Austin-Sparks.net

Dipenuhi Sampai Sesuai Dengan Kepenuhan Allah

oleh T. Austin-Sparks

Bab 10 – Kehidupan dan Karakteristik Keluarga

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah keinginan dan rancangan Bapa bagi keluarga-Nya. Tentunya semuanya dimulai di sana dengan keluarga, dan ketika kita bertanya pada diri kita sendiri apa keinginan dan rancangan Bapa kita bagi keluarga rohani-Nya, hanya ada satu jawaban. Dan jawaban itu diberikan kepada kita dalam sebuah pernyataan yang dalam pernyataan itu sendiri termasuk sebuah sebutan keluarga: “Ditentukan-Nya untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” Keserupaan dengan gambaran Anak Sulung adalah keinginan dan rancangan Bapa bagi seluruh keluarga.

Keluarga harus mengambil karakternya dari Anak Sulung. Harus ada kemiripan keluarga, dan, sejauh mana keluarga ini bersangkutan, kemiripan keluarga harus serupa dengan anak sulung. Yaitu, bahwa apa yang benar tentang Kristus harus menjadi kenyataan bagi seluruh keluarga. Karakteristik-karakteristik dan sifat-sifat Tuhan Yesus harus direproduksikan di setiap anak dan anggota keluarga berikutnya. Itu yang menjadi keinginan dan rancangan Bapa yang dinyatakan kepada semua anak-anak-Nya, jika mereka ingin menjadi anak-anak yang patuh, anak-anak Allah dalam kebenaran, maka mereka akan menetapkan dalam hati keinginan-Nya dan menyadari bahwa bisnis utama mereka adalah kepuasan hati Bapa dalam pengembangan ciri-ciri Anak Sulung tersebut. Perjanjian Baru dipenuhi dengan itu; memang seluruh Kitab Suci dipenuhi dengan itu. Perjanjian Lama berperhatian dengan cara khas reproduksi ciri-ciri Kristus. Perjanjian Baru adalah yang paling jelasnya merupakan satu permohonan dan pendesakan kolektif dan akumulatif yang besar untuk perwujudan keserupaan-Kristus.

Tampaknya bahwa ketika Tuhan Yesus memilih kedua-belas murid-Nya, ada di balik pilihan dan di balik tujuan, untuk memiliki sebuah kelompok manusia yang selalu bersama-Nya – bermaksud untuk menunjukkan dan mengekspresikan apa karakter dari anak sulung itu sejauh mana hubungan dengan anggota keluarga lainnya bersangkutan. Untuk mengatakannya dengan cara lain: jika kita mempelajari karakteristik Tuhan Yesus dalam hubungannya dengan milik-Nya sendiri ketika Ia ada di bumi, kita memiliki contoh yang baik tentang apa karakteristik keluarga dalam pemikiran Bapa. Misalnya, ambillah ketidak-sempurnaan, kekurangan, kelemahan kedua belas orang itu dan lihatlah bagaimana sikap Tuhan Yesus terhadap mereka. Roh Kudus tidak bersusah payah untuk menutupi kesalahan-kesalahan itu dan kekurangan-kekurangan itu. Tidak ada upaya yang dilakukan apa pun untuk menyajikan orang-orang itu sebagai kelompok yang ideal. Gambaran mereka dilukis apa adanya dan semua garis-garis yang sulit ada di sana – yang buruk dan yang baik – dan tidak ada yang tidak menyenangkan yang tersembunyi dari pandangan. Tidak ada garis yang dikeluarkan dari wajah mereka. Mereka semuanya terlihat jelas. Tuhan Yesus tidak sedang berurusan dengan sekelompok yang mudah, tetapi sebuah kelompok yang mungkin sering memancing keputus-asaan. Tetapi satu hal yang menjadi ciri khas-Nya, dalam kaitannya dengan segenggam yang sulit itu, dan itu adalah iman-Nya bagi mereka.

