Austin-Sparks.net

Kehadiran dan Pekerjaan Roh Kudus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 5 – Pencarian Roh Kudus

Marilah saudara buka kitab kedua Samuel. Kitab kedua Samuel, pertama di pasal 5:

“Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.”

Pasal 19, pada ayat 10, bagian kedua dari ayat 8:

“Adapun orang Israel sudah melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Seluruh rakyat dari semua suku Israel berbantah-bantah, katanya: “Raja telah melepaskan kita dari tangan musuh kita, dialah yang telah menyelamatkan kita dari tangan orang Filistin. Dan sekarang ia sudah melarikan diri dari dalam negeri karena Absalom; tetapi Absalom yang telah kita urapi untuk memerintah kita, sudah mati dalam pertempuran. Maka sekarang, mengapa kamu berdiam diri dengan tidak membawa raja kembali?” Raja Daud telah menyuruh orang kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, dengan pesan: “Berbicaralah kepada para tua-tua Yehuda, demikian: Mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali ke istananya?” Sebab perkataan seluruh Israel telah sampai kepada raja. “Kamulah saudara-saudaraku, kamulah darah dagingku; mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali? Dan kepada Amasa haruslah kamu katakan: Bukankah engkau darah dagingku? Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau tidak tetap menjadi panglimaku menggantikan Yoab.” Demikianlah dibelokkannya hati semua orang Yehuda secara serentak, sehingga mereka menyuruh menyampaikan kepada raja pesan ini: “Kembalilah, tuanku dan semua anak buahmu.” Lalu berangkatlah raja pulang dan sampailah ia ke tepi sungai Yordan.”

Setelah menghabiskan hari ini di dalam pasal kedua kitab Kisah Para Rasul, saya pikir kita dapat mengatakan bahwa hal yang paling penting, terutama dalam pertimbangan kita sebagai karya utama Roh Kudus pada kedatangan-Nya, adalah pemberitaan, demonstrasi fakta bahwa Raja berada di tempat-Nya dan kerajaan telah datang. Kita dapat mengatakan, saya pikir dengan benar sekali, bahwa kitab Kisah Para Rasul adalah catatan tentang seperti apakah keadaannya ketika Raja berada di tempat-Nya. Kita begitu sering mengingat kembali kepada masa-masa itu, kepada hari-hari itu … kita begitu sering mendambakan agar bisa seperti itu lagi. Dan kita sangat menyesalkan bahwa jemaat hari ini tidak seperti dulu … perubahan dan perbedaan yang mengerikan dan menyedihkan sekarang dari keadaannya pada waktu itu.

Dan, teman-teman yang dikasihi, saya akan menyarankan kepada saudara bahwa perubahan itu, perubahan yang menyakitkan dan menyedihkan itu, disebabkan oleh satu hal – bahwa ada tiba suatu titik di mana, sejauh mana ini menyangkut jemaat di bumi, Raja kehilangan tempat-Nya; tempat yang Ia miliki sebelumnya. Dan semua masalah selama berabad-abad dan pada hari ini; kelemahan yang kita sesali, dan banyak kondisi-kondisi lain yang kita dukakan, semuanya mungkin disebabkan (sangat mungkin disebabkan, dan jika kami cukup memikirkannya, kami akan melangkah lebih jauh dari itu dan berkata, “Ya, itu memang sebabnya”) oleh satu hal ini: Tuhan Yesus tidak memiliki tempat-Nya yang Ia miliki pada awalnya. Berarti bahwa Roh Kudus telah dalam beberapa cara terganggu di dalam pekerjaan besar-Nya untuk memberitahukan apa artinya dan bagaimana keadaannya ketika Tuhan Yesus benar-benar menempati tempat-Nya. Itu dia – itulah persoalan yang harus diakhiri pada musim pertemuan seperti ini. Saya tidak dapat membayangkan apa pun yang lebih penting, lebih vital, lebih tepat daripada bahwa catatan terakhirnya harus menjadi tentang Ketuhanan Yesus Kristus. Segalanya harus mengarah pada hal itu, dan menghasilkan itu.

