Austin-Sparks.net

Krisis Pentakosta dan Signifikan Kedatangan Roh Kudus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 3 – “Jangan Mendukakan Roh Kudus Allah”

Kami mohon sekali lagi, Ya Tuhan, agar pada saat ini juga, Roh Kudus yang sama itu dapat menjadi Roh wahyu bagi kita, membuka mata hati kita dengan baru, dan lebih luas lagi, dan menunjukkan kepada kita Kristus … Biarkanlah demikian, bahkan sekarang ini, kami memohon di dalam Nama-Nya, amin.

Tuhan telah memimpin kita, teman-teman terkasih, di musim ini, untuk menyibukkan diri kita lagi dengan sesuatu dari signifikan Roh Kudus. Kita telah melihat bahwa Hari Pentakosta adalah salah satu dari empat krisis besar dalam sejarah tujuan Allah dan memang itu merupakan titik balik yang besar. Sekarang, dalam waktu yang sangat singkat yang kita miliki pada pagi hari ini, kita akan melihat pada sebagian kecil dari signifikan Roh Kudus ini. Dan aku mengarahkan saudara kepada Surat kepada jemaat di Efesus, pasal 1, di ayat 13:

“Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah.”

Pasal 4, pada ayat 13 juga: “Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”

Di ayat 30 pasal itu, pasal 4: “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.”

Dalam kata-kata rasul ini, kita memiliki makna yang sangat dalam tentang Roh Kudus. Saudara akan melihat bahwa ada tiga kata utama dalam bagian yang kita baca itu: “adalah jaminan” Roh adalah jaminan bagian kita. Dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Tiga kata itu adalah jaminan, dimeteraikan, dan bagian. Mereka adalah kata-kata yang menarik dengan latar belakang yang sangat signifikan.

Ketika kamu percaya, kamu menerima Roh Kudus sebagai jaminan bagian kamu. Hari ini kita menyebutnya sebuah deposito. Jaminan hanyalah sesuatu di muka yang menandakan bahwa segala sesuatu lainnya pasti akan mengikuti. Itu adalah jaminan penyelesaian transaksi. Itu sendiri merupakan representasi dari semua yang dijanjikan. “Roh janji” Roh Kudus disebut. Kita telah melihat apa artinya itu, dari Surat kepada jemaat di Galatia; janji yang dibuat kepada Abraham, janji Roh Kudus di dalam Kristus.

Janji kepada Abraham, seperti yang telah kita lihat, adalah Menjadi Anak di dalam Kristus, untuk dijadikan baik di dalam Roh Kudus, atau oleh Roh Kudus. Itulah bagiannya. Kita diberitahu bahwa kita adalah ahli waris Allah, ahli waris bersama-sama dengan Yesus Kristus. Roh adalah Roh dari bagian itu, dari janji itu. Tapi itu bukan hanya sebuah janji, Dia adalah jaminan dari janji itu; Ia diberikan sebagai deposito masa kini, di dalam deposito itu bersemayam segala potensi-potensinya, segala maknanya, segala nilai kepenuhan akhir dari apa yang akan dilakukan Allah bagi mereka yang percaya. Jaminan bagian.

Dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu … kata bisnis yang lain. Pada hari-hari itu, seperti di masa kita sendiri, sebuah transaksi dimeteraikan. Ini mungkin sebuah dokumen, ketika bisnisnya selesai, dokumen itu dimeteraikan. Ini mungkin sebuah kiriman; sesuatu untuk dikirim sebagai suatu jaminan dari apa yang akan mengikuti. Itu dimeteraikan saat dikirim dan meterai itu adalah meterai dari pemiliknya. Meterai itu berkata: “Ini milik si ini itu. Namanya, tanda tangannya di atasnya; ini adalah miliknya. Saudara tidak boleh mengganggu itu, itu bukan milik saudara, itu adalah miliknya. Ini dimeteraikan untuknya.” Roh Kudus dikatakan sebagai Meterai, menyatakan bahwa kita adalah milik Tuhan. Tuhan telah membubuhkan Meterai di atas kita dengan memberikan kepada kita Roh Kudus. “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Jadi Roh di sini terlihat dalam dua fungsi-Nya atau makna-Nya: Ia adalah Jaminan, atau Jaminan dari segala yang akan terjadi; dan Ia adalah Meterai yang dengannya kita dijaminkan kepada semua itu. Dan kemudian saudara perhatikan, “sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah” – itu adalah aspek penebusan yang ada di masa depan. Itu bukanlah aspek yang di masa lalu, “kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia … bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas”, itu adalah awal dari penebusan; tetapi penebusan ini adalah apa yang dirujuk Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, penebusan lengkap seluruh ciptaan, dan yang termasuk diri kita sendiri, penebusan penuh segala sesuatu. Yang telah dibeli, yang telah dimeteraikan, yang telah ditandakan di dalam Roh Kudus – makna yang luar biasa dari karunia Roh.

