Austin-Sparks.net

Salib Tuhan kita Yesus Kristus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 6 – Salib dan Pembebasan dari Cakrawala yang Dibatasi

Tuhan, kami hanya dapat berdoa dari dalam hati kami di bawah rasa kebutuhan yang sangat mendalam, rasa ketergantungan … rasa kerinduan bahwa Diri Engkau Sendiri akan memiliki sepenuhnya setiap saat dari saat ini dan dari hari ini untuk memberikan diri-Mu sendiri dengan penerapan, dan hikmat, dan kasih, dan kuasa yang besar demi mengamankan penyelesaiannya, sejauh mana saat ini bersangkutan, tentang apa yang Engkau rencanakan dalam mempertemukan kami. Engkau sungguh berkata setelah memberi makan orang banyak itu: “Kumpulkanlah, kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Supaya tidak ada yang terbuang. Kami percaya bahwa ini adalah kehendak-Mu sendiri supaya tidak ada yang terbuang, dan kami berdoa agar Engkau mewujudkan hal ini dengan sangat pastinya pada hari ini: supaya tidak ada yang terbuang. Kami mohon di dalam nama Tuhan Yesus, amin.

Di dalam kesibukan kita dengan Salib Tuhan kita Yesus Kristus selama minggu ini dan penelusuran kita akan penerapannya kepada berbagai situasi dan kondisi yang diwakili oleh surat-surat rasul Paulus, pagi kita kita telah sampai pada surat kepada jemaat di Efesus dan tempat yang dimiliki Salib dan arti yang dimiliki Salib di dalam surat itu.

Saya harap saudara sudah membacanya sebelum pertemuan ini atau setidaknya ada sedikit pengetahuan tentangnya di benak saudara sehingga saya tidak perlu memberi saudara isi seluruh surat ini. Saat ini kami tidak sedang memikirkan hal tersebut, tetapi hanya fokus pada satu hal ini: apa yang ingin disampaikan Salib kepada kita melalui surat ini?

Penyebutan Salib itu sendiri di dalam surat ini jarang terjadi, namun referensi kepada Salib dengan cara implikasi sangatlah jelas. Saudara akan ingat bahwa sejak awal rasul Paulus menyebut orang-orang percaya ini sebagai mereka yang telah dihidupkan bersama Kristus dan dibangkitkan bersama-sama dengan Dia. Pemikiran itu muncul lebih dari satu kali di dalam surat ini yang menyiratkan bahwa orang-orang percaya ini telah datang melalui kematian dan penguburan dan kebangkitan; dan bahwa mereka sekarang berdiri di sisi lain dari Salib. Salib telah memiliki tempatnya dan sebagian besarnya telah melakukan pekerjaannya di dalam mereka. Mereka, yang berdiri di atas dasar kebangkitan, kini setidaknya telah bisa ditunjukkan apa arti Salib itu di dalam kepenuhannya yang lebih besar.

Dan sekali lagi, kami terkesan dengan urutan rohani dari hal-hal di dalam surat-surat ini. Kami telah mengatakan bahwa pengaturan ilahi dari surat-surat ini sangatlah berbeda dengan pengaturan kronologis manusia, tetapi saudara bergerak dalam urutan rohani yang nyata di dalam surat-surat ini sebagaimana surat-surat ini diberikan kepada kita oleh Roh Kudus di dalam urutan yang sekarang ini. Seperti yang baru saja saya nyatakan, hal ini sangatlah nyata dan paten di dalam pergerakan dari surat kepada jemaat di Galatia ke surat kepada jemaat di Efesus. Di dalam surat kepada jemaat di Galatia, ada sesuatu yang harus disingkirkan – kepala dari raksasa itu, Yudaisme Goliat itu dan setiap “isme” lainnya yang diwakili olehnya – harus dipenggal. Kepala raksasa itu harus dipenggal dan disingkirkan. Semua jenis legalisme, segala sesuatu yang membuat Kristus lebih kecil daripada siapa Dia itu sebenarnya, membuat Injil lebih kecil daripada yang sebenarnya, segala sesuatu yang berbicara tentang keterbatasan yang salah, harus disingkirkan sebelum saudara bisa sampai kepada Efesus karena, ktia akan melihat, Efesus adalah pembebasan dari segala cakrawala yang terbatas.

Salib dan Pembebasan dari seluruh Cakrawala yang Dibatasi

Saudara akan bergerak ke alam yang besar bukan, saat saudara datang ke dalam surat ini! Dan tentu saja siapa pun yang mengetahui surat ini mengetahui betapa tak terbatasnya hal yang diwakilinya. Saya tidak akan mengikhtisarkan banyak hal yang telah saya katakan dalam buku kecil yang mungkin sudah dikenal bagi sebagian dari saudara, “Penatalayanan dari Rahasia” namun saya dapat mengingatkan saudara bahwa inilah suratnya, lebih dari surat lainnya di dalam Perjanjian Baru, dari superlatif. Memang benar, laki-laki ini yang memiliki kemampuan yang luar biasa baik secara intelektual maupun dalam cara-cara lain, merasa kesulitan ketika menulis surat ini, untuk menemukan bahasa yang dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, apa yang telah dilihatnya. Kata-kata superlatifnya saling bertumpukan dan merusak seluruh tata bahasanya. Ia hanya akan membangun: jauh lebih banyak, berkelimpahan, melebihi segalanya, dan seterusnya. Ini adalah surat superlatif dan oleh karena itu kami dapat menyimpulkannya dengan benar sebagai berikut: sebagai surat pembebasan dari setiap cakrawala yang terbatas.

Saya ingatkan lagi, ada kesesuaian yang nyata di dalam urutan ini … Ai, kembali ke Perjanjian Lama, dan masalah Ai telah diselesaikan dan Akhan; unsur yang akan menarik umat kembali ke dasar Korintus yang lama yang telah kita lihat. Akhan setelah disingkirkan bersama segala miliknya, isteri dan anak-anak. Kelihatannya sangat kejam, sangat tidak baik … kejam sekali untuk menarik Akhan keluar serta keluarganya dan melempari mereka semua dengan batu sampai mati. Namun saudara harus ingat bahwa Alkitab bergerak berdasarkan prinsip-prinsip rohani dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal semacam ini, hal itu sendiri, Akhan dan segala hal yang terkait dengan hal ini yang diwakili oleh Galatia, harus disingkirkan secara tuntas dan sepenuhnya. Seperti yang Paulus katakan, “Terkutuklah! Terkutuklah.” Ia tidak berkompromi dengan “isme” apa pun yang membatasi Kristus, atau dasar yang lebih kecil dari Kristus. Dan ketika itu semua telah ditangani secara menyeluruh, sekarang kita bisa melanjutkan, keluar ke hamparan luas Kristus ini yang diwakili oleh surat ini. Dan jika saya menunjukkan beberapa hal-hal (dan saya tidak bisa melakukan lebih dari sekedar menunjukkannya dengan komentar yang paling terbatas) saudara harus mengambilnya dan menyebarkannya sepanjang masa depan saudara bersama Tuhan. Namun ada satu hal yang menjadi inti dari semua hal ini yang menjadi perhatian kita pada hari terakhir perayaan ini, atau sejauh mana saya bersangkutan. Kita mendapatkan lebih banyak lagi saat ini.

