Austin-Sparks.net

Dipenuhi Sampai Sesuai Dengan Kepenuhan Allah

oleh T. Austin-Sparks

Bab 9 – Bapa Segala Roh

Yohanes 1:12: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah …”

Kita akan kembali ke bagian di atas tersebut sebentar lagi.

Ibrani 12:9: “Bapa segala roh …”
1 Korintus 6:17: “… mengikat dirinya pada Tuhan … satu roh.”
Yohanes 4:23-24: “… dalam roh dan kebenaran … Allah itu Roh.”
Roma 8:16: “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.”

Kemudian, dalam penyelesaian kalimat dalam Yohanes 1, ayat 13: “… orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”

Kita mulai mempertimbangkan keluarga Allah, dan pertimbangan ini akan dalam berbagai koneksi-koneksi dan aspek-aspek dari keluarga. Pertama, kita mempertimbangkan pintu masuk ke dalam keluarga. Itu dilihat sebagai dari kelahiran, dan hanya dari kelahiran. Itulah satu-satunya cara yang diakui oleh Firman Allah. Ada cara lain yang dikenal di antara kita untuk menjadi anggota sebuah keluarga selain dari kelahiran. Misalnya, ada adopsi anak-anak yang seluruhnya di luar hubungan keluarga, dan dengan adopsi menjadikan mereka anggota keluarga. Tetapi tidak ada hal seperti itu yang diketahui dalam Firman Allah. Adopsi sering disebutkan, tetapi itu berartikan hal yang sama sekali lain. Satu-satunya cara memasuki keluarga Tuhan yang diakui oleh Firman Allah adalah melalui kelahiran. Kita tidak bertujuan untuk menetap pada fakta itu, tetapi apa yang kita pedulikan adalah sifat dari kelahiran batiniah itu; sifat dari apa yang terjadi yang disebut “kelahiran dari atas”, dengan apa kita datang masuk ke dalam keluarga Allah.

Ada beberapa hal yang harus diingat. Pertama-tama, semua manusia (tidak hanya yang telah diselamatkan tetapi yang belum diselamatkan) terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Kedua, tidak ada manusia yang secara alami memiliki persatuan hidup dengan Allah. Ketiga, persatuan yang hidup dengan Allah itu adalah hasil dari mukjizat rohani yang disebut “kelahiran baru”, terlahir kembali.

Orang-orang Kanaan – setidaknya beberapa dari mereka – tahu cukup banyak tentang Allah. Ditemukan oleh pengintai-pengintai bahwa Rahab memiliki banyak informasi tentang Allah. Ia tahu semua tentang keajaiban-Nya di Mesir dan pembebasan umat-Nya dari Mesir; Ia memiliki suatu ukuran pemahaman tentang arti dari itu dan dari masalah utamanya dan takdir umat Allah. Tetapi dengan semua itu, ia tidak memiliki persatuan yang hidup dengan Allah. Dengan cara yang sama, manusia alami, manusia yang tidak teregenerasikan, mungkin memiliki banyak pengetahuan tentang Tuhan dan mungkin memiliki sejumlah besar pemahaman tentang hal-hal tentang Tuhan, tetapi ada segala perbedaan antara pengetahuan seperti itu tentang Tuhan dan persatuan yang hidup dengan-Nya. Persatuan yang hidup itu hanya mungkin dengan alasan keajaiban ini, yaitu dari dilahirkan kembali.

Sekarang, ada beberapa fakta lain yang relatif, salah satunya adalah bahwa hanya mereka yang sama yang dapat memiliki persekutuan dan hubungan dengan cara yang paling benar. Hanya mereka yang memiliki sifat dan konstitusi yang sama yang dapat memiliki persekutuan yang paling penuh. Kita telah mendengar tentang orang-orang yang telah berbicara tentang persekutuan dengan alam, persekutuan dengan pepohonan, persekutuan dengan ladang, persekutuan dengan burung-burung, dan menemukan banyak ketenangan dan penghiburan serta bantuan dari persekutuan tersebut. Namun, hal-hal itu menimbulkan sungguh banyak hal-hal yang dapat diinginkan maupun disediakan yang benar-benar menjawab kepada sifat manusia. Dalam hal yang paling benar dan terdalam dari kehidupan seorang manusia, ia membutuhkan seorang manusia. Ia tidak membutuhkan seekor burung atau anjing, atau pohon atau gunung; ia membutuhkan seseorang yang dibuat seperti dirinya sendiri, yang berbagi sifatnya sendiri. Ia mungkin menemukan suatu jenis pertemanan di alam lain, tetapi ia tidak akan pernah menjadi manusia yang utuh hanya dengan pertemanan itu. Ia hanya akan mencapai kepenuhan kemanusiaan-nya sebagaimana ia memiliki persekutuan dengan manusia. Hanya yang sama dapat memiliki persekutuan dan hubungan dengan cara yang paling penuh dan terdalam dan benar.

