Austin-Sparks.net

Signifikan dari Pribadi dan Pelayanan Rasul Petrus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1

“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu” (Matius 21:43).

“Kamulah … bangsa yang kudus” (1 Petrus 2:9).

Bacaan: 1 Petrus 1:1-4.

Kita akan disibukkan pada saat ini, dengan bantuan Tuhan, dengan signifikan pribadi dan pelayanan Rasul Petrus. Rasul Paulus menempati tempat yang begitu besar di dalam Perjanjian Baru sehingga kita mungkin berada dalam bahaya kehilangan nilai-nilai yang besar dari Rasul Petrus. Ini mungkin sebagian disebabkan oleh fakta bahwa sangat sedikit yang ada dalam catatan mengenai kehidupan dan pelayanan Petrus. Ia hampir tidak terlihat sama sekali, sejauh mana ini menyangkut sejarah Jemaat, setelah sidang yang dicatat di dalam Kisah Para Rasul 15, dan Paulus tampaknya melampaui semua orang lainnya sejak saat itu, tepat sampai ke akhir Kitab Kisah Para Rasul, yang merupakan catatan sejarah pertumbuhan, perkembangan dan perluasan Jemaat. Petrus, meskipun ia belum pergi dengan cara apa pun, tidak lagi menempati tempatnya yang ia miliki sebelumnya, begitu Paulus datang masuk.

Saya harus akui bahwa saya sering kali sedikit bingung mengenai mengapa, mengingat bahwa ada dua belas Rasul yang dipanggil, ditentukan dan diutus, hanya tiga atau empat di antara mereka yang tercatat. Sisanya hampir tidak disebutkan sama sekali sampai saudara datang tepat kepada pasal terakhir dari Kitab Wahyu, dan kemudian mereka hanya disebut sebagai dua belas rasul Anak Domba. Mereka sama sekali tidak terlihat di dalam kesenjangan besar dalam Perjanjian Baru itu, dan saudara tidak tahu banyak tentang apa yang terjadi pada mereka. Saudara tidak tahu banyak, sejauh mana catatannya bersangkutan, tentang apa yang dilakukan Petrus selama itu.

Tentu saja, di sini, ketika Petrus membuka Surat-nya, ia memberi tahu kita bahwa ia bukannya tidak aktif, dan orang-orang pilihan di seluruh belahan dunia ini telah berada di bawah pengaruhnya. Namun, aneh bukan, bahwa sejarah Jemaat, sejauh mana ini menyangkut Perjanjian Baru, sebagian besarnya terbatas pada Paulus saja.

Namun kita harus berpikir ulang mengenai hal ini, karena memang ada nilai-nilai yang sangat agung di dalam diri Petrus, dan kita akan beruntung jika kita mempertimbangkan nilai-nilai ini.

Tentu saja, di dalam tiga Injil pertama, Petrus selalu mendapat tempat pertamanya, dan merupakan murid yang paling terkemuka di antara kedua belas murid. Saya telah membuat daftar sekitar tiga puluh delapan kejadian di mana Petrus paling menonjol. Saya tidak akan menyusahkan saudara dengan ketiga puluh delapan hal itu, tetapi di sanalah mereka, dan itu tidak mencakupi keseluruhannya sama sekali. Saya hanya mengatakan bahwa, tepat sampai pada saat sidang di Yerusalem itu mengenai apa yang telah terjadi atas bangsa-bangsa bukan Yahudi, Petrus menduduki tempat yang paling utama, dan ini cukup jelas dari Surat-Surat-nya bahwa sesuatu yang sangat dalam dan sangat nyata telah dikerjakan di dalam diri laki-laki ini.

Saya telah sangat terkesan – saya tidak bisa memberitahu saudara seberapa banyak – saat saya telah membaca dengan cermat Surat Petrus pertama yang relatif singkat ini dengan perhatian saya pada satu hal, dan satu hal itu adalah: Dari manakah Petrus memperoleh itu? Bagaimana hal itu datang kepada Petrus? Mengapa Petrus berkata demikian? Ketika saya melihat, saya telah menemukan bahwa Tuhan Yesus membentuk diri-Nya sendiri ke dalam laki-laki ini, sehingga saudara dapat menelusuri Tuhan Yesus di dalam laki-laki ini dengan begitu dalamnya dan begitu kayanya, dan saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa Surat pertamanya ini penuh dengan kekayaan rohani. Kita akan, tentu saja, hanya dapat menyentuh permukaannya saja, namun marilah kita mulai dengan sedikit pertimbangan mengenai signifikan dan nilai dari pelayanan Petrus.