Karunia Roh kemudian, adalah autentikasi Menjadi Anak. “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita” autentikasi Menjadi Anak, meterai dan jaminan dari semua yang diartikan dari Menjadi Anak itu, seperti yang dikatakan Yohanes, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah … sekarang kita adalah anak-anak Allah” Tetapi, “belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Bagian apa yang lebih baik dan lebih besar yang diinginkan siapa pun selain itu! Roh yang diberikan adalah jaminan dari itu – Roh Menjadi Anak. Roh yang diberikan adalah meterai dari itu. Sekarang, tepat di samping itu kita memiliki nasehat dan perintah ini, “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”, perwujudan penuh dari apa yang diberikan kepada saudara dalam tanda ketika saudara percaya.

“Jangan Mendukakan Roh Kudus”

Ada dua hal yang sangat jelas muncul dalam setiap pertimbangan tentang Roh Kudus. Yang pertama adalah bahwa tidak ada yang mungkin terlepas dari dan tanpa Roh Kudus. Hal itu dibuat sangat jelas dan tidak salah lagi. Tuhan Yesus sendiri membuat hal itu jelas; tidak ada yang mungkin sampai Roh itu datang dan tidak akan mengizinkan upaya apa pun bahkan setelah kebangkitan-Nya, sampai mereka telah menerima Roh Kudus. Semuanya, semuanya bergantung pada Roh Kudus. Ia telah mengambil alih, memang Ia telah selalu bertanggung jawab sejak penciptaan, tetapi dengan cara yang baru pada Hari Pentakosta Ia mengambil alih. Ia mengambil alih tugas untuk memberitakan Injil di seluruh ciptaan. Ia mengambil alih segalanya pada hari itu, dan Ia sepenuhnya dan sendirian bertanggung jawab atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa tanpa Roh Kudus.

Dan hal lainnya adalah Roh Kudus selalu positif dalam sikap-Nya, dalam pikiran-Nya, dalam maksud dan tujuan-Nya. Artinya, Ia adalah apa yang kita sebut “Roh yang Berjalan”, kita meminjam kata itu dari Yehezkiel, “berjalannya” roda dan kerub, sebab Roh ada di dalam mereka: berjalan. Roh Kudus, dalam watak-Nya itu sendiri, adalah Roh yang berjalan, yang berenergi, yang bergerak. Dan tidak ada yang lebih fatal daripada bahwa Roh harus berhenti berjalan dalam kehidupan apa pun, di tempat apa pun, di mana pun. Ketika Roh berhenti berjalan, maka tidak ada lagi yang bisa terjadi, hanya tidak ada lagi sama sekali. Ini hanyalah ketika Roh berjalan maka akan ada apa pun. Oleh karena itu, “Jangan mendukakan Roh, Roh Kudus”; itu bisa dikatakan dengan cara lain: Jangan menahan berjalannya Roh. Jangan biarkan apa pun untuk muncul atau masuk yang akan menghalangi gerakan Roh. Jangan biarkan Roh, bagaimana pun juga atau dengan cara apa pun, untuk dihalangi. Ia adalah Roh yang berjalan, dan ini adalah fatal jika Ia harus menetap.

Dan mendukakan Roh hanyalah merintangi Roh, menghalangi Roh, menahan Roh, menunda Roh. Itulah yang mereka lakukan di Padang Gurun. Dan seperti yang saudara ketahui dari Surat kepada Orang Ibrani, dikatakan, “Empat puluh tahun lamanya Aku berduka dengan angkatan itu … Aku berduka …” – Roh yang selalu menjadi Roh yang berjalan. Ada suatu masa ketika mereka dapat berkata, “Kami sedang berjalan menuju Negeri yang telah Tuhan berikan kepada kami”, tetapi mereka mendukakan Roh Kudus-Nya, dikatakan. “Aku berduka akan bangsa itu selama empat puluh tahun.” Hasilnya? Roh tidak bisa berjalan terus, dan maut datang masuk, seperti yang saudara ketahui … hanya mendukakan Roh.