Hal kedua yang keluar dari itu adalah bahwa Allah adalah Roh, dan persatuan dan persekutuan dengan Allah tidak pernah dapat dimiliki atas dasar lain selain atas dasar roh. Kita tidak pernah bisa memiliki persatuan dan persekutuan dengan Allah di dalam tubuh kita. Hal yang sama berlaku bagi jiwa kita. Untuk persatuan itu, manusia harus lebih unggulnya dan terutama-nya rohani.

Itu membawa kita pada sifat sesungguhnya dari kelahiran baru. Sifat sejati dari persatuan dengan Allah ditemukan di jalan kelahiran baru. “Rohani” tidak hanya berarti sekedar pemikiran rohani, dalam cara yang sering dibicarakan atau dipahami; yaitu, sebuah gravitasi terhadap yang berlawanan dari yang materi. Apa pun yang bukan hanya materi atau materialistis dianggap oleh banyak orang sebagai rohani. Tetapi ide Perjanjian Baru tentang pemikiran rohani adalah sesuatu yang lain dari itu. Ini adalah apa manusia itu dalam keberadaan esensialnya; ia rohani.

Kita tahu apa kita itu di dalam tubuh kita. Kita tahu hal-hal tertentu tentang tubuh-tubuh ini, bahwa mereka memiliki organ-organ. Kita tahu bahwa kita memiliki jantung; kita tahu bahwa kita punya paru-paru; kita tahu bahwa kita memiliki perlengkapan-perlengkapan lainnya; dan kita tahu bahwa kita memiliki fungsi-fungsi.

Dengan cara yang persis sama kita memiliki perlengkapan-perlengkapan jiwa; jiwa kita terdiri dari fakultas kita untuk penalaran dan semua fungsi intelektual; fungsi emosi kita: perasaan, pilihan, keputusan, tekad, keinginan. Semua itu sangat dikenali dan kita katakan oleh karena itu, bahwa tubuh adalah Si-itu-dan-begitu; dan konstitusinya itu sendiri adalah dari karakter ini, dengan organ-organ dan fungsi-fungsi. Dan jiwa adalah Si-itu-dan-begitu; tetapi bagaimana saudara akan mendemonstrasikan jiwa, dan membuktikan bahwa ia ada? Saudara hanya dapat mendemonstrasikannya dengan fungsi-fungsi ini. Para filsuf Yunani kuno akan berkata: Cogito, ergo sum (Aku berpikir, oleh karena itu ini Aku). Bukti keberadaan-ku adalah bahwa aku berfungsi dengan cara tertentu.

Dengan cara yang persis sama, roh terdiri dari fungsi-fungsi. Fungsi-fungsi itu diwakili oleh Kitab Suci sebagai yang berbeda dari fungsi-fungsi tubuh, dan fungsi-fungsi jiwa. Mereka adalah sesuatu yang lain, meskipun sangat erat hubungannya.

Dibutuhkan roh, jiwa dan tubuh untuk membuat satu manusia utuh; dan satu manusia utuh bukanlah sebuah roh, satu manusia utuh bukanlah sebuah jiwa, satu manusia utuh bukanlah sebuah tubuh. Ketiganya bersama-sama membuat satu manusia yang utuh. Itulah maksud rasul ketika ia berkata: “Aku berdoa kepada Allah, semoga seluruhnya roh, jiwa dan tubuhmu …” Ia tidak bermaksud seluruh roh saudara, seluruh jiwa saudara atau seluruh tubuh saudara. Tetapi ia berkata: “Aku berdoa semoga seluruhnya …” dan “keseluruhan” saudara adalah roh, jiwa dan tubuh.