Kita akan segera mengetahui bagaimana Petrus telah sampai pada pemahaman akan Tuhan Yesus. Apa yang sedang Yesus lakukan? Petrus tidak memahaminya pada hari-hari ketika Tuhan hadir dalam wujud manusia, namun Ia sedang melakukan sesuatu. Hal yang menakjubkan adalah ini: bahwa ketika Tuhan Yesus sedang bekerja, mengajar, hidup dan bergerak tepat di bawah pengawasan Petrus ini, Petrus tidak menanggapinya, tidak memahaminya, tidak melihatnya, tetapi di sini di dalam Surat-nya, ia memiliki segalanya. Menurut saya, itu berisi sesuatu yang harus kita pegang. Kita dapat mendengar, melihat, memiliki di bawah mata dan telinga kita bahkan selama bertahun-tahun, Tuhan Yesus dalam apa yang Ia katakan dan apa yang Ia lakukan, dan Ia benar-benar hadir, dan kita tidak memahami signifikannya dari semua itu. Itu adalah kemungkinan yang sangat buruk. Ini adalah salah satu masalah yang mungkin kita hadapi. Ini sungguh menggelisahkan untuk melihat umat Kristen yang selama bertahun-tahun telah menerima semua ajaran tentang Tuhan Yesus, di depan mata dan telinga siapa Ia telah dibawa ke hadapan selama jangka waktu yang lama, dan kemudian, ketika saudara benar-benar datang kepada perkara-perkara yang praktikal, mereka tidak mengetahuinya, mereka belum mendapatinya, ini tidak ada di dalam diri mereka. Atau haruskah saya katakan: Tuhan Yesus tidak ada di sana dengan cara yang sepadan dengan semua yang telah mereka dengar. Mereka telah melewatkannya. Itu adalah suatu kemungkinan, dan ini merupakan salah satu tragedi besar di dalam Kekristenan bahwa hal ini demikian, dan bahwa, seperti Petrus, pada titik krisis tertentu, setelah semua yang telah mereka terima, dapat ditunjukkan di bawah ujian bahwa mereka tidak benar-benar berada di dalam kebaikan ajaran itu. Mereka hancur, setelah semuanya, pada saat cobaan berat itu terjadi.

Namun hal itu tentu saja mengarah pada hal ini: Betapa pentingnya bahwa apa yang telah kita dengar, apa yang telah kita lihat dan apa yang telah dibawa kepada kita akan ditempatkan tepat di dalam diri kita melalui kuasa Roh Kudus. Apakah itu tidak perlu? Bahwa kita tidak hanya telah berada di mana itu berada, melainkan bahwa itu ada di dalam diri kita oleh Roh.

Dan itulah perubahan yang luar biasa dari Injil, dengan segala kedudukan dan keutamaan yang dipegang Petrus di sana, ke dalam Surat-nya. Sesuatu telah terjadi pada laki-laki itu, dan itulah apa yang telah terjadi.

Itu adalah hal pertama tentang signifikannya, pribadinya dan pelayanannya: bahwa ia tidak sedang menceritakan secara eceran apa yang telah ia dengar. Ia tidak sedang ‘menyidangkan’ (jika saya boleh menggunakan ungkapan itu) apa yang telah datang kepadanya dari tangan kedua. Ia adalah seorang laki-laki yang, melalui krisis dan pengalaman yang mendalam, telah berpindah langsung ke dalam makna dan nilai dari pengajaran dan pekerjaan Tuhan Yesus. Itu adalah hal yang sangat penting, dan itulah hal pertama tentang signifikan-nya.

Israel Baru

Namun saya bertanya: Apa yang sedang Yesus lakukan ketika Ia berada di sini? Tentu saja saudara akan menjawab: ‘Ya, Ia melakukan ini … itu … dan banyak hal lainnya.’ Ya, tetapi apa hal komprehensif yang sedang Ia lakukan? Apa itu yang menjadi perwujudan dari seluruh ajaran-Nya, seluruh pekerjaan dan kegiatan-Nya, tanda-tanda dan perumpamaan-Nya? Apa itu yang dikandung Tuhan Yesus ketika Ia ada di sini?

Kita telah menjawab pertanyaan itu di dalam ayat-ayat yang baru saja kita baca bersama: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu … Kamulah … bangsa yang kudus.” Apa yang sedang Yesus lakukan? Ia sedang membangun, membentuk Israel baru, Israel yang rohani dan sorgawi, menggantikan Israel yang lama.

