Austin-Sparks.net

Pembangunan Yerusalem Baru

oleh T. Austin-Sparks

Bab 1 – Kebenaran dalam Batin

Bacaan: Wahyu 21:2-3, 9-12, 19, 21, 27; 22:1.

“Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin” (Mazmur 51:6).

Pada saat ini kita dibawa kembali ke persoalan tentang bagaimana akhir ilahi mengatur segala sesuatu dan bagaimana segala sesuatu harus dipertimbangkan dan diperhitungkan, dalam terang akhir ilahi, akhir yang kepadanya Allah sedang bekerja.

Akhir Ilahi

Di sini, di dalam pasal-pasal yang telah kita baca, kami telah mengungkapkan akhir ilahi. Kita berdiri di sini di dalam bagian-bagian Kitab Suci ini bersama dengan Tuhan dalam penyingkapan, pengungkapan, tentang akhir zaman. Seluruh kitab ini disebut “wahyu atau penyingkapan Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya” – wahyu Yesus Kristus. Dan ada pengertian yang sangat nyata dan kuat di mana semua yang ada di dalam kitab ini adalah wahyu Yesus Kristus, wahyu tentang Dia dalam berbagai cara, dari sudut pandang yang berbeda: pada awalnya, sebagai penggenapan Kitab Suci “Penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi” (1 Petrus 4:17), menghakimi jemaat-jemaat dan seluruh jemaat; dan kemudian berurusan dengan perkara yang lebih luas. Ini adalah wahyu Yesus Kristus dalam tindakan; ini adalah hari Tuhan. Dan ini sama benarnya ketika saudara sampai pada pasal penutup, 21 dan 22, bahwa ini adalah wahyu Yesus Kristus. Di sana di bagian akhir kita diberikan kesempatan untuk melihat wahyu itu di dalam bentuk Yerusalem Baru, kota yang kudus itu, yang digambarkan dengan cukup lengkap. Ini masih merupakan wahyu Yesus Kristus, namun tentu saja di sini ini merupakan wahyu yang bersifat korporat dan inklusif, tidak hanya dalam Pribadi-Nya dan dirinya sendiri, tetapi juga dalam cara yang terkait. Anak Domba dan Pengantin Perempuan keduanya dikumpulkan menjadi satu di bawah gelar Yerusalem Baru, kota yang kudus itu, Kemah Suci Allah. Saudara tidak dapat memisahkan keduanya. Ia adalah kemah suci Allah, dan milik-Nya besama-sama dengan-Nya membentuk dengan cara korporat kemah suci Allah. Dan sekarang ini semua adalah penyempurnaan dari proses-proses, kegiatan-kegiatan yang luar biasa. Ini adalah perwujudan yang sempurna dari apa yang telah Allah lakukan dalam jangka waktu yang sangat lama, dengan cara yang mendalam, dan sebagian besarnya secara tersembunyi. Belum pernah ada orang yang melihat ini dengan cara ini sebelumnya. Mereka telah mengetahuinya; Paulus mungkin mempunyai pengetahuan yang cukup lengkap mengenai hal ini. Ia diangkat ke tingkat ketiga dari sorga dan mendengar kata-kata yang tak terkatakan (2 Korintus 12:2); dan kemudian dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, ia berbicara tentang Yerusalem sorgawi, yang ialah ibu kita (4:26). Ia jelas-jelas telah melihat sesuatu tentang Yerusalem sorgawi ini, namun sekarang hal ini terungkapkan sebagai sesuatu yang sedang dalam proses pembuatan, menuju ke arah penyingkapan yang mulia ini. Ini adalah Kristus dan milik-Nya.