Sementara ketiganya membuat satu manusia, namun masing-masing memiliki fungsi-fungsi dan fakultas-fakultas sendiri; dan lebih dalam dan lebih batiniah daripada tubuh atau jiwa adalah roh saudara. Ini adalah apa manusia itu dalam realitas terdalamnya dari keberadaannya, dan bukan hanya bahwa ia memiliki kepentingan dalam hal-hal yang tidak hanya sekedar material. Ini terlihat dalam Tuhan Yesus. Ia memiliki ketiganya. Ia adalah Manusia Sempurna. Kita tahu bahwa Ia memiliki tubuh, meskipun ada orang-orang yang telah mencoba membuktikan bahwa bahkan tubuh Kristus adalah sebuah mitos. Ia memiliki jiwa dan roh dan keduanya telah disebutkan. Firman berkata bahwa Ia berduka dalam jiwa: “hati-Ku sangat sedih.” Kemudian dikatakan bahwa Bapa tidak meninggalkan jiwa-Nya di dunia orang mati. Kemudian di tempat lain, kita diberitahukan bahwa di masa muda-Nya, Ia “kuat rohnya”; “bergembira dalam roh”; “terharu dalam roh”; dan akhirnya Ia menyerahkan roh-Nya kepada Allah.

Ada di sana, dalam realitas manusia yang terdalam, bahwa pekerjaan Allah dalam kelahiran baru memiliki tempat pertamanya dan utamanya. Kita tahu dengan baik bahwa tidak ada yang dilahirkan kembali secara fisik. Dan Tuhan Yesus menunjukkan kepada Nikodemus, ketika ia membiarkan mentalitas seperti itu untuk datang ke dalam masalahnya, bahwa ia berada dalam ketidaktahuan gelap dengan segala pemahaman-nya dan segala pengetahuannya. “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” Nikodemus telah mengajukan pertanyaan tentang kelahiran fisik baru, dan Tuhan Yesus menyingkirkan semuanya itu dan berkata pada dasarnya: Itu bukanlah apa yang sedang Aku bicarakan. “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging” dan Aku tidak sedang berbicara tentang itu; tetapi “apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh”, dan itulah apa yang sedang Aku bicarakan. Hal itu mungkin memiliki karakter yang sama dengan sesuatu yang lain, namun itu mungkin sangat berbeda sejauh mana keadaannya bersangkutan. Misalnya, saudara mungkin mengambil dua alat, dua vas. Sejauh mana vas-vas itu bersangkutan, mereka sama persis. Materi dari apa mereka dibuat, bentuknya, ukurannya persis sama; tidak ada perbedaan. Namun salah satunya mungkin bersih dan murni, dan yang lainnya mungkin kotor dan tercemar. Ilustrasi ini tidak sempurna, tetapi itu dapat menjelaskan apa yang kita maksudkan.

Allah adalah Roh, dan manusia memiliki roh, dan di alam itulah saudara menemukan apa yang dapat masuk ke dalam kesatuan mutlak. Roh manusia yang tidak diregenerasi adalah korup, kotor, tercemar dan merosot, tetapi itu ada di sana. Dan ini adalah mukjizat Allah yang mengambil roh itu keluar dari kondisi kematiannya secara rohani. Mungkin ini sangat aktif, tetapi aktif dalam kematian, polusi, korupsi, kekotoran dan keterasingan dari Allah. Allah mengambil itu, memberinya hidup yang baru dari atas, menguatkan dengan hidup yang tidak ia miliki dan tidak pernah ia miliki; Ia memperbaruinya, mengangkatnya, dan dengan alasan mendeposito di dalamnya Roh Kudus, menggabungkannya dengan-Nya sendiri sehingga “ia yang mengikat dirinya pada Tuhan adalah satu roh.” Itu adalah kelahiran baru. Itu adalah jalan menuju ke dalam keluarga, dan tidak ada jalan lain.

Bapa prihatin dengan seluruh manusia itu. Ia tidak meninggalkan jiwa dan tubuh di luar perhitungan. Penebusan mencakupi semuanya – seluruh manusia itu. Roh adalah lingkup di mana penebusan memiliki ekspresi pertamanya; jiwa menerima melalui roh, dan merupakan buah dari apa yang dilakukan di dalam roh; dan kemudian akhirnya, tubuh akan datang ke dalam kebaikan dari itu. Sudah, di dalam Kristus seluruh umat manusia ditebus. Bapa peduli dengan keseluruhannya, bahkan sekarang, tetapi pusat-Nya, dasar-Nya, dan alat-Nya adalah roh. Ia mulai di sana dan karena itu demikian, Ia disebut: “Bapa segala roh.” Semua kepentingan-Nya dan semua aktivitas-Nya adalah di arah membawa kekuasaan di sana.