Sekarang, kita telah membaca dari Perjanjian Lama di dalam satu kitab ini, kitab kedua Samuel, tentang dua peristiwa ketika raja tidak berada di tempatnya. Rajanya, tentu saja, dalam kasus ini, adalah Daud. Di dalam kitab representasi, gambaran dan tipe-tipe hal-hal sorgawi, hal-hal Perjanjian Baru, di sini kita memiliki dua catatan tentang dua kejadian ketika Daud, yang diurapi Tuhan, tidak berada di tempatnya. Jika saudara membaca (mungkin satu pasal yang tidak saudara baca: pasal pertama Injil oleh Matius 1, yaitu, semuanya!) saudara memiliki daftar panjang orang-orang yang membentuk hubungannya dalam rantai zaman dari awal hingga Kristus. Dan ada empat puluh dua generasi. Dan jika saudara melihat pada daftar itu, saudara tidak akan menemukan di dalam daftar itu penyebutan apa pun tentang Saul atau Absalom. Saul, raja – Absalom si perampas kekuasaan. Mereka tidak berada di dalam garis Ilahi, dari pilihan dan penunjukkan Ilahi untuk posisi yang mereka datang untuk ambil. Baik Saul maupun Absalom tidak disebutkan di dalam rantai panjang tersebut. Mereka datang masuk, yang satu oleh pilihan manusia; yang lain, oleh ambisi pribadinya. Dan mereka mewakili dua faktor, dua prinsip (jika saudara berkenan), dua unsur yang tidak hanya tidak memiliki tempat di dalam jalannya hal-hal Ilahi, namun juga menghalangi jalan Ilahi dan, sebagaimana hal-hal tersebut terjadi, menimbulkan banyak kebingungan, dan kekacauan, dan penderitaan, dan kehilangan.

Dalam kasus Saul, ini adalah prinsip keduniawian yang dibawa masuk ke dalam kerajaan Allah: “Angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain,” kata umat, “Berikanlah kepada kami apa yang sesuai dengan apa yang dilakukan dunia, dan bagaimana cara dunia melakukannya. Berikanlah kepada kami apa yang dunia pilih dan sukai untuk melakukan pekerjaannya; angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada bangsa-bangsa lain.”

Ide dan Konsepsi Pemerintahan Duniawi

Pikiran manusia, gagasan manusia, hal-hal yang dibuat oleh manusia – mesin-mesin yang dibuat oleh manusia untuk menjalankan hal-hal Allah. Itu adalah sebuah subjek yang besar dan mencakupi banyak hal, dan mencakupi banyak sejarah yang menyakitkan. Tapi itu adalah sebuah prinsip, sebuah kekuatan, sebuah mentalitas yang menggantikan pengurapan sejati dan yang diurapi, raja pilihan Allah yang sejati.

Kita yang mengetahui apa pun tentang sejarah jemaat dapat mengetahui dengan tepat titik di mana hal itu mulai datang masuk di dalam sejarah jemaat, ketika dari tatanan dan pemerintahan Roh Kudus – Ketuhanan mutlak Yesus Kristus – lembaga-lembaga dan banyak hal lainnya diperkenalkan untuk mengatur hal-hal jemaat dan kerajaan. Kata “dunia” itu adalah kata yang sangat, sangat besar. Dan saya berani mengatakannya lagi, ini sangat mengesankan, ketika Tuhan Yesus telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengajar murid-murid-Nya tentang era baru yang akan datang dengan Roh Kudus, wacana panjang dari tempat perjamuan ke tempat doa, antara Yohanes 13 dan Yohanes 17 inklusif. Berbicara tentang hari yang akan datang itu, kepergian-Nya, dan kedatangan Roh Kudus, ini sangatlah mengesankan ketika Ia, setelah mengatakan semua itu, beralih ke doa. Ia menyadari bahwa musuh utama dari semuanya adalah dunia, “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Seberapa sering kata itu muncul dalam doa itu. Ya, dunia dan keduniawian di dalam rohnya dan pikirannya, metodenya, dan prinsipnya, adalah musuh besar bagi takhta Tuhan Yesus, bagi kerajaan-Nya. Ini adalah sebuah perkara, teman-teman yang dikasihi, yang kita, sebagai umat Allah, perlu setiap saat waspadai.