Marilah kita segera menanamkan kembali pikiran kita dengan sebuah fakta yang sudah tidak asing lagi – bahwa apa pun yang ada tentang tempat, lokasi, geografi, tentang akhirat kita, tentang kota yang kudus itu, Yerusalem Baru dan negeri sorgawi, ini terunggulnya dan terutamanya merupakan keadaan rohani daripada lokasi geografisnya. Akan sangat sulit untuk mengatakan dengan pasti di mana tepatnya orang-orang kudus dari dispensasi ini akan ditempatkan secara absolut setelahnya. Mereka mungkin memiliki cakupan pergerakan yang jauh lebih luas dibandingkan yang mereka miliki sekarang. Jika Tuhan Yesus dalam kebangkitan adalah sejenis orang-orang kudus yang dibangkitkan, maka pergerakannya akan berada pada dasar yang sangat berbeda daripada apa yang ada pada kita pada saat ini. Lokasi menjadi masalah yang besar bagi pikiran kita, pikiran kita masa kini, dan oleh karena itu kita terpaksa menyadari bahwa Yerusalem Baru, Yerusalem sorgawi, jauh lebih dari sekedar tempat tinggal tetap, adalah suatu kondisi hal-hal secara rohani: suatu kodrat dan tatanan sorgawi kepada apa Allah sekarang sedang bekerja, dan itu secara rohani.

Lalu, apa hal terakhir tentang semuanya itu? Jika apa yang baru saja kami katakan adalah benar, bahwa Allah sedang bekerja menuju suatu kondisi yang akan diwahyukan, suatu kondisi yang memiliki rincian dan aspek yang sangat banyak, mungkin tak terhitung jumlahnya, suatu keadaan rohani yang sangat komprehensif, apakah jumlahnya dari semuanya itu ketika ini akhirnya terungkapkan dengan sempurna? Semuanya ini dikumpulkan di dalam satu bagian kecil – “kemuliaan Allah terbit atasmu.” Akhirnya, tujuannya, objeknya yang selalu Allah ada di hadapan-Nya dan kepada apa Allah sedang bekerja dalam setiap detilnya sekarang adalah kemuliaan Allah, kemuliaan Allah yang akan dinyatakan di dalam kita di dalam dan melalui Kristus Yesus karena kita berada di dalam Dia dan Ia ada di dalam kita. Akhirnya, akhir yang mengatur segalanya, adalah kemuliaan Allah.

Dan akhirnya harus mengatur segalanya bagi kita sekarang. Ini harus menjadi perhatian saat ini, sebuah perkara yang harus kita perhatikan segera dan terus-menerus. Segala sesuatu harus dilihat dari sudut pandang ini – apakah ini demi kemuliaan Allah? Bagaimana hal ini dapat memuliakan Allah? Bagaimana hal ini dapat berkontribusi kepada kemuliaan Allah? Apakah masalah ini, apakah situasi ini, apakah garis hal-hal ini, apakah tatanan ini, memuliakan Allah? Jika tidak, maka bagi mereka yang menjadi milik Tuhan dan yang menantikan hari penyingkapan itu, hal-hal seperti itu sama sekali tidak berarti. Mereka tidak termasuk hitungan jika mereka tidak bekerja untuk kemuliaan Allah, “kemuliaan Allah terbit atasmu.”

Saya ingin menyarankan kepada saudara bahwa perkara ini harus segera dibahas secara penuhnya di dalam hidup kita dan diizinkan untuk menilai dan menentukan nilai segala sesuatu bagi kita. Apakah ini untuk kemuliaan Allah? Ya, itulah objeknya yang inklusif dan komprehensif. Itulah hal yang mengatur Allah dalam urusannya dengan kita. Dan apakah kemuliaan Allah itu?

Kemuliaan Allah yang Nampak pada Wajah Kristus

Kita harus melihat kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus, dan ketika kita melihat pada wajah Yesus Kristus untuk kemuliaan Allah, apa yang kita lihat? Kita segera mulai memperhitungkan ciri-ciri Tuhan Yesus. Kita menatap pada wajah-Nya untuk melihat ciri-ciri rohani tersebut, lalu langsung melihat pada penyingkapan korporat yang besar dan inklusif tentang Dia dalam kaitannya dengan kota yang kudus itu, pengantin perempuan, kemah suci Allah, wahyu yang menyeluruh itu, Kristus dalam ekspresi korporat, dan kita melihat ciri-ciri Tuhan Yesus itu di sana yang ditampilkan dalam kepenuhan dan kesempurnaan. Dan apakah mereka itu?