Kita tidak punya waktu pagi ini, teman-teman terkasih, untuk mencoba menunjukkan bagaimana Roh Kudus didukakan. Kita hanya dapat memperingatkan diri kita sendiri tentang kemungkinan itu dan mencamkan perintahnya: “Jangan mendukakan …” tetapi jika saya mencoba untuk mencakup ini dalam satu cara, saya akan mengatakannya seperti ini. Mendukakan Roh Kudus hanyalah mengizinkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kodrat dan tujuan Roh Kudus. Jika kita hanya akan memperhitungkan kodrat-Nya, dan fungsi-Nya, kita seharusnya segera melihat apa arti mendukakan Roh Kudus itu.

Pertama-tama,

Ia adalah Roh Kudus.

Dan untuk mendukakan Dia berarti untuk mengizinkan, atau bertahan dalam, beberapa ketidak-kudusan, beberapa jalan yang tidak suci, beberapa hal yang tidak suci, di dalam hidup kita, di dalam rumah kita, di dalam bisnis kita, di mana saja. Sesuatu yang telah menjadi tanggung jawab kita, di mana, jika kita hanya menerapkan diri kita dengan ketekunan, kita bisa membuat perbedaan. Sesuatu yang tidak suci. Segala ketidak-kudusan mendukakan Roh Kudus – apa yang bertentangan dengan kodrat-Nya itu sendiri.

Ia adalah Roh Kebenaran.

Di mana pun ada yang tidak benar, yang tidak benar, yang salah, yang bohong, yang dibesar-besarkan … segala bentuk ketidak-benaran … di mana pun ada yang seperti itu, itu bertentangan dengan kodrat-Nya dan itu mendukakan Dia. Apa pun yang tidak benar akan mendukakan Dia, dan Ia akan berhenti dan berkata, “Aku tidak bisa melanjutkan, Aku tidak bisa melanjutkan.”

Ia adalah Roh Persatuan.

Hal itu telah disentuh pada pagi hari ini, dan akan disentuh dengan lebih lengkap lagi nantinya, Roh persatuan dalam surat yang telah kita baca ini. Ada pepatah, “Berusahalah memelihara kesatuan Roh, memelihara kesatuan.” Berusahalah memelihara kesatuan Roh! Tampaknya banyak orang yang berusaha untuk memecahkannya, untuk merusaknya. Berusahalah memeliharanya! Apakah saudara yakin saudara melakukan itu? Berusaha memelihara? Tidak mencari, atau mengambil hal-hal yang membagi dan menjadikannya banyak; di mana saudara tidak setuju. Mengapa tidak bersikap positif dan berkonsentrasi pada dasar kesatuan dan memperbesarnya? Dan jadi kita akan mengatasi yang lain. Ia adalah Roh persatuan. Kesatuan Roh … dan di mana ada perpecahan dan pembagian, Ia didukakan. Dan tandailah, Ia akan mengatakan, “Aku tidak bisa melanjutkan. Aku dihentikan. Aku ditahan.” Ia harus memiliki apa yang menjawab kepada kodrat-Nya itu sendiri.

Ia ada di sini di dalam surat ini, disebut

Roh Wahyu

Penerangan. Jika Roh Kudus menunjukkan sesuatu, memberikan beberapa terang, memberikan beberapa kebenaran, memberikan beberapa pengetahuan, dan saudara dan saya tidak menerapkan diri kita padanya, untuk mematuhinya, dan untuk berjalan di dalamnya, Roh didukakan; Roh Wahyu. Dan Ia akan berkata, “Aku tidak bisa memberi lagi. Aku harus berhenti memberi; tidak ada lagi sampai apa yang telah Aku berikan telah dipatuhi.” Ia didukakan di mana Ia telah memberikan terang dan terang itu tidak dipatuhi.

Ia adalah Roh Kasih Karunia

Saya ingin memperbesar kata itu, sebab kata itu berartikan begini – Ia adalah Roh kemurahan hati. Ini benar kepada Firman. Sebab, bagaimana pun juga, bukankah kasih karunia Allah adalah kemurahan hati-Nya? Bagaimana kita kekurangan kemurahan hati, bukan? Betapa murah hati Roh itu! Semua unsur panjang bersabar itu, dan kesabaran, dan ketabahan … berapa banyak kita berutang kepada Roh kasih karunia! Saudara saudari, kita akan mengungkapkan berapa banyak Roh yang sebenarnya ada di dalam kita melalui kemurahan hati kita.

