Austin-Sparks.net

Salib Tuhan kita Yesus Kristus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 5 – Salib dan Peperangan untuk Menjadi Anak

Untuk saat ini, izinkan saya mengingatkan saudara akan dua hal: kemungkinan (setidaknya kemungkinan) bahwa Tuhan akan berfirman di tempat ini pada malam hari ini. Jika doa kami dikabulkan, maka ini akan demikian. Dan, jika memang demikian, kami telah menerima tanggung jawab yang sungguh-sungguh dalam membiarkan diri kami sendiri untuk mendengarkan Tuhan berfirman. Ini mungkin merupakan suatu hal yang sangat diberkati untuk mendapatkan Tuhan berfirman tetapi ini adalah hal yang sangat bertanggung jawab, sebab kita tidak bisa menjadi sama di hadapan Tuhan ketika Ia berfirman. Dan kami bersama, Tuhan, telah berkata: berfirmanlah. Berfirmanlah ya Tuhan, di dalam keheningan sementara aku menantikan-Mu … Berikanlah kepada kami hati yang tersentuh sepenuhnya dengan darah Yesus yang berharga, pikiran yang terjaga, dan kasih karunia agar kami dapat menerima dan menaati … Kami mohon di dalam nama Tuhan Yesus, amin.

Karena ada cukup banyak orang yang telah bergabung dengan kita sejak tadi malam, mungkin ada gunanya jika saya segera meninjau kembali jalan yang telah kita ikuti pada malam ini dengan judul umum, “Salib Tuhan kita Yesus Kristus.” Tujuan kami adalah untuk melihat bagaimana Salib disajikan kepada kita di dalam surat-surat Rasul Paulus dan apa yang dinyatakan di dalam setiap surat sebagai penerapan dan makna tertentu dari Salib.

Dengan surat kepada jemaat di Roma, kami mulai memperhatikan betapa komprehensifnya dan inklusifnya Salib itu. Dan kemudian dari keinklusifan-seluruhnya itu, kami mulai di urutan kedua penguraiannya, dapat dikatakan, dan penerapannya pada situasi-situasi dan kebutuhan-kebutuhan tertentu dan khusus; yang pertama ada di dalam surat pertama kepada jemaat di Korintus. Dan kami memperhatikan bahwa di dalam surat itu ada kesenjangan besar yang dibuat: kesenjangan antara situasi dan kondisi jemaat di Korintus ketika Paulus menulisnya, dan situasi dan kondisi yang ingin ia bawa mereka melalui Salib – berulang kali menekankan bahwa Salib adalah jalan transisi dari yang satu ke yang lainnya. Dan kami membahas hal tersebut dengan dua kemanusiaan, bahkan di mana umat Kristen bersangkutan, tipe umat Kristen itu yang Paulus gambarkan sebagai manusia duniawi … yang secara harfiah, dalam bahasanya sendiri, adalah manusia dari jiwa, manusia berjiwa, tipe yang hidup sepenuhnya berdasarkan jiwa. Dan kemudian di sisi lain, jenis kemanusiaan lainnya: manusia rohani, manusia roh dan diatur oleh Roh. Surat ini terbagi ke dalam dua kategori tersebut, yaitu dua kemanusiaan yang ada dalam kompas komunitas Kristen. Dan kita telah melihat betapa berbedanya keduanya, bahkan sebagai orang Kristen, dan tentang bagaimana Salib memotong dengan jelas di sana untuk memisahkan jiwa dan roh. Saya akan menyampaikan hanya beberapa kata tambahan sehubungan dengan hal tersebut.

Saudara harus ingat bahwa dengan rasul Paulus, sebagai orang yang memiliki pelatihan Yahudi dan pengetahuan tentang Kitab-Kitab Ibrani yang sangat menyeluruh, apa yang kita sebut Perjanjian Lama, akan selalu ada latar belakang tersebut di dalam mentalitasnya. Roh Kudus akan mengambil latar belakang tersebut dan meskipun mungkin tidak selalu mengutip Perjanjian Lama atau mengacu pada kitab tertentu di dalam Perjanjian Lama, namun ini tetap ada di sana di sepanjang waktu. Jika saudara melihat ke bawah permukaannya, saudara akan menemukannya. Dan dalam hubungan khusus ini yang sedang kami pikirkan sekarang, ini sangat jelas bahwa ada latar belakang semacam itu dengan apa yang ditulis rasul di dalam surat pertama kepada jemaat di Korintus.