Kristus Kebenaran

Kita telah, dalam kutipan Alkitab kita, menggarisbawahi salah satunya. Saya tidak tahu apakah kita akan menemukan diri kita bebas untuk melampaui yang satu ini, tetapi jika Tuhan dapat menuliskan hal ini dengan cukup dalam dan kuat di dalam hati kita untuk menghasilkan keserupaan dengan gambar Anak-Nya pada poin ini, saya cukup yakin ini akan membawa kita jauh menuju akhir ilahi. Lalu, apakah saudara memperhatikan penekanan pada bagian-bagian yang telah dibaca? “Cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis” (Wahyu 21:11). Dasar tembok yang pertama, batu yaspis. Jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal. Apakah semuanya itu? Saya berpendapat kepada saudara bahwa itulah ciri Tuhan Yesus yang dibicarakan-Nya ketika Ia berkata, “Akulah kebenaran” (Yohanes 14:6); atau sekali lagi, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:23). “Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin.”

Itu bukanlah kebenaran doktrin, karena doktrin bisa saja lahiriah. Ini bukan sekedar kebenaran praktik, praktik bisa ada di lahiriah; kebenaran bentuk – itu semua bisa ada di lahiriah. Ini adalah “kebenaran dalam batin.”

Iblis si Pendusta

Sekarang, saudara menyadari bahwa ini khususnya adalah perkara akhir zaman. Pada akhirnya permasalahan ini dibawa keluar pada bagian akhir kitab Wahyu, namun pada permasalahan itu sendiri bahwa Tuhan mengambil penghakiman-Nya terhadap jemaat-jemaat dan seluruh jemaat secara komprehensif. Ini merupakan perkara kebenaran dalam batin ini, dan bukankah sangat jelas dan sangat paten bahwa kebalikan dari ini secara ekstrem juga merupakan ciri akhir zaman? Jika ada satu hal yang akan terungkapkan secara penuh, kiamat penuh pada akhirnya, ini adalah ciri esensial dari Iblis itu di dalam antikristus, yaitu dusta. “Ia adalah pendusta,” kata Tuhan kita (Yohanes 8:44), “dan bapa segala dusta.” Dan, ketika kita mendekati akhir zaman, dunia akan dikendalikan secara ekstrim dan dahsyat oleh roh ketidak-benaran, yaitu dusta. Kami melihat sesuatu tentang hal itu sekarang. Ini sudah menjadi filosofi dunia ini bahwa saudara tidak akan pernah berhasil sampai saudara bisa mengatakan dusta terbesar dan mempercayainya sebagai kebenaran. Saudara melihat itu bekerja; saya tidak perlu membahas hal ini. Ini adalah keadaan yang gelap dan mengerikan. Ini adalah roh antikristus yang mencapai kegenapannya yang sempurna untuk penyingkapannya sendiri. Dan antikristus adalah sesuatu yang berjalan berdampingan dan berlawanan dengan Kristus.

Pergerakan Allah menuju akhir adalah untuk memperkuat sisi-Nya dalam hal ini: kebenaran, transparansi, kenyataan, keadaan yang tidak tercampur tanpa kontradiksi atau inkonsistensi – “Emas murni, bagaikan kaca bening.” Itulah yang sedang dilakukan Allah.