Jadi, di dalam surat ini kita memiliki serangkaian transisi dari yang terbatas ke yang tidak terbatas. Pertama-tama ada:

Transisi dari yang Duniawi ke yang Sorgawi.

Dan semua orang yang mengetahui surat ini mengetahui bahwa ciri-ciri surat ini yang diulangi lima kali adalah “di sorga”. Suatu pergerakan yang luar biasa telah terjadi di sini! Ini telah disingkirkan jauh dari bumi, dari yang duniawi ke yang sorgawi, yang sorgawi di dalam Kristus Yesus.

Sekarang, saya tahu betul bahwa itu adalah gagasan yang sulit untuk dipahami. Dan tentu saja akal budi alami segera mendapatkan gambaran tentang sesuatu di luar sana yang jauh … sorga! Apa yang saudara maksudkan dengan itu? Dan dikatakan bahwa beberapa orang begitu sorgawi sehingga mereka tidak berguna bagi dunia. Kami akan membahas itu sebentar lagi. Mari kita perjelas tentang apa sebenarnya arti “di sorga” ini. Memang benar bahwa Kristus sekarang ada di sorga. Memang benar bahwa ada alam super duniawi di mana pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, roh-roh jahat di udara beroperasi … Memang benar bahwa ada sebuah alam, tetapi ini bisa menjadi sangat tidak praktis jika ini hanya sekedar konsepsi mental, gagasan abstrak yang jauh: di sorga.

Hal pertama yang dikatakan mengenai hal ini adalah bahwa kita telah didudukan di sorga di dalam Kristus Yesus. Tapi kita belum demikian dalam arti lain; kita duduk di sini, di tempat ini, dan secara harfiahnya demikian, dan mungkin seiring berjalannya waktu dengan pembicaraannya, saudara merasa ini sangat harfiah untuk harus duduk di sana – sangat nyata! Jadi unsur ketidaknyataan dapat masuk ke dalam mentalitas kita ketika kita membaca kalimat ini berulang kali “di sorga.” Apa sebenarnya maksudnya?

Tentu saja, nama kita tertulis di sorga. Di dalam Kristus di dalam sorga kita mempunyai tempat kita sendiri dan segala sumber daya kita ada di dalam Dia dan berasal dari Dia sebagai yang berada di sana. Pemerintahan kita harus dari sorga dan banyak hal lainnya. Namun demikian, hal ini harus dibawa secara lebih pasti lagi ke dalam pengetahuan kita, pengalaman kita: pengalaman berada di sorga … itulah intinya. Dan sampai kita mendapatkan hal itu diselesaikan, segala hal ini tentang pembebasan dari cakrawala yang terbatas hanyalah sebuah konsepsi yang indah. Apa itu?

Sekarang, izinkan saya mengatakannya secara langsung, ini – untuk semua tujuan praktis dalam kehidupan Kristen di sini dan saat ini, di dalam dunia ini, di dalam hidup ini – ini adalah hal yang batiniah. Hal yang batiniah. Sangat sederhana. Jika saudara benar-benar telah dilahirkan kembali (dan saudara tahu betul bahwa itu bukanlah terjemahan yang tepat dari bahasa aslinya, ini adalah “lahir dari atas” yah, kelahiran baru) jika saudara telah benar-benar mengalami kelahiran baru yang merupakan kelahiran dari atas, apakah kesadaran pertama saudara, keinsafan pertama saudara sejak saat itu? Sesuatu yang saudara sadari sejak awal? Saudara tahu betul bahwa saudara telah berpisah dengan dunia ini dan bumi ini. Artinya, saudara tidak lagi termasuk di sini. Sesuatu telah terjadi, yang bersifat transisi secara batiniah. Kepentingan saudara … kepentingan yang sebelumnya bukan lagi kepentingan saudara. Asosiasi saudara … umat saudara sendiri sekarang, keluarga saudara sendiri adalah umat Tuhan. Gravitasi saudara adalah menuju hal-hal sorgawi. Ini adalah keinsafan dan kesadaran batiniah dan kita semua mengetahui sesuatu tentang itu. Saat kita menjalani hidup bersama Tuhan, hal itu menjadi semakin nyata.

Kita sedang melakukan ziarah rohani, ziarah rohani di dalam diri kita sendiri dan ziarah kita adalah menjauh, menjauh, menjauh. Kita merasa semakin sulit untuk merasa tenang, merasa nyaman dengan hal-hal dunia ini dan hal-hal yang dimiliki oleh orang-orang di dunia ini sebagai hal yang paling utama bagi mereka.

Sekarang, itu sangat sederhana bukan? Namun perhatikan: rasul mengatakan hal ini kepada orang-orang yang telah menempuh perjalanan jauh dalam ziarah ini. Ia telah bersama jemaat ini di Efesus, dan ia berkata kepada mereka, penatua mereka, “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” Mereka telah menempuh perjalanan yang cukup jauh namun tetap saja ia berada di sini, setelah semuanya, dalam hubungan khusus ini, seperti yang akan kita lihat di dalam orang-orang lain, berkata kepada umat Kristen, kepada umat Kristen yang telah menempuh perjalanan yang jauh: “Hidupmu tidak ada di sini. Jangan mengharapkan apa pun di sini, jangan mencari apa pun di sini. Semua sumber daya-mu berada di luar dan harus datang kepada-mu dari luar. Sebagaimana manna harus datang dari sorga dalam bentuk dan simbol di padang gurun, hari demi hari, demikian pula kamu harus, dan kamu bisa, belajar untuk hidup setiap hari dari atas.” Saya katakan itu hampir mendasar dan sederhana tapi … apa pengalaman saudara?

Saya berkata kepada saudara bahwa setelah – saya tidak akan menyebutkan jumlah tahunnya – berusaha untuk berjalan bersama Tuhan, hari ini, hari ini dengan semua uban dan tahun-tahun serta semua pengalamannya, tidak pernah ada satu hari pun yang datang tapi saya semakin sadar lebih dari sebelumnya bahwa kecuali Tuhan menyediakan dari sorga hari ini, saya tidak akan bisa melaluinya. Mereka bukanlah sekedar kata-kata. Harus seperti ini. Dan bahkan setelah kepenuhan terbesar, kita mungkin mendapatkan kepenuhan yang besar kemarin, namun kita menutup hari itu dengan perbekalan yang sangat melimpah dari Tuhan. Kita memulai harinya dengan seolah-olah kita tidak pernah memiliki apa pun dan kita memulai dari awal lagi. Ini benar! Memang harus seperti itu. Itulah cakrawala besar pertama ke dalam apa kita dibebaskan: dari bumi ke sorga.

