Austin-Sparks.net

Salib Tuhan kita Yesus Kristus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 4 – Salib dan Pelayanan Muka Tidak Berselubung

Hamba-mu mendengar … janganlah diam, ya Tuhan. “Jiwaku menantikan-Mu untuk firman yang menghidupkan. Penuhilah diriku dengan pengetahuan tentang kehendak-Mu yang mulia. Penuhilah segala yang berkenan kepada-Mu di dalam diri anak-Mu …” Tuhan, inilah doa pribadi kami. Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan keinginan kami dengan lebih baik saat ini sehingga kami berkata sekali lagi: Berfirmanlah, hamba-Mu mendengar. Dan ketika Engkau berfirman, berikanlah kami hati yang lapang dan iman yang dihidupkan untuk menjalankan perintah-Mu demi Nama-Mu, amin.

Kita telah mengetahui dengan baik perkara tentang tempat dan makna dari Salib Tuhan kita Yesus Kristus ini seperti yang terdapatkan di dalam berbagai surat-surat di Perjanjian Baru ini. Ada hal yang luar biasa mengenai surat-surat ini dan pesan yang terkandung di dalamnya – walaupun surat-surat ini hanya merupakan ungkapan langsung dari hati seorang rasul kepada perkumpulan-perkumpulan umat Tuhan di sana-sini sehubungan dengan beberapa situasi dan kebutuhan yang ada, di bawah pemerintahan berdaulat Roh Kudus dan semuanya tanpa sepengetahuan penulisnya, rasul, mereka adalah dokumen-dokumen untuk seluruh masa dispensasi; baik bagi kita maupun bagi mereka yang menerima surat itu. Sang rasul tidak tahu bahwa ia sedang menulis Alkitab. Ia tidak menyadari bahwa orang-orang selama ribuan tahun kemudian akan mempelajari setiap kata-kata yang ia tuliskan dan setiap suku kata yang ia tuliskan dan mendapatkan kehidupan mereka terpengaruhi dalam satu cara atau cara lain selama berabad-abad dan yang dampaknya serta buahnya akan muncul di keabadian yang akan datang. Ia tidak mengetahui hal itu, namun Roh Kudus mengetahuinya. Dan kita ditemukan di sini, sebuah perkumpulan kecil, di dalam perintah yang berdaulat itu sehubungan dengan tulisan-tulisan ini, surat-surat pribadi ini dari seorang rasul gembala yang peduli terhadap domba-dombanya.

Hal lain yang telah kami tunjukkan yang cukup menakjubkan, adalah bagaimana Roh Allah yang sama, yang berdaulat itu, mengatur dan mengendalikan susunan surat-surat ini. Secara keseluruhan, tidak berdasarkan urutan kronologis, Roh Kudus memastikan bahwa yang ini datang pertama, dan yang itu datang kedua, dan yang itu datang ketiga, dan yang itu datang keempat – dalam urutan rohani yang tepat – suatu rangkaian kemajuan yang menakjubkan di dalam kehidupan rohani. Kami telah mencatat hal itu.

Kami telah membahas tempat Salib di dalam surat kepada jemaat di Roma, betapa mendasarnya semua hal itu dan mencakup semua hal yang terjadi selanjutnya di seluruh Perjanjian Baru. Dan kemudian dalam hikmat dan pemahaman yang begitu menakjubkan, Roh Kudus memastikan surat pertama kepada jemaat di Korintus datang di berikutnya, mengawali penguraian dasar yang inklusif dari Salib di dalam surat Roma, untuk menerapkannya. Dan kita semua yang berada di sini pastinya sudah melihat bahwa ini adalah hal yang berikutnya. Salib dan dua kemanusiaan adalah sesuatu yang harus diselesaikan sebelum saudara dapat melangkah lebih jauh lagi. Segalanya menantikan pengakuan dan tanggapan serta reaksi terhadap hal yang sangat menakjubkan ini saat jemaat di Korintus (di dalam kondisi mereka, mungkin setidaknya enam tahun setelah rasul datang kepada mereka) menarik keluar surat ini dan di dalamnya terungkapkan untuk selama-lamanya bahwa mungkin ada dan sering kali terjadi, seperti yang terjadi di Korintus, ada terdapatkan dua jenis umat Kristen.

Dua Jenis Umat Kristen

Umat Kristen terbagi dalam dua kategori: umat Kristen yang bersifat jiwa yang disebut umat Kristen duniawi, dan umat Kristen yang rohani. Dan keduanya berada dalam dua kategori yang pastinya sangat berbeda seperti yang ditunjukkan oleh surat ini. Jika saudara ingin saya membaca lagi untuk melihat apa kelas yang satu dan apa kelas yang lainnya, keduanya didefinisikan dengan begitu jelasnya dan pastinya. Dan yang satu itu ditunjukkan melalui kebutuhan, penerapan Salib tepat di dalam hati umat Kristen itu sendiri. Ya, langsung ke dalam sejarah mereka yang adalah milik Tuhan.

Salib dipanggil dengan cara yang sangat serius dan khidmat di dalam banyak, banyak umat Kristen, yang seperti jemaat di Korintus ini, adalah umat Kristen. Dan hanya Allah yang tahu betapa mereka membutuhkan pekerjaan Salib untuk mengubah mereka dari satu jenis umat Kristen ke jenis yang lain, dari satu kategori ke kategori yang lain, dari yang duniawi atau sekedar bersifat jiwa (yaitu, dengan kata lain, semacam umat Kristen yang seluruhnya bersifat Diri Sendiri) menjadi laki-laki dan perempuan rohani dari Roh.