Pekerjaan Iblis di dalam Manusia

Sekarang, kita harus mundur sedikit. Yang kekasih, saudara dan saya bisa percaya dengan segenap hati kita bahwa kita adalah asli, kita nyata, kita jujur, kita ikhlas, dan bahwa jalan yang kita ambil, cari, kejar, adalah jalan kebenaran. Kita percaya itu tentang diri kita sendiri. Saya kira tidak seorang pun dari kita yang akan mengatakan sebaliknya selain bahwa mereka jujur, tulus, berusaha menjadi benar dan menghendaki kenyataan di hadapan Allah. Ya, kita mengatakan hal itu tentang diri kita sendiri dan kita yakin akan hal itu tentang diri kita sendiri. Ini bukanlah hak saya untuk mengatakan bahwa saudara tidak jujur, dan ini bukanlah hak saudara untuk mengatakan bahwa saya tidak jujur, tetapi ini dapat kita katakan tentang diri kita sendiri dan tentang diri kita semua, bahwa kita tidak mengenal diri kita sendiri. Saudara lihat, kekacauan yang mengerikan terjadi pada awalnya ketika Adam berdosa. Pendusta mendapatkan akses; ia tidak hanya berdusta dan tidak hanya membujuk orang lain untuk menerima dustanya dan bertindak berdasarkan dusta itu, tidak, sesuatu yang lebih dari sekedar hal eksternal telah terjadi. Apa yang ia kehendaki adalah memperanakkan dari perkataannya. Saudara lihat, Allah memperanakkan melalui firman-Nya. Kita diperanakkan melalui Firman Allah, dan Iblis berusaha untuk dapat memperanakkan, sejenis makhluk, setipe manusia, melalui kata-katanya. Kapan pun saudara dan saya menerima perkataan dari iblis, saran dari iblis, kita tidak hanya menerima sesuatu yang tidak benar sehingga kita dapat dengan mudah berpaling darinya, ada sesuatu yang telah mendapatkan akses ke dalam diri kita yang mengubah kita dan menjadikan kita mahkluk lain. Itulah apa yang terjadi pada awalnya. Adam diubah dari keadaannya yang dulu dan menjadi makhluk jenis lain. Kata yang melekat pada hati manusia selamanya sejak saat itu adalah bahwa hatinya penuh tipu daya dan sakit parah, “sangat korup” (ASV), “jahat parah” (KJV) (Yeremia 17:9). Sesuatu telah terjadi di dalam diri kita sehingga kita di dalam diri kita sendiri, di dalam jiwa kita itu sendiri, tercampur aduk, bingung, tertipu dan penuh tipu daya. Kita tidak mengenal diri kita sendiri bahkan ketika kita berpikir bahwa kita adalah orang yang paling tulus, paling ikhlas, namun Allah mengenal kita, dan satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat api pembersihan bekerja, dan ketika saudara dan saya datang ke dalam api pembersihan dan pemurnian yang ilahi itu, kita mulai menemukan hal-hal tentang diri kita sendiri yang tidak pernah kita percayai. Kita mulai melihat tipu daya hati kita sendiri dan kita mulai kehilangan keyakinan pada diri kita sendiri, pada penilaian kita sendiri, pada kemampuan kita sendiri, pada pemahaman kita sendiri. Itu adalah sisi negatifnya.

Allah Menghancurkan Pekerjaan Iblis

Di sisi lain, kita semakin menyadari bahwa kecuali Allah melakukan pekerjaan-Nya di dalam diri kita dan membuat segalanya jelas bagi kita dan memimpin kita oleh diri-Nya sendiri dan menjadi hikmat kita, pemahaman kita, kekuatan kita, kemampuan kita, maka kita benar-benar tiada harapan. Salah satu tanda pertumbuhan yang nyata dalam kasih karunia adalah hilangnya rasa percaya diri, perolehan kelemah-lembutan dan kerendahan hati yang dalam, rasa ketergantungan pada Tuhan. Saudara mungkin berkata, “Tentu saja, jika kita bertumbuh dalam kasih karunia dan berjalan bersama Tuhan, kita seharusnya merasa sangat yakin.” Ya, dalam arti tertentu mungkin kita memperoleh keyakinan di sepanjang garis tertentu, tetapi bukan keyakinan-diri-sendiri. Ada kehancuran yang mengerikan dari keadaan yang kacau balau di bawah tangan Allah. Bagaimana Allah bisa mendapatkan umat yang Ia inginkan pada akhirnya yang akan membentuk pengantin perempuan itu, kota itu, kemah suci Allah itu? Bagaimana Ia akan melakukannya?