Yesus – Mesias

Siapakah Yesus? Namanya adalah Mesias, yang merupakan bentuk Ibrani dari kata Yunani ‘Kristus’. Ini adalah hal yang sama dalam dua bahasa. Ini mungkin membantu saudara, dan memberikan pencerahan, dan membuat sesuatu menjadi nyata jika, di mana pun saudara menemukan nama “Kristus” di dalam Perjanjian Baru, saudara mencantumkan “Mesias” di sana.

Sekarang pikirkan apa yang diartikan dari Mesias di dalam Alkitab! Baik “Mesias” dan “Kristus” berarti ‘Yang Diurapi’.

Perjanjian Lama hanya memiliki satu Pribadi dalam pandangan. Ia bergerak menuju, mencari, merindukan, hari kemunculan Mesias. Apa yang akan Ia lakukan sesuai dengan harapan mereka? Ia akan menyelamatkan bangsa mereka. Saudara ingat kata-kata Simeon, ketika ia menatang bayi Yesus? Ia berbicara tentang Dia sebagai yang akan menyelamatkan umat Allah, Israel. Mesias akan menyelamatkan bangsa. Tentu saja, mereka mempunyai gagasan mereka sendiri mengenai apa maksudnya, sebab seluruh konsepsi mereka tentang kedatangan Mesias adalah bahwa Ia akan membentuk dan mendirikan Kerajaan Israel. Dari awal kitab Kejadian, tepat sampai akhir Perjanjian Lama, satu Pribadi yang ada dalam pandangan adalah Dia yang akan datang, yang oleh orang bangsa Yahudi disebut Mesias.

Saudara ingat bahkan perempuan Samaria itu, ketika ia sampai pada titik menemukan kebenaran tentang siapakah Dia itu yang sedang berbicara kepadanya, kembali ke kota dan berkata: “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Mesias itu?” (Yohanes 4:29). Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di kalangan orang Samaria terdapatkan harapan dan pengharapan yang berakar-dalam ini: kedatangan Mesias, yang akan mendirikan kerajaan Israel dan menyelamatkannya – dan tentu saja lebih banyak lagi.

Nah, ketika Ia datang kita tahu apa yang mereka lakukan terhadap Mesias mereka. Kita bisa meninggalkan itu, tetapi Yesus berkata: “Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu,” dan Petrus mengatakan: “Kepada orang-orang yang dipilih, yang adalah pendatang, yang tersebar … Kamulah bangsa yang kudus.” ‘Kamulah pewaris kerajaan Allah. Kamulah yang telah mengambil alih dari Israel. Kamulah Israel yang baru.’ Seperti yang saudara ketahui, Rasul Paulus berbicara tentang “Israel milik Allah” (Galatia 6:16). Ini adalah konsepsi yang baru.

Inilah Kristus, Mesias. Sekarang, saya telah mengatakan bahwa Yesus sedang membangun Israel baru. Bagaimana Israel lama dibangun?

Saudara ingat Kitab Rut yang kecil dan menawan itu? Di akhir kisah romantis tentang kedaulatan Ilahi itu, ketika Naomi telah kembali dan Rut menikah dengan Boas, orang-orang berkata kepada Boas: “Tuhan kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel.” Bangsa ini dibangun di atas kedua belas anak laki-laki Yakub, dan terdiri dari dua belas suku Israel.

Sekarang, dengan Yesus yang telah meninggal dan dibawa pergi, dan Ia memulai dengan dua belas Rasul, membangun, saudara lihat, dengan prinsip yang sama. Ada dua belas Rasul, dan Petrus adalah rasul pertama, dan, jelas sekali, yang paling mencolok sejak awal. Dua belas! Tahukah saudara apa arti dari angka dua belas? Ini adalah angka Alkitab dari pemerintahan dan kuasa sorgawi – ini adalah angka Kerajaan. Nah, di sini saudara memiliki kedua belas Rasul, dan untuk menyimpulkan semuanya, saudara akhirnya tiba di Yerusalem baru, kota sorgawi yang turun dari Allah dari sorga. Ini adalah sebuah figur, sebuah simbol dari pusat pemerintahan baru Yesus Kristus di zaman kemuliaan. Tetapi jumlah karakteristik kota itu adalah dua belas: dua belas ribu stadia, dua belas dasar-dasar, dua belas pintu gerbang, dua belas mutiara, dua belas malaikat. Dua belas adalah angka yang mendominasi dari representasi simbolis pusat pemerintahan di masa mendatang itu.