Sekarang, saya tidak akan menetap sekali lagi untuk menekankan perbedaan itu. Itu ada di sini dan itulah penerapan praktikal pertama dari Salib setelah makna inklusifnya telah dikemukakan. Hal ini sedang diuraikan sekarang, dan ini di dalam seluruh lingkaran makna Salib, ini adalah hal pertama yang harus diselesaikan. Kita tidak bisa melanjutkan sampai hal ini telah diselesaikan.

Malam ini kita akan memasuki transisi besar dari surat pertama ke surat kedua. Dan sungguh transisi yang luar biasa. Ini benar-benar adalah suatu kemajuan sekaligus transisi. Artinya, ini bukan hanya perubahan pada tingkat yang sama, melainkan ini adalah pengembangan dari tingkat atau jenis umat Kristen yang baru. Sebuah transisi atau peralihan yang luar biasa, sebuah kemajuan yang luar biasa di dalam situasi rohani dan apa yang sekarang adalah mungkin.

Sekarang izinkan saya mengatakannya sekali lagi, dan saya percaya bahwa saudara akan berusaha untuk memperhatikan dengan cermat pada apa yang kami katakan, sebab saya ingin mengatakan sekali lagi kepada saudara, teman-teman terkasih: saya tidak berada di sini hanya untuk memberi saudara lebih banyak doktrin, dan pengajaran, dan informasi. Jika Allah tidak memasukkan hal-hal ini ke dalam diri kita dan menciptakan perkara yang nyata di dalam diri kita, kami telah gagal – konferensi atau pertemuan ini telah gagal dan kami tidak akan ingin mengadakan konferensi atau pertemuan lagi. Ini sangat penting bahwa hal ini harus ditanamkan jauh ke dalam diri kita dan untuk mendapatkan dampaknya. Jadi saya ulangi bahwa kelainan ini, perbedaan ini, yang dikemukakan dengan begitu jelasnya dan penuhnya di dalam surat pertama (dan saya akan meminta saudara untuk kembali ke kamar saudara dan membaca surat itu lagi dalam terang apa yang telah kami tunjukkan dan membacanya dengan hati-hati, tidak hanya ayat demi ayat, tetapi kalimat demi kalimat, dan saudara akan melihat betapa benarnya hal itu) bahwa kita harus, sebelum kita dapat melanjutkan, kita harus memiliki penyelesaian mengenai perkara tentang perbedaan ini yang diungkapkan di dalam surat nomor satu kepada jemaat di Korintus. Harus ada penyelesaian di dalam diri kita tentang hal ini: pengakuan tentang fakta bahwa ada dua jenis umat Kristen yang mungkin. Satu jenis adalah tipe umat Kristen yang murni bersifat jiwa; itu adalah sebuah fakta. Dan tipe lainnya adalah umat Kristen yang murni bersifat Roh Kudus. Sangat berbeda, jenis-jenis ini. Dan fakta perbedaan tersebut pertama-tama harus dihadapi, diselesaikan, diterima, sebelum kita dapat melangkah lebih jauh lagi.

Tuhan tidak akan membawa kita lebih jauh sampai kita telah menyadari hal ini sebagai fakta yang diungkapkan di dalam Firman Allah bahwa saudara bisa menjadi apa yang Paulus sebut duniawi atau rohani; alami, jiwa, atau umat dari Roh. Tentu saja kami dapat menghabiskan banyak waktu untuk membahas hal tersebut, namun kami hanya mencoba menyentuhnya saja, untuk menunjukkan apa yang dimaksudkan dengan hal tersebut.

Tidak, izinkan saya berhenti sejenak, izinkan saya berhenti sejenak untuk sekedar menambahkan kata ini: Seorang yang benar-benar rohani (yaitu, seorang yang diperintah dan dipimpin oleh Roh Kudus, yang hidup di dalam Roh) adalah seorang yang membawa segala sesuatunya kepada Tuhan untuk menanyakan pendapat-Nya tentang hal itu. Bahkan pakaian saudara dan segala sesuatu lainnya tentang kehadiran pribadi saudara – sikap saudara, tingkah laku saudara, pembicaraan saudara, atau sikap diam saudara … banyak sekali kejiwaan yang terdapatkan hanya dalam obrolan, menyia-nyiakan nilai-nilai makna abadi dengan hanya berdiri di sekitar mereka yang berbicara. Saudara tahu bahwa Salib sesungguhnya benar-benar perlu ditanamkan ke dalam lidah banyak umat Kristen. Dan bukan lidah yang nakal pada hakikatnya, bukan lidah yang jahat pada hakikatnya, melainkan hanya lidah yang tidak dikuasai oleh Roh Kudus. Kuasa Roh untuk berdiam diri dan bungkam ketika waktunya tepat untuk melakukannya. Itulah yang saya maksudkan.

Perbedaan antara manusia duniawi (dan ini belum tentu seorang yang gila melainkan seorang Kristen duniawi) dan seorang yang benar-benar rohani … dan sampai perbedaan itu dikenali – dilihat dan diterima – dan kita telah melakukan transaksi dengan Tuhan tentang hal itu dan berkata, “Sekarang ya Tuhan, jika itu adalah kebenaran – itu ada di dalam Firman dan aku percaya itu pasti benar, aku menyerahkan diri-ku kepada-Mu untuk dijadikan anak Allah yang sejati rohani dalam segala yang diartikan dari itu.” Saudara harus melakukan itu dan kemudian saudara dapat meneruskan kepada surat kedua kepada jemaat di Korintus. Saudara lihat, Salib datang masuk di sana bukan? Salib datang masuk. Sungguh, memang Saliblah yang menyentuh kita dalam perkara-perkara ini, perkara-perkara yang sangat praktis. Ini adalah Salib. Itu adalah transisinya sebagai sebuah fakta. Sekarang, kami harus terus melanjutkan untuk mempertimbangkan sifat transisi itu dan kebutuhannya. Dan surat kedua kepada jemaat di Korintus diisi dengan apa? Ini adalah pelayanan umat Tuhan.

