastian yang mutlak bahwa saudara tidak akan menemui kematian saudara di hadirat Allah. Perbudakan dan keterbatasan dilenyapkan dengan mengambil selubung itu dari padanya.

Ketuhanan Mutlak Kristus oleh Roh

Semua ini didasarkan pada Ketuhanan Kristus yang mutlak. Di mana Roh adalah Tuhan, ada kemerdekaan. Di sinilah Kristus dalam kuasa Roh yang berkuasa dengan unggul di dalam manusia batiniah. Itulah rahasia dari semuanya. Ini adalah Roh Kudus sebagai Roh Kristus yang menegakkan Ketuhanan-Nya di dalam hati kita; itulah hidup, kemerdekaan dan kepenuhan. Oh, perbedaan besar yang dihasilkan dari pengetahuan batiniah tentang Roh Kudus sebagai Roh Kristus! Perbedaannya adalah antara kemuliaan, kemerdekaan, kasih, kuasa; dan perbudakan, hukum Taurat, hukum yang tertulis, rasa takut. Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.

Kebatiniahan Segala Sesuatu yang Berkaitan dengan Kristus

Kebutuhan dalam hidup dan pelayanan adalah kebatiniahan dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan Yesus. Tuhan sedang berusaha untuk membawa ke dalam hati kita kesadaran akan kebutuhan yang besar ini. Betapa Tuhan membutuhkan laki-laki dan perempuan dari kebatiniahan ini! Dalam segala cara, ini penting, dan dalam segala cara, ini memungkinkan pemenuhan semua kehendak Ilahi dalam hidup kita. Dalam hal membantu orang lain, dalam nasihat, dalam menghibur, dalam pengarahan, ada segala perbedaan antara harus bergegas ke perpustakaan saudara untuk mencari tahu apa yang harus dikatakan kepada mereka, atau berlari kepada orang lain dan meminta nasihat mereka tentang bagaimana cara membantu si ini-dan-itu, dan mengenal Tuhan di dalam hati saudara sendiri dan mampu membantu dari pengetahuan saudara sendiri tentang Tuhan. Dan dalam segala hal lainnya ini adalah kehendak Tuhan untuk memiliki laki-laki dan perempuan yang dengan siapa, semuanya merupakan kenyataan batiniah, sehingga mereka tidak selalu penuh dengan pertanyaan, dan mereka tidak akan pernah dapat membantu orang lain sebab mereka sendiri memiliki begitu banyak pertanyaan. Mereka tidak pernah benar-benar bergerak menuju kemerdekaan penuh dari hidup dan pelayanan, sebab mereka terbatas dan dalam perbudakan oleh ketidakpastian mereka sendiri, keraguan mereka sendiri; mereka sendiri tidak jelas.

Kenapa harus begitu? Saya kira mungkin tidak akan pernah ada waktu ketika kita benar-benar merdeka dari kebutuhan untuk mengetahui lebih banyak lagi, yaitu, merdeka dari beberapa pertanyaan. Tetapi ini adalah satu hal untuk membawa diri kita sendiri di hadapan Tuhan terus-menerus dalam keadaan ingin tahu, dan ini adalah hal yang cukup lain untuk berada di hadapan manusia, penuh dengan ketidakpastian dan keraguan dan pertanyaan. Kehendak Tuhan adalah bahwa kita harus memilikinya di dalam diri kita sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan, untuk mengenal Dia dengan cara yang bertumbuh di dalam diri kita sendiri. Ini adalah hal yang luar biasa untuk berada di dalam posisi itu sehingga Tuhan dapat menempatkan saudara di tempat mana pun di dunia ini, tanpa bantuan eksternal apa pun, dan mengandalkan saudara di sana, sebab saudara mengenal Dia. Itu adalah tanggung jawab. Ini sangat berbeda dengan berada di tempat di mana sesuatu segera muncul, saudara segera pergi ke orang lain untuk mendapatkan pendapat mereka tentang hal itu, apa yang harus saudara lakukan, atau apa penafsiran mereka itu. Kita hanya menyentuh sebagian saja darinya, tetapi dengan cara menerangi keseluruhannya.

Ini cukup mungkin – sangat mungkin sehingga ini telah menjadi aktual dalam kenyataan yang jauh lebih umum dan hampir universal – bahwa Kekristenan hari ini telah mengambil tempat yang ditempati oleh agama bangsa Yahudi. Agama bangsa Yahudi adalah sebuah sistem yang sepenuhnya terdiri dari hal-hal eksternal dan objektif yang berhubungan dengan Allah, dan Kekristenan telah menjadi seperti itu dengan cara yang hampir universal saat ini. Ini adalah hal yang tidak biasa, hampir langka hari ini, untuk menemukan di antara orang Kristen, mereka yang benar-benar mengenal Tuhan secara independen dari sistem agama. Ini tidak biasa untuk menemukan orang Kristen, di mana pun mereka berada di dunia, yang mengenal Tuhan dengan cukup baik, dan yang berjalan bersama-Nya dalam kuasa Roh-Nya dengan cukup penuh, untuk menjadikan mereka wakil Tuhan di mana pun.

Tuhan harus memiliki itu, dan Ia menghendaki itu, dan itulah yang Ia katakan kepada kita, dan ingin kita dilatih di sepanjang garis itu, untuk mencari dengan sangat agar kita berada di tempat di mana ini bukanlah kebenaran yang lahiriah, melainkan kebatiniahan dari penyataan Kristus Tuhan, Roh.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.