Iman seperti apa yang Tuhan Yesus miliki untuk orang-orang itu! Itu bukanlah karena Ia memiliki iman di dalam mereka, juga bukan karena Ia memiliki iman untuk mereka karena apa yang Ia lihat di dalam mereka; tetapi Ia memiliki iman yang tak terbatas di dalam Bapa bagi mereka. Sikapnya adalah: “Yah, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Berikut adalah orang-orang ini; mereka sulit dan mereka bisa dengan mudah menjadi keputusasaan-Ku; mereka sepertinya tidak pernah mengerti apa yang Aku katakan! Mereka sepertinya selalu mendapatkan penafsiran yang salah, mereka sepertinya selalu kehilangan intinya. Ketika Aku mengatakan sesuatu, mereka tampaknya mendapatkannya dari sudut yang sama sekali salah; mereka seluruhnya materialistis dalam pandangan mereka, dalam harapan dan dalam keinginan mereka. Mereka tidak pernah melihat jauh melampaui dunia ini dan kepentingan pribadi mereka sendiri. Mereka tampaknya benar-benar tidak mampu mendapatkan konsepsi rohani. Namun Bapa dapat melakukan keajaiban dengan beberapa laki-laki seperti itu; tidak ada yang mustahil.”

Seberapa sering kata-kata-Nya kepada mereka menunjukkan kelambatan dan kelambanan mereka di alam pikiran rohani-Nya. “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” “Apakah kamu masih tidak mengerti?” dan tepat pada akhirnya: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu?” Namun Ia tidak pernah menyerahkan mereka, tidak pernah meninggalkan mereka sebagai yang tidak ada harapan, tetapi menunjukkan iman yang tak terbatas bagi mereka.

Itu mewakili sesuatu tentang Anak Sulung yang harus menjadi karakteristik keluarga. Kita tidak akan pernah dapat berjalan jauh sebagai sebuah keluarga kecuali hal itu direproduksi di dalam kita, kecuali kita memiliki iman yang tak terbatas dan implisit dalam Bapa mengenai satu sama lain. Beberapa dari kita sangat sulit untuk akur, sangat sulit untuk dipahami dan mungkin sangat sulit untuk dikasihi dengan cara yang alami. Ada tantangan dalam hal itu. Hal termudah di dunia adalah untuk menarik diri kita sendiri dan menjauh dari semua hal-hal itu. Hal yang paling sulit mungkin adalah untuk terus berlanjut dengan keyakinan dan iman yang sempurna bahwa perubahan besar akan terjadi dan bahwa akan ada perbedaan yang besar jika saja kita menunggu cukup lama. Tuhan Yesus memiliki iman itu kepada Bapa bagi orang-orang ini dan itu harus menjadi karakteristik keluarga. Ya! iman untuk yang paling tidak ada harapan. Betapa sedikitnya kesabaran yang kita miliki!

Alam datang begitu sering di sini, dan alam mengambil ukuran sekaligus sesuai dengan alam dan memperbaiki nilainya dan berkata: “Yah, mereka tidak akan pernah menjadi lebih dari itu.” Dan jadi mereka diserahkan ke dalam kategori orang-orang dengan ukuran tertentu dan kapasitas tertentu, dan tidak ada lagi yang diinginkan atau diharapkan dari mereka; dan mereka kurang lebih dihina. Kita hanya berjalan terus dan meninggalkan mereka untuk berjalan sebaik-baiknya mereka bisa berjalan. Mereka tahu bahwa mereka telah ditimbang dan bahwa kita tidak memiliki banyak ruang bagi mereka. Apakah saudara berpikir bahwa itu akan menjadi cara pengembangan, peningkatan dan perluasan yang bermanfaat? Tidak akan pernah! Apa yang telah kita lakukan adalah untuk mengukur apa mereka itu secara alami, pada apa mereka itu oleh kasih karunia, dan menetapkan mereka dalam ukuran itu. Kita telah, dengan kata lain, tidak mengizinkan untuk kemungkinan kasih karunia bekerja pada seorang yang paling mustahil.

Kita harus mencari Tuhan untuk kasih karunia itu, yang percaya bahwa yang paling mustahil dapat dijadikan sangat mungkin melalui kasih karunia. Kata kurung mungkin dapat membantu di sini. Kita tidak berbicara tentang jabatan, dan penunjukkan, dan tanggung jawab untuk pekerjaan, dan hal-hal semacam itu. Jika kita harus menaruh kepercayaan pada orang-orang sejauh mana tanggung jawab resmi bersangkutan, kita harus menggunakan kebijaksanaan dalam pengukuran mereka dan sejauh mana mereka dapat dipercayai. Tetapi kita tidak sedang berbicara tentang sisi hal-hal itu. Kita sedang berbicara tentang hubungan biasa, persekutuan keluarga dan peningkatan dan pengembangan Kristus dalam satu sama lain oleh hubungan timbal balik. Sebab dalam hubungan inilah bahwa peningkatan Kristus akan terjadi. Ada kemungkinan untuk pengembangan kehidupan rohani di sepanjang garis persekutuan yang tidak ada di dunia isolasi. Keberadaan anggota yang terisolasi berarti pembatasan di yang ekstrim. Hubungan dan persekutuan, adalah cara peningkatan Allah. Dan jadi kita harus mencatat hukum yang dengannya peningkatan itu terjadi, dan ini adalah salah satunya: iman untuk satu sama lain, meskipun kita mungkin tidak memiliki iman terhadap yang lain.