Di sini, di dalam surat ini, ia membawa ke dalam pandangan tahap sejarah Israel itu yang berada di padang gurun dan permasalahannya yang tragis. Di dalam pasal 10 dari surat pertama, ia mengemukakan hal itu sebagai peringatan bagi jemaat di Korintus. Saudara ingat itu, ia berbicara tentang kegagalan dan kejatuhan mereka di padang gurun setelah keluar dari Mesir, setelah ditebus dengan darah yang mahal. Ini bukanlah penafsiran saya; ini tepatnya adalah apa yang Paulus katakan. Mereka jatuh di padang gurun, mereka mati di padang gurun, dan mereka tidak melalui sampai kepada apa yang dimaksudkan Allah ketika Allah membawa mereka keluar. Dan saya katakan sekali lagi, ia menggunakannya sebagai peringatan yang sangat serius kepada jemaat di Korintus dan pada dasarnya berkata: Waspadalah! Kamu sekarang berada pada posisi yang sama dengan Israel pada saat itu dan aku memperingatkan kamu bahwa nasib-mu bisa menjadi sama dengan nasib mereka. Kamu bisa gagal untuk melalui sampai kepada apa yang dimaksudkan oleh Allah ketika Ia memanggilmu. Kamu bisa (menggunakan kata-katanya sendiri) binasa, di padang gurun.

Saya tahu hal itu akan menimbulkan beberapa pertanyaan di benak saudara, dan saya menduga saudara akan ingin menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu kepada saya jika saudara mempunyai kesempatannya, jika saya memberi saudara kesempatan itu, tentang ketekunan terakhir dan tentang pernah diselamatkan dan menjadi tersesat setelahnya dan sebagainya. Namun jangan lupa, kami tidak sedang berbicara tentang keselamatan. Hal itu telah diselesaikan dengan jemaat di Korintus. Kami sedang berbicara tentang bagian: tujuan keselamatan. Dan Paulus akan membuatnya sangat jelas bahwa saudara mungkin berada di atas dasarnya, ia mengatakannya di sini di dalam pasal 3, saudara mungkin berada di atas dasar yang adalah Kristus tetapi ketika saudara berada di atas dasar itu, saudara bisa membangun sebuah bangunan yang akan hilang seluruhnya dengan seluruh pekerjaan hidup saudara hangus terbakar. Dan itu hanyalah cara lain menafsirkan Israel di padang gurun.

Lalu, apa itu yang menjadi akar tragedi Israel? Dan saudara mendapatkan jawabannya di dalam surat Ibrani pasal empat. Sekarang saudara tahu, manusia telah berjuang selama berabad-abad untuk mengeluarkan Paulus dari dalam surat kepada orang Ibrani! Kami tidak akan memperdebatkan tentang penulisnya, tetapi ada sesuatu yang sangat mirip di sini, jika tidak identik, di dalam pasal sepuluh ini dari surat pertama kepada jemaat di Korintus dan pasal keempat dari surat kepada orang Ibrani. Saudara perhatikan di dalam pasal empat itu, penulisnya (siapapun dia itu) penulis ini berbicara tentang hal yang sama: “Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka …” dan ia memperbesar tentang tragedi Israel yang binasa di padang gurun dan tidak datang masuk untuk menduduki negeri itu. Dan kemudian ia menggunakan kata sambung itu kepada apa saya menarik perhatian saudara malam hari lalu tanpa memperbesarnya seperti yang saya lakukan sekarang: Sebab! “Sebab mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka … mereka binasa di padang gurun.” “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh.” Di sanalah terdapatkan kedua karakter saudara lagi. Dua kemanusiaan: manusia duniawi binasa di padang gurun. Manusia rohani yang dibangkitkan, melewati dan melaluinya. Sangat mengesankan bukan?

Kata “sebab” yang kecil itu, kata “sebab” yang kecil namun perkasa itu ... “firman Allah memisahkan jiwa dan roh.” Implikasi dari pernyataan sebenarnya adalah: jiwa … itulah penyebab semua masalahnya di padang gurun. Jika saudara mengingat sejarah tahun-tahun itu, dekade-dekade di padang gurun itu, oh betapa banyaknya jiwa! Jiwa selalu begini: apa yang akan aku dapatkan dari ini? Apa manfaatnya bagi-ku? “Aku …” Di Korintus, “kamu semua masing-masing berkata aku”; apa yang akan aku dapatkan dari ini? Yang rohani … dan saudara ingat perubahannya, transisinya, dengan Yosua: “Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu.” Oh, ini adalah perkenanan Tuhan, bukan perkenanan diriku! Perbedaan antara jiwa dan roh … Aku – Engkau. Dan kita harus datang kepada hal itu dengan sangat pasti saat kita datang kepada surat kepada jemaat di Galatia saat ini.

Saya ingin saudara memperhatikan bahwa ini adalah masalah besarnya di antara umat Allah, ditebus dengan darah yang berharga, dibawa keluar dari dunia dan perbudakan oleh iblis, namun … namun gagal untuk mencapai tujuan penebusan itu dan segala yang Allah maksudkan. Dan Salib datang masuk untuk menyelamatkan kita dari kejatuhan di padang gurun, di perjalanan, dan kehilangan bagian itu, dengan bertindak seperti pedang bermata dua yang menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh. Itulah Salib di dalam surat pertama kepada jemaat di Korintus. Dan kemudian kita melihat setelahnya, tadi malam, bahwa ketika masalah tersebut telah diselesaikan secara mendasar (karena masalah-masalah ini tidak diselesaikan sekaligus, saudara tahu, mereka hanya diselesaikan secara mendasar, masih ada lebih banyak lagi yang harus dilakukan) kita akan menemukan bahwa ada lebih banyak lagi di dalam surat kedua kepada jemaat di Korintus yang harus dilakukan dalam koneksi itu. Tetapi akarnya telah tersentuh. Kapak telah diterapkan pada akarnya, sesuatu telah dilakukan.