Seluruh cara hidup kita, jika ini adalah kehidupan rohani yang sejati, jika Salib telah benar-benar memotong di antara kita dan dunia ini, jika kita telah benar-benar mencapai pasal keenam dari surat kepada jemaat di Galatia, kata terakhir tentang seluruh situasi mengenai sentuhan bumi dan ikatan bumi, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Jika kita benar-benar telah mencapai titik Salib itu untuk memotong masuk, maka kita berada di dalam posisi, benar-benar di dalam posisi untuk mengetahui rezeki sorgawi yang diperluas secara luar biasa ini, penyediaan sorgawi, kepenuhan sorgawi … “telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga di dalam Kristus Yesus” di mana secara batiniah kita duduk bersama dengan Dia. Ini adalah hal yang batiniah, suatu kesadaran di batin.

Saudara tahu, saya tergoda untuk memberi tanda kurung besar di sana, “segala berkat rohani.” Namun menurut saya mustahil untuk mengucapkan bahkan satu kalimat pun yang akan memadai, namun saya mengingatkan saudara tentang apa yang disebutkan rasul di sini sebagai beberapa berkat rohani yang telah kita peroleh melalui transisi batiniah ini di dalam kehidupan rohani.

Menurut dia, apakah berkat-berkat ini? Terpilih di dalam Dia. Terpilih di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Pernahkah saudara mencoba merenungkan hal itu? Apakah itu sebuah berkat? Bukan suatu kebetulan dalam keselamatan kita; hasil dari rencana kekal … dipilih di dalam Dia. Beranikah saya menyebutkannya: ditentukan sejak semula … untuk dijadikan serupa dengan gambaran Anak-Nya. Sungguh suatu berkat! Dikaruniakannya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Kita bisa mengadakan seluruh konferensi untuk hal itu saja, bukan? Ditebus, di dalam Dialah kita memperoleh penebusan kita. Ditebus. Tercerahkan, ini adalah kata-kata di dalam surat kepada jemaat di Efesus, tercerahkan. Diberkahi. Dimeteraikan. Semuanya di dalam Kristus Yesus, beberapa dari berkat sorgawi di dalam Kristus Yesus. Hal-hal yang menakjubkan, bukan? Sekarang saudara lihat, kita perlu memperpanjang konferensi ini selama satu atau dua bulan lagi!

Ah, di sinilah di mana konferensi ini seharusnya berakhir, dengan dua belas keranjang penuh. Konsepsi seperti itu, konsepsi yang luar biasa dari hal itu ke dalam apa kita telah dibawa masuk! Dengan cakrawala kita yang penuh dengan hal itu, kita pergi dengan terengah-engah melihat keagungan Tuhan kita Yesus Kristus.

Ya, itu hanyalah salah satu transisi dari yang duniawi ke yang sorgawi. Selanjutnya:

Transisi dari Waktu ke dalam Kekekalan.

Sebelum dunia dijadikan adalah tempat dimulainya dan sampai kekekalan adalah tempat berakhirnya. Diangkat sepenuhnya keluar dari apa yang diartikan dari waktu; kuasanya. Saudara tahu, dalam ringkasan lain tentang berkat-berkat di dalam Kristus yang diberikan oleh Paulus yang telah kita bahas minggu ini, ia mengatakan tentang kasih Kristus, “Hidup atau maut …” (ini adalah hal-hal yang besar, kompas perjalanan dunia ini, hidup dan maut) ia bilang tidak, mereka kehilangan kekuatan mereka. Mereka dikesampingkan di sini di cakrawala kekekalan ini! Betapa saya ingin memikirkan hal ini … sebelum dunia dijadikan dan tentang nasihat Allah dari kekekalan mengenai Jemaat.

Saya pikir saya harus kembali ke sini untuk pernyataan kecil dalam tanda kurung ini. Kata “ditentukan dari semula” itu dapat membatasi cakrawala saudara jika saudara tidak berhati-hati. Saya melihat tragedi penyebaran teologi tentang ditentukan-dari-semula ultra ini. Saya telah melihat, saya tahu banyak sekali umat Tuhan yang berjalan terus di dalam kebebasan, kemerdekaan, hidup dan sukacita; semuanya berjalan terus bersukacita, dan kemudian hal ini muncul: ditentukan dari semula. Dan ini bersifat teologis dalam perbuatan dan mereka mulai berputar-putar di dalam lingkaran mereka sendiri. Dan saudara tidak bisa mendapatkan apa pun di luar itu. Ini seperti tangan mati, tangan mati atas segala sesuatu. Berhati-hatilah karena ditentukan-dari-semula tidak ada hubungannya dengan keselamatan individu. Apakah saudara paham itu? Hal ini berkaitan dengan panggilan kekal Jemaat. Jemaat! Dan itulah Efesus. Dan di situlah di mana saudara mendapatkan kata-katanya.

Baiklah, anggaplah hal itu dimaksudkan untuk membantu, untuk melemparkan cakrawala kembali guna melepaskan kita dari perbudakan yang mengerikan ini. Ini adalah salah satu “isme”. Seorang yang hebat, seorang yang baik adalah Calvin, tetapi jika ini menyangkut Calvinisme, berhati-hatilah. Berhati-hatilah. Dari waktu ke dalam kekekalan, kita dibebaskan.

Ketiga,

Dari yang Sementara ke yang Rohani.

Sesuatu yang sangat membantu jika kita dapat memahaminya, ini benar-benar merupakan suatu pembebasan, hal ini, suatu perluasan; untuk menyadari bahwa yang bersifat sementara – yaitu, hal-hal dalam hidup ini dan hal-hal dari waktu, hal-hal yang membentuk kehidupan kita sehari-hari, peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, kehendak Allah yang permisif dalam banyak hal, dan kehendak Allah yang mengarahkan dalam hal lainnya – semua yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia kita di sini diatur oleh yang rohani jika … jika kita berada di dalam kompas ini: di dalam Kristus.

Seperti yang saya katakan, di dalam Roma saudara mendapatkan segalanya dikumpulkan secara komprehensif dan kemudian surat-surat berikutnya menguraikannya. Maka dari kitab Roma kita membawa hal ini ke sini, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” jangan berhenti di situ “… yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Dan seperti yang akan kita dengar sebentar lagi, itulah kata besar dari surat ini.