Pelayanan Umat Tuhan

Seluruh surat ini berisi perkara tentang pelayanan umat Tuhan ini. Saya akan berhenti untuk menjelaskan hal tersebut, namun saya ingin saudara memperhatikan hal ini terlebih dahulu, bahwa sementara sang rasul memiliki lebih banyak lagi yang dapat dikatakan tentang dirinya sendiri secara pribadi di dalam surat ini dibandingkan di dalam surat-surat lainnya yang ia tulis, (saudara tahu lebih banyak tentang Paulus setelah saudara membaca surat ini daripada yang akan pernah saudara ketahui dengan membaca gabungan semua surat-suratnya yang lain; surat ini adalah tulisannya yang paling otobiografi) ini seolah-olah ia mempunyai begitu banyak hal untuk dikatakan tentang dirinya sendiri sehingga ia mengatakannya terlebih dahulu tentang dirinya sendiri sebagai hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan. Dan di tempat kedua, ia menyampaikan semua ini kepada jemaat di Korintus dan pada dasarnya ia berkata, “Apa yang benar mengenai diriku sebagai hamba Tuhan harus menjadi benar juga mengenai dirimu. Bukan orang-orang istimewa di antara kamu, tetapi dirimu sebagai jemaat.” Artinya, setiap individu membentuk jemaat di Korintus. Sebab pelayanan ini adalah pelayanan korporat, ini bukan hanya pelayanan perseorangan. Ini adalah pelayanan korporat. Jadi ia berbicara di sini tentang pelayanan Jemaat di dalam daerah-daerahnya sendiri yang, tentu saja, saudara dapat sekaligus secara mental menjadikan objektif dan berkata, yah, sekelompok umat. Tidak; saudara, saya. Hal ini berlaku bagi kita sebanyak hal ini berlaku bagi seluruh Jemaat. Ini tergantung pada individunya. Tidak mungkin ada jemaat tanpa individunya. Ini menuntut semua individu-individunya untuk membentuk Tubuh – anggota-anggotanya untuk membentuk Tubuh. Jadi, saya harus menggarisbawahi hal ini, agar saudara menjadi jelas bahwa apa yang dimaksud dengan pelayanan di sini ditunjukkan di dalam surat ini untuk diterapkan tidak hanya kepada Paulus, meskipun kepada dia yang pertama, tetapi juga kepada setiap anggota jemaat di Korintus dan itu berarti kepada setiap anggota Jemaat turun temurun selama berabad-abad sampai kepada semua yang berada di aula ini pada malam hari ini.

Ini adalah pelayanan yang ada di hadapan kita. Pertama-tama, apa itu pelayanan? Apa itu pelayanan? Bisakah saudara menjawab pertanyaan itu? Ya, itu berarti mendapatkan sebuah Alkitab, mempelajarinya, mengenal sesuatu tentangnya, menaruhnya di tangan saudara dan saudara pergi berkhotbah. Apakah itu pelayanan? Apakah ini dengan mengenakan kerah dan dasi, pakaian tertentu, dan sekarang saudara adalah seorang pelayan; itu adalah pelayanan? Salah satu komedi tragis yang paling menyedihkan yang pernah saya temui (tragedi, ya, bagi saya lucu juga) beberapa tahun yang lalu saya mengenal seorang laki-laki yang selama tiga puluh tahun telah melayani firman Allah, di sini, di sana, di mana-mana. Dan ia pernah menjadi pemimpin dari apa yang disebut “klinik rohani” di dalam konferensi-konferensi. Oh, ia sibuk sepenuhnya dengan ini. Seluruh waktunya diberikan untuk ini. Dan kemudian suatu hari, saya pergi ke sebuah konvensi dan saya melihat laki-laki terkasih ini datang ke arah saya. Dan ia berjalan menghampiri saya, mengulurkan tangannya dan berkata, “Saudara lihat, saudara? Aku sekarang sedang dalam pelayanan.” Ia mengenakan kerah klerikal. “Aku sekarang sedang dalam pelayanan.” Apakah saudara melihat apa yang saya maksudkan? Saya berkata, “tragedi di atas tragedi” – dan dalam arti tertentu, komedi di atas komedi. Itu bukanlah pelayanan. Itu adalah konsepsi yang salah tentang pelayanan.

Maafkan saya. Saya tidak bermaksud membuat tertawa atau membuat sesuatu menjadi lucu. Ini sangatlah menyedihkan untuk memiliki konsepsi dan pemahaman yang salah tentang apa pelayanan itu. Jika sekarang saudara diminta untuk menuliskan definisi saudara tentang pelayanan di atas selembar kertas, apa yang akan saudara katakan? Sekarang, di sini saudara memiliki dokumen Perjanjian Baru yang luar biasa, mengenai pelayanan Jemaat dan anggota-anggotanya, yang mencakupi kita semua. Apa yang diungkapkan sebagai pelayanan? Apa itu? Hanya ini saja, namun pastinya ini: pelayanan Kristus kepada orang lain. Pelayanan Kristus! Membawa Kristus ke dalam pandangan, bukan secara mental, tetapi secara hidup dan memberikan Kristus – sehingga di mana pun saudara berada dan di mana pun saudara pernah berada, ada sesuatu dari Kristus yang tertinggal. Sesuatu dari Kristus yang tertinggal. Secara mental mereka tidak mengetahui lebih banyak tentang Kristus tetapi mereka telah merasakan kehadiran Kristus. Mereka telah menyadari Kristus melalui kehadiran saudara. Sekarang saya akan menunjukkan itu sebentar lagi di dalam surat ini. Tapi itulah pelayanan, jika ada sesuatu apa pun di dalam surat ini yang berbicara tentang pelayanan, ini hanyalah bahwa orang-orang yang datang berhubungan dengan kita dan dengan siapa pun kita datang berhubungan, datang berhubungan dengan Kristus. Dan bahwa ketika kita terus menjalani hidup – sungguh makhluk yang miskin kita ini dan Paulus memperhitungkan hal itu mengenai dirinya sendiri – namun, entah bagaimana, kita meninggalkan jejak pengaruh di belakang kita – “bau yang harum” sebagaimana Paulus menyebutnya – dari Kristus. Bau yang harum dari Kristus. Umat akan pada akhirnya, yang telah mengenal kita dengan demikian hanya harus berkata, “Ya, memang, banyak kesalahan manusia jika kamu berkenan, tapi ada sesuatu dari Kristus yang aku alami karena perempuan itu – laki-laki itu.”