Rasul menasihati umat yang percaya: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini. Jangalah mengambil rupa dunia ini. Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Ada pikiran-tentang-kerajaan yang akan mendiami kita. Saul, kemudian, adalah perwujudan dari prinsip duniawi di dalam kerajaan Allah. Dan lihatlah hasilnya: tidak hanya raja yang benar-benar diurapi dipaksa keluar, dan diusir, dan dianiaya, namun, seperti yang akan kita lihat sebentar lagi, konsekuensinya sangat menyedihkan.

Dalam kasus Absalom, kita mempunyai:

Ambisi Pribadi dan Kesombongan Manusia

Memaksakan dirinya masuk ke dalam dunia urapan. Ada cukup banyak yang dikatakan tentang kepribadian pemuda ini – kehalusan daya tariknya, sikapnya, dan bagaimana ia duduk di pintu gerbang dan mengambil hati semua orang yang masuk dan keluar, dan mencuri hati mereka dengan kata-kata yang adil. Kehadiran yang elok dengan kata-kata yang adil, menipu … mencuri hati. Kesombongan di dalam manusia – ambisi di dalam manusia. Saya tidak akan membahasnya secara mendalam pada malam hari ini, meskipun ada banyak sejarah di sana. Hanya manusia yang mementingkan dirinya sendiri yang menghalangi jalan seorang yang diurapi.

Sekarang, hal yang anehnya, hal yang misteriusnya, hal yang menjadi masalah bagi kita, adalah bahwa Tuhan mengizinkannya. Tuhan mengizinkannya! Ia adalah Tuhan, di atas segalanya, semuanya berada di bawah kuasa-Nya dan di dalam pengetahuan-Nya; dan Ia mengizinkannya. Saudara bahkan mungkin mengatakan, sejauh mana ini menyangkut Saul, Ia tampaknya memiliki bagian di dalamnya. Ia mengizinkan hal ini; hal yang tragis dan membencanakan untuk terjadi di dalam kedua kasus tersebut. Dan di situlah terletak sebuah pelajaran yang baik bagi kita untuk belajar. Ini adalah pelajaran yang sangat menyakitkan.

Ini adalah hal yang sangat menyakitkan, izin Allah ini. Mengapa Tuhan membiarkan hal-hal seperti ini untuk terjadi? Tapi Ia mengizinkannya. Dan tidak hanya dalam kasus-kasus ini, tetapi berulang kali Ia telah membiarkan hal semacam itu untuk terjadi. Kami sudah sangat sering menangis dengan pertanyaan itu: “Mengapa Engkau mengizinkan ini? Mengapa Engkau tidak mencegahnya?” Sekarang, saudara lihat, pertanyaan itu bisa berlaku untuk seluruh keadaan dunia ini, bukan? Tapi itu dia: ada izin Allah, memberi izin. Mengapa? Hanya untuk ini: bahwa ini perlu bagi Allah dan bagi orang-orang yang bersangkutan, untuk membuktikan, untuk membuktikan, untuk menunjukkan bencana yang datang dari raja-Nya yang tidak diberikan tempat-Nya, atau dikeluarkan dari tempat-Nya. Tidak ada gunanya untuk berteori tentang hal ini, memang, bahkan ini sia-sia untuk mengajarkannya. Kita mungkin berada di sini berdiri di belakang meja ini dan tahun demi tahun, dan konferensi demi konferensi, dan minggu demi minggu, mengatakan hal-hal ini, dengan dampak yang sangat, sangat kecil. Tuhan merasa bahwa ini adalah keperluan yang menyedihkan untuk membiarkan umat membuktikan bahwa jika penunjukkan-Nya di dalam Anak-Nya Yesus Kristus dilanggar, konsekuensi yang paling menyedihkan akan menyusul. Dan itulah cara kita belajar banyak hal, bukan? Dengan pengalaman yang menyakitkan, karena kita tidak mempelajarinya dengan cara lain, sesungguhnya!