Saudara melihat pada pasal ketujuh dari surat kedua kepada jemaat di Korintus, saudara mendengar rasul berbicara tentang apa yang terjadi setelah mereka menerima suratnya yang pertama. Oh, rasa malu yang luar biasa! Oh, air mata yang luar biasa! Oh, kesedihan yang luar biasa! Mereka adalah umat yang hancur. Mereka tidak hancur sebelumnya, sekarang mereka adalah umat yang hancur. Mereka menangis dan meratap atas apa yang telah terjadi. Saya katakan kapak sedang ditanamkan pada akarnya dan sesuatu yang mendasar telah dilakukan dan oleh karena itu mereka dapat datang melewati sungai Yordan, bisa dikatakan, datang melalui atau melewati dan memulai di atas dasar yang sama sekali baru: dasar langit terbuka, dasar muka yang tidak berselubung. Ingat? Muka yang tidak berselubung … “Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Saudara berada di sisi lain itu. Ada suasana yang berbeda bukan, di dalam surat kedua kepada jemaat di Korintus dari di yang pertama? Sungguh suasana yang cukup berbeda. Dan tampaknya sekarang bahwa ada kemungkinan-kemungkinan sekarang, sehingga mereka datang ke dalam kebaikan dari muka yang tidak berselubung, dengan kata lain yang digunakan oleh rasul, adalah “Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita.” Ini adalah terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Saudara tidak bisa mengatakan itu di dalam surat yang pertama, tetapi saudara dapat mengatakannya di dalam surat yang kedua! “Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini …” pelayanan muka yang tidak berselubung.

Saya tidak akan membahas semua yang telah kami bahas dalam waktu satu jam penuh tadi malam, namun intinya adalah mereka sekarang terwakili di dalam posisi rohaninya dan saudara memperhatikan urutan rohaninya dari surat-surat ini bukan? Urutan rohaninya adalah untuk bergerak maju, dengan prospek baru dan kemungkinan baru, potensi baru, wasiat baru, suasana baru. Sehingga ketika umat berhasil melewati sungai Yordan, seperti itulah keadaannya, saudara bernafas dengan lebih bebas.

Saat saudara membaca surat pertama kepada jemaat di Korintus, khususnya pasal-pasal awal itu, saudara tidak bernafas dengan bebas sama sekali, tidak sama sekali. Tapi sekarang suasananya lebih penuh dan bebas dan ada kemajuan ke depan. Ini adalah langkah maju yang besar, mereka sudah melewati. Dan seperti yang telah saya katakan, sesuatu yang mendasar, meskipun tidak final, telah dilakukan. Sudah selesai. Yerikho, hal yang inklusif … karena saudara tahu Yerikho sungguh mewakili dalam tujuh-kali-lipatnya, tujuh bangsa-bangsa yang akan ditaklukkan. Tujuh adalah angka yang dominan di sana di Yerikho dan itu adalah kepenuhan rohani atau keinklusifan rohani. Ketika saudara mendapatkan Yerikho saudara memiliki, secara kiasan dan di dalam roh dan di dalam posisi rohani, saudara memiliki negeri itu. Saudara memiliki segalanya, yang ada di dalam kehendak Allah yang berdaulat. Jadi, dengan memasuki surat kedua kepada jemaat di Korintus, saudara sudah melalui dan saudara telah melewati Yerikho. Artinya, dasarnya telah ditangani.

Sekarang apa? Dan sekarang bagaimana? Ya, sekarang bukan lagi umat yang berjiwa atau duniawi, melainkan umat yang rohani. Saudara tidak memerlukan saya untuk kembali lagi kan, ke awal kitab Yosua, laki-laki yang berdiri dengan pedang terhunus di tangannya, Panglima Balatentara Tuhan dan kepada siapa Yosua menyerahkan kampanyenya … Nah, saudara tidak memerlukan saya untuk memberi tahu saudara bahwa itu adalah representasi dari Roh Allah, Roh Kudus yang mengambil alih kampanyenya; tidak, tinggalkan semua detail ini.