Itu sangat menguji, bukan? Sangat menantang. Pelayanan menghendaki umat rohani seperti itu, tapi itulah pelayanan. Singkirkanlah gagasan-gagasan lain ini dari benak saudara: profesionalisme dalam pelayanan, kepelayanan dan semua hal lainnya yang berkaitan dengan kegerajaan dan gerejawi. Semuanya! Singkirkanlah semua itu dan langsung dapatkanlah kepada hal ini: kehadiran-ku harus merupakan pelayanan Kristus di dunia ini, dan jika orang-orang benar-benar membutuhkan secara rohani, aku memiliki sesuatu untuk melayani kebutuhan mereka; sesuatu dari Kristus. Kristus oleh Roh dilayani melalui-ku.

Kedengarannya sangat sederhana, bukan? Hal ini mengacaukan banyak gagasan kita yang berlebihan tentang pelayanan. Namun ini sangat praktis, sangat nyata. Itulah pelayanan yang ada di dalam surat ini. Saudara lihat, rasul memberi kita beberapa ilustrasi mengenai hal ini di dalam suratnya. Saya berharap saudara semua membacanya sebelum saudara datang ke sini pada malam ini sehingga ini semuanya segar di dalam ingatan saudara, sebab kita hanya memiliki waktu satu jam. (Omong-omong, bacalah surat kepada jemaat di Galatia sebelum besok malam). Namun di sini rasul memberikan kepada kita beberapa ilustrasi mengenai arti pelayanan di dalam istilah-istilah yang telah saya gunakan.

Pertama-tama, ia membahas perkara ajaib tentang Musa yang turun dari gunung dengan loh batu hukum Taurat ini, dan kemuliaan Allah ada di mukanya. Ia turun dengan kemuliaan di mukanya – mukanya bercahaya dengan kemuliaan Allah. Ia turun dan ketika ia bergerak menuju kemah, kemuliaan di mukanya itu begitu cemerlang sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Ketika ia masuk untuk membacakan hukum Taurat, bangsa itu tidak berani menatapnya karena kemuliaan itu dan Musa harus menyelubungi mukanya ketika ia membacakan hukum kesaksian itu.

Muka yang penuh kemuliaan, tetapi bangsa itu tidak mampu … tidak mampu hidup di dalam kebaikannya dan hidup oleh kekuatannya … dan untuk menghargainya, dan untuk menikmatinya, dan untuk kemuliaan itu menetap bersama mereka karena kurangnya kapasitas rohani. Dikatakan, “Orang-orang Israel tidak tahan menatapnya.” Mereka tidak tahan menatapnya … mereka tidak bisa. Mereka tidak memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk menatap pada kemuliaan Allah.

Sekarang, saudara tahu kisah selanjutnya. Paulus menguraikannya dan membawanya ke dalam dispensasi ini dan ia berkata, “Apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, Tuhan Yesus, maka selubung itu diambil dari padanya.” Dan kemudian ia mengatakan hal yang luar biasa ini, hal yang luar biasa ini yang pada apa, teman-teman terkasih, saudara dapat pikirkan untuk sepanjang sisa hidup saudara tanpa melebih-lebihkan, “Allah yang telah berfirman: Dari dalam gelap akan terbit terang …” Akan terbit terang! Perintah besar di awal, “Jadikanlah terang …” “Allah yang telah berfirman: “Allah yang telah berfirman: Dari dalam gelap akan terbit terang, Ia juga yang membuatnya terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” Dan tidak ada selubung! Kita sekarang memiliki kapasitas rohani! Kita adalah orang-orang yang rohani! Kita memiliki Roh Kudus! Wajah Yesus Kristus memegang penyingkapan kemuliaan Allah. Wah, sungguh penyingkapan kemuliaan Allah yang ada di wajah Kristus! Kata “wajah” itu tentu saja, hanyalah simbolisme.

Saudara tahu, saudara tahu dari wajah seseorang. Saudara tahu banyak tentang orang tersebut, bukan? Banyak hal tentang orang tersebut … Wajah seharusnya menjadi indeks seseorang, karakternya dan isi hidupnya. Begitulah cara penggunaannya di sini. Di dalam Yesus Kristus terdapatkan wahyu Bapa yang tersingkapkan dan yang bercahaya di dalam hati kita. Bercahaya di dalam hati kita! Ini bukanlah suatu hal yang objektif – matahari, atau aura, atau lingkaran cahaya di luar. Yang bercahaya di dalam hati kita! Dengan kata lain, melalui Roh Kudus yang diberkati, kita telah dapat melihat Tuhan Yesus di dalam roh, untuk menghargai keajaiban Allah di dalam Yesus Kristus! Yang bercahaya di dalam hati kita! Dan secara tersirat rasul mengatakan, “Jika Terang kemuliaan Allah itu bercahaya di muka Musa dan dilihat oleh semua orang, maka dengan cara yang sama, apa yang telah bercahaya di dalam hati kita seharusnya juga terlihat oleh orang-orang.” Saudara tidak bisa memiliki Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah bercahaya di dalam hati saudara tanpa orang lain mengetahui sesuatu tentangnya. Itulah pelayanan!