Sehingga hal-hal yang sementara, kesedihan saudara, kehilangan saudara, kekecewaan saudara … Oh betapa besarnya dunia yang penuh dengan kejadian, pengalaman, cobaan, kesulitan, duka, penderitaan, kebingungan dan sebagainya; hal-hal yang datang ke dalam hidup kita. Kita menyebutnya hal-hal yang bersifat sementara karena hal-hal tersebut termasuk dalam kehidupan di sini jika kita berada di alam ini: di dalam Kristus Yesus dan Salib telah benar-benar memotong ke dalam dan membebaskan kita dari finalitas hal-hal yang bersifat sementara. Dan betapa seringnya pengalaman sementara menjadi sebuah finalitas bagi kita! Kita pikir itu berarti akhir dari segalanya. Tidak, jika di dalam alam ini di dalam Kristus, maka hal-hal yang sementara diatur oleh kepentingan rohani. Apakah saya perlu memperluas itu?

Sebagian besar dari kita melihat kembali pada hal-hal yang telah terjadi yang kita anggap sebagai kebetulan, tragedi yang terjadi pada diri kita dan mereka cukup sulit, sangat berat … dan kita berpikir bahwa mereka adalah akhir dari segalanya dan sekarang kita dapat melihat bahwa mereka memiliki nilai-nilai rohani yang sangat nyata dan bahwa kita tidak akan memperoleh pengetahuan tentang Tuhan yang kita miliki saat ini kecuali karena hal-hal itu. Mereka tidak mempersempit hal-hal melainkan memperbesarnya! “Bahwa apa yang terjadi atasku ini,” kata Paulus, “apa yang terjadi atasku ini, kejadian-kejadian ini, justru telah menyebabkan, telah menyebabkan kemajuan …” sebuah cara untuk mengatakan: “pembesaran.”

Jadi transisi ini dari yang sementara kepada pemerintahan dari yang bersifat sementara oleh yang rohani. Itu adalah sebuah alam yang sangat luas bukan, ketika saudara bisa keluar ke sana, ketika oleh kasih karunia Allah, kita dapat mengatakan di hadapan hal yang terjadi ini yang nampaknya begitu menghancurkan, begitu memilukan, seolah-olah mencoretkan segalanya: kehilangan, kegagalan, kekecewaan. Dan ketika dihadapkan dengan hal tersebut kita, oleh kasih karunia Allah, dapat berkata: “Ada nilai rohani dalam hal ini yang dapat membenarkannya, yang akan membuktikan hikmat Allah dalam mengizinkannya. Ada sesuatu di dalam hal ini. Aku tidak bisa melihatnya sekarang, cepat atau lambat aku akan masuk ke dalamnya, masuk ke dalamnya dan saya akan melihat kembali pada hal ini dan berkata: Benar sekali jalannya.”

Ia memimpin mereka dengan jalan yang lurus? Ia tidak, Ia memimpin mereka berputar-putar di padang gurun namun keputusannya adalah “Dibawanya mereka menempuh jalan yang lurus.” Betapapun berbelit-belitnya hal itu nampaknya, jika hal itu akan mencapai akhir-Nya, maka hal itu lurus.

Sekarang, mungkin mudah untuk mengatakan hal-hal ini, tetapi, teman-teman kekasih, ini adalah hal-hal yang harus kita pelajari untuk dibebaskan dari: dominasi hal-hal yang sementara ke dalam pemerintahan yang rohani. Saudara tindak-lanjutkanlah itu. Ya, dan surat ini penuh dengan itu. Penuh dengan itu dan banyak waktu diperlukan untuk melihatnya. Izinkan saya mengingatkan saudara tentang pasal empat, “Aku menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu …” Saudara harus berjalan di tengah-tengah kondisi di dunia ini yang sangatlah sulit. Ia menulis kepada jemaat di Efesus dan hanya Allah yang tahu kondisi seperti apakah jemaat di Efesus itu harus hidup, berjalan di tengah-tengah, di antaranya, dan bagaimana segalanya dapat menyeret mereka ke bawah, memaksa mereka ke bawah, menahan mereka di bawah: ini dan itu dan itu yang akan kita bahas lagi. Tidak, di tengah-tengah semua itu, “supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” Biarkan cakrawala yang lebih luas mengangkat saudara keluar dari hal-hal yang sementara ini dan memberi saudara sebuah motif, sebuah insentif untuk hidup di dunia ini; insentif dari dimensi lain.

Atau, untuk lebih praktisnya, mengangkat keluar dari surat ini hal-hal yang bersifat sementara ini, yang memang sangat praktis: suami dan isteri. Itu sangat praktis, bukan? Sangat praktis di dalam dunia di mana kita hidup, suami isteri dan hubungannya di sana. Oh, sungguh tempat latihan yang luar biasa! Saat saudara menikah, saudara telah memasuki utopia! Saudara tidak akan mendapat masalah lagi; laki-laki itu benar-benar sempurna! Perempuan itu … tidak pernah ada orang seperti dia di dunia ini! Kita tidak akan pernah punya masalah bersama … Sekarang, saya tidak ingin merusaknya, dan saya tidak berbicara dari sejarah kekecewaan, jadi tidak ada yang meneruskannya!

Namun kita semua tahu bahwa hubungan ini adalah salah satu hubungan Allah yang melaluinya kita dapat belajar banyak tentang Yesus Kristus. Ini adalah hal yang sementara bukan? Namun lihatlah cakrawala di mana surat ini menyatakan: “Sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya, hai suami, kasihilah isterimu.” Bukankah itu mengangkatnya ke dalam sebuah dimensi, bukankah itu sebuah transisi? Kata saya! Jadi Paulus berkata, “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat ketika aku berbicara tentang suami dan isteri dan isteri dan suami. Aku sedang berbicara tentang Kristus dan Jemaat-Nya.” Bisakah saudara menjadikan bahkan hubungan pernikahan saudara berdasarkan Kristus dan Jemaat-Nya dan Ia yang menyerahkan diri-Nya baginya? Baginya? Dan cara lain di mana hal ini berlaku, sebaliknya. Namun intinya adalah, mengangkat hal tersebut keluar dari kondisi buruk sebagaimana yang kita kenal di dunia ini.