Petrus adalah yang pertama dalam hal ini, dan Yesus sangat konsisten dengan apa yang ada di dalam pikiran-Nya dan di dalam prinsip-prinsip-Nya. Petrus, pada hari Pentakosta, menggunakan kunci kerajaan, dan kunci adalah lambang kekuasaan, pemerintahan, dan mereka dipercayakan kepada Petrus untuk membuka Kerajaan pada hari Pentakosta. Ini semuanya sangat konsisten.

Bangsa yang Kudus

Intinya adalah – tanpa terlalu merinci – bahwa Yesus sedang membangun Israel rohani yang baru, sebuah ‘bangsa yang kudus’. Saudara dan saya adalah bagian dari Israel baru itu. Kita adalah dari bangsa yang kudus itu – tetapi bangsa macam apa bangsa ini?

Jika sekarang saudara melihat pada Surat Petrus yang pertama, tidak hanya ayat demi ayat, kalimat demi kalimat, tetapi hampir bagian demi bagian, saudara akan melihat apa yang sedang dilakukan Petrus – ia sedang memindahkan Israel yang lama ke Israel yang baru di setiap titik. Itulah sebabnya kita membaca empat ayat pertama tersebut.

‘Bangsa yang kudus’ macam apa ini? Israel macam apa kita ini? Ini dia: “Orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita.” Saudara tahu itu adalah kata-kata yang sering digunakan di dalam dispensasi lama tentang Israel lama. Allah memilih mereka, dan itu hanyalah kata lain untuk hal yang sama – Ia memilih mereka, atau, jika saudara suka, memilih mereka. Mereka adalah orang-orang yang dipilih, umat pilihan. Begitulah cara Israel lama dibicarakan bahkan sampai pada hari ini – ‘umat yang dipilih’. Namun di sini Petrus telah melanjuti Matius 21:43, memindahkan dari yang lama ke yang baru, dan berkata: ‘Hai orang-orang percaya, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, di seluruh dunia, dan di seluruh bangsa, kamu adalah orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita. Allah telah melihatmu sebelum waktunya. Ia telah memperhatikanmu, dan memiliki tangan-Nya padamu dalam pengetahuan-Nya bahkan sebelum kamu ada.’

Tentu saja, Paulus memiliki banyak yang dapat dikatakan tentang hal ini. “Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan” (Efesus 1:4). Petrus dan Paulus sepakat mengenai hal ini, dan memahami hal yang sama, meskipun Petrus pernah mengatakan sekali tentang tulisan-tulisan Paulus: “Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami” (2 Petrus 3:16). Namun, hal itu tidak berlaku di sini. Israel yang menjadi miliki kita ini adalah “orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita.” Di sanalah Israel baru dimulai.

Tapi perhatikan! Saya mengatakan ‘bagian demi bagian’ … “yang dikuduskan oleh Roh.” Apa itu? Apa itu “dikuduskan oleh Roh”? Saudara dapat mengatakannya seperti ini jika saudara suka: ‘Pengudusan oleh Roh Kudus.’ Apa itu? Apa yang dimaksud dengan pengudusan?

Nah, saudara lihat, pengudusan hanyalah kata lain dari ‘dipisahkan kepada Allah,’ dan itulah apa yang terjadi pada waktunya … ‘orang-orang yang dipilih … yang dikuduskan oleh Roh.’ Fakta yang kekal, sekarang adalah tindakan waktu dari dipisahkan kepada Allah. ‘Pengudusan’ pada dasarnya berarti ‘dipisahkan’, dikuduskan, diberikan kepada Allah. Katakanlah sesuka saudara. Ketika kita menggunakan kata ‘pengudusan’ kita biasanya memusatkan pikiran kita pada suatu kondisi. Itulah hasil kerja dari pengudusan, namun pengudusan itu sendiri adalah hal yang mendasar yang pada titik tertentu kehidupan dipisahkan kepada Allah, dikhususkan untuk Allah, oleh tindakan Roh Kuds; dijadikan milik Tuhan – ada suatu ras yang adalah milik Tuhan, suatu bangsa yang adalah milik Tuhan, suatu umat yang adalah milik Tuhan yang setiap unitnya, individunya, adalah milik Tuhan.

Saudara mendapatkan banyak sekali ajaran Perjanjian Baru di dalamnya! “Kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” (1 Korintus 6:20). Saudara adalah milik Tuhan – bukan milik saudara sendiri, atau milik orang lain. Itulah arti dari pengudusan: Dipisahkan, dijadikan seluruhnya bagi Allah.