Ini adalah hal yang sangat penting, dan apa yang para murid itu berutang kepada iman itu bagi mereka di pihak Tuhan Yesus, mungkin kita tidak akan pernah tahu. Mereka, dengan diri kita sendiri, akan pada suatu waktu dalam kekekalan hanya harus mengatakan kepada Tuhan Yesus: “Aku ada di sini dan apa aku ini, dan jika aku telah digunakan sama sekali oleh Tuhan untuk kemuliaan-Nya dan kepuasan-Nya adalah karena Engkau tidak mengambil aku pada ukuran aku sendiri.” Kita berhutang banyak kepada iman Tuhan bagi kita, dan itulah sebabnya Ia tidak melepaskan kita. Kita harus memiliki roh yang sama dalam hubungan kita satu sama lain.

Berjalan di samping itu, kita melihat kesetiaan-Nya kepada murid-murid itu. Ada satu pernyataan tanpa tandingan di mana kesetiaan itu dirangkum: “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” Ia memberikan diri-Nya kepada mereka. Ia menghabiskan diri-Nya untuk mereka. Ia tidak berjalan dalam reservasi: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Ini adalah ciri keluarga, Anak Sulung melakukan ini untuk sisa keluarganya, dan apa yang benar tentang Anak Sulung harus dikembangkan di dalam keluarga itu.

Itu mencakup banyak hal yang kita tidak akan menetap untuk amati secara detail. Kita hanya mengatakannya dengan cara yang luas, inklusif dan komprehensif, dan mengilustrasikannya dengan poin-poin yang sederhana itu, bahwa apa yang benar tentang Anak Sulung adalah rancangan dan keinginan Bapa untuk menjadikannya benar bagi seluruh keluarga-nya. Keluarga harus mengambil karakternya dari Anak Sulung dan disesuaikan menjadi serupa dengan gambaran-Nya.

Mengakui hal itu, ada beberapa hal yang secara fundamental mendasar pada itu, yang tanpanya itu semua tidak mungkin dan dengan itu saja kita dapat melakukan ini.

Hal yang pertama dan utama adalah keharusan mutlak untuk mengenal satu sama lain menurut Roh. “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia”; “Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia.” Itu berarti bahwa sejauh mana yang dapat kita lihat, kita belum membuat apa kita itu secara alami sebagai dasar terakhir dari hubungan kita, harapan kita, pertimbangan kita, penaksiran kita, penilaian kita. Itu tidak berarti bahwa kita tidak menyadari sifat manusia satu sama lain. Itu tidak berarti bahwa apa kita itu di dalam daging tidak pernah menyerang kita; bahwa kita harus benar-benar tidak peka terhadap cacat sifat satu sama lain. Tidak! Kita akan selalu peka. Ini mungkin benar bahwa semakin rohani kita itu, semakin kita menjadi peka terhadap apa kita itu secara alami dan terhadap apa orang lain itu secara alami. Mungkin kita akan semakin menderita karena kecacatan dan ketidaksempurnaan, kekuatan dan kelemahan satu sama lain secara alami.

Manusia di dunia memiliki hanya tingkat kesulitan yang sangat, sangat kecil yang dimiliki orang Kristen dalam bergaul satu sama lain. Mereka tampaknya dapat mengabaikan dan mencuek-kan bagian-bagian dan sifat-sifat yang sulit satu sama lain. Tampaknya orang Kristen jauh lebih hidup terhadap hal semacam itu daripada yang lain, dan tersentuh olehnya dengan lebih tajam. Tentu saja, kita bisa menjelaskannya di sepanjang dua garis. Jika kita menjadi sensitif secara rohani, daging akan dirasakan dengan jauh lebih cepat; apa yang bukan rohani mendaftarkan dirinya pada kepekaan rohani. Ada juga fakta bahwa kita memiliki musuh untuk diperhitungkan yang selalu berusaha untuk membuat banyak dari ketidaksempurnaan dan membawa mereka keluar dan memukul kita dengan mereka. Ia sedang bekerja dalam hal ini untuk mengacaukan hubungan umat Tuhan. Ia tidak pernah bosan dengan itu. Tidak mengenal satu sama lain menurut ukuran daging tidak berarti bahwa semua wilayah itu akan lenyap bagi kita, tetapi itu berarti bahwa kita akan melihat melampaui alam itu dan kita akan terus mencari kasih karunia dan bantuan dari Roh Kudus untuk menumbuhkan dan mengembangkan suatu tekad untuk melihat melalui apa kita itu secara alami kepada apa yang ada dari Tuhan Yesus dan dari Roh Kudus di dalam satu sama lain, dan menjaga mata kita menetap pada hal itu.