Dan mungkin kadang-kadang saudara dicobai oleh suami atau isteri saudara, kadang-kadang mungkin (bolehkah saya mengatakannya?) hampir sampai pada titik puncaknya … Saya tidak ingin saudara membocorkan rahasia apa pun tetapi saya cukup mengetahui kehidupan manusia. Oh ya, saya mengetahuinya. Di suatu tempat di dalam sebuah kotak yang berisi segala macam barang apa pun, saya menyimpannya di suatu tempat, ada sebuah peluru. Dan saya mengambil peluru itu dari pistol yang akan digunakan oleh seorang laki-laki Kristen untuk menembak isterinya; pekerja di Gereja! Itu mengerikan, itu mungkin kasus yang ekstrim tetapi saudara lihat saudara dapat didorong oleh iblis untuk melakukan segala macam hal karena hubungan itu dimaksudkan oleh Tuhan untuk mewakili sesuatu yang begitu besar. Oh, jika iblis benar-benar bisa datang masuk di antara suami dan isteri dan menghancurkannya, ia telah berhasil dalam hal yang sangat, sangat besar. Ia telah merampas Kristus dari kesaksian tentang diri-Nya sendiri dan hubungan-Nya dengan Jemaat.

Jadi saya akan mengatakan bahwa mungkin ada sedikit, jika ada, hubungan yang lebih ditentang oleh iblis daripada hubungan kemitraan sejati antara suami dan isteri dan isteri dan suami. Tampaknya ia tidak berhenti untuk merusak hal itu karena ia akan mendapatkan sangat banyak karena seperti yang dikatakan oleh Paulus, “yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” Bukankah itu berarti mengangkat hal-hal dari satu alam ke alam yang lain? Itulah Efesus. Deritalah firman bahwa kita harus sangat setia; bahwa kita tidak hanya membahas idealisme, melainkan juga hal-hal yang sangat praktis di sini.

Kemudian kita sampai pada transisi berikutnya:

Yang Kelihatan Dibayangi oleh yang Tidak Kelihatan.

Saya pikir hal ini mungkin tersiratkan dalam apa yang telah saya katakan, tapi kami hanya akan menggarisbawahi kalimat ini: apa yang kelihatan dibayangi oleh apa yang tidak kelihatan. Dan di sini, teman-teman yang kekasih, ini bukan sekedar pernyataan dalam kata-kata; sebuah kalimat. Bagi saya – bukan bahwa saya adalah penting atau teladan – tetapi bagi saya ini adalah salah satu hal yang paling menguji di dalam kehidupan Kristen. Saya hanya tahu sedikit kata-kata yang lebih menguji di dalam Kitab Suci dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan oleh rasul ini, bukan di sini melainkan di tempat lain: “… Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami … sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Saya ulangi: saya hanya tahu sedikit bagian Kitab Suci yang lebih menguji.

Apa yang kelihatan! Apa yang kelihatan … begitu nyata, begitu nyata. Tampaknya sangat konyol untuk menutup mata terhadap mereka, mereka itu nyata. Semua hal ini yang dialami oleh rasul ini adalah nyata: karam kapal (cukup banyak katanya), sehari semalam terkatung-katung di tengah laut, bahaya penyamun, bahaya dari pihak saudara-saudara palsu dan sebagainya. Apakah mereka nyata? Jika tidak, pergilah dan habiskan sehari semalam di karam kapal di tengah laut sambil berpegangan pada sepotong kayu selama semalam dan sehari, apakah itu nyata? Tidak, ilmu pengetahuan Kristen saudara tidak akan menyelamatkan saudara di sana!

Ketika saya masih seorang Kristen muda, saya sedang berjalan pulang dari kota London pada suatu malam setelah bekerja. Seseorang bergabung dengan saya di Hyde Park dan saya tiba-tiba menderita sakit gigi, saya menderita abses yang parah di gigi saya. Orang ini bergabung dengan saya dan bertanya kepada saya, apa yang tidak benar dan saya memberi tahu dia. “Oh!” katanya, “tidak ada apa yang namanya sakit, itu semua hanyalah imajinasi!”

Ya, saya masih remaja dan saya adalah seorang petinju … dan saya telah diajari tinju oleh saudara laki-laki saya yang mahir dalam tinju amatir dan ia telah membelah panel pintu dengan bagian belakang kepala saya! Jadi saya berkata kepada orang ini, “Begini, temanku, izinkan saya memberi-mu gerakan kiri, kanan dari bahu pada titik rahang-mu dan baru katakanlah tidak ada apa yang namanya rasa sakit! Apakah kamu akan mempertahankan filosofi-mu?” Yah, ia tidak mengizinkan saya untuk mengujinya! Saya pikir filosofinya runtuh pada saat itu, hal itu tidak pernah terjadi. Apakah saudara mengerti maksud saya?

Tidak, tidak, tidak, ini tidak akan berhasil, ini tidak akan berhasil sama sekali. Apa yang kelihatan sangatlah nyata; apa yang dirasakan sangatlah nyata. Mereka sangat nyata. Dan apa yang tidak kelihatan tampaknya tidak kelihatan, tampaknya abstrak dan tidak nyata, namun rasul berkata bahwa dampak dari apa yang kita alami untuk mendatangkan kemuliaan yang sangat besar bergantung pada kita yang tidak sibuk dengan apa yang kelihatan melainkan melihat lebih jauh … melampaui sampai kepada apa yang tidak kelihatan. Saya katakan: menguji!

Saya sebutkan sebelumnya, satu hal dalam hal ini adalah saudara menghabiskan hidup saudara, mencurahkan hidup saudara. Penderitaan yang mahal bagi manusia, umat Allah. Dan saudara sampai pada akhir hidup saudara dan sejauh apa yang dapat saudara lihat, hanya ada sedikit hasil darinya, dan apa yang dapat saudara lihat adalah sangat banyak hal yang mendiskreditkan saudara dan pelayanan saudara; itulah Paulus. Tuhan dalam kebaikannya, kebaikan-Nya yang besar, kadang-kadang mengangkat selubungnya sedikit dan seseorang datang dan berkata, “Kamu tahu, tiga puluh tahun yang lalu, aku mendengar sebuah pesan darimu dan aku tidak pernah melupakannya, pesan itu membuat perbedaan dalam hidup-ku.” Sedikit saja seperti itu, mungkin tidak cukup untuk menyelamatkan saudara dari melihat hal-hal yang kelihatan secara keseluruhan, tapi setelahnya … setelahnya yang hebat.

Saya percaya, teman-teman yang kekasih, kita akan melihat lebih banyak lagi, di yang kemudian, nilai-nilai Tuhan di dalam keberadaan kita di sini dibandingkan yang dapat kita lihat saat ini. Dan tampaknya tidak terlalu menghibur bagi jiwa-jiwa ini untuk mengatakan, “Sekarang, ketika kamu telah pergi dari dunia ini dan mungkin tidak mengetahui apa pun tentangnya, semua nilai rohani dalam hidupmu akan keluar.” Tidak sangat menghibur bukan? Tapi apakah keselamatan kita? “Tidak memperhatikan apa yang kelihatan …” apa yang tidak kelihatan. Oh! Kita memang ingin melihat dan ingin disibukkan dengan apa yang kelihatan, bukan? Menurut saya ini adalah bagian yang paling menguji. Nah, inilah kita, apa yang tidak kelihatan, yang rohani membayangi yang kelihatan. Kami hanya akan bergegas.