Maka Tuhan mengizinkan Saul menghalangi jalan Daud untuk waktu yang cukup lama. Tapi, percayalah, reaksi utamanya mengamankan sesuatu dan mendirikan sesuatu yang lebih kuat dari pada sebelumnya. Tuhan mengizinkan bajingan itu, sebab seorang laki-laki yang berani membunuh ayahnya sendiri tidak lain adalah seorang bajingan, melihat siapa dan apa Daud itu, tapi Tuhan mengizinkan dia untuk melakukan itu. Dan kita telah membaca apa yang umat katakan dalam jangka panjangnya. Saudara perhatikan, tentang Saul, Tuhan berkata, kepada Samuel: “Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” “Mereka tolak.” Tentang Absalom kita membaca umat berkata: “Absalom yang kita urapi” kita urapi. Bukan “Absalom yang Allah urapi,” mereka tidak akan pernah dapat mengatakan itu; “kita, kita!” Oleh karena itu, dalam kedua kasus tersebut, tanggung jawabnya berada di depan pintu rakyat, dan mereka harus belajar dari pengalaman yang menyedihkan. Dan pada akhirnya, laki-laki yang kita urapi sudah mati, dan laki-laki yang benar-benar mengerjakan keselamatan kita telah diusir. Ini mengerikan, tapi ini dia.

Apa hasil dari laki-laki yang diurapi Allah, (tipe Tuhan Yesus, kita menjaga pandangan kita pada Tuhan Yesus), hasil dari orang yang diurapi Allah yang berada di luar tempatnya? Yah, sepertinya, untuk sementara waktu, ini berjalan baik-baik saja. Saudara tahu, Tuhan itu sama pintarnya dengan manusia, dan Tuhan, Tuhan bisa saja halus. Maka Ia memberikan, di dalam kedua kasusnya, untuk sementara waktu, untuk suatu periode, kesuksesan dan kemakmuran yang nyata, sehingga umat mulai memuji diri mereka sendiri, untuk merasa sangat senang dengan apa yang telah mereka lakukan, dan apa yang mereka sedang lakukan. Saul tampaknya adalah orangnya; semuanya berjalan dengan baik. Absalom, ya; ya, benar. Kesuksesan yang benar-benar palsu dan ilusi untuk sementara waktu, untuk sementara waktu. Para pelaku mengucapkan selamat kepada diri mereka sendiri! Itu adalah pembangunannya, di mana penggulingannya akan menjadikan aibnya semakin besar. Tuhan harus melakukan itu. Jadi, biarkan saja; biarkanlah itu tampaknya makmur. Biarkanlah itu tampaknya berhasil – itu adalah malapetakanya yang lebih besar dalam jangka panjangnya. Kekecewaannya akan lebih parah dibandingkan jika Allah telah turun tangan dan menghentikannya sejak awal. Kemakmuran palsu dan kemudian, pada suatu titik kita tidak dapat meletakkan jari kita dengan tepat padanya, tetapi itu ada di sini di dalam catatan, pada suatu titik: kesadaran yang bangkit bahwa segala sesuatu pada dasarnya meragukan, suatu perasaan merayap masuk dan bertumbuh bahwa di suatu tempat, entah bagaimana, ada yang tidak beres. Sebuah kekhawatiran, sebuah kesadaran bahwa segala sesuatunya tidak sebenar yang dikirakan, sebaik yang dibayangkan. Itu datang masuk.

Dan saudara akan menemukan Daud di luar sana, di dalam gua Adulam … ada pemisahan diri yang diam-diam “hari demi hari”, dikatakan, “hari demi hari pergilah mereka ke sana mendapatkan dia … berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang” kecewa dan dibohongkan, sebab hal ini tidak menempatkan mereka pada posisi untuk memenuhi kewajiban mereka. Ini kosong. Jadi pergilah mereka … dan jumlahnya bertambah. Dan saya ingin mendengar apa yang mereka katakan ketika mereka sampai di sana. Saya tidak berpikir kami akan salah, atau jauh dari kebenaran, jika dalam penyadapan kami mendengar mereka berkata: “Lihat di sini, kami telah mendukung kuda yang salah!” Bolehkah saya menggunakan bahasa gaul itu? “Kami telah membuat kesalahan besar! Kami telah menemukan bahwa apa yang kami pikir adalah jalannya, adalah hal yang benar, adalah hal yang baik, hal yang akan menghasilkan apa yang kami inginkan, kami telah menemukan bahwa kami telah berada di jalan yang salah; ada sesuatu tentang ini yang salah semuanya.” Saudara perhatikan bahwa pada akhirnya, ketika krisis yang sebenarnya datang, putusannya keluar secara penuh: “Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Sungguh suatu pengakuan yang luar biasa! Sungguh suatu kesadaran yang luar biasa.