Perkara pengudusan ini adalah medan pertempuran sesungguhnya di dalam Perjanjian Lama sejauh mana Israel bersangkutan. Hal ini memang membuka pintu bagi banyak sekali hal-hal yang terjadi di dalam Perjanjian Lama, karena satu hal, lebih dari apa pun yang lain di mana Israel bersangkutan, adalah untuk menghancurkan pemisahan mereka, dan dengan cara tertentu menciptakan suatu hubungan dengan apa yang bukanlah Tuhan. Di sinilah di mana semua penyembahan berhala terjadi dan mengapa semua perkawinan campur dilarang. Saudara tahu itu adalah medan pertempuran. Itu adalah medan pertempuran di dalam kitab Nehemia, di dalam kitab Ezra, di dalam kitab Para Nabi – kekhasan bangsa yang hancur ini sebagai yang adalah milik Tuhan sepenuhnya, dan pekerjaan kuasa-kuasa jahat untuk membuat mereka menjadi milik orang lain. Dengan kata lain, untuk menghilangkan kepemilikan mutlak dan kepemilikan Tuhan atas umat ini. Mengenai masalah ini, selalu ada pertempuran.

Saudara berada di dalamnya setiap hari, bukan? Perjuangan sebenarnya adalah untuk mempertahankan menjadi sepenuhnya milik Tuhan dan menolak untuk berkompromi sejauh mana hak-hak Tuhan bersangkutan. Petrus menyadari pertempuran itu. “Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). Ia sepanjang waktu mengambil dari Tuhan, menjauhkan, memaksa menjauhkan, membujuk menjauh entah bagaimana caranya, dan dasar pengudusan ini dalam arti terdalamnya – menjadi milik Tuhan sepenuhnya – adalah sebuah medan pertempuran.

“Yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya …” – darah kambing, domba jantan, anak domba? Tidak! Petrus telah berpindah dari dunia itu. Semua itu sudah selesai. Israel lama telah hilang. “Percikan darah Yesus, Mesias.” Dan ketika Petrus menggunakan bahasa seperti ini, ini sungguh menakjubkan apa yang telah terjadi. Ketika saudara berpikir bahwa Petrus adalah seorang Yahudi, seorang Yahudi yang dilahirkan, dibesarkan, dicelup-dalam-wol Yahudi, dengan segala latar belakang tradisi dan ritual Ibrani itu, pengorbanan dan semua harapan dan pengharapan akan Mesias – dan sekarang ia berkata: “Darah Yesus, Mesias”! Satu hal yang Israel tidak dapat terima mengenai Mesias mereka adalah bahwa Ia telah mati dengan cara ini. ‘Tetapi’, saudara berkata, ‘bagaimana dengan Yesaya 53?’ Kita semua tahu apa isinya, tapi bagaimana awalnya? “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar?” Mereka tidak percaya bahwa Mesias mereka adalah Mesias yang disebutkan di Yesaya 53. Mereka tidak bisa. Mengapa, laki-laki yang tergantung di kayu Salib ini? Tidak, Ia tidak mungkin adalah Mesias! Penyaliban-Nya merupakan bukti penuh bahwa Ia bukanlah Mesias. Petrus, salah satu dari bangsa itu, berkata: “percikan darah Yesus, Mesias.” Bukankah ini mengesankan? Sesuatu telah masuk ke dalam hati laki-laki ini, ia kini telah melihat sesuatu yang baru – Mesias yang menderita! Petrus melanjutkan dalam Surat ini untuk mengatakan banyak hal tentang penderitaan Kristus. “Percikan darah Yesus, Mesias.” Itu adalah perpindahan, bukan, dari yang lama ke yang baru? Dan itu adalah milik kita!

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Mesias, yang karena rahmat-Nya yang besar …” Kita akan melihat, seiring berjalannya waktu, sebagian dari bobot kata-kata tersebut. Petrus berbicara tentang “rahmat-Nya yang besar.” Ya, Petrus mengetahui sesuatu tentang itu! Ia adalah orang pertama di antara Israel baru ini, yang paling menonjol di antara bangsa yang kudus ini, dan ia harus mengetahui, mungkin lebih dari siapa pun yang lain, rahmat-Nya yang besar.

Jika saudara dan saya adalah anggota dari Israel sorgawi ini, maka keanggotaan kita bertumpu pada hal ini: rahmat-Nya yang besar. Ini tidak akan pernah bertumpu pada hal lainnya – Ia akan memastikan hal itu.