Ia akan melakukannya dengan cara menciptakan dan mengintensifkan pencarian akan kenyataan, dan itu berarti kehilangan banyak kepuasan dan kesenangan dengan hal-hal yang hanya bersifat formal, eksternal, dan yang tercampur serta tidak konsisten dan kontradiktif. Ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan di dalam diri kita, suatu pekerjaan yang intens dari Roh Allah. Ia menciptakan di dalam diri kita sebuah pencarian untuk kenyataan yang menyeluruh dan nyata; keadaan yang transparan; kemurnian. Ini dimulai dengan diri kita sendiri, bukan dengan diri orang lain dan bukan dengan hal-hal lain. Pertanyaan yang akan muncul terus-menerus di bawah operasi Roh Allah ini adalah apakah, setelah semuanya, kita di dalam pengalaman kita sendiri, di dalam posisi rohani kita sendiri, setia terhadap apa yang kita ketahui secara ajaran mengenai kehendak Allah yang dinyatakan. Ya, ini akan menjadi seperti itu. Ini adalah pekerjaan nyata Roh Allah ketika hal itu diwujudkan.

Seorang laki-laki muda pernah datang kepada saya setelah sebuah pertemuan dan ia mencoba untuk meyakinkan saya dengan sangat kuat mengenai doktrin dan ajaran tertentu tentang kesempurnaan tanpa dosa dan akar dosa yang telah dikeluarkan, dan hal-hal semacam itu, dan ia sangat kuat dalam hal itu dan saya tidak bisa berkata apa-apa, ia begitu kuat. Kemudian kami melanjutkan ke pertemuan berikutnya dan Tuhan berbicara dengan tegas di dalam pertemuan itu tentang firman Salib, dan laki-laki muda itu datang kepada saya lagi dan ia diubah, dan ia berkata, “Tuan Sparks, seandainya kamu tersandung, seandainya kamu melakukan kesalahan, apa yang kamu lakukan?” Saya memandangnya dan berkata, “Apakah kamu mengakui bahwa kamu memang tersandung, kamu memang melakukan kesalahan?” Nah, melalui perbincangan serius bersama-sama, ternyata ia adalah korban dari sebuah kebiasaan yang sangat jahat dan ia telah mencoba untuk membujuk saya ke dalam doktrin ini, dan Roh Allah memakukannya pada pertanyaan tentang kebenaran dalam batin ini. (Itu tidak dikatakan dengan maksud untuk mengkritik ajaran apa pun).

Intinya adalah bahwa Allah tidak akan membiarkan kita lepas jika kita benar-benar bersungguh-sungguh dengan-Nya. Menjelang akhirnya, Ia akan mengintensifkan perkara ini. Saudara memegang kebenaran tertentu, namun apakah hidup saudara mewakili kebenaran tersebut? Saudara mempercayai hal-hal tertentu, bagaimana saudara berdiri di hadapan kepercayaan saudara itu? Tuhan Yesus adalah yang terpuruk dan melawan Dia kita harus berdiri dan semua tonjolan kita dan ‘ketidak-lurusan’ kita akan terwujudkan karena kita harus menjadi serupa dengan gambar-Nya dan ini tidak dilakukan secara lahiriah dan mekanis. Ini akan bersifat pengalaman dan batiniah dengan pengetahuan kita. Kita harus sampai pada titik di mana kita menyerahkan diri kepada Tuhan, di mana kita melihat hal ini dengan berani dan jelas dan berkata, “Ya, ada kekusutan, ada kelokan, ada sesuatu yang tidak konsisten dan tidak lurus. Tuhan, Engkau harus menangani itu – luruskan itu atau singkirkan itu!” Tuhan sedang menangani hal semacam itu di dalam umat-Nya.