Di sinilah di mana kita berada pada surat kedua; semuanya tampak sangat menjanjikan bukan? Suasana baru, prospek baru, dan potensi baru … apa selanjutnya? Apa selanjutnya? Ai. Galatia. Sebuah penundaan. Kemajuan yang tertangkap. Terhenti, bahkan terbalik. Suatu langkah kembali ke dasar yang lama. Semuanya berada dalam bahaya. Itulah surat kepada jemaat di Galatia, bukan? Oh seruan rasul ini, “Hai orang-orang Galatia yang bodoh! Siapakah yang telah mempesona kamu, pesona penyihir atas kamu? Kamu berlari dengan baik, kamu telah melewati Yerikho, apa yang telah terjadi padamu?” Penangkapan. Itulah Galatia. Ai – dasar lama tersentuh. Apa yang biasa disebut oleh saudara kami Watchman Nee, ketika ia ada bersama kami, sebagai “sentuhan bumi”. Ini adalah sentuhan bumi, kembali lagi ke dasar kematian yang lama.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia ini menguraikannya dengan cukup aneh ke dalam dua kata atau satu kalimat: dunia. Dunia! Dan sekarang bagaimana ia mengakhiri suratnya kepada jemaat di Galatia, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” dan ia menghubungkan kalimat itu sendiri atau kalimat itu sendiri terkait dalam urutan hal-hal rohani dengan urusan Ai ini.

Tentu saja, kita tahu apa yang dilakukan Akhan di Ai, jubah indah buatan Sinear, dan sebatang emas … Sebuah sentuhan bumi, sebuah sentuhan dunia, saudara lihat; sistem dunia. Saudara menyentuh itu dan bahkan Allah tidak dapat menyelamatkan saudara dari penguasa dunia ini, ia akan memanfaatkan sepenuhnya setiap kontak yang saudara lakukan dengan dunia ini untuk menghentikan kemajuan rohani saudara. Ia melakukan itu. Paulus menyebutnya “dunia”. Kita akan melihat apa maksudnya itu seiring berjalannya waktu, karena ini merupakan hal yang sangat komprehensif dan inklusif sekali lagi. Ini adalah tangan yang menangkap sesuatu. Tinggalkanlah kitab Yosua sejenak dan bacalah surat kepada jemaat di Galatia ini. Apa tangan penangkap ini, pesona ini yang membuat gerakan indah ini terhenti, sehingga menyebabkan kemunduran daripada kemajuannya? Apa itu? Oh, tentu saja saudara berkata, “Kamu telah memberitahu kami: kembali lagi ke dasar jiwa.” Ya, baiklah. Tapi apa yang dimaksudkan dengan itu? Apa artinya itu?

Teman-teman yang terkasih, jika saudara melihat kembali kepada surat kepada jemaat di Galatia, yang sangat saudara kenal ini, saudara akan menemukan bahwa ini ada di dalam akhiran kecilnya: sebuah “isme”. Sebuah “isme” … dalam kasus ini: Yuda-isme. Agama Yahudi. Itu saja. Dan malam ini, dalam kaitannya dengan surat kepada jemaat di Galatia ini, saya sedang berbicara tentang peperangan untuk menjadi anak.

Peperangan untuk Menjadi Anak

Ingat tiga kata utama di dalam surat ini: Kemerdekaan, Roh (dengan huruf besar R), Anak. Dan kami kembali kepada itu. Peperangan untuk menjadi anak … dan peperangan untuk menjadi anak terjadi di sekitar, atau di atas dasar sebuah “isme”. Dan “isme” itulah yang membuat orang-orang Kristen di Galatia terhenti, kepada kemajuan yang tertangkap ini dan memanggil seruan hati yang mengerikan ini dari sang rasul, sebuah seruan hati yang mengerikan: “Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu …” Sayang sekali mereka (para penerjemah) tidak memberikan kepada kita keseluruhan katanya, mereka hanya menuliskan “sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.” Tidak, sampai rupa Kristus menjadi nyata sepenuhnya di dalam kamu. Itulah masalahnya.

Itu adalah awal dari pembentukan Kristus yang tertangkap, dan pembentukan penuh Kristus sampai kepada menjadi anak telah mengalami perubahan dan semuanya disebabkan oleh sebuah “isme”. Sebuah “isme” yang perkasa, itu adalah Yudaisme. Saya pikir, saya tidak perlu menghabiskan waktu untuk menjelaskan dan mendefinisikan Yudaisme. Saudara sudah membaca suratnya. Saya yakin saudara sudah membacanya sebelum pertemuan ini. Apa itu Yudaisme … apa yang akan kami katakan mungkin akan memberikan definisi terbaik ketika kami memperluas hal ini, tapi apa yang saya katakan adalah ini adalah sebuah “isme”, sebuah “isme” yang melakukan hal tersebut. Apakah saudara memperhatikan hal itu? Saudara benar-benar sudah memahaminya? Sebuah isme melakukan semuanya itu! Merusak semuanya itu. Dan “isme” selalu mempunyai efek yang sama, mereka selalu demikian … isme.

