Austin-Sparks.net

Surat-Surat Petrus

oleh T. Austin-Sparks

Bab 4 – Kekuatan Allah Karena Iman

Bacaan: 1 Petrus 1:3-9.

Perwujudan Kekuatan Allah dalam Dispensasi Lama

Ungkapan yang secara khususnya membuat saya terkesan, adalah yang terdapatkan dalam ayat kelima – “dalam kekuatan Allah karena iman.” Itu, dengan sendirinya, menandai perubahan yang sangat besar. Di dalam dispensasi lama, zaman Perjanjian Lama, kekuatan Allah diwujudkan atas dasar duniawi. Saudara hanya perlu melakukan hal-hal tertentu, dan kekuatan Allah diwujudkan, kekuatan Allah terlihat bekerja untuk kesejahteraan duniawi saudara, dan segala sesuatu dilihat dari sudut pandang itu. Jika seseorang makmur dalam bisnis, jika ada uang dan banyak uang, jika saudara berhasil dalam usaha apa pun, jika saudara menang dalam perang, itu semuanya adalah tanda kekuatan Allah yang bekerja atas nama saudara. Kekuatan Allah saat itu, hampir selalu dilihat melalui berkat dan kemakmuran duniawi yang datang kepada umat. Itu adalah konsepsi nasional dan itu adalah konsepsi individu sehingga kekuatan Allah bagi mereka pada masa itu hanyalah masalah, nah, saudara menginginkan sesuatu dan saudara memintanya kepada Allah, dan jika saudara tidak melanggar hukum Allah, saudara mendapatkannya. Dan begitulah, hari demi hari, sesuatu yang sangat nyata, sesuatu yang sangat wujud di sini dalam kehidupan ini.

Perwujudan Kekuatan Allah dalam Dispensasi Baru

Sekarang apa yang Petrus katakan dengan jelas di dalam seluruh surat ini adalah bahwa ini tidak seperti itu sekarang. Mungkin saja dari waktu ke waktu Tuhan memberkati saudara dalam cara-cara duniawi, membantu saudara dalam kesulitan-kesulitan duniawi, menyediakan bagi saudara dalam kebutuhan duniawi dan mengeluarkan saudara dari masalah. Tapi itu bukanlah yang normal. Lebih sering Ia tidak melakukannya. Jika Ia melakukannya sekali, sembilan dari sepuluh kali Ia tidak melakukannya. “Pencobaan imanmu”, “harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan”, ujian … seluruh surat itu menekankan hal ini, dan berkata, “Tidak, dispensasinya telah berubah, dan kamu tidak bisa lagi menafsirkan kekuatan Allah dalam hal pembebasan dan kemakmuran duniawi.” Petrus mungkin secara ajaib dibebaskan dari penjara, dan ada ciri-ciri dan tanda-tanda lain, bahkan di zaman para rasul, tetapi itu bukanlah yang normal, mereka sungguh pengecualian. Jika saudara perhatikan, saudara akan melihat bahwa jika ia dibebaskan dari penjara sekali, ia ditinggalkan di dalam penjara berkali-kali. Jika dilakukan pada satu kesempatan, ada banyak sekali kejadian serupa di mana tidak ada campur tangan dari Allah. Mungkin ada penyembuhan, tetapi Trofimus akan ditinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus (2 Timotius 4:20), dan Paulus akan ditinggalkan di dalam penjara, dan tidak akan selalu ada intervensi ajaib sebagai kehidupan normal. Dispensasinya telah berubah.

Namun rasul berkata bahwa itu tidak berarti bahwa kekuatan Allah berbeda atau berkurang. Kekuatan Allah sedang diwujudkan dengan cara lain dalam dispensasi ini, cara yang pada dasarnya rohani, dan ini terutamanya berkaitan dengan satu hal. Ini tidak berkaitan dengan berkat-berkat duniawi umat Tuhan dalam dispensasi ini. Ini tidak terutamanya berkaitan dengan hal-hal yang selalu kita minta dan dambakan dan harapkan, tetapi yang, saya pikir kita harus setuju, sembilan puluh sembilan kali dari seratus kita tidak diberikan, kita ditolak, mereka ditolakkan dari kita, dan terkadang muncul pertanyaannya: “Bagaimana dengan kekuatan Allah, di manakah kekuatan Allah?” Dan kita merasa bahwa situasi seperti itu adalah kontradiksi dengan kekuatan Allah; pasti ada yang salah. Kita dibiarkan melaluinya, bukannya diselamatkan. Pasti ada yang salah, kekuatan Allah tidak diwujudkan. Kita mungkin memiliki mentalitas Perjanjian Lama. Ini bukanlah pengajaran yang menyenangkan, ini sulit, tetapi itulah inti dari surat ini. Surat ini adalah untuk membantu orang-orang dalam kesulitan seperti itu.