Pada manusia alami, hal ini tidak demikian. Entah tubuh atau jiwa-lah yang berada dalam kekuasaan. Mungkin ini adalah keinginan dan nafsu tubuh yang mendominasi kehidupan. Kepentingan fisik mungkin dominan. Atau ini mungkin emosi atau intelek dan kehendak yang menguasai hidup. Tetapi karena Allah adalah Roh, dan oleh karena itu harus terutama berkepentingan dengan roh manusia dan apa yang rohani, dalam arti itu, manusia harus ia bawa ke tempat di mana ia mengambil kekuasaan dan keunggulan atas seluruh sisa manusia itu. Karena hal itu demikian, Bapa harus mendisiplin demi mendapatkan roh ke dalam kekuasaan dan dominasi, dan itu sepenuhnya tergantung pada temperamen dan sifat anak itu dengan siapa Ia berurusan, dalam kaitannya dengan metode apa yang akan Ia gunakan. Jika kehidupan-jiwa anak-Nya adalah lingkup dominasi dan kekuatan, maka jiwa itu akan hancur dan dilemahkan demi membawa roh ke tempat yang benar. Jika kepentingan fisik adalah yang unggul, maka mungkin Tuhan harus menyentuh tubuh fisik. Tujuan-Nya bukan untuk melemahkan seluruh manusia itu, tetapi untuk membawa roh manusia itu ke tempat yang benar, sehingga seluruh manusia itu menjadi rohani dalam pengertian ini: bahwa seluruh manusia itu berada di bawah pemerintahan Allah, Roh, dan Ia hanya bisa memerintah melalui roh.

Kita tidak akan pernah dapat mengenal Allah melalui akal budi kita, dan kita tidak akan pernah mengenal Allah dengan menetapkan pikiran kita untuk mengenal Dia dengan resolusi dan tekad yang besar bahwa kita akan mengenal Allah. Kita hanya bisa mengenal Allah melalui dan di dalam roh kita. Pengetahuan rohani, kemudian, menuntut bahwa roh berada dalam fungsi yang penuh dan hidup dalam persekutuan dengan Allah; dan begitu sering sisi jiwa yang membuat roh tertekan dan ditindas, sehingga ia tidak berfungsi dalam kepenuhan dan kebebasan.

Ini mungkin bagi seorang manusia untuk ditandai oleh pemikiran analitis, sehingga ia ingin memperdebatkan segalanya, beralasan segala sesuatu dan menundukkan segala sesuatu kepada mikroskop otaknya sendiri, alasannya sendiri, dan hanya melihat segalanya seluruhnya dengan cara itu – tidak menerimanya sampai ia bisa memahaminya seperti itu. Jadi ia menjadi sangat analitis, sangat menyelidiki dalam pikirannya sendiri tentang hal itu, dan sampai ia dapat memiliki jawaban terbaik untuk semua pertanyaannya dari semua sisi, ia tidak akan menerimanya. Manusia itu akan membuat kemajuan yang sangat lambat.

Hal yang sama akan berlaku bagi seorang yang berpikir bahwa dengan memperoleh gelombang besar emosi agama ia akan masuk ke dalam hal-hal Allah. Itu adalah salah satu jerat besar iblis hari ini. Emosi agama bukanlah kriteria; itu bukanlah dasar rohani yang sejati.

Pengetahuan kita tentang Tuhan, bagian yang paling kecil darinya dan sinar yang paling pertamanya, tergantung pada roh kita yang dibangkitkan dan diterangi oleh Roh Kudus. Kemajuan dalam hal-hal Allah hanyalah pertumbuhan manusia batiniah kita dan bukan pengakuan kemampuan intelektual kita untuk memahami kebenaran. Kita mungkin memiliki kapasitas yang meningkat, dengan alasan asosiasi dan keakraban dengan kebenaran, untuk memahami ide-ide dan memahami kebenaran dan pengajaran. Dan kapasitas itu dapat meluas dan berkembang sampai hanya tinggal sedikit yang tersedia untuk digenggam, namun dengan orang seperti itu, mungkin ada ukuran terkecil kerohanian sejati. Kita pernah diberitahu oleh seseorang bahwa mereka telah menghadiri semua konvensi selama empat puluh tahun terakhir dan mereka tahu semua ajaran dari semua konvensi yang berbeda ini, dan mereka tidak merasa bahwa ada sesuatu yang segar untuk dimiliki; dan dari hubungan pribadi kita sendiri dengan orang-orang itu, kita tahu bahwa mereka memiliki kapasitas rohani terkecil dan ukuran pengetahuan pribadi tentang Tuhan yang paling terbatas. Pengetahuan rohani cukup berbeda dari pemahaman kebenaran dan pengajaran.