Dan kami dapat merenungkan banyak hal tentang bagian surat itu tentang selubung dan sebagainya. Ada lebih banyak lagi yang bersangkutan tetapi Paulus berkata, “Itulah pelayanan!” Ini adalah pelayanan kemuliaan Kristus yang dinyatakan di dalam hati kita. Dan kemudian ia menggunakan ilustrasi lain. Hal ini telah disebutkan di dalam konferensi ini: Surat yang Hidup. Ia telah bergerak ke alam lain. Ia mungkin telah bergerak ke alam yang disebut Ostraca – pecahan tembikar yang dibuang dari setiap rumah di tempat yang saudara sebut, … apa itu, tempat saudara membuang sampah? Kami menyebutnya tempat sampah, saudara menyebutnya, oh ya – tong sampah. Mereka dibuang di sana. Pada pecahan-pecahan tembikar ini pesan-pesan ditulis dan dikirim seperti surat. Begitulah cara mereka mengkomunikasikan pesan-pesan dan informasi mereka. Mereka dibawa bermil-mil jauhnya.

Seorang anak laki-laki pernah masuk tentara, tentara Roma sangat, sangat jauh sekali. Suratnya tidak sebagus surat udara saudara, saudara tahu. Miliknya adalah sebuah tembikar dengan pesan yang tertulis di atasnya untuk ayah atau ibu. Dan setelah barang-barang ini diterima dan pesannya diterima, tembikar itu dipecahkan, dan dibuang di luar. Ini disebut Ostraca, dari situlah kita mendapatkan kata “pengucilan” kita – sesuatu yang dibuang.

Sekarang Paulus telah membahas hal itu dan ia menerjemahkannya ke dalam kehidupan orang percaya dalam hal pelayanan. Tidak merujuk sebagai sampingan, ia membuat metaforanya sedikit campur aduk, biasanya ia begitu, Paulus, ia terlalu terburu-buru untuk membereskan hal-halnya dan menyusun semuanya dalam urutan yang benar. Ia merujuk kembali kepada Musa, loh-loh batu, pena dari besi … Tidak, tidak pada loh-loh batu, atau dengan pena dari besi, tetapi pada loh-loh daging, yang ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, jari Allah, dari hati. Dan saudara menjadi surat yang hidup! Saudara akan secara pribadi berkata, “Tetapi Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat.” Di sini saudara memiliki bejana tanah liat dengan pesan yang tertulis di atasnya. Kita adalah bejana tanah liat dan di dalam diri kita telah dituliskan oleh jari Allah, pengetahuan tentang kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus, dengan akibat: kita adalah surat-surat hidup yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang! Dan apa yang dikatakan dokumen-dokumen ini? Apa yang dikatakan oleh bejana manusia ini? Bejana-bejana tanah liat yang rapuh ini, apa yang dikatakan oleh mereka? Mereka memperkenalkan kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus! Kita adalah itu. Itulah pelayanan!

Saya katakan sekali lagi, ini menantang … ini menguji. Tapi itulah pelayanan menurut surat ini. Ia mengilustrasikan, saudara lihat, pelayanan – surat-surat yang hidup. Dan ada transisi yang berlangsung, pertama-tama, transisi dari yang lahiriah – loh-loh batu, ditulis dengan tinta, lahiriah – ke batiniah: hati, hati daging. Pelayanan ini adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita sekarang, bukan objektif. Ini bukan perpustakaan saudara. Bukan kumpulan komentar-komentar. Runtuhkanlah mereka dan jadikanlah batu. Itulah apa yang Roh Kudus katakan kepada saudara di dalam hati saudara tentang Tuhan Yesus. Hal-hal ini mungkin berguna setelahnya, tapi pertama-tama, apa yang Tuhan katakan di dalam diri-ku? Apa ucapan ilahinya, jika menggunakan bahasa nabi? Apa ucapan ilahi firman Tuhan di dalam hati-ku? Di dalam hati-ku … “Firman-Mu seperti api yang menyala-nyala, yang terkurung dalam tulang-tulangku,” kata nabi.

Sebuah transisi dari lahiriah ke batiniah – itulah pelayanan. Apa yang saudara miliki di dalam diri saudara – itulah yang disebut pelayanan. Dari yang lahiriah ke yang batiniah; dari surat ke Roh, dan rasul Paulus menarik kontras itu, “sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” Dari surat (yang hanya merupakan kata-kata kebenaran, meskipun ini adalah kebenaran Kristen) hingga makna rohaninya dan penafsiran serta kekuatan dari kebenaran itu; hidupnya hal itu. Bukan surat yang mematikan melainkan hidup dari surat itu di dalam diri kita. Itulah pelayanan. Transisi dari kematian (hukum yang tertulis mematikan) menuju Hidup!

Jika menggunakan kata-kata Paulus sendiri di sini dan di tempat lain, semuanya ini berartikan demikian, wahyu batiniah yang diberikan oleh Roh Kudus tentang Yesus Kristus sebagai perwujudan Allah Bapa. Saya tidak bermaksud mengatakan sesuatu yang terpisah dari Kitab Suci, atau terlepas dari Kitab Suci, atau sebagai pengganti Kitab Suci. Dalam kehidupan pelayanan saya, saya telah mengalami kejadian-kejadian yang sangat menyedihkan di mana orang-orang datang kepada saya dan berkata “Tuhan telah menunjukkan kepadaku ini dan itu …” Dan saya telah mengatakan bahwa “ini dan itu” tidak sesuai dengan Kitab Suci; itu bertentangan. “Tidak, itu tidak masalah. Itu tidak masalah. Tuhan telah menunjukkannya kepadaku.” Dan saudara tidak heran jika ada kebingungan dalam hidup. Tidak, melalui Kitab Suci … oh, teruslah hidupkan Firman. Hiduplah dalam Firman. Biarlah Firman Allah berdiam secara berlimpah di dalam diri saudara, sehingga dalam segala hikmat dan pengertian rohani, saudara-saudara terkasih, melalui Firman, Roh Kudus menyingkapkan.