Kekuatan Allah dan Keselamatan Jiwa

Sekarang, apa titik fokus dari kekuatan Allah dalam dispensasi ini? “Kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.” Apa itu? “Mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” Keselamatan jiwa adalah titik konsentrasi kekuatan Ilahi. Ketika kita berbicara tentang keselamatan jiwa, atau jiwa-jiwa, kita hampir seluruhnya membatasinya pada pengampunan dan diselamatkan dari neraka dan penghakiman. Tetapi di sini keselamatan jiwa adalah yang terutama, akhir, tujuan yang ada dalam pandangan. Kekuatan Allah karena iman – tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Lalu, apa yang disibukkan oleh kekuatan Allah? Membawa jiwa kita ke dalam alam lain, posisi lain. Di alam jiwa itulah dosa masuk dan membuat kekacauan iblis di dalam ras. Jiwa menginginkan, jiwa bernafsu, jiwa berpikir, dan jiwa memutuskan, dan iblis mendapatkan pembeliannya dan menangkap jiwa, sehingga semua pemikiran dan keinginan dan kehendak manusia secara alami, digerakkan atas dasar kepentingan pribadi. Penyelamatan jiwa adalah kebalikan dari apa yang iblis lakukan dalam menangkap jiwa dan membawa segala pemikiran, segala keinginan, dan segala kehendak ke dalam hubungan lain selain dengan diri dan iblis – ke dalam hubungan dengan Allah dan ke dalam hubungan dengan hal-hal sorgawi. Ini adalah mendapatkan jiwa kita di bawah pemerintahan Allah yang mutlak, bukan pemerintahan iblis. Ini adalah masalah jiwa, dan ini adalah proses kehidupan, dan tujuan iman kita adalah keselamatan jiwa kita, tetapi kekuatan sepanjang waktu dipusatkan pada satu hal ini – keselamatan jiwa kita oleh iman.

Sekarang, ini tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa seribu kali seminggu pertanyaan itu muncul bagi kita. Allah tidak melakukan apa yang Ia lakukan di masa Perjanjian Lama ketika saudara menginginkan atau mengharapkan Dia untuk campur tangan, membebaskan, mengubah keadaan, atau memberi saudara meterai persetujuan-Nya dengan menjadi makmur dalam hal-hal duniawi. Pasti sangat mengejutkan bagi orang-orang bangsa Yahudi untuk diberitahu bahwa seorang laki-laki kaya dan beragama tidak memiliki lebih banyak kesempatan untuk Kerajaan Allah daripada pengemis miskin yang duduk di pintu gerbang dengan seekor anjing yang menjilati lukanya; bahwa laki-laki malang ini memiliki kesempatan yang sama baiknya, mungkin lebih baik, daripada yang lain itu – itu semua adalah tanda ketidak-setujuan Allah. Laki-laki ini dengan segala kekayaannya – “itu adalah tanda berkat Allah” – begitulah cara mereka menilai. Tuhan Yesus berkata, “Tidak, di dalam dispensasi baru ini, itu bukanlah standarnya sama sekali.” Itu revolusioner; itu mengejutkan; dan hal-hal lain yang Ia katakan seperti itu. Mereka percaya bahwa apa pun di jalan berkat duniawi adalah tanda perkenanan Allah, dan oleh karena itu kekuatan Allah atas nama mereka.

Jika ada yang salah, itu adalah tanda ketidak-senangan Allah. Itulah seluruh argumennya dari kitab Ayub. Allah menilai dari sudut pandang lain. Saudara mungkin mengalami banyak kesulitan, Tuhan mungkin tampaknya meninggalkan saudara, namun itu mungkin lebih merupakan tanda kehadiran dan kekuatan Allah untuk mendapatkan jiwa saudara ke dalam suatu posisi, daripada jika saudara memiliki semua kemakmuran dan tidak pernah mengalami pencobaan iman seperti ini. Itu bisa dikatakan dengan kata lain, tetapi ini adalah sesuatu yang harus dihadapi.

Tuhan tidak hanya datang masuk dan mencegah hal-hal terjadi, dan Ia tidak hanya datang masuk dan membebaskan dari hal-hal yang telah terjadi. Kadang-kadang ini sangat tergantung pada apakah ada prinsip-prinsip rohani yang terlibat, apakah jiwa kita dipertaruhkan atas masalah ini. Ketika Ia mendapatkan jiwa kita di tempat yang tepat, Ia dapat melakukan banyak hal, tetapi jika kita akan membangun diatasnya, membangun keselamatan kita di atas apa yang Allah lakukan di dunia ini bagi kita, ini terlalu berbahaya bagi Tuhan. Kekuatan-Nya lebih berkaitan dengan menyelamatkan jiwa kita daripada dengan membuat kesejahteraan duniawi kita mapan, dan itu adalah bidang yang luas; itu mencakup banyak dasar. Tapi itulah isi surat ini, seperti yang saya lihat.

“Kekuatan Allah karena iman. ” “Tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu,” dan dari awal sampai akhir: pencobaan, pencobaan iman saudara.

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.