Baru-baru ini saya menemukan sesuatu yang ditulis oleh seorang pemimpin dan guru Kristen yang sangat terkenal, seorang laki-laki yang lebih dari setengah abad yang lalu, menulis sebuah standar tentang kehidupan Kristus dan rasul Paulus, yang sedang populer pada saat itu. Kami tidak banyak mendengar tentang mereka saat ini. Ia menuliskan ini, izinkan saya membacakannya kepada saudara sebab ini sangat erat kaitannya dengan apa yang kami katakan:

“Dalam kelicikan dan kehalusan iblis dan manusia, Kekristenan cenderung melenyap ke dalam Yudaisme, ke dalam Rabbinisme, ke dalam skolastisisme, ke dalam eklesiastisme, ke dalam Romanisme, ke dalam sektarianisme, ke dalam skema-skema kepercayaan dogmatis yang sudah mati, ke dalam rutinitas-rutinitas upacara mati yang rumit, ke dalam eksklusivitas partai-partai yang mati dan kesempitan partai, ke dalam formula-formula partai-partai gereja, ke dalam pertunjukan-pertunjukan yang mati dari pekerjaan-pekerjaan yang mati atau persetujuan yang mati terhadap ungkapan-ungkapan yang mati …”

Itu cukup bagus bukan? Di sana ada semua “isme” saudara … tetapi jika ia hidup pada hari ini, saya bertanya-tanya berapa banyak lagi “isme” yang akan ia miliki di dalamnya! Saya tidak akan begitu tidak berbaik hati dengan memberi saudara daftar yang panjang tetapi pikirkanlah, pikirkanlah tentang “isme” ini, hal yang telah didefinisikan sebagai “isme” ini dan itu, dan itu, dan itu. Terkadang ini merupakan kesalahan yang nyata. Kami harus menyebutkan kesalahannya. Terkadang ini merupakan campuran antara kebenaran dan kesalahan. Terkadang ini adalah kebenaran itu sendiri yang telah menjadi sebuah “isme”. Ya, kebenaran! Benar sekali, Perjanjian Baru, namun ini sudah menjadi sebuah isme.

Dan apa dampak dari sebuah “isme”? Apa yang kami maksudkan dengan sebuah “isme”? Nah, hal itu mempunyai pagar yang mengelilinginya dan telah menjadi di dalam dirinya sendiri awal dan akhir dari segalanya. Dan pagar itu berkata, “Kecuali kamu mengambil garis ini, menerima dasar ini, datang kepada dasar ini, tidak ada persekutuan denganmu. Persekutuan tidak mungkin terjadi. Hanya jika kamu menerima penafsiran ini atau pengalaman ini …” atau apa pun itu yang saudara bisa letakkan di tempat sunat: “Jikalau kamu tidak disunat, kamu tidak dapat diselamatkan …” Ingat itu? Suatu hal! Hal ini mungkin saja benar dalam dirinya sendiri namun hal ini telah terkristalisasikan menjadi suatu finalitas dan tembok serta pintu eksklusivisme telah dibangun sehingga kecuali saudara datang kepada dasar ini, saudara tidak termasuk di dalamnya.

Dan, seperti yang dikatakan oleh Dr. Farrar (yang baru saja saya sebutkan dan kutip) itulah apa yang ia maksudkan dengan kehalusan iblis. Saudara akan menyadari teman-teman yang terkasih, bahwa Allah tidak pernah melakukan hal yang baru di dalam sejarah umat Kristen, menghasilkan sesuatu yang dimaksudkan untuk memimpin umat-Nya lebih jauh menuju kepenuhan tertinggi itu, tapi apa? Cepat atau lambat, dan biasanya cepat, manusia akan melekat pada hal itu dan menjadikannya sebuah “isme”, mengkristalisasikannya menjadi sebuah ajaran, suatu cara praktik dalam agama Kristen, dengan hukum, cara dan haknya sendiri, dan hal itu telah mengakibatkan penangkapan kepada kepenuhan yang Allah kehendaki di dalam diri Yesus; hampir berhenti di situ, Ai … setelah Yerikho.

Salah satu hal yang paling jahat yang pernah dilakukan iblis di dalam sejarah umat Kristen adalah dengan membuat manusia mengkristalkan kebenaran yang hidup menjadi rumusan yang mati. Dan tahukah saudara, ia pintar. Ia pintar, Paulus membawa pedang bermata dua itu ke Goliat Yudaisme itu dan memenggal kepalanya dan merampas alat iblis yang paling ampuh di zaman Paulus, yaitu Yudaisme. Ke mana pun, ke mana pun rasul pergi, hal itu menunggunya atau mengikuti jejaknya; untuk mendiskreditkan, untuk menghambat kehidupan dan kemajuan rohani. Sebuah pertempuran yang berkelanjutan. Akhirnya, ini mengarah ke situasi di Galatia ini dan dengan surat kepada jemaat di Galatia ini tentang apa yang Paulus lakukan seperti yang dicatat di sini, Goliat Yudaisme itu dibunuh untuk sementara waktu, ia tidak mengangkat kepalanya lagi pada waktu itu. Iblis kehilangan alat yang hebat, sarana yang sangat berguna, ketika ia kehilangan Yudaisme. Tapi apakah menurut saudara ia akan membiarkannya begitu saja? Baiklah, saya telah mengutip dua belas “isme” dari Farrar dan saya telah mengatakan bahwa kita dapat menambahkan lebih banyak lagi.