Bagaimana perasaan saudara tentang hal itu? Saya bertanya-tanya apa latihan saudara tentang hal itu? Saya percaya, saudara tahu, bahwa hal itulah yang akan Tuhan lakukan dengan umat sorgawi-Nya. Ia akan membuat mereka tahu bahwa rahmat bukan hanya sebuah kata di dalam Alkitab, dan mereka akan menyadari bahwa tanpa rahmat Allah mereka tidak akan dapat pergi ke mana-mana. Itu akan dibawa pulang. Namun perlu diingat, ada cara lain dalam memandang hal ini: Jika saudara berada di sana, di mana rahmat Allah adalah satu-satunya harapan dan dasar saudara, saudara adalah pewaris Kerajaan. Saudara adalah ahli waris. Kita datang kepada itu hampir dengan segera. Ah, ya, itu adalah dasar yang aman, dan Petrus ada di sana tepat di awal Suratnya.

“Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus, Mesias dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Tidakkah saya telah katakan bahwa Petrus memiliki seluruhnya dikerjakan di dalam dirinya? Nah, pikirkan tentang dia lagi. Arahkan pandangan saudara kembali ke episode di aula bawah itu, ketika jari pelayan yang menuduh itu menunjuk ke arahnya dan ia berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka,’ dan ia menyangkalnya: ‘Aku tidak kenal orang itu’; untuk kedua kalinya, dengan lebih berapi-api; dan untuk ketiga kalinya, dengan bahasa sumpah, dan makiannya yang buruk dari masa-masa nelayannya, ia menyangkalnya. Kemudian Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Inilah yang mengharuskan malaikat untuk mengirimkan pesan khusus melalui Maria: ‘Pergilah kepada murid-murid-Nya, dan Petrus, dan beritahu mereka …’ Laki-laki itu berada dalam keputusasaan. Ia telah keluar ke dalam kegelapan, ia hancur, terlantar, patah hati, tanpa harapan. Mungkin pikirannya pada saat itu adalah: ‘Sungguh aku orang yang tanpa harapan, tanpa harapan!’

“Telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Laki-laki itu tahu apa yang sedang ia bicarakan! Ia telah melaluinya – dan ia adalah yang pertama dari Israel sorgawi.

Apakah kita mengetahuinya seperti ini? Kami melanjutkan: “Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati … untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Inilah titik lain dari transisi besar. Israel lama mempunyai suatu bagian, yaitu tanah perjanjian, tanah Kanaan. Tanah perjanjian itu binasa, cemar dan layu. Mereka kehilangannya. Tanah perjanjian itu bukanlah milik mereka sekarang dalam kepenuhan, dan untuk berabad-abad mereka hanya mempunyai sedikit tempat di dalamnya. Saudara tahu kitab Yosua, ketika bagian mereka dibagi-bagi, ditentukan dan diserahkan kepada suku-suku. Ada banyak tentang itu, tapi mereka kehilangan semuanya. Bagian itu layu dan cemar dan binasa. Itulah sebabnya mereka pergi ke Babel, dan mengapa mereka berada di bawah kekuasaan orang Roma. Mereka menajiskan tanah itu. Itu adalah seluruh tuduhan para Nabi, bukan? Tanah itu hilang … “suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu” … tetapi sekarang tidak di bumi ini, tunduk pada segala perubahan dan pengaruh dunia yang seperti ini … “yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Sebuah bangsa yang luar biasa, bukan? Nah, inilah jenis bangsa yang seharusnya ada.

“Yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”

Itu hanylah membuka pintu kepada signifikan Petrus dalam pribadi dan pelayanannya. Saya pikir ini sudah cukup membukanya – meskipun ini hanyalah baru terbuka saja – untuk melihat bahwa ada sesuatu yang kaya di sini, dan kita akan setuju dengan Petrus ketika ia berkata: “Bagi kamu, yang percaya, ia mahal …” Dari apa? Tentang Kristus, ya, tetapi tentang bagian baru, tentang apa yang telah Ia berikan kepada kita, dan kepada apa Ia membawa kita.

Semoga ini mempunyai penerapan yang praktikal bagi kita! Keluarlah dari tempat ini dan berkatalah kepada diri saudara sendiri, jika saudara belum pernah mengatakannya sebelumnya: ‘Sebagai anggota Israel baru, aku menerima di dalam Kristus segala sesuatu yang hilang dari Israel lama karena ketidakpercayaan, karena ketidaktaatan. Aku adalah dari Israel milik Allah.’

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.