Hal ini berlaku bagi banyak anak-anak-Nya saat ini di seluruh dunia. Ini mungkin adalah hal yang sedang Tuhan lakukan dengan umat-Nya saat ini, sementara mereka menginginkan agar Dia melakukan hal-hal besar di depan umum, untuk tampil dalam suatu gerakan baru yang besar, pembangunan rohani atau semacamnya. Mungkin Ia sedang melakukan sesuatu yang sebesar itu, namun tersembunyi, rahasia, bukan di muka umum, bukan suatu gerakan, bukan sebuah pekerjaan terorganisir – sesuatu yang mendalam, dan bisa jadi inilah yang sedang Ia lakukan di seluruh dunia saat ini melalui berbagai jenis api. Kadang-kadang ini merupakan api kondisi dunia, penderitaan yang dialami anak-anak-Nya karena kondisi dunia ini, situasi baru ke dalam apa mereka di jerumuskan; kadang-kadang oleh penderitaan karena tidak bertindak, situasi belantara, situasi padang gurun. Oh, banyak sekali bentuk pencobaan yang berapi-api ini, namun apa pun bentuknya, satu hal yang Tuhan lakukan dengan umat-Nya adalah untuk mewujudkan keinginan yang kuat dan intens untuk kenyataan. Haruskah saya katakan dengan cara lain – untuk mengeluarkan mereka dari posisi yang salah. Saudara tahu, Kekristenan yang terorganisir memang menempatkan kita pada banyak posisi yang salah. Sistem hal-hal sebagaimana adanya saat ini menempatkan kita pada posisi yang salah. Ada banyak laki-laki dan perempuan muda, yang, meskipun menyakitkan untuk mendapatkan sarang elang diaduk dan dilempar keluar pada sayapnya, kini berkata, “Itu sangat sulit. Itu bukanlah pengalaman yang menyenangkan untuk harus keluar menghadapi kondisi-kondisi baru ini, namun aku bersyukur kepada Allah untuknya. Hal ini menyelamatkan-ku menuju sesuatu yang lebih nyata; hal ini memampukan-ku untuk membuktikan Allah untuk diriku sendiri; ini memerlukan pengetahuan tentang Tuhan yang tidak aku miliki!” Ya, mereka mengatakan bahwa, banyak laki-laki dan perempuan muda di Angkatan dan di cabang-cabang dinas nasional yang sangatlah sulit. Ini semuanya bekerja menuju kenyataan ini, untuk menyelamatkan mereka dari posisi yang salah secara rohani, secara lahiriah dan batiniah. Allah sedang melakukan itu, dan jika Ia melakukannya (dan mungkin saudara tahu sesuatu tentang hal itu) baiklah, maka akhir zaman sudah dekat. Jika hal ini semakin intensif dalam skala besar, maka kiamat sudah dekat. Allah menghendaki sekelompok umat yang benar-benar mengikuti Anak Domba ke mana pun Ia pergi, yang benar-benar diselamatkan jauh di lubuk hati mereka dari segala bentuk ketidaknyataan dan ketidakbenaran, dari campuran dan kontradiksi dan penyangkalan, karena hal ini merusak pekerjaan ilahi.

Saudara tahu, ketika John Ruskin pergi ke Italia dan kemudian menuliskan “Tujuh Lampu Arsitektur”-nya, menulis tentang kurangnya kebenaran, ia mengatakan tentang kunjungannya ke Florence dan wilayah lainnya bahwa ia pergi untuk melihat berbagai tempat yang di dalamnya terdapatkan hal-hal tersebut yang memikat mata sang seniman dan arsitek, namun ia menemukan di satu tempat, sebuah lukisan dinding yang tak ternilai harganya, rusak karena pembangunnya meletakkan batu-batu tergeletak di atapnya. Di tempat lain, ia menemukan sebuah kubah indah runtuh karena pembangunnya meletakkan batu-batu tergeletak di fondasinya. Di tempat lain, ia berkata bahwa ia merasa sangat jijik saat ia melihat hujan masuk melalui celah-celah dan menghanyutkan marmer dari tiang-tiang. Ia berkata – “Dusta!” Mereka telah berdiri di sana sambil memegang sebuah nama selama berabad-abad sebagai tiang marmer yang indah dan dusta mereka akhirnya terungkapkan, dan ia berpaling dengan rasa benci. Dusta di atap, di fondasi, di tiang, terungkapkan setelah bertahun-tahun, akhirnya terungkapkan, dan reputasinya runtuh, nama-nama yang telah dijunjung tinggi dipermalukan dan hal-hal yang tidak ternilai harganya dirusak oleh dusta. Itulah pekerjaan si jahat, dan Tuhan menentang semuanya itu.