Tuhan memegang kita bertanggung jawab untuk melakukan hal seperti itu. Kita tahu bahwa jika kita mulai berbicara tentang dan menghayati pada ketidaksempurnaan anak-anak Tuhan dan mengkritik, Tuhan memukul kita secara batiniah dan berkata: “Itu adalah anak-Ku.” Ia tidak bermaksud bahwa itu tidak benar tentang mereka secara alami, tetapi Ia berkata: “Ada sesuatu yang lain di sana yang sangat berharga bagi-Ku; berhati-hatilah agar engkau tidak merusak itu.” Itu adalah mengenal menurut Roh.

Kita tidak melihat bagaimana mungkin bagi kita untuk memiliki iman bagi satu sama lain dan untuk benar-benar setia satu sama lain dalam arti di mana Tuhan setia kepada murid-murid-Nya kecuali jika kita melihat melewati alam dalam satu sama lain kepada apa yang adalah Tuhan. Di sanalah kita mengencangkan semua harapan dan pengharapan kita, dan di sanalah bahwa kita harus menemukan persekutuan kita. Hubungan kita sekarang tidak di dalam daging, ini adalah di dalam Roh, dan kita harus berusaha terus-menerus untuk melawan hubungan yang secara murninya di yang alami dan memelihara hubungan di yang rohani, secara batiniah. Ini adalah dasar.

Kasih, kesabaran, bersabar … semua hal ini menuntut bahwa harus ada sesuatu yang lebih dari alam pada apa kita sedang bekerja. Dengan semua kesabaran yang bisa kita latih, dan semua kasih yang bisa kita tunjukkan, tidak ada harapan bagi siapa pun jika tidak ada sesuatu yang lebih dari ini di sana. Dan pada “sesuatu yang lebih” itu bahwa mata kita harus ditetapkan, dan di sanalah bahwa kita harus menempatkan nilai utamanya. “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa yang melakukan kehendak Allah …”. Ada jenis hubungan lain dari pada hubungan daging. Hubungan sejati adalah apa yang ada di luar; dengan mereka yang berusaha berjalan bersama dengan Tuhan. Dan di situlah satu-satunya harapan kita.

Tentu saja ada, sisi lain dan kita tidak boleh melupakan ini. Ada tanggung jawab yang dibebankan kepada kita untuk berjalan di dalam Roh. Semuanya baik-baik saja, tentu saja, untuk berkata bahwa kita harus selalu mencari sesuatu yang ekstra itu, sesuatu yang lain dalam satu sama lain. Tetapi kita tidak boleh terlalu banyak menuntut orang lain untuk melakukan itu. Kita tidak boleh meletakkan terlalu banyak penyimpanan oleh hal seperti itu dan berkata: “Yah, mereka harus mengenal aku menurut roh dan bukan menurut daging.” Dan dengan demikian memberikan pajak besar kepada mereka untuk melakukannya. Itu agak menganggap ringan ketidaksempurnaan kita dan berkata: “Oh, baiklah, aku dibuat seperti itu, dan engkau hanya harus mengambil aku seperti aku dibuat; aku secara alami seorang Petrus yang impulsif, seperti yang engkau ketahui, dan Tuhan mengasihi Petrus yang impulsif; dan engkau harus mengasihi aku, meskipun aku impulsif.” Ya, tetapi Petrus adalah seorang manusia yang diubahkan ketika Roh Kudus memegangnya, dan untuk berbicara tentang kelemahan manusia kita dan ketidaksempurnaan alami kita dan menganggap ringan mereka lebih mengarah ke arah mengatakan bahwa kita tidak tahu banyak tentang penguasaan Roh Kudus dalam hidup kita.