Beberapa di antara kita tahu betul apa artinya untuk memiliki pengetahun yang cukup luas dan komprehensif tentang isi Alkitab sehingga kita dapat mengambil papan tulis dan menguraikan kitab mana pun di dalam Alkitab pada saat tertentu dan tidak pernah melihat dengan cara yang telah benar-benar merevolusi hidup kita, apa artinya itu. Apa artinya itu … itu adalah hal yang sangat berbeda, bukan? Apa artinya dari apa yang dikatakannya; mengerti? Namun ini adalah Roh Kudus melalui Firman mengungkapkan Kristus di dalam. Itulah pelayanan Jemaat dan itulah pelayanan.

Sekarang, transisinya, sifat transisinya, biaya transisinya. Ini ada di sini, tentu saja bahwa Salib datang masuk sebab kehidupan yang demikian, kehidupan yang penuh kesaksian itu, kehidupan yang penuh pengaruh itu, kehidupan yang melayani Kristus itu, pelayanan yang demikian! Pelayanan seperti ini adalah hal yang sangat mahal. Jangan salah dalam hal ini, dan kita harus memikirkan fakta ini dengan sungguh-sungguh dan panjang: biaya dari pelayanan yang seperti itu. pelayanan, demikian disebutnya, tidak selalu mahal bagi mereka yang melaksanakannya; ini mekanis. Mekanis! Tidak, namun pelayanan seperti ini sangatlah mahal dan seperti yang saya katakan, di situlah Salib datang masuk.

Sekarang, bukankah ini cukup mengesankan, ini tidak menghilangkan apa pun, namun cukup mengesankan bahwa dalam surat kedua kepada jemaat di Korintus ini, Salib tidak disebutkan satu kali pun dengan namanya. Namun tidak ada surat di dalam Perjanjian Baru di mana Salib lebih tersirat atau begitu tersirat. Di mana-mana Salib tersiratkan, atau tersiratkan secara kuat. Dan jadi saudara menemukan bahwa kata-kata yang menonjol dalam surat ini adalah: “Kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus.” Saudara dapat menyelidiki itu. Saya percaya saudara akan menemukan bahwa sembilan kali penderitaan dan kesengsaraan Kristus disebutkan di dalam surat ini. Bukankah ini hanyalah cara lain untuk berbicara tentang Salib … Salib di dalam kehidupan hamba, dan pelayanan kepada Tuhan. Dan jika rasul Paulus menjaga dirinya sendiri dalam pengertian yang benar dan patut dalam pandangan dalam kaitannya dengan pelayanan, betapa banyaknya yang ia katakan dalam surat ini tentang penderitaannya. Yah, mungkin saudara belum mempelajarinya, apa yang harus dialami laki-laki yang terkasih ini. Ia kemudian memberi kita sebuah katalog tentang kesulitan-kesulitan lahiriahnya: kapal karam dan kekurangan-kekurangan dan ketelanjangan dan bahaya-bahaya di laut dan di darat – perampokan dan sebagainya. Ya, itu cukup sulit.

Tapi ada daftar lain yang saudara kumpulkan dari surat ini yang ia rujuk tetapi tidak seluruhnya, saudara harus mendapatkannya dengan cara deduksi. Dan anehnya, hal ini datang kepadanya dari Korintus. Hal-hal yang diucapkan oleh orang-orang percaya yang terkasih ini, yang berhutang segalanya, secara rohani, kepada-nya, hal-hal yang mereka katakan tentang dia! Pertama-tama, ada sebuah kelompok, atau dua atau tiga kelompok di Korintus yang tidak mau menerima Paulus. Mereka berkata, “Kami dari golongan Apolos” atau “Aku dari golongan Apolos” dan “Aku dari golongan Kefas,” dan kelompok superior lainnya “Aku dari golongan Kristus”, yang berarti “Kami bukan dari golongan Paulus.” Dua atau tiga kelompok yang tidak akan memiliki Paulus. Tidak akan memiliki Paulus. Dan kemudian hal-hal yang mereka katakan tentang dia, mereka mengatakan bahwa kehadiran pribadinya tercela. Saya kira merujuk pada tubuhnya, penampilan fisiknya, luka dan tanda-tanda penderitaannya serta kesengsaraan fisiknya. Mereka berkata, “Kehadiran pribadinya tercela. Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi kehadiran pribadinya tercela. Ia adalah seorang autokrat. Ia mengubah segalanya demi kepentingannya sendiri, mencoba mendapatkan pengikut untuk dirinya sendiri. Ia bahkan menggunakan dana tersebut untuk keperluan pribadinya. Dan … “Baiklah, mari kita lanjutkan? Semua hal ini ada di dalam surat ini, saudara tahu, semuanya ada di sana. Laki-laki itu didiskreditkan oleh mereka yang berhutang banyak kepadanya, dihina, ditolak, dipermalukan tetapi ia berkata, “Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semaking kurang dikasihi.”