Jangan salah, hidup yang dihiasi dan diatur oleh Roh Kudus, akan menjadi hidup yang penuh kasih; sabar, tabah, panjang sabar, baik hati, dan sopan. Dan sopan … saudara tahu, itu adalah kata Perjanjian Baru, itu bukan hanya sebuah kata di dalam buku etiket, itu adalah sebuah kata dalam Perjanjian Baru. Bersikaplah sopan! Ini adalah sebuah aspek kemurahan hati, bersikap sopan. Saudara harus memikirkan apa artinya itu. Ya, ada hal-hal seperti sopan santun Roh Kudus, selera yang baik, kebugaran dalam perilaku dan sikap. Ia adalah Roh kasih karunia dan di mana tidak ada kemurahan hati atau hal-hal ini yang dimaksudkan dengan ‘kasih karunia’, Ia didukakan. Ia didukakan! Jika saudara dan saya menjadi tidak murah hati, tidak sopan, kasar, Roh didukakan. Saudara mungkin memiliki gagasan yang sangat besar dan tinggi tentang apa artinya untuk dibaptis dengan Roh Kudus, tetapi itu artinya, itu artinya! Ini mungkin berarti kekuasaan dalam pelayanan; ini mungkin dalam kemampuan memberikan pesan-pesan, ini mungkin dalam banyak cara-cara umum ini, tetapi ini saudara harus memperhatikan, tetapi tidak mengabaikan yang lain. Dan yang lainnya adalah ini: perhatian yang baik, dan kesopanan. Mereka adalah tanda-tanda Roh Kudus dan di mana mereka kekurangan, Ia didukakan.

Ia adalah Roh Kelemahlembutan.

Kelemahlembutan … jika kita menginginkan kata lain untuk “kelemahlembutan”, kita bisa menggunakan kata “kehancuran”, karena tidak ada kelemahlembutan tanpa kehancuran. Dalam kehancuran itulah bahwa harga diri kita surut. Melalui kehancuranlah bahwa kesombongan dan keangkuhan kita serta harga diri kita tenggelam ke dalam pasir. Dalam kehancuranlah bahwa kelemahlembutan terungkapkan. Saudara mungkin sangat pintar, saudara mungkin sangat mampu dalam banyak hal, tetapi tanda Roh tidak diragukan lagi adalah dalam kelemahlembutan kehancuran. Apakah saudara telah benar-benar dihancurkan oleh Salib, benar-benar dipatahkan oleh Salib? Apakah saudara seorang yang hancur rohnya? Apakah ada kehancuran mendasar di dalam diri saudara sebagai saudara atau saudari di dalam Kristus? Benar-benar? Sebuah kehancuran?

Ingat: tidak ada Pentakosta sampai ada Kalvari. Tidak ada Roh Kudus sampai ada Salib, dan jika Salib berbicara tentang satu hal, Salib berbicara tentang kehancuran, bukan? Ia hancur! Ia hancur! Orang-orang Perjanjian Baru ini adalah orang-orang yang dihancurkan, bejana-bejana yang pecah dan kelemahlembutan menghiasi mereka karena itu. Dan Roh adalah Roh kelemahlembutan. Petrus berbicara tentang dihiasi dengan roh yang lemah lembut dan tenteram. Nah, jadi kita bisa melanjutkan, tapi ini cukup, tentunya, untuk menunjukkan bahwa mendukakan Roh hanyalah untuk bertentangan dengan Siapa Dia itu dalam diri-Nya sendiri, dan dengan melakukan itu, meletakkan sesuatu di jalan-Nya sehingga Ia tidak bisa melanjutkan.

Janganlah mendukakan Roh Kudus Allah, yang dengannya saudara dimeteraikan kepada semua yang diartikan dari Menjadi Anak itu. Dan Menjadi Anak berarti semua ini yang telah saya sebutkan dalam perkembangan penuhnya. Menjadi Anak terdengar seperti kata yang teknis, saya tahu, dan sebuah kata yang sangat teologis, tetapi jika saudara memikirkannya, bagaimana pun juga, ini hanyalah Kristus dalam kepenuhan-Nya. Dan ciptaan yang akan datang ini, ketika ditebus dari belenggu korupsi, dengan demikian harus diisi dengan mengesampingkan segala yang lain, dipenuhi dengan apa Kristus itu, direproduksi oleh Roh Kudus di dalam diri saudara dan diri saya. Itulah Menjadi Anak.

Semoga kita tidak menghalangi jalan Roh Kudus, mendukakan Dia. Berilah Dia jalan, jalan yang jelas, jalan yang penuh, untuk tinggal di dalam kita secara individu, dan di dalam kita bersama. Roh yang “berjalan” – selalu berjalan.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.