Kita mungkin secara alami cepat marah. Baiklah, ada banyak orang baik yang secara alami cepat marah, dan Tuhan mengasihi mereka, dan mereka adalah anak-anak Allah. Sangat mudah untuk berbicara seperti itu, tetapi kasih karunia sungguh dihitung untuk sesuatu, dan Roh Kudus sungguh mewakili sesuatu, dan kita tidak boleh terlalu banyak menuntut satu sama lain. Ada tanggung jawab untuk berjalan di dalam Roh dan ketika kita berjalan di dalam Roh kita akan menemukan persekutuan jauh lebih mungkin dan jauh lebih menguntungkan. Jika saudara berjalan di dalam Roh dan saya tidak berjalan di dalam Roh, atau jauh lebih dalam di yang alami daripada saudara, saudara mungkin melatih sangat banyak karakter rohani yang tinggi ini dalam bersabar dengan saya dan melakukan banyak kesabaran; tetapi persekutuan tidak akan seberuntung seperti yang dapat didapatkan, dan memuliakan Tuhan kita mungkin tidak sebesar yang mungkin didapatkan seperti jika saya juga berjalan se-positif-nya dalam rohani seperti saudara. Sangat banyak hal yang bergantung pada perjalanan kita di dalam Roh sehingga kita dapat mengenal satu sama lain menurut Roh. Oh! Bahwa kita dapat menyediakan satu sama lain dengan ukuran besar dari apa yang adalah Roh, sehingga mungkin ada pengenalan yang menguntungkan. Di satu sisi tunjangan untuk satu sama lain, dan di sisi lain mencari secara positif untuk membantu satu sama lain atas ketidaksempurnaan kita masing-masing.

Itu adalah kehidupan keluarga. Dalam keluarga yang merupakan keluarga sesungguhnya, semua anggotanya saling mengenal dan sikap mereka adalah: “Yah, itulah si-itu dan itu; kami mengenal yang ini, kami mengenal yang itu, dan oleh karena itu kami memberi tunjangan sebab kami mengenal mereka.” Tetapi apakah kita mencoba, sejauh mana kita mampu, untuk membantu mereka untuk menjadi apa yang selain dari mereka? Itu membawanya ke tingkat alami hal-hal yang wajar. Tetapi angkatlah itu ke dalam yang rohani, dan itu memiliki paralel ini: kita harus saling mengenal dan di dalam hati kita membuat kelonggaran sebab kita tahu bahwa itu hanyalah si-itu dan itu; tetapi kemudian, bukan karena kita mengenal mereka, hanya membiarkan mereka begitu saja, tetapi mencari dalam kasih untuk membantu di arah itu. Itu harus saling menguntungkan: membantu mengembangkan di dalam satu sama lain, kasih karunia Tuhan Yesus. Ada hal seperti itu, bagaimana pun juga, untuk berdoa untuk satu sama lain tidakkah demikian? Dan itu sangat berarti untuk saling mendoakan satu sama lain, bahkan ketika kita tidak dapat melakukannya dengan cara yang lebih langsung dengan satu sama lain.

Kita adalah dari kelahiran yang mulia. Kita adalah keluarga kerajaan. Setiap anggota keluarga ini, setiap anak Allah, semua yang terkait dengan Pangeran seperti Tuhan Yesus itu, harus berusaha untuk menunjukkan martabat rohani itu, yang menjunjung tinggi kehormatan keluarga dan tidak pernah membiarkan siapa pun untuk memiliki alasan untuk berpikir atau berkata bahwa untuk menjadi seorang Kristen adalah untuk menjadi sesuatu yang kurang dari yang terbaik, yang paling mulia, yang terbagus. Dunia sering memiliki alasan untuk menganggap sangat ringan dan sangat kecil banyak orang Kristen, bahwa mereka kurang dari yang terbaik. Saudara dan saya, mengingat gelar kerajaan kita, hendaknya mencari martabat rohani untuk mempertahankan kehormatan Nama yang kita tanggung, bahwa di hadapan yang lainnya, Nama Kristus mungkin menjadi Nama yang agung dan Nama yang mulia sebagaimana yang dibebankan pada kita.

Itu, tentu saja, memanggil untuk banyak dan harus memimpin kita terus menerus untuk mencari Tuhan dengan tekun dan dengan sungguh-sungguh sehingga kita dapat ditandai oleh kekuatan di hadapan manusia – kekuatan kudus, kekuatan ilahi – dan setiap kualitas lainnya yang merupakan ekspresi dari Seorang seperti Tuhan Yesus. Tuhan membuat kita layak untuk menanggung Nama-Nya di dalam keluarga.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.