Sekarang, yang kekasih, apa gunanya semua ini? Tidak ada tuduhan (jika ini adalah tuduhan, ini sama saja dituduhkan terhadap diri saya sendiri seperti terhadap diri saudara) intinya adalah untuk mengetahui apa yang dikehendaki Allah. Oh, marilah kita berhenti berpikir secara objektif tentang apa yang dikehendaki Allah, sesuatu yang lahiriah, suatu kerangka kerja. Tidak, apa yang Allah kehendaki, terutamanya, adalah sebuah umat yang memiliki keadaan batiniah yang akan menilai segala sesuatu berdasarkan kemuliaan-Nya.

Ini sangat praktis – untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang ini. Situasi rumah tangga kita – apakah situasi ini mengerjakan kemuliaan Allah? Jika tidak, apa yang aku lakukan tentang itu? Apakah kita mengambil tanggung jawab? Apakah kita mengatakan bahwa kita menginginkan kemuliaan Allah, dan hal ini tidak menemukan kita sungguh-sungguh melakukan hal tersebut dan bersama-sama membereskannya karena hal ini mengambil dari kemuliaan Allah? Bagaimana dengan hubungan yang mengganggu itu di antara kita dan orang-orang Kristen lainnya? Itu bukanlah untuk kemuliaan Allah. Di mana dua anak Allah selalu berselisih dan ada ketegangan, maka situasi tersebut tidak akan memuliakan Allah. Ini adalah suatu dusta jika kita mengatakan bahwa kita ingin hidup di sini demi kemuliaan Allah jika kita tidak melakukan apa pun mengenai hal itu. Kita menghancurkan sesuatu yang sangat berharga bagi Allah. Ada dusta di fondasinya.

Jadi setiap persoalan praktis dalam hidup kita harus dibawa ke titik penghakiman ini. Bagaimana dengan kemuliaan Allah di dalam hal ini? Seberapa besar kemuliaan bagi Allah yang terselubung, diambil dari atau dibawa kepada Tuhan? Deritalah kekuatan dari kata-kata yang saya rasakan di hati saya. Saya hanya dapat mengatakan bahwa saya percaya Tuhan sedang berurusan dengan saya dengan sangat serius dalam hal ini untuk memastikan bahwa dengan semua pengajaran dan dengan semua pengetahuan yang ada di kepala dan dengan semua yang kita katakan dan perjuangkan, kita menanggapi dengan sesuai secara rohani. Doa kita haruslah sebanyak-banyaknya adalah agar Tuhan memastikan bahwa Dia, sejauh mana kita bersangkutan, memiliki kebenaran dalam batin – bahwa kita tidak tertarik terlebih dahulu pada hal-hal apa pun, dalam gerakan-gerakan, bahkan dalam gereja-gereja. Tidak, kita tidak mulai dari luar sampai Allah mendapatkan umat manusia benar-benar berada pada landasan kenyataan, kebenaran, dan transparansi. Nah, apa gunanya yang lainnya? Itu semuanya akan hancur berkeping-keping. Semoga Tuhan membakarnya ke dalam hati kita dan memberi kita ciri-ciri Anak-Nya itu – giat untuk kemuliaan Bapa.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.