Transisi selanjutnya di sini adalah dari keberadaan menuju tujuan.

Keberadaan Menuju Tujuan

Ini merupakan perubahan yang cukup besar dan perluasan cakrawala. Pernahkah saudara bertanya-tanya mengapa saudara dilahirkan? Mengapa saudara datang ke dalam dunia ini? Mungkin hal itu tidak pernah menyusahkan saudara sama sekali, saudara berpikir tidak apa-apa, ini adalah hal yang benar bahwa saudara dilahirkan; Allah tidak membuat kesalahan sama sekali ketika Ia membawa saudara ke dalam dunia! Namun sebagian dari kita, saudara tahu, pernah berpikir secara mendalam, “Setelah semuanya, baiklah, apakah Tuhan melakukan kesalahan? Apakah Ia mengambil bahan yang salah, tanah liat? Mengapa, mengapa, mengapa?”

Saya mencoba berdebat dengan kakak laki-laki saya beberapa tahun yang lalu tentang masalah keselamatan ini. Tahukah saudara apa jawabannya? Ia berkata, “Aku benar-benar menolak tanggung jawab apa pun. Aku tidak pernah ditanyakan apakah aku ingin datang ke dunia ini, aku tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengatakan ya atau tidak. Aku ada di sini tanpa diberikan pilihan apa pun kepada-ku dan oleh karena itu, aku tidak mengambil tanggung jawab apa pun atas keberadaanku di dunia ini.” Apa yang dapat saudara katakan mengenai hal itu? Oh, tapi, tapi! Bagaimana dengan tujuan kekal Allah dalam keberadaan saudara di sini? Di balik semua itu Paulus tahu: dipilih di dalam Kristus, dipanggil sesuai dengan rencana-Nya. “sesuai dengan maksud abadi” adalah sebuah ungkapan yang besar dalam Efesus. Keberadaan! Keberadaan belaka, keberadaan yang menyakitkan, semua memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dengan mengatakan: marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati. Keberadaan. Melakukan yang terbaik yang saudara bisa karena saudara hanya ada di sini dan kecuali saudara bunuh diri, saudara hanya harus menjalaninya. Atau, berdasarkan maksud abadi Allah, berdasarkan nasehat kekal dari Ketuhanan: dipanggil, dipilih di dalam Kristus. Itu adalah sebuah dimensi bukan? Itu bukan hanya membuat hidup menjadi yang terbaik, dan sungguh hal yang malang itu. Tidak, ini adalah pembebasan dari sekedar keberadaan menuju tujuan yang besar. Dan dengan satu komentar saya akan berlalu dari itu.

Teman-teman yang kekasih, tidakkah saudara merasa bahwa pemberitaan Injil saat ini masih sangat kurang? Penekanan sebagian besar pemberitaan Injil saat ini adalah: baiklah, dapatkah dosa-mu diampuni dan pergilah ke sorga; berbahagialah selama-lamanya, bersenang-senanglah. Saudara tidak terkejut, kan, bahwa ada banyak orang-orang Kristen kecil yang tidak pernah bertumbuh; belum dewasa! Tidak, saya sungguh merasakan ini: bahwa dalam memperkenalkan Kristus dan Injil kepada mereka yang belum diselamatkan, kita harus menyajikan kebesaran maksud abadi yang menyangkut setiap kehidupan. Dan jika mereka memahaminya, “Wah! Apakah aku terpanggil untuk itu? Apakah itu dimensi keselamatan?” Mereka akan bertumbuh, saudara akan memiliki tipe orang yang berbeda, pertobatan.

Oh, dan kemudian seseorang berkata, “Tetapi kamu tidak dapat membawa kepada anak-anak kecil hal-hal besar manusia dan memikulkannya di pundak mereka!” Itu mungkin sebuah argumen yang wajar, tetapi apa yang telah saya lihat adalah orang-orang Kristen terbaik yang saya kenal bertobat di dalam pelayanan kepada orang-orang kudus dalam kekayaan yang besar. Oh ya, di meja perjamuan Tuhan dan di pagi hari melayani ketika saudara sama sekali tidak sedang memikirkan tentang orang-orang yang belum diselamatkan, beberapa orang Kristen terbaik dilahirkan kembali di dalam pelayanan itu. Tujuan sebagai yang membayangi keberadaan.

Saya harap saya tidak melelahkan saudara, kita mempunyai begitu banyak transisi di sini tapi marilah kita melihat pada transisi yang lain.

Efesus

Mari kita pergi ke Efesus, kota yang besar dan apa yang akan membuat kita terkesan? Apa yang orang-orang ini begitu terobsesi dengan, didominasikan oleh, bicarakan? Kuil agung Artemis dari Efesus. Salah satu keajaiban dunia. Saudara tahu betapa besarnya hal ini bagi orang Efesus, mereka mencoba membunuh Paulus karena perkara itu. “Besarlah Artemis dewi orang Efesus!” mereka berteriak! Semua suara lainnya diredamkan oleh pujian mereka terhadap dewi Artemis dan kuilnya … luar biasa kuil itu, menakjubkan kuil itu, dengan segala sensualitasnya … terlalu mengerikan untuk digambarkan. Namun begitu luar biasa, sangat menakjubkan. Ini adalah Efesus. Paulus mewakili bagi saudara sesuatu yang jauh lebih megah dan mulia daripada kuil dewi Artemis; Jemaat yang adalah Tubuh-Nya, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, sensualitas Efesus atau semacamnya, supaya dengan demikian Jemaat dapat menjadi Jemaat yang mulia, yang transenden. Oh, kuil dewi Artemis dengan segala kemegahannya memudar dari cakrawala ketika Paulus menampilkan Jemaat ini yang merupakan Tubuh-Nya! Oh, iblis telah memfitnahnya, telah melakukan begitu banyak hal untuk merusaknya dan yang sangat dibutuhkan adalah pemulihan konsepsi sejati tentang kodrat yang sorgawi itu.

Sungguh suatu pembebasan itu! Ya, selama bertahun-tahun dengan semua pakaian klerikal dan Gereja, dan mimbar, dan seluruh pelayanan, dan semuanya … itu begitu banyak dan kemudian Salib datang masuk dan melalui Salib sebuah pembukaan dari kodrat sorgawi yang sejati tentang Jemaat, Tubuh Kristus, dan semua ini hilang. Apa yang selama ini memegang dan mencengkeram cakrawala, menghilang begitu saja sebagai omong kosong; permainan anak-anak, bermain di gereja-gereja, bermain di kapel, dan banyak lagi! Omong kosong, permainan anak-anak … di hadapan konsepsi ini, penyingkapan ini. Ini adalah pembebasan.