Tuhan Yesus berkata ketika roh najis telah keluar dari seorang manusia, ia berkeliaran di tempat kosong. Jika sesuatu yang lebih baik dan yang lain tidak mengambil tempatnya di dalam manusia itu, di dalam rumah itu, dan ia datang dan melihat ke dalam melalui jendela, kembali dari pengembaraannya dan melihat seperti hantu melalui jendela dan melihat bahwa rumah itu kosong, maka ia pergi dan membawa tujuh hantu lainnya yang lebih buruk dari dirinya. Dan keadaan terakhir manusia itu lebih buruk dari keadaan pertamanya. Ketika iblis kehilangan Yudaisme, ia melihat apa yang akan menggantikan Yudaisme. Dan karena kekosongan di dalam Kekristenan ini, tidak berlanjut untuk menjadi anak ini, ia membawa kembali banyak hal lain yang lebih buruk dari dirinya sendiri: “isme”.

“Isme”

Sekarang, saya tidak sedang mencoba untuk melucu atau hanya mengarang sesuatu untuk disampaikan kepada saudara. Teman-teman terkasih, jangan salah, ada “isme” yang sangat menarik dan menawan, “isme” Perjanjian Baru, dan “isme” bukan Perjanjian Baru. Dan, dalam kehidupan dan pelayanan yang agak panjang, berulang kali saya telah melihat umat Allah yang terkasih yang berada di tempat terbuka berjalan bersama Tuhan di dalam kemerdekaan Roh dengan janji yang besar dan kemudian mereka terjebak dalam beberapa “isme”. Mereka hanya tidak berdaya untuk melepaskan diri mereka sendiri dari ajaran “isme” tersebut. Berkali-kali saya telah melihatnya! Tragedi.

Israelisme Inggris … entah itu benar atau salah, ini adalah pengalihan! Ini adalah sesuatu yang dipagari di sekelilingnya dan saudara tidak bisa mendapatkan ke mana pun dengan orang-orang tersebut selain dari hal itu. Itulah obsesinya. Saya mengambil itu sebagai sebuah ilustrasi, tapi yang saya maksud adalah ada banyak lainnya, ada masih banyak yang lainnya.

Ada “isme” yang besar yang melanda Amerika dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir ini. Saya berani menyebutkan yang satu ini, bagaimanapun juga saya akan menyebutkannya: Universalisme. Ini adalah sebuah “isme” yang telah menangkap banyak orang! Dan saudara tidak bisa pergi ke mana pun dengan orang-orang ini setelah mereka mendapatkannya. Namun saya telah mengenal mereka, oh, begitu menjanjikan … begitu menjanjikan dan kemudian hal ini muncul secara halus di dalam perjalanan mereka, menarik dan mempesona … begitu menarik: semua orang, pada akhirnya, termasuk diri iblis itu sendiri, akan diselamatkan. Apa yang akan saudara lakukan dengan itu? Mau tidak mau, mereka akan diselamatkan, meremehkan begitu banyak hal yang sangat penting di dalam Injil.

Saya sedang mengilustrasikan, saya tidak sekedar menyerang, saya sedang mencoba untuk menunjukkan apa yang saya maksudkan. Saudara mungkin menyebut hal-hal ini sebagai kesalahan besar, namun ada hal-hal yang bukan kesalahan tersebut. Bukan kesalahan-kesalahan seperti itu, memang dalam dirinya sendiri, hal-hal ini cukup benar, tetapi mereka telah menjadi awal dari segalanya dan akhir dari segalanya bagi mereka yang telah menganutnya. Saudara tidak bisa melangkah lebih jauh lagi, tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Mereka telah kehilangan dasar yang besarnya, dasar yang luas dari tujuan penuh Allah bagi dispensasi ini dan menjadi terjebak pada sesuatu yang hanyalah bersifat parsial paling terbaiknya. Ditangkap … seperti Yudaisme; terhenti, atau berputar-putar di dalam lingkaran, lingkaran hal khusus ini.

Ini harus menjadi peringatan bagi kita karena, saudara lihat, hal inilah yang telah menjadi musuh kepenuhan Kristus selama berabad-abad – hal semacam ini. Tuhan melakukan sesuatu; hal itu benar, Tuhan melakukannya, lalu tak lama kemudian hal itu dikristalisasikan menjadi sebuah sistem yang diatur oleh manusia dan kecuali saudara datang kepada jalan itu, saudara tidak termasuk, saudara tidak diterima, tidak ada persekutuan. Saudara harus berdiri di atas dasar ini, dasar ini, atau saudara tidak akan termasuk sama sekali di dalam keseluruhan hal-hal. Saudara mengerti maksud saya? Bukankah ini benar?