Saudara lihat, dalam kedua kasus tersebut, ini berjumlah demikian: oleh cara manusia, cara manusia yang duniawi, cara manusia yang daging, seluruh prinsip kuasa rohani telah hilang. Dan ketika hal ini terjadi, pasti akan segera terjadi disintegrasi, kebingungan, frustrasi, pertanyaan dan keraguan dan ketakutan, dan semakin besarnya kesadaran bahwa ada sesuatu yang salah; di suatu tempat ada sesuatu yang salah.

Sekarang, saya katakan bahwa itu benar dari banyak realisasi dan pengakuan orang Kristen di zaman kita. Ada yang tidak beres … ada sesuatu yang salah di suatu tempat; kita telah kehilangan sesuatu, kita semua berada di angka enam dan tujuh – ini seperti itu. Itu benar-benar menjelaskan Kekristenan dalam ukuran yang sangat besar pada hari ini, dan juga berlaku dalam kehidupan individu. Ini dapat berlaku pada perkumpulan umat Tuhan yang mana pun – begitu saja.

Apa obatnya? Apa obatnya? Bagaimana semua ini bisa dibenarkan dalam satu isu saja? Saya suka berpikir bahwa selalu ada satu kunci untuk banyak pintu, ada satu jawaban untuk banyak pertanyaan, ada satu masalah untuk situasi yang besar dan yang memiliki banyak sisi. Ini biasanya seperti itu. Ini biasanya seperti itu, ketika Roh Kudus hanya meletakkan jari-Nya pada satu titik, sering kali banyak hal-hal lain runtuh. Satu hal, dan satu-satunya obat untuk semua kohesi, kekuatan, kesaksian yang hilang; untuk hilangnya semua kondisi yang kita baca di dalam kitab Kisah Para Rasul itu, solusinya adalah: bawa Raja kembali!

Bawa Raja Kembali!

Itulah jawabannya di sini. Dan ketika raja kembali kepada tempatnya, situasinya dengan cepat berubah. Situasinya sangat cepat berubah. Ini sungguh menggetarkan hati untuk melihat perubahan atau perubahan-perubahan yang terjadi: persatuan nasional yang diperbaharui, kekuasaan nasional yang diperbaharui. Bacalah kisahnya; bacalah konteksnya. Mengapa, Daud hampir tidak diurapi, seperti yang telah kita baca, di Hebron, sebelum orang Filistin mengetahui semuanya tentang itu. Orang Filistin mengetahui segalanya tentang hal itu – ancaman terhadap kerajaan itu, ancaman yang berkepanjangan terhadap kerajaan itu – mereka tahu segalanya tentang hal itu ketika Daud berada di tempatnya, di tempat yang kepadanya ia diurapi.

Kekuatan jahat akan mengetahui segalanya tentang hal itu ketika Yesus berada di tempat-Nya; mereka akan mengetahuinya. Ketika kita berjuang dan bergulat menuju kekalahan dengan kekuatan-kekuatan jahat ini, hanya membuat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan dalam melawan mereka, dan mereka hanya mempermainkan kita … dan kita membutuhkan Seseorang tepat di pusatnya yang memegang kendali, dengan kuasa mutlak. Satu-satunya yang ditunjuk untuk itu adalah Tuhan Yesus. Tidak berada pada tempat-Nya … teman-teman yang dikasihi, mungkin Ia tidak berada pada tempat-Nya di dalam hidup saudara, maka dari itu hidup saudara adalah kehidupan yang terpecah-belah, tercerai-berai, terbagi-bagi – sebuah hidup yang penuh kekalahan dan kelemahan, sebuah hidup yang di dalamnya musuh besar memiliki jauh, jauh terlalu banyak jalannya sendiri. Hal ini mungkin benar di dalam beberapa perkumpulan umat Tuhan di sini, sebagaimana hal ini terjadi pada sebagian besar umat, tanpa memulai kritik yang tidak menyenangkan, ini mudah, ini sangatlah mudah untuk mengkritik dan menghakimi Kekristenan; namun kita semua harus menyadari bahwa jemaat Allah bukanlah kekuatan yang harus diperhitungkan di dunia ini seperti pada awalnya. Kondisi ini memang terdapatkan. Jawabannya: bawa kembali Raja.