Surat ini adalah tangisan-nya, boleh dibilang isak tangis hati yang patah, karena apa yang ditemuinya – bukan dari dunia saja, ia bisa menjalan itu, menjalaninya – melainkan dari dalam … saudara palsu, teman palsu, pengkhianat dan tidak setia, dan banyak hal tidak baik lainnya. Dan ini semua disebut penderitaan Kristus … kesengsaraan Kristus, yang menimpa dia. Dan kemudian terjadi satu kejadian yang luar biasa itu dan ia berkata, “Aku akan memberitahu-mu, karena mereka mengecewakan aku, aku ditekan melebihi batas kemampuan-ku. Aku mendapatkan hukuman mati … hukumannya adalah kematian.” Ditekan di luar batas, dan hukuman mati.

Dan satu hal lagi: duri di dalam dagingnya, yang tidak datang baik dari dunia maupun dari umat Kristen; sesuatu yang Tuhan izinkan. “Diberikan sebuah pasak.” Duri bukanlah kata yang tepat – ini tidak cukup besar! “Sebuah pasak di dalam dagingku! Utusan iblis untuk menggocoh aku, tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.” Bisakan saudara membayangkannya? Seseorang berkata, “Oh, Tuhan, tidakkah Engkau berkenan membebaskan diriku dari duri ini?” Bermohon kepada Tuhan – tidak ada jawaban. Bermohon lagi, “Tuhan, Tuhan, lakukanlah, lakukanlah sesuatu terhadap duri ini! Singkirkanlah duri ini.” Duri ini sungguh membuat perjalanannya menjadi sangat keras, sangat sulit … “Singkirkanlah duri ini, Tuhan!” Dan tidak ada jawaban. Ketiga kalinya, dan kita melihat Tuhan kita di Getsemani sebanyak tiga kali, “Jika mungkin …” Penderitaan Kristus, “Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.” Dan yang ketiga kalinya … dan kemudian Tuhan menjawab. Dan bagaiman Ia menjawabnya? “Tidak. Tidak, Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Dan tanggapan sang rasul: “Karena itu aku senang dan rela di dalam penderitaan.” Kesengsaraan, kesengsaraan Kristus.

Sekarang, apakah saya sudah cukup berkata? Saya belum mengatakan semuanya, tandailah, untuk menunjukkan bahwa pelayanan seperti ini yang dikemukakan di sini, adalah pelayanan yang mahal. Dan penderitaan tidak bisa dihindari. Tapi mengapa? Mengapa? Allah lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Allah sangat memperhatikan hal-hal yang esensial, nilai intrinsiknya; bukan yang luas dan langsung yang dangkal, melainkan yang dalam. Yang nyata. Sesuatu yang akan mereproduksi karena nilai intrinsiknya; bahwa ketika laki-laki ini telah pergi, apa yang Allah lakukan di dalam dirinya akan bertahan setidaknya selama dua ribu tahun, dan terus bertumbuh dan terus bertumbuh dan terus bertumbuh hingga memenuhi seluruh dunia. Melalui penderitaan laki-laki ini!

Ini adalah pelayanan yang mahal, pelayanan seperti ini yang saudara minta untuk pelayanan. Ya, ini tergantung sepenuhnya pada apa hati kita menetap, teman-teman terkasih, apakah kita hanya ingin menjadi kapal yang melintas di malam hari dan berbicara kepada satu sama lain sambil berlalu, dan kemudian menghilang selamanya. Jika kita ingin menjadi sekedar kupu-kupu yang terbang melintasi dunia tanpa dampak, efek, pengaruh yang vital. Jika saudara ingin menjadi seperti itu, apakah saudara ingin menjadi seperti itu? Datang dan pergi dan tidak ada banyak hal yang bisa ditunjukkan saat saudara pergi? Ataukah di dalam hati, kita memang menginginkan hal seperti ini – sesuatu yang akan terus hidup dan terus bertumbuh dan terus bertumbuh ketika kita tiada. Ketika kita tiada … itu adalah hal yang paling menguji, saudara tahu, bagi siapa pun; untuk hidup untuk masa yang akan datang ketika saudara tidak akan berada di sini untuk mengetahuinya. Saya bertanya-tanya … Mungkin ia tahu – saya tidak tahu rahasia-rahasia itu tentang apa yang diketahui ketika saudara telah pergi di hadirat Tuhan, tapi kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah mereka tidak tahu, jika Paulus akan kembali ke sini di dunia ini saat ini dan melihat di seluruh dunia penuh dengan buku-buku yang ditulis tentang surat-suratnya dan semua jemaat-jemaat dan orang-orang Kristen, apakah mereka rohani atau tidak, hanya membaca dia dan mempelajarinya dan berbicara Paulus – saya bertanya-tanya apa yang akan ia katakan?

Nah, saudara tahu, ini adalah yang di kesudahannya yang akan menunjukkan apa nilai dari pelayanan kita, apa nilai dari kehidupan kita di sini. Jadi, rasul memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang hal itu, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat yang rapuh. Manusia lahiriah kami semakin merosot,” dan seterusnya. Ujiannya adalah nilai-nilai abadinya. Mungkin dalam masa hidup yang singkat atau seumur hidup yang penuh, paling-palingnya hal yang tidak memadai, sejauh mana kita bersangkutan … bejana-bejana tanah liat rapuh yang miskin. Dan jika saudara pernah berkata kepada Tuhan seperti yang sudah sering saya katakan, “Tuhan, Engkau mempunyai sebongkah tanah liat yang buruk di sini. Sebongkah tanah liat yang sangat buruk, aku tidak tahu mengapa Engkau bahkan memilihnya.” Ya, namun, namun, rasul Paulus yang agung akan menyebut dirinya sebongkah tanah liat yang buruk, sebuah bejana tanah liat yang rapuh, “Bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Dan ia melanjutkan dengan katalog masalahnya … Kami dianiaya, kami … kami … kami, tapi! Nilai intrinsiknya – buah penderitaannya. Buah penderitaan! Yah, saya tidak berbasa-basi, seperti yang kami katakan. Saya tidak bersembunyi dari saudara. Ini tergantung pada apa jenis pelayanannya, dan pastinya saudara pasti tahu, teman-teman terkasih, jika saudara memiliki pengalaman sama sekali, saudara tahu bahwa orang-orang yang telah membantu saudara paling banyak, paling dalam di dalam kehidupan rohani saudara, adalah orang-orang yang telah melalui api, yang telah datang mengenal Tuhan di dalam penderitaan. Bukankah itu benar? Dan saudara tahu betul bahwa orang-orang yang belum menderita tidak dapat berguna bagi saudara, tidak dapat membantu saudara! Saudara tahu itu. Saudara harus berkata, “Wah, mereka belum mengalami penderitaan, dan mereka tidak dapat menolong kita.” Bukankah itu benar?