Anak Allah adalah seorang yang rohnya telah diperbaharui dan yang memiliki di pusat diri mereka, persatuan dan persekutuan dengan Allah yang bukan milik manusia apa pun secara alami, dan yang tidak dapat datang masuk di alam lain selain di dalam roh yang diperbaharui. Ambil Abram dan Lot sebagai ilustrasi hal ini. Abram mendengar Allah berbicara kepadanya dan berjalan bersama Allah dalam persekutuan batiniah. Lot berjalan dengan cara yang sama secara bersejarah, tetapi Lot berjalan dengan Abram, bukan dengan Allah. Perjalanannya adalah dari tangan-kedua dengan Allah, dapat dikatakan, dan itu adalah ilustrasi dari roh dan jiwa. Yang satu memiliki persatuan langsung, tangan-pertama dengan Allah; yang satunya memiliki pengetahuan pendengaran, desas-desus tentang Allah. Keluarga yang sebenarnya adalah menurut urutan pertama. Ini mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan dan mungkin ini di tahap bayinya; tetapi keluarga sejati terdiri dari mereka yang memiliki kesatuan roh batiniah dengan Allah sebagai hasil dari tindakan supernatural: kelahiran baru.

“Bapa segala roh” mulai di sana, dan berlanjut di sana, dan mencari kuasa roh sepanjang waktu atas setiap bagian lainnya dari makhluk itu – jika perlu, memecahkan dan mengosongkan untuk membawa segala sesuatu tunduk pada roh anak Allah itu, sebagaimana roh itu sebaliknya diatur oleh Roh Kudus. Itu adalah salah satu cara untuk melihatnya.

Cara lain untuk melihatnya adalah bahwa Tuhan menginginkan kita sepanjang waktu untuk menjadi kuat dalam roh dan tidak terutama kuat dalam akal budi alami, dalam jiwa, dalam kehendak, dalam penalaran atau argumentasi, dalam analisis atau dalam emosi; tetapi sesuatu yang lebih dalam. “Menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,” sesuatu yang, ketika emosi mati atau kacau-balau dan tidak dapat diandalkan dan ketika akal budi masuk ke dalam dunia kebingungan mutlak, ketika kekuatan tindakan dan tekad dilumpuhkan, dan semua bagian luar dari kepekaan jiwa tidak dapat memberikan kita bantuan, melainkan melawan kita; kemudian untuk mengetahui cengkeraman batiniah dan kekuatan batiniah yang menjaga ketenangan, menjaga keseimbangan, menjaga dari keturunan dan melepaskan. Itu bukan sesuatu yang dilakukan oleh Allah secara terpisah dari diri kita sendiri, itu adalah sesuatu yang dilakukan melalui dan di dalam alat dari roh kita.

Ada dua cara untuk menempatkan itu, tetapi mereka hanya dua bagian dari satu hal. Kita dapat berkata: Damai Allah ada di dalam kita. Cara lain bagi kita adalah: Kita dijaga di dalam damai. Dan ketika kita mengatakan “kita”, apa yang kita maksudkan? Kita tentunya tidak bermaksud pada saat-saat seperti itu di mana bagian luar kita ini – emosi kita, akal budi kita – semuanya sempurna dalam keharmonisan. Tidak, kita tidak bisa mengerti, kita penuh dengan rasa takut dan kebingungan, namun di tengah-tengah itu semua, kita dijaga dalam damai. Kata “kita” berarti seseorang. Ini bukan hanya beberapa hal abstrak, tetapi itu menempatkan kita di suatu tempat, di suatu alat: roh kita. Pada saat itu kita tahu bahwa kita seperti dua makhluk berbeda; ada satu makhluk yang seluruhnya terganggu, takut, gelisah, bingung; dan namun ada satu mahkluk lagi yang lebih batiniah, lebih dalam, yang sama sekali bukan itu. Kita tahu bahwa kita sedang berada dalam badai, tetapi entah bagaimana badai itu tidak sampai ke pusat kita. Ada tempat di mana badai itu tidak pernah datang.