Sekarang saudara dapat melihat bahwa itu memiliki dua aplikasi. Ini memiliki aplikasi yang rohani untuk saat ini. Yang bersifat rohani untuk saat ini: harus ada pengembalian Tuhan Yesus di dalam kuasa absolut-Nya di dalam kehidupan umat Kristen, di dalam kehidupan perkumpulan lokal orang Kristen, dan di dalam jemaat Allah pada umumnya. Saya rasa tidak ada keraguan bahwa jika hal ini demikian, kita akan melihat hal-hal besar terjadi. Kita akan kembali melihat sesuatu, sesuatu yang berhubungan dengan kitab ini, jika memang demikian adanya.

Oh, semoga kita dapat melihat betapa besarnya kebutuhan yang ada di zaman kita. Artinya, jika kami menggunakan suatu kata mengenai suatu hal, ini adalah Kuasa yang bertakhta, tetapi apa yang kami maksudkan dengan “Kuasa” adalah Yesus Kristus di dalam kuasa Roh Kudus: Tuhan atas segalanya, tinggi di atas segalanya. Inilah kebutuhannya: membawa kembali sang Raja sekarang, secara rohani, secara rohani.

Namun, tentu saja, hal ini mempunyai penerapan dispensasionalnya sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang akan sepenuhnya benar sampai Ia datang, yang mempunyai hak untuk memerintah. Tidak ada sesuatu pun yang akan berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana Allah sampai sang Raja telah datang kembali. Di dunia ini kita tahu itu benar. Jawabannya? Jawabannya sepenuhnya dan akhirnya, adalah kedatangan Tuhan kembali. Itulah jawabannya. Kepada itu, kepada itu, seluruh makhluk mengeluh; seluruh dunia berada dalam keresahan, menantikan kedatangan-Nya.

Apa yang akan membawa Dia kembali? Nah, saudara lihat jika saudara melihat kembali pada catatan-catatan ini, saudara akan menemukan tiga hal yang menyebabkan kembalinya sang Raja. Pertama, bahwa mereka benar-benar memetik pelajarannya. Tuhan tidak pernah, tidak pernah bergerak sampai itu terjadi, ini mungkin membutuhkan waktu yang lama. Ini mungkin merupakan sejarah panjang yang menyedihkan. Jika ini membutuhkan waktu yang sangat lama, Tuhan tidak akan bergerak sampai pelajarannya dipelajari. Satu hal yang harus dipelajari oleh dunia ini, dan satu hal yang harus dipelajari oleh jemaat, dan satu hal yang harus kita pelajari, adalah bahwa ini adalah hal yang paling berbahaya jika Raja yang diurapi Allah tidak berada pada tempat-Nya dan bagi kita untuk datang ke tempat di mana kita berkata, dan kita mengetahui, satu-satunya hal – satu-satunya hal bukanlah ini dan itu sebagai obatnya – satu-satunya hal adalah Diri Tuhan sendiri yang berada di tempat Ia seharusnya berada, dan apa Ia seharusnya. Kami telah belajar itu melalui pengalaman yang menyakitkan, dan ini adalah sesuatu yang berharga untuk dipelajari, dan layak untuk rasa sakitnya. Mereka telah belajar pelajaran mereka – ini cukup jelas, bukan? Di dalam kedua kasusnya, mereka cukup cerdas tentang mengapa ini demikian; alasan untuk keadaan mereka.

Hal kedua adalah pengakuan mereka, yang termasuk pertobatan. Pengakuan! Pengakuan adalah faktor yang sangat dalam, tandailah, di dalam gerakan baru Tuhan – cukup siap untuk turun langsung ke bawah dan mengakui kegagalannya, fakta kegagalan itu, penyebab kegagalan itu, hal itu sendiri – bukan hanya konsekuensinya yang dirasakan dengan buruknya dan saudara ingin keluar dari mereka! Tetapi tidak, tidak: ini salah di hadapan Allah. Di hadapan Allah! Di hadapan sorga ini salah. Ini semuanya salah ketika Yesus tidak memiliki tempat-Nya yang penuh, di tempat mana pun dan di mana pun. Itu semuanya salah.