Dan teman-teman yang kekasih, itu miskin jika dibandingkan dengan rasul Paulus, itu hanyalah sebuah refleksi yang samar. Lihatlah pada dominasi mutlak atas Yerusalem dan bait sucinya dan sistemnya dalam terang laki-laki ini. Ia telah mencapai batas maksimal sistem duniawi itu dalam segala hal. Ya ampun, lihat dia yang keluar melawan mereka yang tidak menginginkannya, yang dibawa masuk untuk dipertanyakan. Keras, galak, tak kenal kalah; laki-laki dan perempuan dijebloskan ke dalam penjara. Stefanus – dan Saulus, yang kemudian adalah Paulus, berdiri dengan memberikan persetujuannya – seorang pemuda, kehidupan yang mulia, dan terang sorga di wajahnya … diperlakukan sampai mati. Inilah laki-laki itu, cengkeraman hal ini pada laki-laki ini. Apa yang akan membebaskannya? Apa yang bisa mengeluarkannya dari sistem itu dan menjadikannya tidak hanya omong kosong, tapi juga menjijikkan? Saudara tidak akan pernah bisa mengeluarkannya dengan berkhotbah, dengan mengajar, dengan bujukan, dengan paksaan, atau dengan penganiayaan. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat mengangkat laki-laki itu keluar ke posisi Efesus ini, tapi apa? Ia telah melihat. Ia telah melihat! Ia telah melihat Kristus dan melihat implikasinya dan signifikan dari Yesus Kristus di alam semesta Allah dan salah satu implikasi besarnya: Jemaat yang merupakan Tubuh-Nya. Ia telah melihat. Ia keluar, Ia keluar, begitu keluar, sebagaimana saudara menemukannya di Galatia, dengan menyembelih pinggul dan paha hal-hal yang pernah ia gunakan untuk menemukan hidupnya itu sendiri. Ini adalah cakrawala yang luas. Ini adalah pembebasan. Salib berhasil melakukannya!

Saya tidak ingin mempertanyakan kehidupan Kristen seorang mana pun, melontarkan fitnah apa pun, tetapi saya percaya bahwa jika Salib dikenal sebagaimana mestinya, saudara akan keluar dari “isme” saudara dan segala sesuatu yang ada di sini sebagai sebuah hal duniawi berarti keterbatasan; saudara akan keluar! Saudara tidak perlu bertanya: “Haruskah aku meninggalkan ini? Haruskah aku meninggalkan itu? Haruskah aku melepaskan ini dan itu? Haruskah aku?” Oh Tidak! Saudara tidak akan berkeliling berkonsultasi dengan darah dan daging karena Ia telah memberitahu saudara dan saudara harus berkata, “Aku keluar! Rohku keluar!” Begitu banyak yang tertinggal. Betapapun hebatnya dewi Artemis dan kuilnya, betapa miskin, miskinnya hal ini ketika sekali saudara melihat Jemaat sorgawi!

Nah, itu dia. Ada satu hal lagi tapi itu semua termasuk dalam apa yang telah saya katakan. Saudara perhatikan saat saudara membaca surat kepada jemaat di Efesus ini, rasul – di mana ia mulai mengungkapkan beban hatinya di dalam surat itu, tidak lama setelah ia memulainya – pengharapan hampir menguasai dirinya. Ia merasakan keputusasaan untuk dapat menyampaikan pesan ini. Pernah merasa seperti itu? Ini adalah pelayanan yang baik ketika saudara merasa seperti itu, saudara tahu. Hati saudara begitu penuh, saudara mempunyai sesuatu yang begitu hebat … bagaimana aku bisa menyampaikan ini? Itulah yang seharusnya menjadi pelayanan! Dan ia memulai pada ini dan ini tidak lama kemudian sebelum ia meletakkan penanya (dapat dikatakan, menurut saya ia tidak menuliskannya sendiri, ia mendiktekannya) ia meletakkan penanya dan berlutut di hadapan betapa besarnya dimensi yang luar biasa ini. Ia berkata, “Aku sujud kepada Bapa yang mulia itu … supaya Ia memberikan kepadamu Efesus yang memiliki begitu banyak, mengetahui begitu banyak, kepada siapa aku telah memberikan begitu banyak, namun kepadamu, dengan segala yang kamu miliki, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang …”

Efesus … pusat pembelajaran, pusat seluruh perpustakaan buku-buku mistisisme iblis. Saudara tahu ketika mereka bertobat, ketika mereka datang kepada Tuhan, orang-orang percaya ini mengumpulkan semua kitab rahasia-rahasia mereka ke dalam sebuah tumpukan dan membuat api yang besar, membakarnya. Dan harga yang diberikan untuk itu adalah harga yang sangat mahal. Semua pembelajarannya, semua rahasia keiblisan; semuanya ada di sana di Efesus. “Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Itulah sebabnya ia berbicara tentang rahasia Kristus di sini, rahasia-rahasia lainnya. “Mengenal Dia, menjadikan mata hatimu terang. Kamu orang-orang Efesus yang memiliki semua ini di dalam kitab-kitab, oh, ada cakrawala pengetahuan rohani, pemahaman rohani yang menjadikan semua itu hanya sebagai abu belaka. Tidak ada apa-apanya, semua itu! Saudara dapat memiliki roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar yang melampaui segala kemampuan manusia untuk memahaminya!” Itulah apa yang ia katakan, saudara tahu, kepada jemaat di Korintus, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh.” Manusia rohani yang menerima hal-hal rohani yang tidak akan pernah dapat dipahami oleh manusia duniawi. Ia berada dalam kegelapan, ia pada dasarnya berada dalam kegelapan.

Sekarang, Paulus tidak lagi bergerak di alam abstrak, tahukah saudara tentang hal ini? Saudara mungkin mengatakan bahwa saudara hanya mengetahui sedikit saja, namun tidakkah saudara mengetahui sesuatu tentang hal ini: bahwa mata hati saudara telah dijadikan terang? Bahwa saudara telah melihat apa yang tidak akan pernah dapat saudara pahami atau ketahui sampai saudara telah dilahirkan dari atas? Saudara mungkin tidak akan dapat menjelaskannya lebih dari apa yang dikatakan oleh orang yang terlahir buta di dalam Yohanes 9 itu, ketika mereka mencoba menjelaskan pengalamannya. Bagaimana ia melakukannya kepadamu dan seterusnya. Jelaskan itu! Definisikan! Kasihan sekali, ia di luar kedalamannya dalam hal penjelasan dan definisi, satu-satunya hal yang bisa ia katakan adalah, “Yah, bagaimana Ia melakukannya, aku tidak tahu. Siapa Dia itu, aku tidak tahu … tetapi satu hal yang aku tahu: Aku dahulu buta dan sekarang aku melihat!”