Nah ini dia, inilah jenisnya – apa pelayanan itu. Apa itu … kodratnya, maknanya, nilainya, pekerjaan kekalnya, sifat rohaninya dari hidup kepada ini, dan biayanya. Biayanya. Saya tidak akan melakukan apa pun yang akan membuat saudara tertekan. Saya tidak akan meninggalkan awan menutupi hati saudara, jangan sampai. Namun saya tahu ini benar, dan saya percaya bahwa ada cukup banyak orang di sini, jika tidak semuanya, cukup banyak orang di sini yang akan benar-benar menanggapi dan berkata, “Tuhan, jadikanlah hidupku berarti, berarti secara kekal. Tuhan, lakukanlah, lakukanlah … apa pun yang tidak Engkau lakukan, lakukanlah satu hal ini: bahwa ketika aku sudah menjalani hidupku, aku akan meninggalkan nilai-nilai yang rohani dan kekal. Agar mereka dapat menunjukkan diri mereka lagi di hidup-hidup lain. Aku tidak akan berada di sini untuk melihatnya, atau mengetahui apa pun tentangnya, namun demikian, Tuhan, itu bukanlah intinya. Perkenananku, kepuasanku, kesenanganku bukanlah intinya; ini adalah perkenanan-Mu, kepuasan-Mu, kesenangan-Mu, apa yang Engkau peroleh.” Apakah saudara, apakah saudara benar-benar berkomitmen kepada Tuhan dengan cara seperti itu? Oleh karena itu, maukah saudara memikul salib saudara? Tentu saja ini adalah cara Injil untuk menggambarkannya: ini adalah cara kiasan. Saudara tidak mendapatkannya seperti itu setelah, salib yang sebenarnya, tetapi apa artinya saudara mendapatkannya, memikul salib saudara, menyangkal diri saudara sendiri (jiwa saudara) dan mengikuti Dia.

Saya tidak akan menambahkan lebih banyak lagi. Saya pikir saudara telah memiliki cukup untuk melihat inilah pelayanannya: melihat Tuhan oleh iluminasi Roh Kudus di dalam hati kita – dan efek yang spontan, efek yang spontan dari hal itu. Ini spontan! Oh, terpujilah Allah untuk spontanitas ini! Saudara lihat, saudara tidak perlu berjuang dan bekerja keras untuk pelayanan, saya telah melakukan hal itu selama bertahun-tahun – harus terus menghasilkan khotbah dan mencari jerami untuk membuat batu bata dan mempertahankan pekerjaan itu karena saya dibayar untuk menjadi seorang “pelayan”! Oh, betapa menderitanya semua itu, sampai krisis besar di Roma 6 itu dan Salib! Sejak saat itu, ketegangan itu, ketegangan semacam itu hilang, ini menjadi spontan, ini adalah langit yang terbuka! Ini adalah langit yang terbuka. Ini spontan, hidup.

Nah, apakah itu sudah cukup? Tuhan memberi kita latihan diam-diam dan serius mengenai hal ini, komitmen kita, sehingga ketika kita telah meninggalkan dunia ini, segala sesuatunya tidak hilang bersama kita untuk apa kita berada di sini. Marilah kita berdoa?

Tuhan, mungkin ada yang perlu diperbaiki atau diluruskan, atau ditangkap dengan lebih jelas lagi, namun kami telah berusaha untuk menyampaikan kepada umat-Mu sesuatu dari apa yang telah Engkau bebani di dalam hati kami, dan kami hanya dapat mempercayakan masalah tersebut kepada-Mu. Tuhan yang diberkati, ambillah malam ini dan jadikanlah malam ini bermanfaat … bahwa akan ada nilai intrinsik dari hidup-hidup ini. Oh, jadikanlah kami surat-surat yang hidup ini, yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang … jadikanlah hati kami loh-loh ini pada apa Roh Allah menuliskan wahyu kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus. Semua yang benar-benar diartikan dari kata-kata kiasan ini, jadikanlah nyata di dalam diri kita, kami berdoa. Dan berikanlah kami kasih karunia agar kami dapat menang … menang dalam kesengsaraan, menang dalam penderitaan, menang dalam kesusahan, dan mengetahui bahwa ini adalah penderitaan Kristus, persekutuan dalam penderitaan-Nya. Oleh karena itu, hal-hal tersebut pastilah sangat menguntungkan, sangat bermanfaat, jika hal-hal tersebut adalah milik-Nya. Jadikanlah demikian. Dan sekarang, biarlah tangan-Mu ada pada kami saat kami meninggalkan tempat ini, tidak ingin memadamkan apa pun yang benar-benar hidup dan rohani; namun demikian, selamatkanlah kami dari, bagaimanapun juga, menghilangkan, menghilangkan apa yang Engkau, telah coba katakan. Jadikanlah demikian, demi kemuliaan, pujian dan kehormatan-Mu, selama-lamanya. Amin.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.