Semua ini adalah untuk menjelaskan sifat dari kelahiran baru dan siapa anak Allah itu. Ini sangatlah penting bagi kita untuk memahami hal itu. Kita tahu fakta-fakta dari kelahiran baru, tetapi sifatnya itu penting untuk diketahui karena itu akan membantu kita untuk memahami urusan Tuhan dengan kita.

Kemenangan sebenarnya dari Tuhan Yesus akan direproduksi di dalam roh kita. Tuhan secara terus menerus memanggil kita di tengah-tengah percobaan, penderitaan, kesedihan, kesakitan, kepedihan, untuk tidak jatuh turun oleh-nya, tetapi untuk menjadi kuat dalam roh. Dan, sekeras-kerasnya itu kelihatannya, bagaimanapun juga faktanya tetap bahwa di tengah-tengah kesedihan, dan penderitaan, dan pencobaan, dan kesulitan, ukuran pertumbuhan rohani kita yang sebenarnya ditemukan. Tingkat pertumbuhan rohani kita diukur dengan tingkat di mana kita turun. Tingkat di mana penderitaan, kesusahan, kepedihan, kesakitan dan kesedihan menemukan kita di dalam roh kita mengambil kekuasaan, adalah ukuran pertumbuhan rohani kita yang sebenarnya. Dan jadi Tuhan tidak mengurangi ujian-ujian semakin kita berjalan terus dalam kehidupan rohani; mereka bertumbuh dan mereka meningkat. Setiap uji coba yang segar dan lebih intens merupakan tantangan bagi pertumbuhan dan perkembangan kita. Ia adalah Bapa segala roh, yang berusaha untuk memiliki anak-anak-Nya bertumbuh secara rohani.

Tak satu pun dari kita yang puas untuk memiliki anak-anak kita tidak mampu menghadapi kesulitan dan kapan saja ada sedikit kesulitan datang, membuat keributan yang luar biasa tentang itu, dan melatih mereka untuk menganggap hal-hal ini sebagai bencana nyata. Kita cemas ketika hal-hal seperti itu terjadi untuk membuat anak itu menganggap mereka seringan mungkin dan membuat anak itu siap untuk hal-hal yang lebih besar dari itu. Kita semua ingin anak-anak kita menjadi pemakan-api yang sejati dalam arti bahwa mereka akan menghadapi apa pun juga. Kita tidak akan membesar-besarkan uji coba itu, untuk membuat mereka menghadapi hal-hal yang lebih besar. Dan Bapa dari roh kita sedang berusaha untuk mengembangkan sebuah kapasitas dalam roh kita untuk menghadapi hal-hal dan Ia tidak melindungi kita dari hal-hal.

Itu sudah cukup sebagai dasar dari masalah apa kelahiran baru ini dan apa anak Allah itu. Dan saudara akan menemukan bahwa semua yang berkaitan dengan urusan Tuhan dengan anak-anak-Nya dalam Perjanjian Baru, adalah di arah itu: bahwa mereka harus menjadi semakin rohani, yang berarti mereka bertumbuh dalam persatuan mereka dengan-Nya dan apa Dia itu dan Ia semakin menjadi apa mereka itu – kekuatan, kebijaksanaan, pengetahuan, dan semua hal-hal yang bersifat rohani. Kadang-kadang, dengan kebingungan belaka dari kebijaksanaan alami, Allah menuntun pada pengetahuan rohani melalui wahyu. Dengan demikian, Ia tidak berhenti membiarkan kita masuk ke sudut-sudut sempit di mana akal budi alami benar-benar berada di akhir ujungnya. Posisi seperti itu memungkinkan dan membuat diperlukan, sejenis pengetahuan yang lain yang tidak alami sama sekali tetapi rohani, dan pada saat seperti itu adalah krisis penemuan rohani. Hal ini selalu demikian dengan umat Tuhan.

Hal yang sama juga berlaku dalam jenis penderitaan lainnya. Kita menemukan bahwa ketika kita tidak dapat secara alami menahan penderitaan atau kesedihan, ada beberapa penemuan lain yang dapat ditemukan dari pertolongan dan kasih karunia dan kekuatan ilahi yang adalah rohani. Kita tidak dapat bertahan lagi dengan tekanan itu, kita seharusnya patah; dan kemudian kita membuat suatu penemuan dan penemuan itu adalah sesuatu yang rohani dan lebih dari apa yang berasal dari alam, dari diri kita sendiri, atau dari orang lain siapa pun; itu berasal dari Allah. Itu adalah pertumbuhan. Itu adalah sesuatu dari Allah, dan itu adalah peningkatan dari Allah.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.