Kemerdekaan untuk menjadi anak berlangsung tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi, tanpa mengajukan pertanyaan apa pun mengenai berapa banyak yang harus aku lakukan, dan berapa banyak yang tidak boleh aku lakukan. Apakah saudara melihat perbedaannya? Dan kita semua berada dalam bahaya dari suatu “keharusan”, dan dorongan, bahkan di dalam hal-hal yang telah Tuhan lakukan dengan kita, hal-hal yang diberkati yang telah Tuhan lakukan, jika kita tidak terlalu berhati-hati, kita akan membawanya ke dalam bentuk yang sistematis dan mereka akan menjadi penjara kita dan akan menjadi budaknya. Menjadi Anak adalah tujuan Allah bagi umat Kristen.

Oh, intinya adalah, tetaplah berada di tempat terbuka bersama Tuhan! Tetaplah berada di dalam terang Roh, Roh tidak akan membiarkan saudara salah jalan. Roh akan memberitahukan kepada saudara semua yang dimaksudkan untuk saudara, namun jangan mulai mengatakan kepada orang lain ketika saudara sudah mempunyai pengalaman itu, atau terang itu, “Sekarang, kecuali kamu menerima ini dan mengambil dasar ini … kamu lihat, kamu berada di luar batas, kamilah umatnya! Kami adalah umatnya, kebenaran dimulai dan diakhiri dengan kami.” Oh, Allah selamatkanlah kami dari roh itu … roh itu. Bagi saudara untuk pergi dan berpikir tentang “isme”, apakah denominasi itu benar atau salah, saya tidak akan memperdebatkannya. Namun saya tegaskan bahwa denominasionalisme adalah salah. Ketika ini menjadi suatu “isme”, sesuatu yang mengikat saudara, mengendalikan saudara, menetapkan batas-batas bagi saudara, maka ini adalah salah. Dan apapun hal lainnya, apakah itu benar atau salah, segera setelah musuh berhasil dalam menjadikan itu batasnya, betapapun baiknya, ia telah mengalahkan akhirnya. Akan ada penangkapan dan pembalikan.

Dan saya hanya dapat membawa saudara kembali, sebagai penutup, dengan mengingatkan saudara tentang bagaimana Yosua menangani situasi tersebut. Ya, ia menampi hal ini di Ai, menampi ini ke bawah, ke bawah, ke bawah … sampai ke suatu suku, ke sebuah keluarga, sebuah unit di dalam keluarga: Akhan. “Akhan keluarlah, berdirilah di sini.” Satu orang … sebuah isme, membawa masuk penangkapan bukan hanya terhadap dirinya sendiri, namun juga terhadap umat Tuhan. “Akhan, kamu harus pergi.” Dan mereka melempari Akhan dengan batu. Dan itu adalah hal yang sangat drastis yang dilakukan, karena prinsip yang terlibat, saudara lihat, prinsip yang terlibat.

Namun apa pun yang dilakukan Yosua terhadap Akhan, menurut saya itu tidak sebanding dengan apa yang dilakukan Paulus terhadap Yudaisme di Galatia. Dengarkanlah: “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” Kutuk itu diucapkan atas Akhan dan ia mati di bawah kutukan itu. Terkutuklah dia! Dan saya katakan sekali lagi, saya mengulanginya dengan Paulus: “Terkutuklah dia, terkutuklah dia.” Ini adalah kutukan atas “kecuali” … atas segala bentuk legalisme yang longgar, “Kecuali kamu disunat, kamu tidak akan diselamatkan …” Kecuali! Kecuali … oh, berhati-hatilah terhadap “kecuali-kecuali ini”. Ada pengecualian lain yang tidak bermasalah, “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” itu tidak bermasalah; tapi bukan yang Yudaistik.

Saudara lihat betapa kuatnya Roh Kudus, Firman Allah ada atas perkara ini tentang menjaga tetap bersikap terbuka dengan Tuhan sebagai Pemerintah saudara, Roh Kudus sebagai Pengendali saudara, Guru saudara. Dan ini aman bila Roh Kudus benar-benar adalah Tuhan. Ada kemerdekaan, tapi ini aman, ini aman.