Sekarang, saudara mungkin tidak memahami seluruh kebenarannya, namun saudara mengetahui prinsipnya bahwa ada pekerjaan Roh Kudus, yang menuntun kita melampaui semua kemampuan kita secara intelektual atau dengan cara yang lain apa pun; kita mulai melihat hal-hal. Dan tahukah saudara, ini mengejutkan, ini sangat mengejutkan, bahwa malaikat-malaikat (saudara mengira malaikat hebat, bukan?) malaikat tidak mengetahui apa yang diwahyukan kepada Jemaat! Dikatakan “hal-hal yang ingin diketahui malaikat-malaikat.” Baiklah, saya tidak ingin membuat saudara terlalu bingung tetapi apa yang ingin saya katakan adalah: di sini adalah cakrawala pemahaman dan pengetahuan yang, melalui wahyu Roh Kudus akan membawa kita jauh keluar dari kapasitas yang buruk ini – kapasitas mental atau kapasitas yang lainnya apa pun – membawa kita keluar ke alam lain. Memang seharusnya begitu! Seharusnya begitu! Terpujilah Allah, bagi sebagian dari kita, hal itu telah terjadi melalui krisis besar Salib itu, hal itu telah terjadi! Sebuah dimensi baru dari pengetahuan dan pemahaman rohani telah terbuka dan meskipun saat ini kita harus mengatakan bahwa kita hanya berada di pinggiran, di pinggiran, oh ada begitu banyak yang melampaui kita! Namun demikian, ini mewakili transisi yang sangat besar dari yang sebelumnya.

Nah, bagaimana caranya? Semua ini? Ya, ini adalah tempat Salib bukan? Salib ditanam di dalam pikiran alami kita, untuk membawa kita pada pikiran rohani; membawa kita melalui kematian menuju dasar kebangkitan – sungguh luasnya! Tuhan Yesus hidup dan bekerja di bawah batasan-batasan tertentu yang sangat nyata pada diri-Nya, bukan di dalam diri-Nya sendiri melainkan di dalam diri orang lain, yaitu murid-murid-Nya. Bagaimana ia mencoba membuat mereka mengerti; tapi tidak. Tidak, cakrawala mereka hanyalah cakrawala alami, dan Ia berseru, “Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung, oh, jika saja hal itu telah berlangsung …” namun sekarang roh yang terpenjara, terpenjara oleh pemahaman, penangkapan, genggaman orang-orang ini di sekitar-Nya; dipenjara. Ia berkata, “Aku merindukan saat ketika semua hal itu akan hancur dan memberi tempat pada dimensi pemahaman rohani yang lebih besar. Hal ini tidak akan terjadi sampai Aku telah melalui baptisan kesengsaraan, baptisan Salib. Oh, jika saja hal ini telah berlangsung!”

Dan sekarang perhatikan pencapaiannya. Oh sungguh, perubahan dalam pemahaman, pengertian dan penangkapan mereka pada hari Pentakosta sungguh menakjubkan! Benar-benar menakjubkan, pikirkan tentang bagaimana mereka menganggap Salib itu sendiri sebelumnya: sebuah prospek yang mengerikan, “Jika hal itu terjadi, kita akan kehilangan segalanya. Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau. Semua harapan dan pengharapan kita akan hancur dan lenyap jika hal itu terjadi.” Lihatlah sisi lainnya dari itu. Seperti ini? Tidak, tidak sama sekali. Salib telah melakukan sesuatu untuk membebaskan Dia dalam hal itu. Dan bukankah Tuhan membutuhkan pembebasan seperti itu di dalam diri kita? Ini hanya akan terjadi melalui proses yang sama: kita mati terhadap diri kita sendiri, terhadap pikiran kita sendiri, terhadap kehendak kita sendiri, kehidupan Diri, mati terhadap kehidupan jiwa seperti yang telah kita bicarakan, dan bangkit dan keluar ke dasar kebangkitan … manusia rohani. Dan kemudian kita mulai melihat apa yang tidak pernah bisa kita lihat sebelumnya. Hal-hal yang dahulu kita pandang sebagai hal-hal yang tidak dapat kita terima, tidak dapat kita renungkan, justru merupakan hal-hal yang kita anut, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus!”

Saudara, teman-teman yang kekasih, harus membawa hal ini kepada Tuhan. Saya tidak bisa membuat saudara mengalami hal ini. Saya dapat memberitahu saudara tentangnya dan memberitahu saudara bahwa ini nyata, tetapi saya tidak dapat membuat saudara mengalaminya; saya tidak bisa melakukannya untuk saudara. Saudara harus pergi kepada Tuhan dan berkata, “Sekarang ya Tuhan, aku menyerahkan diri-ku dan percaya pada kasih karunia-Mu untuk membantu-ku melewati Salib, kepada itu aku mempercayakan diriku, Tuhan lakukanlah hal itu. Tuhan lakukanlah hal itu dan ketika keadaan daruratnya terjadi, dan harganya sedang diterapkan dan diriku sendiri disingkirkan oleh orang-orang, orang-orang Kristen dan sebagainya; peganglah aku. Peganglah aku, lakukanlah pekerjaan ini, pastikan saja aku mencapai pembebasan besar yang dimaksudkan untuk diwujudkan dengan Salib.”

Tuhan, lepaskan semua beban yang berupa ketegangan, dan stres … baik itu mental, atau sistem saraf atau semacamnya, bahkan fisik, dan bawalah kami ke dalam semacam ketakutan akan keajaiban … keajaiban dari Salib itu dan kemungkinannya yang luar biasa; apa yang bisa dilakukannya. Keajaiban Kristus ditangkap secara rohani. Oh, kami tidak tahu bagaimana harus berdoa, tapi kami hanya bisa berkata sekarang, jika apa yang telah disampaikan di sini pada hari ini dan minggu ini melalui hamba-hamba-Mu adalah kebenaran Allah, jangan biarkan kami melupakannya atau menyimpannya di dalam waduk-waduk buatan, tetapi jadikanlah itu sungai, mata air, yang mengalir di dalam diri kami menuju hidup yang kekal. Tutupilah segala kekeliruan, segala kekhilafan, setiap cacat dalam presentasi dan kepribadian … Semoga Kristus dan kebenaran-Nya yang tinggal bersama kami, tidak ada yang lain. Kami mempercayakan diri kami sendiri kepada-Mu, di dalam nama Tuhan Yesus, amin

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.