Pertobatan, pengakuan dosa, dan akhirnya: pencarian.

Pencarian

Menurut saya, gerakan itu luar biasa, bukan, ketika mereka, dari pihak mereka, berkata kepada Daud: “Engkau adalah tulang dari tulang kami dan daging dari daging kami dan segala masalah kami adalah karena engkau tidak berada di tempat engkau. Kembalilah! Kami membutuhkan engkau; kami harus memiliki engkau; kami tidak dapat melanjutkan hidup kami tanpa engkau!” Itulah jumlahnya, “Hidup dan masa depan kami bergantung pada engkau yang berada di tempat yang Allah tentukan bagi engkau” – itulah Tuhan Yesus. Dan harus ada pencarian ini, pencarian yang menyentuh hati ini.

Teman-teman yang dikasihi, jika apa yang saya katakan tidak masuk akal bagi saudara, karena saudara merasa ini tidak benar tentang saudara, bahwa saudara tidak berperilaku demikian terhadap-Nya, bahwa di dalam kasus saudara tidak ada pengusiran Dia, maukah saudara bergabung dalam pencarian untuk jemaat-Nya? Maukah saudara bergabung dalam pencarian untuk orang lain, untuk umat-Nya? Maukah saudara menjadi wakil dari bangsa, seperti Yehuda yang mengambil inisiatif dalam perkara ini untuk yang lainnya, demi kepentingan jemaat, baik lokal maupun universal? Maukah saudara ditarik keluar dalam hal ini untuk penetapan baru dari Tuhan Yesus? Apakah saudara tidak akan melakukan itu? Ini adalah satu-satunya solusi.

Tapi kemudian mengenai penerapan dispensasionalnya. Ada sesuatu yang harus dilakukan untuk membawa kembali Raja. Meskipun Allah mungkin memiliki waktu tetap-Nya untuk campur tangan berikutnya di dalam sejarah dunia ini, waktu dan musim yang Ia tetapkan sendiri, ada sisi lain darinya – ada sisi lain. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” Itu adalah suatu sisi, paham? Ada pencarian yang sungguh-sungguh dan mempercepat hari Tuhan Yesus. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Ada kesaksian untuk pergi kepada bangsa-bangsa. Ada persiapannya; “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” Ada semua itu yang harus Tuhan temukan di dalam diri kita ketika Ia datang, dan tidak menemukannya, dapat menunda kedatangan-Nya. Saya tidak tahu apakah itu adalah kebenaran dispensasi atau bukan, tetapi saya percaya itu adalah kebenaran rohani. Tuhan di satu sisi, menantikan umat-Nya untuk menjadi umat yang menantikan kedatangan-Nya. Dan ketika menantikan, aktif, menyibukkan diri sampai Ia datang dan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mempersiapkan jalan kedatangan-Nya.

Ini adalah pekerjaan Roh Kudus: untuk menempatkan Raja di tempat-Nya, dan untuk memulihkan Raja jika Ia tidak berada di tempat-Nya, dan untuk memberi energi kepada kita semua dalam hal membawa Raja kembali ini. “Maka sekarang, mengapa kamu berdiam diri dengan tidak membawa raja kembali?” Jawabannya: sebab saudara tidak menyadari bahwa inilah penyebab dari semua masalahnya, bahwa Ia tidak berada di tempat yang seharusnya Ia berada, atau bahwa saudara telah menetap untuk menunggu sesuatu terjadi. Oh tidak, latihannya, pencariannya, penjangkauannya … Ia harus dibawa kembali; itulah intinya: dibawa kembali! Saudara berkata, “Ia datang!” Saudara berkata, “Ia datang dan akan datang pada waktu yang ditentukan-Nya …” Tetapi saya berkata: Ia harus dibawa kembali! Dan saya, ketika saya berkata “Saya berkata” saya percaya bahwa itulah yang Firman Allah katakan: ada sesuatu yang harus dilakukan untuk membawa Dia kembali.

Oh, semoga kita dapat ditemukan di dalam doa jemaat itu … Roh dan pengantin perempuan itu bersama-sama berkata: “Marilah! Marilah, dan marilah Tuhan, cepatlah datang!” dalam kedua pengertian ini: sekarang secara rohani, dan segera secara harfiah.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.