Ingatlah kembali apa yang Yohanes katakan mengenai hal ini, “Kamu memiliki pengurapan dan di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu …” Oh hati-hatilah! Hati-hatilah … “Aku cukup mandiri! Aku tidak membutuhkan siapa pun untuk memberitahu-ku apa pun!” itu sama sekali bukan apa yang Yohanes katakan; sama sekali. Apa yang Yohanes katakan? Ada banyak antikristus di dunia dan antikristus bukanlah makhluk yang palsu dan menakutkan, yang memiliki ekor dan garpu rumput. Tidak, antikristus adalah sesuatu yang mengambil tempat Kristus. Iblis sendiri menjelma menjadi malaikat terang, jumlahnya banyak. Dan dengan penilaian alamiah, kekuatan alamiah, saudara tidak mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Kristus dan antikristus nampaknya sangat mirip. Saudara tidak dapat membedakannya tetapi Pengurapan yang ada di dalam diri saudara akan memberi tahu saudara! Pengurapan yang telah saudara terima, ketika saudara bersentuhan dengan sesuatu yang palsu, akan memberi tahu saudara, jika Pengurapan itu benar-benar memerintah, dengan mengatakan “hati-hati”, bukan dengan kata-kata tetapi di dalam hati. Saudara dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang jelas di sini, tidak transparan di sini, tidak aman di sini … “Aku tidak merasa senang dengan hal ini, aku tidak dapat memberi tahu-mu alasannya, tetapi aku hanya merasa tidak terlalu senang dengan hal ini … ada sesuatu di dalam diriku yang mengatakan: waspadalah.”

Pengurapan itu akan mengajarkan saudara, ini sangatlah aman ketika Pengurapan itu berkuasa, saudara lihat, dan inilah dia: ada kemanusiaan lain bukan? Manusia rohani, kata Paulus, mampu membedakan segala sesuatu. Dan saya akan menutup hanya dengan mengatakan ini, teman-teman terkasih, bahwa menurut penilaian saya, kebutuhan terbesar di dalam Kekristenan di kalangan umat Kristen saat ini adalah kearifan rohani. Saya tidak bisa mengatakan apa pun selain itu. Saya yakin bahwa di zaman penuh penipuan dan penyesatan seperti ini, kebutuhan terbesar kita adalah kearifan rohani; mengenal Roh Kudus dengan cara ini, sehingga Ia mampu memperingatkan saudara, hanya untuk memperingatkan saudara! Bukan dengan kata-kata, mungkin dengan kata-kata Kitab Suci, tetapi di dalam roh saudara sendiri di mana Ia berdiam Ia berkata, “Tidak apa-apa, teruskan saja.”

Wasitnya adalah Hidup dan Damai, tapi orang-orang berkata, “Tidak, hati-hati, ada bahaya di sana.” Maka, dalam kepekaan rohani kita, kita harus memperhatikan hal itu dan izinkan saya memberi tahu saudara bahwa ini bukanlah pengalaman saya bahwa Roh Kudus berbicara dengan berteriak. Saya sangat jarang mengetahui Roh Kudus berbicara dengan cara di mana ini tidak mungkin salah. Ini selalu adalah hal yang sangat lembut … Hal yang sangat lembut, ini hanyalah sesuatu yang dapat saya lewatkan jika saya tidak berhenti sejenak dan belajar. Itu adalah suara keheningan lembut yang sering kali merupakan suara Roh. Itulah menjadi anak, saudara lihat, bertumbuh dalam membedakan, merasakan, memahami; roh keanakan.

Baiklah, saya sudah mengatakan cukup, semoga Tuhan membantu kita untuk memahaminya. Dan jika saudara berdoa, dalam segala doa saudara untuk apa pun saudara berdoa, mohonlah kepada Tuhan agar melalui Roh Kudus Ia akan mengembangkan di dalam diri saudara roh untuk membedakan, memberi saudara kemampuan untuk membedakan secara rohani sehingga saudara, seperti yang dikatakan Paulus di tempat lain, dapat memilih apa yang baik. Ingatlah itu? Perbedaan dalam berbagai hal-hal – baik, buruk, acuh tak acuh, terbaik, luar biasa – sehingga saudara dapat membedakan hal-hal yang menonjol. Kalimat aslinya adalah “hal-hal yang luar biasa.” Tuhan jadikanlah kami umat yang seperti itu.

Sekarang, ya Tuhan, mungkin tidak ada banyak hiburan atau daya tarik atau pesona tentang semua ini, tetapi kami tahu bahwa Engkau akan sangat setia dengan kami, dan kami ingin Engkau melakukannya. Dan jika peringatan dan pencerahan mengenai mara bahaya adalah rahmat-Mu dan kasih karunia-Mu dan kebaikan-Mu, maka kami akan sangat bersyukur jika terang seperti itu, terang peringatan telah ditunjukkan; sesuatu untuk menyelamatkan kita. Ya Tuhan, betapa kami ingin terus maju dan melewati serta keluar menuju kesempurnaan tertinggi, anak-anak di dalam kemuliaan, tidak pernah tertangkap, tidak pernah memiliki jalan kami diperpendek, tidak pernah tidak kesampaian … Ya Tuhan, kami ingin terus berjalan menuju perkembangannya yang penuh, menuju segala kepada apa Engkau telah memanggil kami. Sekarang berilah kami pengertian, tafsirkan kepada kami maksud-Mu dalam apa yang kami yakini sebagai firman-Mu. Jagalah hati dan pikiran kami melalui Kristus Yesus dan semoga kasih karunia dan rahmat serta damai sejahtera dari Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai kami selamanya, amin.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.